Amoksilin Natrium Untuk Injeksi


Tambahan Monografi
AMOKSILIN NATRIUM UNTUK INJEKSI
Amoxicillin Sodium for Injection

Amoksisilin Natrium untuk injeksi adalah bahan steril yang terdiri dari amoksisilin natrium dengan atau tanpa eksipien. Mengandung amoksisilin, C16H19N3O5S, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. 

Baku pembanding Amoksisilin natrium BPFI; tidak boleh dikeringkan, simpan dalam lemari pembeku, dalam wadah terlindung dari cahaya. Amoksisilin Trihidrat BPFI. Ampisilin Trihidrat BPFI. Sefadroksil BPFI. Endotoksin BPFI; [Catatan: Bersifat pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi]. Rekonstitusi seluruh isi, simpan larutan dalam lemari pendingin dan gunakan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dalam lemari pembeku.

Identifikasi

A. Spektrum serapan infra merah zat yang didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan Identifikasi maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama pada Amoksisilin Natrium BPFI.

Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada Identifikasi secara kromatografi lapis tipis <281>.

Fase gerak Campuran amonium asetat P (15,4 g dalam 100 mL, atur pH hingga 5,0 dengan penambahan asam asetat glasial P)-aseton P (90:10).  

Pengencer Larutkan 42 g natrium bikarbonat P dalam 1000 mL air.

Larutan baku A Timbang saksama sejumlah Amoksisilin Trihidrat BPFI, larutkan dan encerkan dengan Pengencer hingga kadar lebih kurang 2,5 mg per mL.

Larutan baku B Timbang saksama sejumlah Amoksisilin Trihidrat BPFI dan Ampisilin Trihidrat BPFI, larutkan dan encerkan dengan Pengencer hingga kadar masing-masing lebih kurang 2,5 mg per mL.

Larutan uji Timbang sejumlah zat, larutkan dalam sejumlah volume Pengencer hingga kadar setara lebih kurang 2,5 mg per mL amoksisilin.

Penampak bercak Gunakan uap iodum P.

Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 1 µL Larutan baku, Larutan kesesuaian sistem dan Larutan uji pada lempeng kromatografi GF 254. Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi berisi Fase gerak dan biarkan Fase gerak merambat hingga 15 cm di atas garis penotolan. Angkat lempeng, tandai batas rambat, biarkan lempeng kering di udara dan paparkan dengan uap iodum P hingga tampak bercak. Kromatogram Larutan kesesuaian sistem menunjukkan dua bercak yang terpisah dengan sempurna. Bercak utama yang diperoleh dari Larutan uji mempunyai nilai Rf, warna, dan ukuran yang sama dengan bercak utama yang diperoleh dari Larutan baku.

C. Menunjukkan reaksi Natrium cara B seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.

pH <1071> Antara 8,0 dan 10,0; lakukan penetapan menggunakan larutan zat (10 dalam 100).

Air <1031> Metode Ia Tidak lebih dari 4,0%; lakukan penetapan menggunakan 0,3 g zat.

Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 2,5 unit Endotoksin FI per mL larutan yang mengandung 10 mg per mL amoksisilin.

Cemaran organik Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

Dapar Ke dalam 250 mL kalium dihidrogen fosfat P 0,2 M, tambahkan natrium hidroksida 2 N, atur pH hingga 5,0, encerkan dengan air sampai 1000 mL.

Larutan A Campuran Dapar-asetonitril P (99:1), saring dan awaudarakan.

Larutan B Campuran Dapar-asetonitril P (80:20), saring dan awaudarakan.

Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan A dan Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi.

Larutan kesesuaian sistem 1 Timbang saksama 0,2 g Amoksisilin Trihidrat BPFI, tambahkan 1 mL air, kocok, tambahkan beberapa tetes natrium hidroksida P hingga pH 8,5. Diamkan larutan pada suhu ruang selama 4 jam. Pipet 0,5 mL larutan, encerkan dengan Larutan A sampai 50 mL.

Larutan kesesuaian sistem 2 Timbang saksama sejumlah Sefadroksil BPFI dan Amoksisilin Trihidrat BPFI, larutkan dan encerkan dengan Larutan A hingga kadar berturut-turut lebih kurang 4 µg per mL dan 30 µg per mL.

Larutan uji Timbang sejumlah zat setara dengan 0,15 g amoksisilin, tambahkan 80 mL Larutan A, kocok selama 15 menit. Sonikasi selama 1 menit, encerkan dengan Larutan A sampai 100 mL, campur, saring.

Larutan pembanding Pipet 1 mL Larutan uji, masukkan ke dalam labu tentukur 100-mL, encerkan dengan Larutan A sampai 100 mL.

Larutan blangko Gunakan Larutan A.

Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 4,6 mm x 25 cm yang berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 5µm. Laju alir lebih kurang 1 mL per menit. Kromatograf diprogram sebagai berikut. 

Periode 

Waktu

Larutan A  

Larutan B

Keterangan

1

0 - tR amoksisilin 

92

8

Isokratik

2

Periode 1 + 25 menit 

92 à 1

8à100

Gradien

3

Periode 2 + 15 menit  

0

100

Isokratik

4

Periode 3 + 15 menit

92

8

Isokratik

 

Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem 1, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: puncak amoksisilin diketopiperazin, amoksisilin dimer, dan amoksisilin trimer terelusi setelah puncak utama dengan waktu retensi relatif terhadap puncak utama berturut-turut 3,4; 4,1; dan 4,5. Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem 2, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak amoksisilin dan sefadroksil tidak kurang dari 2,0.

Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 50 L) Larutan blangko, Larutan uji dan Larutan pembanding ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur seluruh respons puncak. Hitung persentase masing- masing cemaran dalam zat. Masing-masing cemaran dan total cemaran tidak lebih dari batas seperti yang tertera pada Tabel.

Tabel

Nama

Batas

Amoksisilin dimer

Tidak lebih dari 3 kali respons puncak utama Larutan pembanding (3%)                      

Cemaran lain tidak spesifik

Respons puncak lain selain puncak utama tidak lebih dari 2 kali respons puncak utama Larutan pembanding (2%)          

Total cemaran

Tidak lebih dari 9 kali respons puncak utama Larutan pembanding (9%)                       

 Abaikan cemaran dengan puncak kurang dari 0,1 kali respons puncak utama Larutan pembanding (0,1%).

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

Larutan dapar persediaan Timbang sejumlah kalium dihidrogen fosfat P, larutkan dan encerkan dengan air hingga kadar 0,2 M.

Dapar Pipet 25 mL Larutan dapar persediaan, atur pH hingga 5,0 dengan penambahan natrium hidroksida 2 M, encerkan dengan air sampai 100 mL.

Larutan A Campuran Dapar-asetonitril P (99:1), saring dan awaudarakan.

Larutan B Campuran Dapar-asetonitril P (80:20), saring dan awaudarakan.

Fase gerak Campuran Larutan A-Larutan B (92:8). Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.

Larutan baku Timbang saksama sejumlah Amoksisilin Trihidrat BPFI, larutkan dan encerkan dengan Larutan A hingga kadar lebih kurang 0,7 mg per mL.

Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah Sefadroksil BPFI dan Amoksisilin BPFI, larutkan dan encerkan dengan Larutan A hingga kadar berturut-turut lebih kurang 4 µg per mL dan 30 µg per mL.

Larutan uji Timbang saksama isi tidak kurang dari 10 wadah, hitung bobot rata-rata. Timbang saksama serbuk amoksisilin natrium untuk injeksi setara dengan 60 mg amoksisilin, masukkan ke dalam labu tentukur 100-mL, tambahkan 80 mL Larutan A, kocok selama 15 menit. Sonikasi selama 1 menit, encerkan dengan Larutan A sampai tanda, saring melalui penyaring dengan porositas yang sesuai.

Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi detektor 254 nm dan kolom berukuran 4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 5μm. Laju alir lebih kurang 1 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak amoksisilin dan sefadroksil tidak kurang dari 2.

Prosedur suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (50 mL) Larutan uji dan Larutan baku ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung persentase amoksisilin, C16H19N3O5S, dari jumlah yang tertera pada etiket dengan rumus: 

rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak amoksisilin dari Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar Amoksisilin Trihidrat BPFI dalam mg per mL Larutan baku; CU adalah kadar amoksisilin natrium dalam mg per mL Larutan uji sesuai dengan jumlah yang tertera pada etiket; 387,4 adalah bobot molekul amoksisilin natrium; 365,4 adalah bobot molekul amoksisilin.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah padatan steril seperti tertera pada Injeksi. Simpan pada suhu 5º ± 3º, terlindung dari cahaya.

Penandaan Pada etiket dicantumkan kesetaraan amoksisilin natrium dengan amoksisilin.