Tablet Sildenafil


Tambahan monografi
TABLET SILDENAFIL
Sildenafil Tablets

Tablet Sildenafil mengandung Sildenafil sitrat setara dengan sildenafil, C22H30N6O4S tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. 

Baku pembanding Sildenafil sitrat BPFI; simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya dan dalam lemari pendingin, higroskopik.

 Identifikasi

  1. Larutan A Campuran amonium hidroksida P-air (10:90).

Larutan baku Timbang sejumlah Sildenafil Sitrat BPFI, larutkan dan encerkan dengan Larutan A hingga kadar 1,4 mg per mL.

Larutan uji Serbukkan 1 tablet, tambahkan sejumlah Larutan A hingga diperoleh kadar sildenafil 1 mg per mL, sonikasi selama 2 menit, kocok dan sentrifus. Gunakan beningan.

Prosedur Lakukan ekstraksi terhadap masing- masing Larutan baku dan Larutan uji menggunakan cartridge SPE C18 dengan ukuran 6 mL, yang dicuci dengan 10 mL metanol P diikuti dengan 10 mL Larutan A, buang pencuci. Masukkan masing- masing 5 mL Larutan baku dan Larutan uji kedalam masing-masing cartridge. Cuci setiap cartridge dengan 10 mL air. Keringkan pada hampa udara. Elusi sildenafil dari tiap cartridge dengan 5 mL metanol P dan kumpulkan eluat dalam wadah yang sesuai. Tambahkan lebih kurang 200 mg kalium bromida P pada tiap wadah, campur dan uapkan hingga kering. Pada masing-masing lebih kurang 70 mg campuran kering tambahkan lebih kurang 140 mg kalium bromida P, campur: spektrum serapan inframerah residu campuran yang didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama seperti pada Sildenafil sitrat BPFI.

  1. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh pada Penetapan kadar

Disolusi <1231>
Media disolusi: 900 ml asam hidroklorida 0,01N. 
Alat tipe 1
: 100 rpm.
Waktu: 15 menit.

Larutan baku Timbang saksama sejumlah Sildenafil Sitrat BPFI, larutkan dalam Media disolusi hingga kadar lebih kurang 0,03 mg per mL.

Larutan uji Pipet sejumlah alikot, saring dengan penyaring yang sesuai, jika perlu encerkan dengan Media disolusi.

Prosedur Lakukan penetapan jumlah sildenafil, C22H30N6O4S yang terlarut dengan mengukur serapan Larutan baku dan Larutan uji pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang 290 nm. Hitung persentase zat terlarut dengan rumus

AU dan AS berturut-turut adalah serapan dari Larutan uji dan Larutan baku; V adalah volume Media disolusi, 900 mL; 474,58 dan 666,70 berturut-turut adalah bobot molekul sildenafil dan sildenafil sitrat; D adalah faktor pengenceran Larutan uji; CS adalah kadar Sildenafil Sitrat BPFI dalam mg per mL Larutan baku; L adalah kadar sildenafil yang tertera pada etiket dalam mg per tablet.

Toleransi Dalam waktu 15 menit harus larut tidak kurang dari 80% (Q) sildenafil C22H30N6O4S, dari jumlah yang tertera pada etiket.

Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.

Cemaran organik Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

Dapar, Fase gerak, Pengencer, dan Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada Penetapan kadar, kecuali lakukan kromatografi tiga kali waktu retensi sildenafil.

Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah 70 mg Sildenafil Sitrat BPFI masukkan dalam labu tentukur 250-mL, larutkan dalam 1 mL campuran hidrogen peroksida P dan asam format P (2:1), diamkan selama tidak lebih dari 10 menit dan encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.

Larutan baku Timbang saksama sejumlah Sildenafil Sitrat BPFI, larutkan dan encerkan dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang 0,0014 mg per mL.

Larutan sensitivitas Pipet sejumlah volume Larutan baku, encerkan dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang 0,00035 mg per mL.

Larutan uji persediaan Masukkan 5 tablet ke dalam labu tentukur 250-mL, tambahkan 25 mL Pengencer, dispersikan dengan bantuan sonikasi. Encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Sonikasi jika perlu. Sentrifus dan gunakan beningan.

Larutan uji Encerkan sejumlah volume Larutan uji persediaan dengan Fase gerak hingga diperoleh kadar sildenafil lebih kurang 0,5 mg per mL.

Sistem kromatografi Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, Larutan baku dan Larutan sensitivitas, rekam masing-masing kromatogram selama tidak kurang dari 3 kali waktu retensi sildenafil dan ukur semua respons puncak seperti tertera pada  Prosedur: resolusi,  R, antara sildenafil N-oksida dan sildenafil tidak kurang dari 2,6 (Larutan kesesuaian sistem) faktor ikutan tidak lebih dari 1,3 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 3,0% (Larutan baku), dan perbandingan ”signal to noise” tidak kurang dari 10 (Larutan sensitifitas).

Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 mL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram selama tidak kurang dari 3 kali waktu retensi sildenafil dan ukur semua respons puncak. Hitung persentase masing-masing cemaran dengan rumus:

ri adalah respons masing-masing cemaran dari Larutan uji; rS adalah respons puncak utama dari Larutan baku; CS adalah kadar Sildenafil BPFI dalam mg per mL Larutan baku; CU adalah kadar zat dalam mg per mL Larutan uji; 474,58 dan 666,70 berturut-turut adalah bobot molekul sildenafil dan sildenafil sitrat. Masing-masing cemaran dan total cemaran tidak lebih dari batas yang tertera pada Tabel sebagai berikut:

Tabel                                    

Nama
Waktu Retensi Relatif
Batas (%)
Sildenafil
1,0
-
Sildenafil N-oksida
1,2
0,20
Masing-masing cemaran lain   
-
0,20
Total cemaran
-
0,50

[Abaikan puncak yang kurang dari 0,05%].

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

Dapar Encerkan 7 mL trietilamin P dengan air hingga 1000 mL, atur hingga pH 3,0 dengan penambahan asam fosfat P.

Fase gerak Buat campuran Dapar-metanol P– asetonitril P (58:25:17), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.

Pengencer Campuran asetonitril P-air (90:10).

Larutan baku Timbang saksama sejumlah Sildenafil Sitrat BPFI, larutkan dan encerkan dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang 0,028 mg per mL.

Larutan uji persediaan Dispersikan 1 tablet dalam 5 mL Pengencer dengan bantuan sonikasi. Jika tablet sudah terdispersi sempurna, encerkan dengan Fase gerak sampai 250,0 mL sambil dikocok. Sentrifus dan gunakan beningan.

Larutan uji Encerkan sejumlah volume Larutan uji persediaan dengan Fase gerak hingga kadar sildenafil lebih kurang 0,02 mg per mL.

Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 290 nm dan kolom 3,9 mm x 15 cm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 5 µm. Pertahankan suhu kolom pada 30°. Laju alir lebih kurang 1 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku rekam kromatogram selama tidak kurang dari 1,5 kali waktu retensi sildenafil dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor ikutan tidak lebih dari 1,3 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 3,0%.

Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 µL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram selama 1,5 kali waktu retensi sildenafil dan ukur respons puncak. Hitung persentase sildenafil, C22H30N6O4S, dalam tablet yang digunakan dengan rumus:

rU dan rs berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji dan Larutan baku; Cs adalah kadar Sildenafil BPFI dalam mg per mL Larutan baku; CU adalah kadar sildenafil dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan bobot yang tertera pada etiket. 474,58 dan 666,70 berturut-turut adalah bobot molekul sildenafil dan sildenafil sitrat.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, pada suhu ruang terkendali.