Hipromelosa


Tambahan Monografi
HIPROMELOSA
Hypromellose

Hydroxypropyl Methylcellulose (HPMC)

1- Hidroksipropil metil eter selulosa [9004-65-3]

Hipromelosa adalah campuran metil dan hidroksipropil eter selulosa. Mengandung gugus metoksi (˗OCH3: 31,03) dan hidroksipropoksi (˗OC3H6OH: 75,09) sesuai batas untuk jenis hipromelosa (hidroksipropil metilselulosa) seperti yang tertera pada Tabel 1, dihitung terhadap  zat kering.

Tabel 1

Jenis Substitusi

Metoksi (%)

Hidroksipropoksi (%)

 

Min.

Maks.

Min.

Maks.

1828

16,5

20,0

23,0

32,0

2208

19,0

24,0

4,0

12,0

2906

27,0

30,0

4,0

7,5

2910

28,0

30,0

7,0

12,0

Pemerian Serbuk serat atau granul; putih hingga hampir putih.

Kelarutan Mengembang dalam air dan menghasilkan campuran koloidal kental yang jernih hingga keruh; tidak larut dalam etanol mutlak, dalam eter, dan dalam kloroform. 

Baku pembanding Hipromelosa BPFI; Untuk penetapan kuantitatif, lakukan susut pengeringan pada suhu 105° selama 1 jam saat akan digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat. Bersifat higroskopis.

Identifikasi

  1. Timbang lebih kurang 1 g zat, masukkan secara perlahan ke dalam permukaan gelas piala yang berisi 100 mL air, diamkan sampai zat terdispersi di permukaan, dan ketuk bagian atas gelas untuk menjamin dispersi zat homogen. Diamkan selama 1-2 menit: terbentuk agregasi serbuk di permukaan. 
  2. Timbang lebih kurang 1 g zat, masukkan ke dalam wadah yang berisi 100 mL air mendidih, aduk campuran menggunakan pengaduk magnetik dengan panjang 25 mm: terbentuk bubur, tetapi serbuk tidak larut. Dinginkan bubur pada suhu 10°, dan aduk dengan pengaduk magnetik. Larutan yang dihasilkan adalah larutan jernih atau agak keruh dengan viskositas bervariasi tergantung tingkat viskositas.
  3. Pada 0,1 mL larutan jernih hasil uji Identifikasi B, tambahkan 9 mL campuran asam sulfat P-air (9 dalam 10) [Catatan Tambahkan asam sulfat P pada air secara hati-hati]. Panaskan diatas tangas air selama 3 menit, dinginkan segera dalam tangas es, dan tambahkan 0,6 mL ninhidrin LP secara hati-hati. Kocok, diamkan pada suhu 25°: terjadi warna merah yang kemudian berubah menjadi ungu dalam 100 menit.
  4. Buat lapisan tipis dari 2-3 mL larutan jernih hasil uji Identifikasi B pada kaca objek, diamkan hingga air menguap: terbentuk lapisan koheren dan jernih pada kaca objek.
  5. Tambahkan 50 mL larutan jernih hasil uji Identifikasi B pada gelas piala yang berisi 50 mL air. Masukkan termometer ke dalam larutan. Aduk larutan dengan pengaduk magnetik diatas tangas air panas, dan mulai panaskan dengan kecepatan 2°-5° per menit. Catat suhu mulai terjadi kekeruhan, dan nyatakan suhu tersebut sebagai suhu flokulasi: suhu flokulasi lebih dari 50°.

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5,0%. Lakukan penetapan menggunakan 1,0 g zat, dengan pengeringan pada suhu 105° selama 1 jam.

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 1,5%; lakukan penetapan menggunakan 1,0 g zat.

Viskositas: Metode kapiler <1052> dan Metode Rotasional <1053>

Metode 1 Tidak kurang dari 80,0% dan tidak lebih dari 120,0% dari yang tertera pada etiket untuk hipromelosa dengan jenis viskositas kurang dari 600 cP. Timbang saksama sejumlah zat setara dengan 4 g padatan, dihitung terhadap zat kering, pada botol sentrifus bermulut lebar yang telah ditara, tambahkan air panas (90°-99°) hingga bobot total sampel dan air 200,0 g. Tutup botol, aduk secara mekanik dengan kecepatan 400 ± 50 rpm selama 10- 20 menit sampai seluruh partikel terdipersi dan terbasahi. Gosok dinding botol dengan spatula, jika perlu, untuk menjamin tidak ada zat yang tidak larut di dinding botol, dan lanjutkan pengadukan dalam tangas air dingin pada suhu kurang dari 10° selama 20-40 menit. Tambahkan air dingin, jika perlu, hingga bobot 200,0 g. Sentrifus larutan, jika perlu, untuk menghilangkan udara yang terperangkap. Jika terdapat gelembung udara, hilangkan dengan spatula. Ukur viskoitas pada suhu 20° ± 0,1° menggunakan Viskosimeter Tipe Ubbelohde yang sesuai dalam Prosedur untuk turunan selulosa seperti yang tertera pada Penetapan viskositas: Metode kapiler <1052>.

Metode 2 Tidak kurang dari 75,0% dan tidak lebih dari 140,0% dari yang tertera pada etiket untuk hipromelosa dengan jenis viskositas 600 cP atau lebih. Timbang saksama sejumlah zat setara dengan 10 g padatan, dihitung terhadap zat kering, pada botol sentrifus bermulut lebar yang telah ditara, tambahkan air panas (90°- 99°) hingga bobot total sampel dan air 500,0 g. Tutup botol, aduk secara mekanik dengan kecepatan 400 ± 50 rpm selama 10- 20 menit sampai seluruh partikel terdipersi dan terbasahi. Gosok dinding botol dengan spatula, jika perlu, untuk menjamin tidak ada zat yang tidak larut di dinding botol, dan lanjutkan pengadukan dalam tangas air dingin pada suhu kurang dari 10° selama 20-40 menit. Tambahkan air dingin, jika perlu, hingga bobot 500,0 g. Sentrifus larutan, jika perlu, untuk menghilangkan udara yang terperangkap. Jika terdapat gelembung udara, hilangkan dengan spatula. Ukur viskositas pada suhu 20° ± 0,1° menggunakan viskosimeter rotasi silinder tunggal yang sesuai (Brookfield jenis LV atau yang setara) dengan kondisi seperti tertera pada tabel. Sebelum pengukuran dilakukan, biarkan spindle berputar selama 2 menit. Berikan jeda waktu istirahat selama 2 menit antar pengukuran. Ulangi pengukuran sebanyak dua kali terhadap spindle seperti tertera pada Tabel 2, dan hitung rata-rata dari ketiga pengukuran.

Tabel 2

Viskositas yang tertera pada etiket (cP)                                                                

Rotor No.

Putaran (rpm)

Faktor Perkalian

600-1.400

3

60

20

1.400-3.500

3

12

100

3.500-9.500

4

60

100

9.500-99.500

4

6

1000

≥ 99.500

4

3

2000

pH <1071> Antara 5,0 dan 8,0; lakukan penetapan menggunakan larutan yang disiapkan seperti pada penetapan Viskositas. Ukur pH setelah elektroda tercelup dalam larutan selama 5 ± 0,5 menit.

Penetapan kadar [Perhatian Asam hidriodat dan produk samping reaksi bersifat sangat toksik. Lakukan semua tahap dalam penyiapan Larutan baku dan Larutan uji dalam lemari asam yang berfungsi baik. Praktik perlindungan spesifik yang harus diikuti harus diidentifikasi terhadap analis yang melakukan pengujian]. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi gas seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.

Peralatan Untuk vial reaksi, gunakan vial serum 5-mL kedap tekanan dengan ukuran tinggi 50 mm, diameter luar 20 mm, dan diameter dalam mulut vial 13 mm. Vial dilengkapi penutup kedap tekanan berbahan karet butilpolitetra fluoroetilen dan penutup kedap udara menggunakan ‘aluminum crimp’ atau sistem penutup lain dengan pengedapan udara yang memadai. Gunakan pemanas yang memiliki modul pemanasan dengan blok aluminum berbentuk persegi dengan lubang berdiameter 20 mm dan kedalaman 32 mm sesuai dengan ukuran vial reaksi yang digunakan. Modul pemanasan juga dilengkapi dengan pengaduk magnetik yang dapat mencampur isi vial, atau pengaduk resiprokal yang memiliki kecepatan pengadukan 100 kali per menit.

Asam hidriodat Gunakan pereaksi dengan kadar hidrogen iodida (HI) lebih kurang 57%.

Larutan baku internal Timbang saksama sejumlah n-oktana, larutkan dan encerkan dengan o- xilena P hingga kadar 30 mg per mL.

Larutan baku Timbang lebih kurang 60 mg sampai 100 mg asam adipat P dalam vial serum yang sesuai, tambahkan 2,0 mL asam hidriodat dan 2,0 mL Larutan baku internal, dan tutup rapat vial dengan penutup yang sesuai. Timbang vial dan isinya, tambahkan 15 µL sampai 22 µL isopropil iodida dengan alat suntik melalui lubang di vial, timbang kembali, dan hitung bobot isopropil iodida yang ditambahkan, berdasarkan selisih bobot. Tambahkan 45 µL metil iodida P, timbang kembali, dan hitung bobot metil iodida P yang ditambahkan, berdasarkan selisih bobot. Kocok dan diamkan hingga lapisan memisah. Gunakan lapisan atas sebagai Larutan baku.

Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 65 mg zat, masukkan ke dalam vial reaksi berdinding tebal 5-mL yang dilengkapi dengan penutup kedap tekanan, tambahkan lebih kurang 60 mg sampai 100 mg asam adipat P, dan pipet 2,0 mL Larutan baku internal ke dalam vial. Pipet 2,0 mL asam hidriodat ke dalam campuran secara hati-hati, tutup segera vial dengan rapat, dan timbang. Dengan pengaduk magnetik pada modul pemanas atau pengaduk resiprokal, aduk isi vial secara terus menerus, panaskan dan pertahankan suhu isi vial pada 130°±2° selama 60 menit. Jika pengaduk magnetik atau pengaduk resiprokal tidak dapat digunakan, kocok vial menggunakan tangan dengan interval 5 menit selama 30 menit pertama pemanasan. Dinginkan vial, dan timbang. Jika kehilangan bobot tidak kurang dari 26 mg atau bila terbukti terdapat kebocoran, buang campuran tersebut, dan buat Larutan uji yang lain.

Sistem kromatografi Kromatograf gas dilengkapi dengan detektor penghantar panas atau detektor ionisasi nyala hidrogen dan kolom kapiler leburan silika 0,53 mm x 30 m berisi bahan pengisi G1 dengan lapisan 3 µm, gunakan kolom pelindung jika perlu. Pertahankan suhu injektor dan detektor masing-masing berturut-turut pada 250° dan 280°. Pertahankan suhu kolom seperti pada Tabel 3.

Tabel 3

Suhu Awal (°)

Peningkatan suhu (°/menit)

Suhu Akhir (°)

Waktu tunggu pada Suhu Akhir (menit)     

50

0

50

3

50

10

100

-

100

34,9

250

8

Gunakan helium P sebagai gas pembawa, dengan perbandingan split 40:1, dan laju alir lebih kurang 4,3 mL per menit atau atur laju alir dengan Larutan baku hingga waktu retensi baku internal lebih kurang 10 menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak metil iodida, isopropil iodida, dan baku internal masing-masing tidak kurang dari 5 (urutan eluasi adalah metil iodida, isopropil iodida, kemudian baku internal); simpangan baku relatif pada 6 kali penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%, menggunakan perbandingan respons puncak metil iodide dan isopropil iodida terhadap baku internal.

Prosedur Suntikkan lebih kurang 1-2 µL lapisan atas Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram selama tidak kurang dari 20,3 menit dan ukur respons puncak. Hitung persentase metoksi (-OCH3) dalam zat dengan rumus:

RUa adalah perbandingan respons puncak metil iodida terhadap n-oktana dari Larutan uji; RSa adalah perbandingan respons puncak metil iodida terhadap n-oktana dari Larutan baku; WSa adalah bobot metil iodida dalam mg Larutan baku; WU adalah bobot hipromelosa dalam mg Larutan uji, dihitung terhadap zat kering. 
Hitung perentase hidroksipropoksi (˗OC
3H6OH) dalam zat dengan rumus:

RUb adalah perbandingan respons puncak isopropil iodida terhadap n-oktana dari Larutan uji; RSb adalah perbandingan respons puncak isopropil iodida terhadap n-oktana dari Larutan baku; WSb adalah bobot isopropil iodida dalam mg Larutan baku; WU adalah bobot hipromelosa dalam mg Larutan uji, dihitung terhadap zat kering.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. Tidak ada kondisi penyimpanan khusus.

Penandaan Pada etiket cantumkan jenis substitusi dan nilai viskositas nominal dalam cP.