Injeksi Fenitoin Natrium


Phenytoin Sodium Injection

 

Injeksi Fenitoin Natrium adalah larutan steril fenitoin natrium dengan propilen glikol dan etanol dalam air untuk injeksi, mengandung fenitoin natrium, C15H11N2NaO2, tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.

[Catatan Injeksi jangan digunakan jika keruh dan terbentuk endapan].

 

Baku pembanding Fenitoin BPFI; Tidak boleh dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya. Endotoksin BPFI [Catatan Bersifat pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi semua isi, simpan larutan dalam lemari pendingin dan gunakan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dalam lemari pembeku

 

Identifikasi

    A. Pipet sejumlah volume injeksi, setara dengan lebih kurang 250 mg fenitoin natrium ke dalam corong pisah yang berisi 25 mL air. Ekstraksi berturut-turut dengan 50-mL, 30-mL dan 30-mL etil asetat P. Bilas ekstrak dua kali, tiap kali dengan 20-mL larutan natrium asetat P (1 dalam 100). Uapkan gabungan ekstrak etil asetat dan keringkan residu pada suhu 105° sampai bobot tetap. Spektrum serapan inframerah residu yang didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Fenitoin BPFI.

    B. Menunjukan reaksi Natrium seperti tertera pada Uji Nyala <291>.

 

Endotoksin bakteri <201> Mengandung tidak lebih dari 0,3 unit Endotoksin FI per mg Fenitoin natrium.

 

pH <1071> Antara 10,0 dan 12,3.

 

Etanol dan Propilenglikol Etanol tidak kurang dari 9,0% dan tidak lebih dari 11,0%; Propilen glikol tidak kurang dari 37,0% dan tidak lebih dari 43,0%. Lakukan penetapan dengan Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan baku internal Pipet 8 mL metanol P dan 20 mL etilen glikol P ke dalam labu tentukur 100-mL, encerkan dengan air sampai tanda, campur.

    Larutan etanol Pipet 6 mL  etanol mutlak P ke dalam labu tentukur 100-mL, encerkan dengan air sampai tanda, campur.

    Larutan propilen glikol Pipet 20 mL propilen glikol P ke dalam labu tentukur 100-mL, encerkan dengan air sampai tanda, campur.

    Larutan baku Pipet 10 mL masing-masing Larutan baku internal, Larutan etanol dan Larutan propilen glikol ke dalam labu tentukur 100-mL, encerkan dengan air sampai tanda, campur.

    Larutan uji Pipet 5 mL injeksi dan 10 mL Larutan baku internal ke dalam labu tentukur 100-mL, encerkan dengan air sampai tanda, campur.

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi dengan detektor ionisasi nyala dan kolom kaca 2,0 mm x 1,8 m yang berisi bahan pengisi S3 tersilinasi dengan ukuran partikel 50-80 mesh. Pertahankan suhu kolom pada 140° selama 3 menit, naikkan dengan kenaikan 6º per menit, hingga 190° pertahankan selama 6 menit. Fase gerak helium P dengan laju alir lebih kurang 40 mL per menit. Pertahankan suhu injektor dan detektor pada 200°. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku dengan lima kali penyuntikan dan rekam kromatogram: resolusi, R antara metanol dan etanol tidak kurang dari 2,0; resolusi, R antara puncak etilen glikol dan puncak propilen glikol tidak kurang dari 3,0 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 2 µL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Eluat berturut-turut metanol, etanol, etilen glikol dan propilen glikol. Waktu retensi relatif metanol dan etanol, berturut-turut lebih kurang 1,0 dan 2,2 sedangkan untuk etilen glikol dan  propilen glikol berturut-turut lebih kurang 1,0 dan 1,4. Hitung perbandingan respons relatif untuk puncak etanol terhadap puncak metanol dan puncak etilen glikol terhadap puncak propilen glikol. Hitung kadar etanol dalam persen, dengan rumus:

RU dan RS berturut-turut adalah perbandingan respon puncak etanol terhadap metanol dalam Larutan uji dan Larutan baku. Hitung kadar propilen glikol dalam persen, dengan rumus:

 

R’U dan R’S berturut-turut adalah perbandingan respons puncak propilen glikol terhadap etilen glikol dalam Larutan uji dan Larutan baku.

 

Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi volume kecil.

 

Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan kadar dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Fase gerak Buat campuran metanol P-air (55:45). Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah Fenitoin BPFI, larutkan  dan encerkan dengan Fase gerak, hingga kadar lebih kurang 230µg per mL.

    Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi setara dengan lebih kurang 250 mg fenitoin natrium, encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan Fase gerak hingga kadar fenitoin natrium lebih kurang 250 µg per mL.

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 254  nm dan kolom 3,9 mm x 25 cm yang berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1,5 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif puncak pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0% dan faktor ikutan puncak tidak lebih dari 2,0.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 µL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg fenitoin natrium, C15H11N2NaO2, per mL injeksi dengan rumus:

274,25 dan 252,27 berturut-turut adalah bobot molekul fenitoin natrium dan fenitoin; C adalah kadar Fenitoin BPFI dalam µg per mL Larutan baku; V adalah volume dalam mL injeksi yang digunakan; rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak fenitoin dari Larutan uji dan Larutan baku.

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal atau ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I, pada suhu ruang terkendali.