Misoprostol


Tambahan Monografi
MISOPROSTOL
Misoprostol

Campuran metil ras-7-{(1R,2R,3R)-3-hidroksi-2- [(1E,4R)-4-hidroksi-4-metilok-1-en-1-il]-5- oksosiklopentil}heptanoat  dan        metil      ras-7-{(1R,2R,3R)-3-hidroksi-2-[(1E,4S)-4-hidroksi-4- metilok-1-en-1-il]-5-oksosiklopentil}heptanoat [59122-46-2]

C22H38O5                                                                                       BM382,5

Misoprostol mengandung tidak kurang dari 96,5% dan tidak lebih dari 102,0%, C22H38O5 , dihitung terhadap zat anhidrat.

Pemerian Cairan seperti minyak, jernih, tidak berwarna atau kekuningan; bersifat higroskopis. [Catatan Dapat terdegradasi secara bertahap pada suhu ruang, degradasi lebih cepat pada suhu lebih tinggi]

Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; larut dalam etanol 95%; agak sukar larut dalam asetonitril.

Baku pembanding Misoprostol BPFI; tidak boleh dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat pada suhu antara -25° dan -10°, terlindung cahaya.

Identifikasi Lakukan identifikasi A atau B dan C

  1. Spektrum serapan inframerah zat yang dibuat lapisan film diantara dua lempeng natrium klorida P atau kalium bromida P menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Misoprostol BPFI.
  2. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi lapis tipis seperti yang tertera pada Identifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.

Penjerap Gunakan silika gel P dengan ukuran partikel 1040 μm.

Fase gerak Buat campuran toluen P-etil asetat P- etanol mutlak P-asam asetat glasial P (8:2:1:0,1) [Catatan Larutan dibuat segar]

Penampak bercak Gunakan uap iodum P.

Larutan   baku   Timbang   saksama   sejumlah Misoprostol BPFI, larutkan dan encerkan dengan etanol mutlak P hingga kadar 0,1 mg per mL.

Larutan uji Timbang saksama sejumlah zatlarutkan dan encerkan dengan etanol mutlak P hingga kadar 0,1 mg per mL.

Prosedur Totolkan secara terpisah masing- masing 100 µL Larutan baku dan Larutan uji pada lempeng kromatografi. Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang telah dijenuhkan dengan Fase gerak, biarkan Fase gerak merambat hingga 10-15 cm. Angkat lempeng, tandai batas rambat, biarkan kering di udara. Paparkan dengan Penampak bercak hingga bercak tampak dan amati kromatogram: harga Rf, warna, dan intensitas bercak utama Larutan uji sesuai dengan Larutan baku.

  1. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti diperoleh pada Penetapan kadar.

Air <1031> Metode Ia Tidak lebih dari 1,0%; lakukan penetapan menggunakan 1,0 mL larutan yang dibuat dengan cara: timbang 10 mg zat, larutkan dalam 1 mL metanol anhidrat P.

Cemaran organik Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>. [Catatan Larutan dibuat segar dan lakukan penetapan segera]

Larutan A Buat campuran asetonitril P-air- metanol P (28:69:3).

Larutan B Buat campuran asetonitril P-air- metanol P (47:50:3).

Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan A dan Larutan B seperti yang tertera pada Sistem kromatografi.

Pengencer Campur asetonitril P-air (31:69).

Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur 10-mL, larutkan dan encerkan dengan Pengencer hingga tanda, sonikasi selama lebih kurang 10 menit [Catatan Lakukan sonikasi dengan suhu penangas di bawah suhu ruang untuk menghindari degradasi misoprostol].

Larutan pembanding Pipet 1 mL Larutan uji ke dalam labu tentukur 500-mL, encerkan dengan Pengencer sampai tanda.

Larutan terdegradasi Pipet 5 mL Larutan uji ke dalam gelas piala yang sesuai, panaskan diatas tangas air pada 75° selama 1 jam.

Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 200 nm dan kolom 4,6 mm x 15 cm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 5 mm. Pertahankan suhu kolom pada 35º. Laju alir lebih kurang 1,5 mL per menit. Kromatograf diprogram sebagai berikut:

Waktu (menit) 
Larutan
A
(%)
Larutan
B
(%)
Eluasi
0-5
100
0
Isokratik
5-15
100→65
0→35
Gradien Linier
15-(rt+ 1)
65
35
Isokratik
(rt + 1)-( rt + 4)
65→0
35→100
Gradien Linier           
(rt + 4)-( rt + 9)
0
100
Isokratik
(rt + 9)-( rt+11)
0→100
100→0
Gradien  Linier
(rt + 11)-( rt+19)
100
0
Kesetimbangan kembali

rt : waktu retensi misoprostol dari Larutan uji

Lakukan kromatografi terhadap Larutan terdegradasi, rekam kromatogram dan ukur semua respons puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi misoprostol lebih kurang 21 menit; waktu retensi relatif cemaran A misoprostol terhadap misoprostol lebih kurang 0,95; perbandingan puncak terhadap lembah tidak kurang dari 5,0. Hitung perbandingan puncak terhadap lembah menggunakan rumus:

Hp adalah respons puncak cemaran A misoprostol dihitung dari garis dasar; dan HV adalah respons dari garis dasar ke titik terendah dari kurva yang memisahkan puncak cemaran A misoprostol dan misoprostol.

Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 µL) Larutan uji dan Larutan pembanding ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur semua respons puncak. Lakukan identifikasi puncak berdasarkan waktu retensi relatif terhadap misoprostol seperti pada Tabel [Catatan Gunakan pula kromatogram Larutan terdegradasi untuk identifikasi cemaran A misoprostol dan cemaran C misoprostol].

Tabel

Nama Komponen
Waktu Retensi Relatif
(perkiraan) 
Cemaran E misoprostol
  (puncak 1)                                                                
0,84
Cemaran E misoprostol
  (puncak 2)                                                                
0,86
Cemaran B misoprostol
  (puncak 1)                                                                
0,90
Cemaran B misoprostol
  (puncak 2)                                                                
0,92
Cemaran A misoprostol
0,95
Misoprostol
1,0
Cemaran D misoprostol
1,27
Cemaran C misoprostol
1,37

Masing-masing cemaran dan  total cemaran tidak lebih dari batas yang tertera pada Tabel.

Tabel

Nama
Faktor koreksi
Batas (%)
Total cemaran A, cemaran B, cemaran E
misoprostol
-
Tidak lebih dari 7,5 kali respons puncak utama Larutan pembanding (1,5%)
Cemaran C misoprostol
0,76
Tidak lebih dari 0,75 kali respons puncak utama Larutan pembanding (0,15%)                    
Cemaran lain
-
Tidak lebih dari 0,5 kali respons puncak utama Larutan pembanding (0,1%)    
Total cemaran
-
Tidak lebih dari 10 kali respons puncak utama Larutan pembanding (2,0%).

Abaikan respons puncak kurang dari 0,25 kali respons puncak utama Larutan pembanding (0,05%).

Diastereoisomer Respons puncak pertama misoprostol 45-55% dari total jumlah respons puncak misoprostol. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

Fase gerak Buat campuran isopropil alkohol P - n-heptan untuk kromatografi P-asam trifluoroasetat (4:96:0,1). Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.

Pengencer Campur isopropil alkohol P- n-heptan untuk kromatografi P (4:96).

Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan dan encerkan dengan Pengencer hingga kadar lebih kurang 1,0 mg per mL.

Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 205 nm dan kolom 2,1 mm x 15 cm berisi bahan pengisi hybrid organic silica gel dengan ukuran partikel 3,5 mm.

Pertahankan suhu “autosampler” pada 4°. Laju alir lebih kurang 0,5 mL per menit.

Prosedur Suntikkan lebih kurang 10 µL Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur semua respons puncak: waktu retensi masing- masing enansiomer misoprostol lebih kurang 14 menit dan 16 menit; resolusi, R, antara puncak masing-masing enansiomer misoprostol tidak kurang dari 2,0. Hitung persentase masing-masing enansiomer dalam zat dengan rumus :

rA dan rB berturut-turut adalah respons puncak masing-masing enansiomer misoprostol.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

Fase gerak Campur asetonitril P-air (45:55). Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.

Larutan baku Timbang saksama sejumlah Misoprostol BPFI, larutkan dan encerkan dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang 0,1 mg per mL.

Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan dan encerkan dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang 0,1 mg per mL.

Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 200 nm dan kolom 4,6 mm x 15 cm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 5 mm. Pertahankan suhu kolom pada 35º dan suhu “autosampler” pada 4°. Laju alir lebih kurang 1,5 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor ikutan antara 0,8 dan 1,5.

Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 µL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung persentase misoprostol, C22H38O5  dalam zat dengan rumus:

rU dan rs berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji dan Larutan baku; Cs adalah kadar Misoprostol BPFI dalam mg per mL Larutan bakuCU adalah kadar misoprostol dalam mg per mL. Larutan uji berdasarkan bobot yang ditimbang.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. Simpan pada suhu antara -25° dan -10°.