Injeksi Pentoksifilin


Tambahan monografi
INJEKSI PENTOKSIFILIN
Pentoxifilline Injection

Injeksi Pentoksifilin adalah larutan steril pentoksifilin dalam Air untuk Injeksi. Mengandung pentoksifilin, C13H18F2N4O3, tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 105,0% dari jumlah yang
tertera pada etiket.

Baku pembanding Pentoksifilin BPFI; tidak boleh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya. Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi]. Rekonstitusi seluruh isi, simpan larutan dalam lemari pendingin, dan gunakan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dalam lemari pembeku. Teobromin BPFI, Teofilin BPFI, Kofein BPFI.  

Identifikasi

  1. Pada sejumlah volume injeksi setara 10 mg pentoksifilin tambahkan 1 mL asam hidroklorida P dan 0,1 g kalium klorat P, uapkan hingga kering di atas tangas air. Residu yang terbentuk bereaksi dengan uap amoniak menghasilkan warna ungu, yang akan hilang dengan penambahan beberapa tetes natrium hidroksida LP.
  2. Encerkan sejumlah volume injeksi setara 10 mg pentoksifilin dengan 5 mL air, tambahkan 1 mL asam sulfat encer LP dan beberapa tetes iodum LP: terbentuk endapan coklat.
  3. Waktu retensi puncak utama pada kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti diperoleh pada Penetapan kadar.

pH <1071> Antara 4,0 dan 6,5.

Sterilitas <71> Memenuhi syarat.

Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 3,0 unit Endotoksin per mg pentoksifilin.

Cemaran organik Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.

Larutan A Campuran larutan kalium dihidrogen fosfat P 0,544% - metanol P (7:3). Saring dan awaudarakan.

Larutan B Campuran metanol P-larutan kalium dihidrogen fosfat P 0,544% (7:3). Saring dan awaudarakan.

Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan A dan Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi.

Pengencer larutan kalium dihidrogen fosfat P 0,544%-metanol P (1:1).

Larutan uji Pipet sejumlah volume injeksi, encerkan dengan Pengencer hingga kadar lebih kurang 1 mg per mL.

Larutan baku Timbang saksama sejumlah Teobromin BPFI, Teofilin BPFI, Kofein BPFI dan Pentoksifilin BPFI, larutkan dan encerkan dengan Pengencer sampai kadar masing-masing 2 µg per mL.

Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 272 nm dan kolom dengan diameter 3,9-4,6 mm berisi bahan pengisi L7. Atur laju alir hingga memenuhi syarat kesesuaian sistem. Kromatograf diprogram sebagai berikut:

Waktu (menit)
Larutan A (%)
Larutan B (%)
0
86
14
6
86
14
13
10
90
30
10
90
38
86
14
43
86
14

Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur: urutan eluasi berturut-turut: teobromin, teofilin, kofein dan pentoksifilin; waktu retensi pentoksifilin lebih kurang 12; resolusi, R, antara puncak teofilin dan kofein tidak kurang dari 4, dan resolusi, R, antara puncak kofein dan pentoksifilin tidak kurang dari 10; efisiensi kolom respons puncak pentoksifilin tidak kurang dari 5000 lempeng teoritis; dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.

Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 µL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram, ukur semua respons puncak. Hitung persentase masing-masing cemaran dengan rumus:

ri adalah respons puncak teobromin, teofilin atau kofein dari Larutan uji; rS adalah respons puncak teobromin, teofilin atau kofein dari Larutan baku; CS adalah kadar teobromin, teofilin atau kofein dalam µg per mL Larutan baku; CU adalah kadar pentoksifilin dalam µg per mL Larutan uji. Masing-masing cemaran dan total cemaran tidak lebih dari batas yang tertera pada Tabel.

Tabel

Nama
Batas (%)      
Teobromin
0,2
Teofilin
0,2
Kofein
0,2
Masing-masing cemaran lain 
0,2
Total cemaran
1,0

Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

Fase gerak Campuran larutan kalium dihidrogen fosfat P 0,544%-metanol P (52:48).

Larutan uji Pipet sejumlah volume injeksi, encerkan dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang 50 µg per mL.

Larutan    baku    Timbang    saksama    sejumlah Pentoksifilin BPFI, larutkan dan encerkan dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang 50 µg per mL. Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah Kofein BPFI dan Pentoksifilin BPFI, larutkan dan encerkan dengan Fase gerak hingga kadar masing-masing lebih kurang 50 µg per mL.

Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 272 nm, dan kolom dengan diameter 3,9-4,6 mm berisi bahan pengisi L7. Atur laju alir hingga memenuhi syarat kesesuaian sistem. Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara kofein dan pentoksifilin tidak kurang dari 5,0; efisiensi kolom tidak kurang dari 2000 lempeng teoritis. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.

Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 μL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung persentase pentoksifilin, C13H18F2N4O3, dalam tiap mL injeksi dengan rumus:

rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak pentoksifilin dari Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar Pentoksifilin BPFI dalam µg per mL Larutan baku; CU adalah kadar pentoksifilin dalam µg per mL Larutan uji berdasarkan bobot yang tertera pada etiket.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, terlindung cahaya.