Vaksin Mumps (Hidup)


tambahan monografi
VAKSIN MUMPS (Hidup)
Mumps Vaccine (Live)

 

Vaksin mumps (hidup) adalah sediaan beku kering, berasal dari galur virus mumps yang sesuai. Vaksin direkonstitusi sesaat sebelum digunakan, seperti tertera pada label, untuk menghasilkan larutan jernih yang dapat berwarna jika mengandung indikator pH.

PRODUKSI
Produksi vaksin berdasarkan pada sistem lot benih dan sistem bank sel. Jika virus dipropagasi dalam sel diploid manusia, metode produksi harus dapat menghasilkan vaksin mumps hidup dengan imunogenisitas dan keamanan yang memadai secara konsisten. Kecuali telah dijustifikasi dan disetujui, pasase virus dalam produk akhir lot benih induk tidak boleh lebih dari virus yang digunakan untuk membuat vaksin, yang sudah terbukti khasiat dan keamanannya dalam studi klinis; Potensi neurovirulensi galur vaksin perlu dipertimbangkan selama pengembangan pre-klinis, berdasarkan data epidemiologi yang tersedia tentang neurovirulensi dan neurotropisme, terutama untuk virus tipe liar. Mengingat hal tersebut, analisis risiko perlu dilakukan. Jika perlu, lakukan pengujian pada galur vaksin menggunakan model hewan yang dapat membedakan virus tipe liar dan virus yang dilemahkan; pengujian pada galur pelemahan intermediat juga mungkin diperlukan. Metode produksi divalidasi untuk menunjukkan bahwa produk akan memenuhi uji toksisitas abnormal <252> untuk imunosera dan vaksin untuk penggunaan manusia.

Substrat untuk Propagasi Virus Virus dipropagasi dalam sel diploid manusia <1412> atau dalam rongga ketuban (amniotic cavity) embrio ayam yang berasal dari kelompok ayam yang bebas dari patogen spesifik <1411>.

LOT BENIH
Galur virus mumps harus diidentifikasi berdasarkan catatan riwayat yang mencantumkan informasi mengenai asal mula galur dan proses-proses rekayasa selanjutnya.

Lot benih virus disiapkan dalam jumlah besar dan disimpan pada suhu di bawah -20° dalam bentuk beku kering, atau di bawah -60° jika tidak dalam bentuk beku kering. Hanya lot benih yang memenuhi syarat berikut yang dapat digunakan untuk propagasi virus.

Identifikasi Lot benih induk dan lot benih kerja diidentifikasi dengan netralisasi serum dalam biakan sel, menggunakan antibodi spesifik.

Konsentrasi virus Konsentrasi virus dari lot benih induk dan lot benih kerja ditetapkan untuk mengawasi konsistensi produksi.

Agens asing <72> Lot benih kerja memenuhi syarat untuk lot benih.

Uji neurovirulensi Lot benih induk atau lot benih kerja harus terbukti bebas dari neurovirulensi melalui uji pada monyet yang rentan terhadap mumps dari spesies yang disetujui oleh instansi yang berwenang. Untuk menghindari penggunaan monyet yang tidak perlu, lot benih virus harus disiapkan dalam jumlah besar.

Uji neurovirulensi dapat dilakukan sebagai berikut: Tidak kurang dari 10 monyet digunakan pada setiap uji. Segera sebelum inokulasi, semua monyet harus terbukti negatif mumps secara serologis. Zat uji diberikan melalui injeksi 0,5 mL ke dalam daerah thalamus dari setiap hemisfer. Jumlah total virus mumps yang diberikan kepada masing-masing monyet harus tidak kurang dari jumlah yang terkandung dalam dosis tunggal vaksin manusia yang direkomendasikan. Monyet harus diamati selama 17-21 hari untuk gejala kelumpuhan dan bukti keterlibatan neurologis lainnya. Hewan yang mati dalam waktu 48 jam setelah injeksi dapat diganti. Uji tidak valid dan harus diulang jika lebih dari 20% monyet mati karena penyebab tidak spesifik. Pada akhir periode pengamatan, semua monyet dibius dan dibunuh untuk diotopsi; pemeriksaan histopatologis dari area otak yang tepat dilakukan untuk bukti keterlibatan sistem saraf pusat.

Zat uji dinyatakan memenuhi syarat jika tidak kurang dari 80% monyet yang diinokulasi positif terhadap mumps; tidak ada bukti klinis atau histopatologis dari keterlibatan sistem saraf pusat yang disebabkan oleh virus yang disuntikkan.

BIAKAN SEL UNTUK PRODUKSI
Virus hemadsorbsi Pada akhir periode pengamatan, 25% biakan sel kontrol diuji untuk keberadaan virus haemadsorbsi, menggunakan sel darah merah marmot dan terbukti negatif. Jika sel darah merah disimpan, durasi penyimpanan tidak lebih dari tujuh hari, dan suhu penyimpanan harus dalam kisaran 2 sampai 8o. Instansi yang berwenang di beberapa negara, mempersyaratkan uji virus haemadsorbsi dilakukan pada biakan kontrol 3-5 hari dan 12 hari setelah inokulasi biakan produksi, dan tipe sel darah merah lain termasuk sel manusia (golongan darah O), monyet, ayam (spesies unggas lain), dapat digunakan selain sel marmot. Pengamatan dilakukan setelah inkubasi selama 30 menit pada 0 sampai 4º, kemudian setelah inkubasi lebih lanjut selama 30 menit pada 20 sampai 250. Pengamatan sel darah monyet dilakukan setelah inkubasi akhir selama 30 menit pada 34 sampai 37o.

Uji untuk agens asing non hemadsorbsi Sepuluh milliliter gabungan cairan biakan sel pada akhir periode pengamatan harus diuji dalam sel substrat yang sama, tetapi dari bets berbeda, seperti yang digunakan untuk pertumbuhan virus. Tambahan 10 mL sampel dari masing-masing kelompok harus diuji dalam sel simian. Monolayer sel harus diinokulasi sedemikian rupa sehingga pengenceran cairan yang terkumpul dalam media nutrisi tidak melebihi 1 dalam 4. Luas lembaran sel tidak kurang dari 3 cm2 per mL cairan yang terkumpul. Tidak kurang dari satu botol biakan sel harus tetap tidak diinokulasi sebagai kontrol.

Biakan yang diinokulasi harus diinkubasi pada suhu 35 sampai 37° dan harus diperiksa untuk morfologi abnormal selama tidak kurang dari 14 hari.

Uji tambahan jika digunakan biakan sel embrio unggas Tidak terbukti adanya virus. Gunakan pengujian untuk virus leukosia unggas termasuk uji untuk deteksi Resistance Inducing Factor (RIF), Complement Fixation Tests (CF) dan Enzyme Linked Immunosorbent Assays (ELISA).

Uji tambahan jika digunakan sel diploid manusia Gunakan analisis isozim, HLA dan uji imunologi lainnya dan analisis karyotipe tidak kurang dari satu metafase penyebaran kromosom.

Telur berembrio Tiap bets telur yang digunakan untuk produksi, 2% (20 telur) dianggap sebagai kontrol yang tidak diinokulasi dan diinkubasi untuk waktu dan suhu yang sama seperti pada telur yang diinokulasi. Pada waktu panenan virus, pipet sejumlah 0,25 mL cairan amniotik yang diambil dari tiap telur kontrol harus diuji untuk agens hemaglutinasi dengan penambahan eritrosit ayam, keduanya secara langsung dan setelah satu pasase melalui telur spesifik bebas patogen. Uji secara lengkap harus disetujui oleh instansi berwenang. Gabungan cairan amniotik harus diuji untuk agen adventitious termasuk virus leukosis unggas dengan metode seperti pada Uji tambahan jika digunakan biakan sel embrio unggas.

PROPAGASI DAN PANENAN
Semua proses bank sel dan biakan sel selanjutnya dilakukan dalam kondisi aseptik di daerah di mana tidak ada sel lain yang ditangani selama produksi. Serum hewan yang cocok dapat digunakan dalam media biakan. Serum dan tripsin yang digunakan dalam persiapan suspensi sel dan media biakan harus bebas dari agens asing. Media biakan sel dapat mengandung indikator pH seperti fenol merah, dan antibiotik yang sesuai pada kadar efektif terkecil. Diutamakan agar substrat bebas dari antibiotik selama produksi. Tidak kurang dari 500 mL biakan sel produksi disisihkan sebagai biakan sel yang tidak diinfeksi (sel kontrol). Jika virus dipropagasi dalam embrio ayam, 2 persen tapi tidak kurang dari 20 telur disisihkan sebagai biakan sel yang tidak diinfeksi (sel kontrol). Suspensi virus dipanen pada waktu yang sesuai dengan galur virus yang digunakan. Hanya panenan tunggal yang memenuhi syarat berikut yang dapat digunakan dalam pembuatan produk ruahan.

Identifikasi Lot benih induk dan lot benih kerja diidentifikasi dengan netralisasi serum dalam biakan sel, menggunakan antibodi spesifik.

Konsentrasi virus Konstentrasi virus dalam panenan tunggal ditetapkan seperti tertera pada Titer virus untuk mengawasi konsistensi produksi dan untuk menentukan pengenceran yang akan digunakan untuk produk ruahan akhir.

Agens asing <72> Panenan tunggal memenuhi syarat

Sel kontrol atau telur kontrol Jika sel diploid manusia digunakan untuk produksi, sel kontrol harus memenuhi syarat untuk Identifikasi; sel kontrol dan telur kontrol memenuhi syarat untuk Agens asing <72>.

Sterilitas <71> Memenuhi syarat. Gunakan 20 mL untuk setiap panenan tunggal.

Titrasi virus Kandungan virus hidup tiap panenan tunggal ditentukan dengan titrasi sel biakan menggunakan baku pembanding virus mumps hidup. Titer ditentukan dengan perbandingan terhadap baku pembanding yang disetujui instansi yang berwenang. Minimum titer yang diterima harus ditentukan.

Gabungan virus Sterilitas <71> Memenuhi syarat. Gunakan 20 mL untuk setiap panenan tunggal.

Titrasi virus Kandungan virus hidup tiap panenan tunggal ditentukan dengan titrasi sel biakan menggunakan baku pembanding virus mumps hidup. Titer ditentukan dengan perbandingan terhadap baku pembanding yang disetujui instansi yang berwenang. Minimum titer yang diterima harus ditentukan.

Uji untuk gabungan virus ternetralisasi dalam sel biakan Volume setiap kumpulan virus yang setara dengan tidak kurang dari 500 dosis manusia atau 50 mL harus dinetralkan dengan antiserum spesifik, dan harus diuji menggunakan agens adventitious dengan inokulasi pada biakan sel simian. Sejumlah volume sama gabungan virus harus diuji pada biakan kultur manusia dan dalam biakan sel tipe yang sama tetapi dari bets yang berbeda yang digunakan untuk pembuatan gabungan virus.Virus yang tidak diinokulasi tetap sebagai kontrol. Semua biakan sel diamati selama paling kurang 14 hari. Tidak terbukti adanya agens adventitious dan tidak lebih dari 20% dari wadah biakan dibuang untuk alasan tidak spesifik di akhir waktu uji.

Uji tambahan jika digunakan telur unggas atau biakan sel untuk produksi Volume setiap kumpulan virus yang setara dengan tidak kurang dari 100 dosis manusia atau 10 mL, harus diuji pada kelompok embrio telur unggas dengan inokulasi jalur alantoik dan sejumlah volume yang sama diuji pada kelompok telur yang berbeda dengan inokulasi jalur kuning telur. Gunakan 0,5 mL inokulum untuk setiap telur. Tidak terbukti adanya agens adventitious pada akhir 3 sampai 7 hari waktu pengamatan. Jika ditemukan adanya agens adventitious pada kontrol yang tidak diinokulasi, maka uji harus diulang.

Klarifikasi gabungan virus
Titrasi virus Kandungan virus hidup tiap panenan tunggal ditentukan dengan titrasi sel biakan menggunakan baku pembanding virus mumps hidup. Titer ditentukan dengan perbandingan terhadap baku pembanding yang disetujui instansi yang berwenang. Minimum titer yang diterima harus ditentukan.

Sterilitas <71> Memenuhi syarat. Gunakan 20 mL untuk setiap panenan tunggal.

VAKSIN RUAHAN AKHIR
Panenan virus yang memenuhi syarat di atas dikumpulkan dan dijernihkan untuk menghilangkan sel. Stabilisator yang sesuai dapat ditambahkan dan kumpulan panenan diencerkan sesuai kebutuhan. Hanya vaksin produk ruahan yang memenuhi syarat berikut yang dapat digunakan untuk pembuatan produk jadi.

Bahan tambahan Semua bahan tambahan seperti pengencer dan stabilisator yang ditambahkan pada produk selama penyiapan ruahan akhir tidak memengaruhi khasiat dan keamanan vaksin.

Kontaminasi bakteri dan jamur Produk ruahan memenuhi syarat Sterilitas <71> menggunakan 10 mL untuk setiap media.

Serum Albumin Sapi Kurang dari 50 ng per dosis tunggal manusia.

LOT AKHIR
Konsentrasi minimum virus untuk pelulusan ditetapkan untuk memastikan bahwa konsentrasi minimum yang tertera pada label masih terpenuhi pada akhir masa simpan, dengan mempertimbangkan data uji stabilitas. Hanya lot akhir yang memenuhi syarat konsentrasi minimum virus untuk pelulusan, termasuk persyaratan untuk stabilitas termal, dan persyaratan seperti pada Identifikasi dan Uji, dapat diluluskan untuk penggunaan. Jika penetapan serum albumin sapi dan jika mungkin ovalbumin, pada produk ruahan telah dilakukan dengan hasil yang memenuhi syarat, penetapan ini dapat dihilangkan pada lot akhir.

Stabilitas termal Inkubasi tidak kurang dari 3 vial lot akhir beku kering pada 37±1° selama 7 hari. Tentukan konsentrasi virus seperti yang dijelaskan pada Penetapan secara paralel untuk vaksin yang dipanaskan dan untuk vaksin yang disimpan pada suhu yang ditetapkan. Konsentrasi virus dari vaksin yang dipanaskan lebih rendah dari 1,0 log10 dibanding vaksin yang tidak dipanaskan.

IDENTIFIKASI
Jika vaksin yang direkonstitusi sesuai label dicampur dengan antibodi mumps spesifik, tidak akan menginfeksi biakan sel yang rentan.

UJI BATAS

Kontaminasi bakteri dan jamur Vaksin yang telah direkonstitusi memenuhi syarat Sterilitas <71>.

Air <1031> Tidak kurang dari 3,0%. Gunakan penetapan air semi-mikro.

Serum albumin sapi Tidak kurang dari 50 ng per dosis tunggal manusia, lakukan penetapan seperti tertera pada Metode imunokimia <1385>.

Ovalbumin Jika vaksin diproduksi di embrio ayam, mengandung tidak lebih dari 1 μg ovalbumin per dosis tunggal manusia, lakukan penetapan seperti tertera pada Metode imunokimia <1385>.

PENETAPAN POTENSI
Lakukan titrasi virus infektif, menggunakan tidak kurang dari 3 wadah vaksin terpisah. Titrasi satu wadah baku pembanding virus yang sesuai (triplo) untuk memvalidasi setiap uji. Titer virus baku dimonitor menggunakan control chart yang ditetapkan oleh setiap laboratorium.

Jika menggunakan baku pembanding yang diproduksi sendiri, lakukan pembakuan terhadap Baku Internasional yang disetujui secara berkala. Hitung konsentrasi virus individu untuk setiap vial vaksin dan untuk setiap replikat baku pembanding, serta konsentrasi virus gabungan yang sesuai, menggunakan metode statistik umum. Perkiraan konsentrasi gabungan untuk 3 vial vaksin tidak kurang dari konsentrasi yang tercantum pada label; konsentrasi minimum virus yang tercantum pada label tidak kurang dari 3,7 log10 CCID50 per dosis tunggal manusia. Penetapan tidak valid jika:

  1. Tingkat kepercayaan (P = 0,95) dari perkiraan konsentrasi virus baku pembanding untuk gabungan 3 replikat lebih besar dari ± 0,3 log10 CCID50.
  2. Perbedaan konsentrasi virus BP lebih dari 0,5 log10 CCID50 dari nilai yang telah ditetapkan.

Pengujian diulangi jika tingkat kepercayaan (P = 0,95) dari konsentrasi virus gabungan vaksin lebih besar dari ± 0,3 log10 CCID50; data yang diperoleh dari pengujian yang valid dikombinasikan dengan metode statistik biasa untuk menghitung konsentrasi virus sampel. Tingkat kepercayaan (P = 0,95) dari konsentrasi virus gabungan tidak lebih besar dari ± 0,3 log10 CCID50.

Jika dijustifikasi dan disetujui, desain uji berbeda dapat digunakan; hal tersebut mungkin dapat menghasilkan data validitas dan kriteria keberterimaan berbeda. Namun, vaksin harus memenuhi syarat jika diuji seperti dijelaskan di atas.

Penandaan
Cantumkan galur virus yang digunakan dalam pembuatan vaksin, vaksin dibuat menggunakan embrio ayam atau dibuat dari tipe sel asli, konsentrasi minimum virus, hindarkan kontak vaksin dengan desinfektan.