Astemizol


Astemizole

 

1-(p-Fluorobenzil)-2-[[1-(p-metoksifenetil)-4-piperidil]amino]-benzimidazol [68844-77-9]

C28H31FN4O                                             BM 458,58

 

Astemizol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0%, C28H31FN4O, dihitung terhadap kering.

 

Pemerian Serbuk putih atau hampir putih.

 

Kelarutan  Praktis tidak larut dalam air, mudah larut dalam metilen klorida dan dalam metanol, larut dalam etanol.

 

Baku pembanding Astemizol BPFI; lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 105° selama 4 jam sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat.

 

Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang  yang sama seperti pada Astemizol  BPFI.

 

Jarak lebur <1021> Antara 175° dan 178°.

 

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 105° selama 4 jam.

 

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.

 

Logam berat <371>Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.

 

Cemaran organik Tidak lebih dari 0,25% untuk masing-masing cemaran dan tidak lebih dari 0,5% untuk cemaran total. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan A Buat larutan dalam air yang mengandung 17 g tetrabutilamonium hidrogen sulfat P per liter, saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan B Gunakan asetonitril P, saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan A dan Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi.

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah Astemizol BPFI, larutkan dalam metanol P, encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan metanol P hingga kadar lebih kurang 25 mg per mL.

    Larutan resolusi Timbang saksama sejumlah Astemizol BPFI dan ketokonazol, larutkan dalam metanol P, encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan metanol P hingga kadar berturut-turut  lebih kurang 25 dan 250 mg per mL.

    Larutan uji Timbang saksama sejumlah lebih kurang 100 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur 10-mL, larutkan dan encerkan dengan metanol P sampai tanda.

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 278 nm dan kolom 4,6 mm x 10 cm berisi bahan pengisi L1 yang dideaktivasi dengan basa dengan ukuran partikel 3 mm. Laju alir lebih kurang 1 mL per menit. Buat keseimbangan sistem dengan asetonitril P dan kemudian dengan 95% Larutan A dan 5% Larutan B, pertahankan komposisi ini selama 5 menit sebelum penyuntikan. Setelah penyuntikan lakukan perubahan komposisi secara berangsur menjadi 80% Larutan A dan 20% Larutan B dalam waktu 15 menit dan pertahankan komposisi ini selama 3 menit. Bilas kolom dengan 100% Larutan B selama 5 menit, kemudian buat keseimbangan sistem ke komposisi awal selama 5 menit sebelum penyuntikan berikutnya. Lakukan kromatografi terhadap Larutan resolusi, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak astemizol dan ketokonazol tidak kurang dari 1,5. 

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 10 mL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur seluruh respons puncak. Hitung persentase masing-masing cemaran dengan  rumus:

ri adalah respons puncak masing-masing cemaran; rs adalah respons puncak Larutan baku.

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Fase gerak Buat campuran metanol P-amonium asetat 0,13 M-asetonitril P-dietilamina P (470:300:230:1), atur pH hingga 7,5 dengan asam asetat glasial P. Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah Astemizol BPFI, larutkan dalam Fase gerak, encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang 1,0 mg per mL.

    Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur 50-mL,  larutkan dan encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.  

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 2 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: efisiensi kolom tidak kurang dari 4000 lempeng teoritis, faktor ikutan tidak lebih dari 1,8 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,5%. 

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 10 mL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama.  Hitung jumlah dalam mg astemizol,  C28H31FN4O, dalam zat uji dengan rumus:

C adalah kadar Astemizol  BPFI dalam mg per mL Larutan baku; rU dan rs berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.