Vaksin Rotavirus (Hidup, Oral)


tambahan monografi
VAKSIN ROTAVIRUS (HIDUP, ORAL)
Rotavirus Vaccine (Live, Oral)

Vaksin rotavirus (hidup, oral) adalah sediaan yang dapat mengandung satu atau lebih serotipe virus yang sesuai, yang ditumbuhkan dalam sel substrat dan bentuk sediaan yang sesuai untuk pemberian oral. Vaksin dapat berupa cairan jernih atau beku-kering yang direkonstitusi sesaat sebelum digunakan, seperti yang tertera pada label untuk menghasilkan larutan jernih yang dapat berwarna ketika ada indikator pH.

PRODUKSI
KETENTUAN UMUM PRODUKSI
Galur vaksin dan metode produksi harus menunjukkan hasil vaksin yang konsisten terhadap potensi dan keamanan klinis pada manusia. Vaksin diformulasi untuk menghindari inaktivasi oleh cairan lambung. Kapasitas antasida pelarut dan stabilitasnya ditetapkan jika vaksin dalam bentuk beku-kering.

Produksi vaksin berdasarkan pada sistem lot benih dan sistem bank sel. Kecuali telah dijustifikasi dan disetujui, pasase virus dalam produk akhir dari lot benih induk tidak boleh lebih dari virus yang digunakan untuk membuat vaksin yang sudah terbukti khasiat dan keamanannya dalam studi klinis.

Jika dilakukan purifikasi, reduksi proses terpilih terkait cemaran dan residu seperti protein sel inang, residu DNA seluler, endotoksin, serum bovin, tripsin, dan antibiotik dimonitor untuk menetapkan konsistensi proses purifikasi.

PEMBUATAN PEMBANDING
Pembuatan pembanding yang mewakili bets vaksin dan terbukti efektif dalam uji klinis ditetapkan untuk digunakan dalam uji penetapan konsentrasi virus. Perbedaan komposisi dan karakteristik vaksin rotavirus menunjukkan bahwa akan ada penyiapan pembanding khusus untuk masing-masing vaksin.

SUBSTRAT UNTUK PROPAGASI VIRUS
Virus ini dipropagasi dalam lini sel yang sesuai seperti tertera pada Substrat Sel Untuk Produksi Vaksin Manusia <1412>.

LOT BENIH VIRUS
Galur rotavirus yang digunakan harus diidentifikasi sebagai galur yang cocok dengan rekaman riwayat yang memuat informasi tentang asal galur dan rekayasa selanjutnya, termasuk metode pelemahan, apakah galur telah dikloning secara biologis sebelum pembuatan lot benih induk, informasi sekuens genetik, stabilitas fenotipe dan genotipe lot benih induk dan lot benih kerja ketika tingkat pasase meningkat hingga tingkat pasase untuk panenan tunggal, dan tingkat pasase yang dilemahkan untuk manusia dibuktikan dengan uji klinis. Lot benih virus disimpan pada suhu -20° dalam bentuk beku kering, atau di bawah -60° jika tidak dalam bentuk beku kering. Hanya lot benih yang memenuhi syarat yang dapat digunakan untuk propagasi virus.

Identifikasi Lot benih induk dan lot benih kerja diidentifikasi dengan penetapan imunologi menggunakan antibodi spesifik atau uji identitas molekular seperti poliakrilamid gel elektroforesis RNA, RNA/RNA hibridisasi, atau pemetaan enzim restriksi sekuens genetik polymerase chain reaction (PCR)-amplified VP7 gene segments.

Konsentrasi Virus Tetapkan konsentrasi panenan monovalen murni seperti tertera pada Penetapan potensi untuk memonitor konsistensi pembuatan dan untuk menentukan pengenceran yang akan digunakan untuk vaksin ruahan akhir. Dapat digunakan metode biakan sel langsung dan Teknik Amplifikasi Asam Nukleat <1389>, seperti kuantifikasi PCR dari replikasi virus dalam biakan sel.

Agens asing <72> Lot benih kerja memenuhi syarat.

UJI PADA BIAKAN SEL
Virus hemadsorbsi Pada akhir periode pengamatan, sel yang terdiri dari tidak kurang 25% sel kontrol harus diuji untuk keberadaan virus hemadsorbsi, menggunakan sel darah merah marmot. Jika sel darah merah telah disimpan, durasi penyimpanan tidak melebihi 7 hari, dan suhu penyimpanan berada dalam kisaran 2-8º.

Instansi yang berwenang di beberapa negara, mempersyaratkan bahwa uji tambahan untuk virus hemadsorbsi harus dilakukan dengan menggunakan sel darah merah spesies lain termasuk dari manusia (golongan darah O), monyet dan ayam (atau spesies unggas lainnya). Dalam semua uji, pengamatan harus dilakukan setelah inkubasi pada 0-4º selama 30 menit, dan sekali lagi setelah inkubasi lebih lanjut pada 20-25º selama 30 menit. Pengamatan lebih lanjut untuk uji dengan sel darah merah monyet harus diambil setelah inkubasi tambahan pada 34-37º selama 30 menit. Uji valid jika tidak lebih dari 20% wadah biakan dibuang karena uji tidak spesifik pada akhir periode pengujian.

Agens asing <72> Memenuhi syarat.

Identifikasi Sel diidentifikasi dengan metode yang disetujui oleh instansi yang berwenang. Seperti Uji biokimia (misalnya analisis isoenzim), uji imunologi (misalnya uji Human Leukocyte Antigens (HLA)), uji sitogenetik (misalnya untuk penanda kromosom), dan tes untuk penanda genetik (misalnya sidik jari DNA).

PROPAGASI VIRUS, PANENAN TUNGGAL, DAN GABUNGAN PANENAN MONOVALEN
Seluruh proses pada bank sel dan biakan sel selanjutnya dilakukan dalam kondisi aseptik pada area dimana tidak ada sel atau virus lain yang ditangani. Serum hewan yang disetujui dapat digunakan pada media biakan, tetapi media akhir untuk memelihara pertumbuhan sel selama multiplikasi virus tidak boleh mengandung serum hewan. Serum dan tripsin yang digunakan dalam pembuatan suspensi sel dan media harus bebas agens asing. Media biakan sel dapat mengandung indikator pH seperti merah fenol dan antibiotik yang sesuai pada kadar efektif terendah. Disarankan untuk memiliki substrat bebas dari antibiotik selama produksi.

BIAKAN VIRUS ANTARA TERSIMPAN
Jika biakan virus antara tersimpan disiapkan dari lot benih kerja, digunakan untuk inokulasi, pada hari inokulasi tidak kurang dari 5% atau 500 mL biakan sel yang digunakan, bilamana lebih besar, disisihkan sebagai biakan sel yang tidak terinfeksi (sel kontrol). Biakan virus antara dipanen pada waktu yang sesuai dengan galur virus dan disimpan pada suhu di bawah –60°.

Hanya biakan virus antara tersimpan yang memenuhi syarat berikut ini dapat digunakan untuk propagasi virus.

Identifikasi Setiap biakan virus antara tersimpan diidentifikasi sebagai tipe rotavirus dengan penetapan imunologi menggunakan antibodi spesifik atau uji identitas molekular seperti Teknik Amplifikasi Asam Nukleat <1389>.

Kontaminasi bakteri dan jamur Setiap panenan virus tunggal memenuhi persyaratan Sterilitas <71> dengan menggunakan 10 mL untuk setiap media.

Konsentrasi Virus Tetapkan konsentrasi panenan monovalen murni seperti tertera pada Penetapan potensi untuk memonitor konsistensi pembuatan dan untuk menentukan pengenceran yang akan digunakan untuk vaksin ruahan akhir. Dapat digunakan metode biakan sel langsung dan Teknik Amplifikasi Asam Nukleat <1389>, seperti kuantifikasi PCR dari replikasi virus dalam biakan sel.

Agens asing <72> Memenuhi syarat.

Sel Kontrol Memenuhi syarat identifikasi dan agens asing <72>.

PROPAGASI VIRUS DAN PANENAN TUNGGAL
Pada hari inokulasi dengan lot benih kerja virus atau biakan virus antara tersimpan, biakan sel yang digunakan untuk produksi vaksin disisihkan sebagai biakan sel yang tidak terinfeksi (sel kontrol). Jika digunakan teknologi bioreaktor, ukuran dan penanganan sampel sel yang akan diuji disetujui oleh instansi yang berwenang. Virus dipanen pada waktu yang sesuai dengan galur virus yang digunakan.
Hanya panenan tunggal virus yang memenuhi syarat berikut ini dapat digunakan untuk proses lebih lanjut.

Kontaminasi bakteri dan jamur Setiap panenan virus tunggal memenuhi syarat Sterilitas <71> dengan menggunakan 10 mL untuk setiap media.

Sel Kontrol <72> Memenuhi syarat.

PANENAN GABUNGAN MONOVALEN
Panenan gabungan monovalen disiapkan dengan mengumpulkan sejumlah panenan tunggal dari jenis virus yang sama. Jika tidak ada panenan gabungan monovalen yang disiapkan, uji di bawah ini dilakukan pada setiap panenan tunggal. Hanya panenan tunggal atau panenan gabungan monovalen yang memenuhi syarat berikut ini dapat digunakan untuk pembuatan panenan monovalen murni.

Identifikasi Setiap panenan tunggal atau panenan gabungan monovalen diidentifikasi sebagai tipe rotavirus dengan penetapan imunologi menggunakan antibodi spesifik atau uji identitas molekular seperti Teknik Amplifikasi Asam Nukleat <1389>.

Kontaminasi bakteri dan jamur Setiap panenan tunggal dan gabungan panenan memenuhi syarat Sterilitas <71> dengan menggunakan 10 mL untuk setiap media.

Konsentrasi Virus Tetapkan konsentrasi panenan monovalen murni seperti tertera pada Penetapan potensi untuk memonitor konsistensi pembuatan dan untuk menentukan pengenceran yang akan digunakan untuk vaksin ruahan akhir. Dapat digunakan metode biakan sel langsung dan Teknik Amplifikasi Asam Nukleat <1389>, seperti kuantifikasi PCR dari replikasi virus dalam biakan sel.

Agens asing <72> Setiap panenan tunggal atau gabungan panenan monovalen memenuhi syarat.

PANENAN MONOVALEN MURNI
Panenan monovalen murni dibuat dari panenan tunggal atau gabungan panenan monovalen. Panenan tunggal atau gabungan panenan monovalen dijernihkan untuk menghilangkan debris sel dan selanjutnya dipurifikasi. Hanya panenan monovalen murni yang memenuhi syarat berikut ini dapat digunakan untuk pembuatan vaksin ruahan akhir.

Kontaminasi bakteri dan jamur Setiap panenan virus tunggal memenuhi syarat Sterilitas <72> dengan menggunakan 10 mL untuk setiap media.

Konsentrasi Virus Tetapkan konsentrasi panenan monovalen murni seperti tertera pada Penetapan potensi untuk memonitor konsistensi pembuatan dan untuk menentukan pengenceran yang akan digunakan untuk vaksin ruahan akhir. Dapat digunakan metode biakan sel langsung dan Teknik Amplifikasi Asam Nukleat <1389>, seperti kuantifikasi PCR dari replikasi virus dalam biakan sel.

Residu DNA Seluler Maksimum 100 μg DNA seluler per dosis manusia untuk pertumbuhan virus pada lini sel lestari.

VAKSIN RUAHAN AKHIR
Vaksin ruahan akhir dibuat dari satu atau lebih panenan monovalen murni dan dapat mengandung lebih dari satu jenis virus. Dapat ditambahkan stabilisator yang sesuai. Hanya vaksin ruahan akhir yang memenuhi syarat berikut ini dapat digunakan untuk pembuatan produk jadi.

Kontaminasi bakteri dan jamur Vaksin ruahan akhir memenuhi syarat Sterilitas <71> dengan menggunakan 10 mL untuk setiap media.

LOT AKHIR
Vaksin ruahan akhir didistribusikan ke dalam wadah steril dan dibekukeringkan sehingga kadar air sesuai untuk stabilitas produk; wadah ditutup untuk mencegah kontaminasi dan penambahan kadar air. Konsentrasi minimum virus untuk pelulusan ditetapkan untuk memastikan bahwa konsentrasi minimum yang tertera pada label masih terpenuhi pada akhir masa simpan, dengan mempertimbangkan data uji stabilitas. Untuk vaksin beku kering Identifikasi, pH, volume, Sterilitas dan kandungan utama dilakukan pada pelarut.

Hanya lot akhir yang memenuhi syarat berikut untuk stabilitas termal dan memenuhi syarat Identifikasi, Uji Batas, dan Penetapan potensi dapat diluluskan untuk penggunaan.

Stabilitas Termal Inkubasi tidak kurang dari 3 wadah lot akhir pada suhu tinggi untuk periode waktu tertentu, menggunakan kondisi yang sesuai untuk produk tertentu sebagaimana yang disetujui oleh instansi yang berwenang. Tentukan konsentrasi virus seperti yang dijelaskan dalam Penetapan potensi secara paralel untuk vaksin yang dipanaskan dan untuk vaksin yang dipertahankan pada suhu yang direkomendasikan untuk penyimpanan. Konsentrasi virus dari wadah yang telah dipanaskan tidak berkurang lebih dari jumlah yang disetujui selama periode paparan. Untuk vaksin multivalen, jika tidak ada perbedaan yang signifikan dalam penurunan virus di antara serotipe, penurunan dapat ditentukan dari total konsentrasi virus.

IDENTIFIKASI
Vaksin menunjukkan mengandung setiap tipe rotavirus seperti tertera pada label dengan penetapan imunologi menggunakan antibodi spesifik atau uji identitas molekular. Jika PCR digunakan untuk Penetapan potensi, maka dapat digunakan sebagai uji identifikasi.

Kontaminasi bakteri dan jamur Memenuhi syarat Sterilitas <71>.

Air <1031> Tidak lebih dari 3%. Penetapan menggunakan metode dan batas yang telah disetujui oleh instansi yang berwenang.

PENETAPAN POTENSI
Konsentrasi virus pada tidak kurang dari 3 wadah lot akhir diuji secara individual untuk infektivitas dalam sistem pengujian sensitif dimana gangguan atau potensiasi antara serotipe yang ada dalam vaksin tidak terjadi.

Uji imunofokus atau plaque assay dapat digunakan pada sel MA-104, sel Vero atau sel sensitif lainnya untuk menentukan konsentrasi virus. Penetapan berdasarkan pada visualisasi area yang terinfeksi dari monolayer sel secara langsung atau dengan pemeriksaan antibodi monoklonal rotavirus spesifik serotipe. Hasil dinyatakan sebagai FFU per ml atau PFU per mL.

Jika digunakan uji berbasis imunologis, spesifisitas dan kurangnya reaktivitas silang antiserum harus diverifikasi. Atau, deteksi PCR kuantitatif dari replikasi virus dalam sistem biakan sel dapat digunakan untuk memberikan ukuran infektivitas yang tepat. Hasil dinyatakan sebagai unit infektifitas per ml.

Penetapan dosis infeksius biakan sel juga dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi virus. Hasil dinyatakan sebagai CCID50 per ml.

Titer setiap serotipe individu harus ditetapkan dan harus berada dalam spesifikasi potensi. Metode pengujian harus mencakup reagen baku yang memenuhi syarat dan sesuai untuk setiap serotipe dalam vaksin. Prosedur uji dan interpretasi hasil harus disetujui oleh instansi yang berwenang.

Vaksin beku-kering harus direkonstitusi dengan pengencernya untuk menentukan konsentrasi virus. Pengencer alternatif yang tervalidasi mungkin diperlukan jika pengencer yang disetujui beracun terhadap biakan sel yang digunakan dalam pengujian. Jika pengencer berbeda digunakan dalam pengujian, data perbandingan antara hasil dari kedua pengencer harus diserahkan untuk persetujuan instansi yang berwenang.

Batas konsistensi internal harus ditetapkan oleh industri dengan mempertimbangkan dosis vaksin yang terbukti aman dan efektif dalam uji klinis pada manusia. Spesifikasi untuk konsentrasi virus pada dasarnya harus menetapkan titer minimum yang dijamin terkandung dalam satu dosis manusia dan harus disetujui oleh instansi yang berwenang.

PENANDAAN
Cantumkan: jenis atau tipe rotavirus terkandung dalam vaksin; jumlah minimum setiap tipe virus yang terkandung dalam 1 dosis tunggal manusia; substrat sel yang digunakan dalam pembuatan vaksin.