Vaksin Polisakarida Meningokokus


tambahan monografi
VAKSIN POLISAKARIDA MENINGOKOKUS
Meningococcal Polysaccharide Vaccine

 

Vaksin polisakarida meningokokus adalah sediaan beku kering dari satu atau lebih polisakarida murni yang diperoleh dari galur Neisseria meningitidis kelompok A, C, Y dan W135 yang secara konsisten mampu menghasilkan polisakarida.
Polisakarida N. meningitidis kelompok A sebagian terdiri dari unit berulang N-asetilmanosamina terasetilasi pada O, terikat dengan 1α→6 fosfodiester.
Polisakarida N. meningitidis kelompok C sebagian terdiri dari unit berulang asam sialat yang terasetilasi pada O, terikat dengan 2α→9 glikosidik.
Polisakarida N. meningitidis kelompok Y sebagian terdiri dari unit yang menggantikan asam sialat dan D-glukosa yang terasetilasi pada O, terikat dengan 2α→6 glikosidik dan 1α→4 glikosidik.
Polisakarida N. meningitidis kelompok W135 sebagian terdiri dari unit berulang asam sialat dan D-glukosa yang terasetilasi pada O, terikat dengan 2α→6 glikosidik dan 1α→4 glikosidik.
Komponen polisakarida atau komponen yang tertera pada label bersama dengan ion kalsium dan kandungan air tidak kurang dari 90% dari bobot sediaan.

PRODUKSI
Produksi polisakarida meningokokus berdasarkan pada sistem lot benih. Metode produksi harus dapat menghasilkan vaksin polisakarida meningokokus dengan imunogenisitas dan keamanan yang memadai secara konsisten. Metode produksi divalidasi untuk menunjukkan bahwa produk akan memenuhi uji toksisitas abnormal <252> untuk imunosera dan vaksin untuk penggunaan pada manusia.

LOT BENIH
Galur N. meningitidis yang digunakan harus diidentifikasi melalui catatan riwayat yang meliputi informasi asal usul dan karakteristik biokimia dan serologi.

Galur dari setiap lot benih kerja harus memiliki karakteristik yang sama seperti galur yang digunakan pada pembuatan lot benih induk. Biakan harus memenuhi syarat sebagai berikut:

  • koloni yang diperoleh dari kultur berbentuk bulat, bentuknya seragam dan halus dengan mukus, keruh, keabu-abuan; 
  • pewarnaan gram menunjukkan karakteristik diplokokus gram-negatif dalam susunan ‘biji kopi’; 
  • uji oksidasi positif;
  • biakan menggunakan glukosa dan maltosa; 
  • suspensi biakan di aglutinasi dengan antiserum spesifik yang sesuai

Kemurnian galur bakteri yang digunakan untuk lot benih diverifikasi dengan metode sensitifitas yang sesuai. Hal ini termasuk inokulasi ke dalam media yang sesuai, pemeriksaan morfologi koloni, pemeriksaan mikroskopis dari pewarnaan gram dan biakan aglutinasi dengan antisera spesifik dan sesuai.

PROPAGASI DAN PANENAN
Lot benih kerja dibiakkan dalam media padat yang tidak mengandung bahan golongan darah atau bahan yang berasal dari mamalia. Inokulum dapat mengalami satu atau lebih subkultur dalam media cair sebelum digunakan untuk menginokulasi media akhir. Media cair yang digunakan dan media terakhir bersifat semi-sintetik dan bebas dari zat yang diendapkan oleh setrimonium bromida (heksadesilmetilamonia bromida) dan tidak mengandung bahan golongan darah atau polisakarida dengan bobot molekul tinggi.

Kemurnian bakteri pada biakan diverifikasi dengan metode sensitivitas ayang sesuai. Hal ini termasuk inokulasi ke dalam media yang sesuai, pemeriksaan morfologi koloni, pemeriksaan mikroskopis dari pewarnaan gram dan aglutinasi biakan dengan antisera spesifik yang sesuai.

Biakan disentrifugasi dan polisakarida diendapkan dari beningan dengan penambahan setrimonium bromida. Endapan yang diperoleh dipanen dan disimpan pada -20o untuk pemurnian lebih lanjut.

PEMURNIAN POLISAKARIDA
Polisakarida dimurnikan, setelah pemisahan kompleks polisakarida dan setrimonium bromida, menggunakan prosedur yang sesuai untuk menghilangkan asam nukleat, protein dan lipopolisakarida.

Tahap pemurnian akhir terdiri dari presipitasi etanol dari polisakarida yang dikeringkan dan disimpan pada suhu -20o. Susut pengeringan ditetapkan dengan termogravimetri pada Analisis termal <741> dan nilainya digunakan untuk menghitung hasil uji kimia lainnya dengan mengacu pada zat yang dikeringkan. Hanya polisakarida murni yang memenuhi syarat berikut ini yang dapat digunakan dalam persiapan vaksin ruah akhir.

Protein <1402> Tidak lebih dari 10 mg protein per gram polisakarida murni dihitung menggunakan baku pembanding terhadap senyawa yang telah dikeringkan.

Asam nukleat <1403> Tidak lebih dari 10 mg asam nukleat per gram polisakarida murni dihitung menggunakan baku pembanding terhadap senyawa yang telah dikeringkan.

Gugus O-asetil <1404> Tidak kurang dari 2,0 mmol kelompok O-asetil per gram polisakarida murni untuk kelompok A, tidak kurang dari 1,5 mmol per gram polisakarida untuk kelompok C, dan tidak kurang dari 0,3 mmol per gram polisakarida untuk grup Y dan W135, dihitung menggunakan baku pembanding terhadap senyawa yang telah dikeringkan.

Fosfor <1401> Tidak kurang dari 75 mg fosfor per gram polisakarida murni kelompok A, dihitung menggunakan baku pembanding terhadap senyawa yang telah dikeringkan.

Asam Sialat <1406> Tidak kurang dari 800 mg asam sialat per gram polisakarida kelompok C dan tidak kurang dari 560 mg asam sialat per gram polisakarida kelompok Y dan W135, dihitung menggunakan baku pembanding terhadap senyawa yang telah dikeringkan. Gunakan larutan baku sebagai berikut

Polisakarida kelompok C 150 mg/L larutan asam N-asetilneuraminik P.

Polisakarida kelompok Y Larutan mengandung 95 mg/L asam N-asetilneuraminik P dan 55 mg/L glukosa P.

Polisakarida kelompok W135 Larutan mengandung 95 mg/L N-asetilneuraminik P dan 55 mg/L galaktosa P.

Kalsium Jika garam kalsium digunakan selama purifikasi, penetapan kalsium dilakukan pada polisakarida murni, kandungan berada dalam batas yang disetujui untuk produk tertentu.

Distribusi ukuran molekul atau massa molekul Distribusi ukuran molekul atau massa molekul ditetapkan dengan Kromatografi eksklusi-ukuran seperti tertera pada Kromatografi <931>, dikombinasikan dengan sistem deteksi yang sesuai. Nilai keberterimaan untuk setiap polisakarida murni ditetapkan. Setiap bets harus sesuai dengan batas yang telah ditetapkan.

Identifikasi dan spesifitas serologi Identitas dan spesifitas serologi ditetapkan menggunakan Metode imunokimia <1385> yang sesuai. Identitas dan kemurnian setiap polisakarida harus dikonfirmasi, harus menunjukkan tidak lebih dari 1% m/m kelompok heterologus polisakarida N. meningitidis.

Pirogen <231> Memenuhi syarat. Suntikkan pada setiap kelinci per kg masa tubuh 1 ml larutan yang mengandung 0,025 μg polisakarida murni per mL.

VAKSIN RUAHAN AKHIR
Satu atau lebih polisakarida murni dari satu atau lebih kelompok N. meningitidis dilarutkan dalam pelarut yang sesuai dapat mengandung stabilisator. Jika pelarutan telah selesai, saring larutan menggunakan penyaring bakteri. Hanya vaksin ruahan akhir yang memenuhi syarat yang dapat digunakan dalam pembuatan lot akhir.

Sterilitas <71> Memenuhi syarat. Lakukan penetapan menggunakan 10 mL untuk masing-masing media.

LOT AKHIR
Vaksin ruahan akhir didistribusikan secara aseptik ke dalam wadah steril. Wadah ditutup untuk mencegah kontaminasi. Hanya lot akhir yang memenuhi syarat berikut yang dapat diluluskan untuk penggunaan.

PEMERIAN
Serbuk atau pellet berwarna putih atau krem, sangat mudah larut dalam air.

IDENTIFIKASI
Vaksin diidentifikasi untuk setiap adanya polisakarida menggunakan Metode imunokimia <1385> yang sesuai.

UJI BATAS
Distribusi ukuran molekul atau massa molekul Distribusi ukuran molekul atau massa molekul ditentukan oleh Kromatografi eksklusi-ukuran seperti tertera pada Kromatografi <931>, dikombinasikan dengan sistem deteksi yang sesuai. Nilai keberterimaan untuk polisakarida murni ditetapkan. Setiap bets harus sesuai dengan batas yang telah ditetapkan.

Kadar air <1031> Tidak lebih dari 3%.

Sterilitas <71> Memenuhi syarat.

Pirogen <231> Memenuhi syarat. Suntikkan per kg bobot kelinci 1 mL larutan yang mengandung: 

  • 0,025 μg polisakarida untuk vaksin monovalen;
  • 0,050 μg polisakarida untuk vaksin divalen; 
  • 0,075 μg polisakarida untuk vaksin trivalen; 
  • 0,10 μg polisakarida untuk vaksin tetravalen.

PENETAPAN POTENSI
Lakukan penetapan untuk setiap polisakarida pada vaksin.

Untuk vaksin divalen (kelompok A + kelompok C), gunakan penetapan Fosfor <1401> untuk menentukan kandungan polisakarida A dan penetapan Asam sialat <1406> untuk menentukan kandungan polisakarida C. Untuk penetapan asam sialat, gunakan larutan baku N-asam asetilneuraminik P 150 mg per mL.

Untuk vaksin tetravalen (kelompok A + kelompok C + kelompok Y + kelompok W135) menggunakan Metode imunokimia <1385> yang sesuai dengan larutan baku polisakarida murni untuk setiap kelompok. Vaksin mengandung tidak kurang dari 70% dan tidak lebih dari 130% jumlah polisakarida yang tertera pada label.

PENANDAAN 
Cantumkan kelompok polisakarida (A, C, Y atau W135 ) yang terdapat dalam vaksin dan jumlah polisakarida tiap dosis tunggal penggunaan pada manusia.