Eter


Ether

 

 

Etil eter [60-29-7]

C4H10O                                                         BM 74,12

 

Eter mengandung tidak kurang dari 96,0% dan tidak lebih dari 98,0% C4H10O. Selebihnya terdiri dari etanol dan air.

    [Perhatian Eter sangat mudah menguap dan terbakar. Uapnya dapat meledak jika bercampur dengan udara dan nyala api.]

    [Catatan Eter untuk anestesi harus disimpan dalam wadah tertutup rapat dengan kapasitas tidak lebih dari 3 kg, dan tidak boleh digunakan untuk anestesi apabila telah dipindahkan dari wadah aslinya lebih dari 24 jam. Eter untuk anestesi jika dikemas dalam wadah lebih besar, untuk pengemasan kembali seperti di atas, harus memenuhi syarat uji seperti tertera pada Farmakope.]

 

Pemerian Cairan mudah bergerak, mudah menguap, tak berwarna; berbau khas. Teroksidasi perlahan-lahan oleh udara dan cahaya dengan membentuk peroksida. Mendidih pada suhu lebih kurang 35°.

 

Kelarutan Larut dalam air; dapat bercampur dengan etanol, dengan benzen, dengan kloroform, dengan heksana, dengan minyak lemak dan dengan minyak menguap.

 

Keasaman Tidak lebih dari 0,003% sebagai CH3COOH; lakukan penetapan sebagai berikut: Ke dalam 10 mL air dalam labu bertutup kaca, tambahkan 0,10 mL biru bromotimol LP dan natrium hidroksida 0,010 N hingga warna biru tetap bertahan setelah dikocok kuat. Tambahkan 25 mL eter, kocok cepat untuk mencampur kedua lapisan. Jika warna biru hilang, titrasi dengan natrium hidroksida 0,010 N hingga warna biru kembali dan tetap bertahan beberapa menit: dibutuhkan tidak lebih dari 0,80 mL natrium hidroksida 0,010 N. [Catatan Hindarkan kontaminasi karbon dioksida pada waktu menambahkan eter dan titrasi.]

Bobot jenis <981> Antara 0,713 dan 0,716 (menunjukkan 96,0% hingga 98,0% C4H10O).

 

Air <1031> Metode I Tidak boleh lebih dari 0,5%, kecuali jika pada penandaan dinyatakan untuk anestesi, tidak lebih dari 0,2%.

 

Sisa tidak menguap Tidak lebih dari 1 mg (0,003%); lakukan penetapan sebagai berikut: biarkan menguap 50 mL zat dalam cawan penguap yang telah ditara, dan keringkan pada suhu 105° selama 1 jam.

 

Bau asing Biarkan menguap 10 mL zat dalam cawan penguap bersih dan kering hingga volume lebih kurang 1 mL: tidak ada bau asing yang jelas. Tuangkan sisa ke atas sepotong kertas saring yang bersih dan tidak berbau: tidak ada bau asing yang jelas dari penguapan sisa akhir eter pada kertas.

 

Aldehida Masukan 20 mL zat ke dalam gelas ukur bersumbat kaca, tambahkan 7 mL campuran 1 mL Pereaksi Nessler dan 17 mL larutan natrium klorida P jenuh. Tutup dan kocok kuat selama 10 detik, diamkan selama 1 menit: lapisan air tidak keruh.

 

Peroksida Tidak lebih dari 0,3 bpj.

Larutan titanium tetraklorida Dinginkan secara terpisah dalam gelas piala kecil di dalam tangas es, 10 mL asam klorida 6 N dan 10 mL titanium tetraklorida P ke dalam asam yang dingin. Biarkan campuran pada suhu tangas es hingga seluruh padatan kuning melarut, encerkan dengan asam klorida 6 N hingga 1000 mL, campur.

Larutan baku peroksida Pipet 25 mL hidrogen peroksida P ke dalam labu tentukur 1000-mL, encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 15 mL larutan ini ke dalam labu tentukur 1000-mL, encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 15 mL larutan ini ke dalam labu tentukur 1000-mL encerkan dengan air sampai tanda. Tiap mL mengandung 0,011 mg H2O2.

Prosedur Pipet 50 mL zat ke dalam corong pisah, tambahkan 5,0 mL Larutan titanium tetraklorida. Kocok kuat, biarkan lapisan memisah dan alirkan lapisan bawah ke dalam gelas ukur bersumbat kaca 25 mL. Encerkan dengan air sampai 10,0 mL, kocok. Warna kuning yang terjadi tidak lebih kuat dari warna larutan yang dibuat dengan mencampurkan 5,0 mL Larutan titanium tetraklorida dan 1,0 mL Larutan baku peroksida ke dalam gelas ukur bersumbat kaca 25 mL dan diencerkan dengan air sampai 10,0 mL, jika diukur menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 410 nm.

 

Hidrokarbon dengan suhu didih rendah Tidak lebih dari 0,2%; lakukan penetapan dengan cara Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi <931>.Larutan baku Pindahkan lebih kurang 50 mL etil eter anhidrat P yang telah bebas hidrokarbon, seperti tertera pada Prosedur, ke dalam labu tentukur 100-mL. Tambahkan 0,20 mL pentana P, encerkan dengan etil eter anhidrat P sampai tanda.

Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (1 µL) Larutan baku dan eter ke dalam kromatograf yang dilengkapi dengan detektor ionisasi nyala dan kolom baja tahan karat 3,7 m x 2 mm berisi bahan pengisi 30% fase diam G22 pada partikel penyangga S1C 30 - 60 mesh. Pertahankan suhu injektor, kolom dan detektor berturut-turut pada suhu 230°, 80°, dan  250°. Gunakan nitrogen P sebagai gas pembawa dengan laju alir lebih kurang 30 mL per menit. Tentukan jumlah luas puncak hidrokarbon yang terdapat dalam eter (waktu retensi isopentana, pentana dan 2-metilpentana berturut-turut adalah 2,3; 2,7 dan 4,3 menit). Jumlah luas puncak hidrokarbon tidak melebihi luas puncak pentana dari Larutan baku.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya, diisi sebagian; pada suhu tidak lebih dari 30°; jauh dari api.