Fosfomisin Natrium


Tambahan Monografi

FOSFOMISIN NATRIUM

Fosfomycin Sodium

Dinatrium (2R,3S)-3-metiloksiran-2-ilfosfonat [26016-99-9]

C3H5Na2O4                                        BM 182,02

Fosfomisin Natrium adalah garam natrium dari fosfomisin, antibakteri yang dihasilkan oleh pertumbuhan Streptomyces fradiae atau dari sintesis kimia. Mempunyai potensi setara dengan tidak kurang dari 725 µg per mg dan tidak lebih dari 770 µg per mg, dihitung terhadap zat anhidrat. Potensi fosfomisin natrium dihitung berdasarkan kesetaraan dengan fosfomisin (C3H5Na2O4 P: 138,06).

Pemerian Serbuk hablur putih.

Kelarutan Sangat mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam metanol, dan praktis tidak larut dalam etanol.

Baku pembanding Fosfomisin Natrium BPFI. Simpan dalam lemari pendingin.

Identifikasi

  1. Spektrum serapan   inframerah   zat   yang didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Fosfomisin Natrium BPFI.
  2. Larutan zat (1 dalam 500) menunjukkan reaksi Natrium cara A seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.

Kejernihan larutan <881> Harus jernih dan tidak berwarna; lakukan penetapan menggunakan 1,0 g zat dalam 10 mL air.

Rotasi jenis <1081> Antara -3,5º dan -5,5º, dihitung terhadap zat anhidrat; lakukan penetapan menggunakan 0,5 g zat dalam 10 mL air.

pH <1071> Antara 8,5 dan 10,5; lakukan penetapan menggunakan 0,70 g zat dalam 10 mL air.

Air <1031> Metode Ia Tidak lebih dari 3,0%. Lakukan penetapan menggunakan 0,2 g zat.

Logam berat Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan penetapan sebagai berikut:

Natrium sulfida LP Larutkan 5 g natrium sulfida P dalam campuran 10 mL air dan 30 mL gliserin P. Atau larutkan 5 g natrium hidroksida P dalam campuran 30 mL air dan 90 mL gliserin, jenuhkan setengah volume larutan ini dengan hidrogen sulfida P, ketika dingin campurkan dengan setengah volume larutan sisa. Simpan dalam botol terisi penuh, tidak tembus cahaya. Gunakan dalam 3 bulan.

Larutan timbal(II) nitrat persediaan Larutkan 159,8 mg timbal(II) nitrat P dalam 10 mL asam nitrat P, kemudian encerkan dengan air hingga 1000,0 mL. Buat dan simpan larutan ini dalam wadah kaca yang bebas dari garam-garam timbal yang larut.

Larutan baku timbal Buat larutan segar dengan mengencerkan 10 mL Larutan timbal(II) nitrat persediaan dengan air hingga 100 mL. Tiap mL Larutan baku timbal mengandung 0,01 mg timbal.

Larutan baku Pipet 2,0 mL Larutan baku timbal ke dalam tabung Nessler 50 mL, tambahkan 2 mL asam asetat 1 N, encerkan dengan air hingga tanda.

    Larutan uji Ke dalam tabung Nessler 50 mL, masukkan 1,0 g zat, larutkan dan encerkan dengan air hingga 40 mL. Pada larutan ini, tambahkan 2 mL asam asetat 1 N, encerkan dengan air hingga tanda.

Prosedur Ke dalam tiap tabung dari 2 tabung yang masing-masing berisi Larutan baku dan Larutan uji, tambahkan 1 tetes natrium sulfida LP, aduk rata, diamkan selama 5 menit. Amati permukaan dari atas pada dasar putih: Warna yang terjadi pada Larutan uji tidak lebih gelap dari warna yang terjadi pada Larutan baku.

Fosfor Antara 16,2 dan 17,9%. Lakukan penetapan dengan cara Spektrofotometri Ultraviolet dan Cahaya Tampak seperti tertera pada Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya <1191>.

Larutan uji persediaan Timbang saksama lebih kurang 0,1 g zat, masukkan ke dalam wadah yang sesuai, tambahkan berturut-turut 40 mL natrium periodat P (107 dalam 10.000), dan 2 mL asam perklorat P, panaskan di dalam tangas air selama 1 jam. Setelah dingin, masukan ke dalam labu tentukur 200-mL. Bilas wadah dengan air, masukkan larutan ke dalam labu tentukur dan encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 10 mL larutan, masukkan ke dalam labu tentukur 100-mL, tambahkan 1 mL kalium iodida LP, kocok dan tambahkan natrium tiosulfat LP sampai larutan tidak berwarna, encerkan dengan air sampai tanda.

Larutan uji Pipet 5 mL Larutan uji persediaan, masukkan ke dalam labu tentukur 25-mL, tambahkan 2,5 mL amonium molibdat-asam sulfat LP dan 1 mL 1-amino-2-naftol-4-asam sulfonat LP, campur, encerkan dengan air sampai tanda. Biarkan selama 30 menit pada suhu 20 ± 1°.

Larutan baku persediaan Timbang saksama lebih kurang 70 mg kalium dihidrogen fosfat P, lakukan penyiapan larutan seperti pada Larutan uji persediaan.

Larutan baku Pipet 5 mL Larutan baku persediaan, masukkan ke dalam labu tentukur 25- mL, tambahkan 2,5 mL amonium molibdat-asam sulfat LP dan 1 mL 1-amino-2-naftol-4-asam sulfonat LP, campur, encerkan dengan air sampai tanda. Biarkan selama 30 menit pada suhu 20 ± 1°.

Larutan blangko persediaan Buat seperti pada Larutan uji persediaan tanpa menggunakan zat.

Larutan blangko Pipet 5 mL Larutan blangko persediaan, masukkan ke dalam labu tentukur 25- mL, tambahkan 2,5 mL amonium molibdat-asam sulfat LP dan 1 mL 1-amino-2-naftol-4-asam sulfonat LP, campur, encerkan dengan air sampai tanda. Biarkan selama 30 menit pada suhu 20 ± 1°. Prosedur Ukur serapan Larutan baku, Larutan uji dan Larutan Blangko pada panjang gelombang 740 nm menggunakan air sebagai blangko. Hitung jumlah dalam mg fosfor, P, dalam zat yang digunakan dengan rumus: 

AU, AB dan AS berturut-turut adalah serapan dari Larutan uji, Larutan Blangko dan Larutan baku; M adalah jumlah kalium dihidrogen fosfat dalam mg.

Arsen <321> Tidak lebih dari 2 bpj; lakukan penetapan menggunakan Larutan uji sebagai berikut: Timbang sejumlah lebih kurang 1,0 g zat, masukkan ke dalam krus platina, kuarsa, atau porselen. Tambahkan 10 mL larutan magnesium trihidrat heksahidrat P dalam etanol P (1 dalam 50), uapkan etanol, dan panaskan secara bertahap untuk membakar. Jika masih terdapat bahan karbon, lembabkan dengan sejumlah volume asam nitrat P, dan pijarkan kembali dengan cara yang sama. Setelah dingin, tambahkan 3 mL asam hidroklorida P, panaskan dalam penangas air untuk melarutkan residu.

Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti tertera pada Penetapan Potensi Antibiotik secara Mikrobiologi <131>, menggunakan metode lempeng silinder.

Dapar tris pH 7,0 Larutkan 6,06 g 2-amino-2- hidroksimetil-1,3-propanediol dalam 750 mL air, atur pH hingga 7,0 dengan penambahan asam hidroklorida 0,1 N, encerkan dengan air hingga 1 L. Larutan baku persediaan Timbang saksama sejumlah Fosfomisin Fenetilamonium BPFI setara dengan 20 mg fosfomisin, masukkan ke dalam labu  tentukur 50-mL, larutkan dan encerkan dengan Dapar tris pH 7,0 sampai tanda. Larutan ini dapat disimpan pada suhu lebih dari 5º dan dapat digunakan selama 7 hari.

Larutan baku Pipet sejumlah Larutan baku persediaan ke dalam labu tentukur yang sesuai, encerkan dengan Dapar tris pH 7,0 hingga kadar lebih kurang 10 µg per mL dan 5 µg per mL berturut- turut sebagai larutan baku kadar tinggi dan kadar rendah. [Catatan Larutan dibuat segar.]

Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat setara dengan 20 mg fosfomisin, masukkan ke dalam labu tentukur 50-mL, larutkan dan encerkan dengan Dapar tris pH 7,0 sampai tanda. Pipet sejumlah larutan ini, masukkan ke dalam dua labu tentukur yang berbeda. Pada masing-masing labu tambahkan Dapar tris pH 7,0 hingga kadar berturut-turut lebih kurang 10 µg per mL dan 5 µg per mL berturut-turut sebagai Larutan uji dengan kadar yang setara dengan kadar tinggi dan kadar rendah Larutan baku.

Mikroba uji Gunakan Proteus sp. MB838.

Media kultur Campur 5,0 g pepton; 3,0 g ekstrak daging; 2,0 g ekstrak ragi; dan 15 g agar dalam 1000 mL air, sterilkan. Gunakan sebagai lapisan dasar dan inokula dengan pH antara 6,5 dan 6,6 setelah sterilisasi.

Lapisan Inokula Inkubasi mikroba uji yang telah stabil pada media agar miring pada suhu 370 selama 40 – 48 jam. Inokulasi mikroba pada permukaan 300 mL media agar dalam botol Roux, inkubasi pada suhu 370 selama 40 – 48 jam, suspensikan mikroba ke dalam 30 mL air. Gunakan sebagai suspensi persediaan mikroba uji. Encerkan suspensi dengan air lebih kurang 10 kali untuk memperoleh persen transmitan sebesar 17% pada panjang gelombang 560 nm. Simpan suspensi persediaan pada suhu di bawah 100 dan gunakan pada waktu 7 hari. Tambahkan 1,0 – 2,0 mL suspensi persediaan mikroba uji pada 100 mL media agar yang disiapkan pada suhu 480, campur, dan gunakan sebagai lapisan inokula.

Lapisan dasar Tuang lebih kurang 20 mL Media kultur ke dalam cawan Petri (jika ukuran cawan Petri lebih besar tuang media kultur dengan volume yang sesuai) hingga membentuk lapisan yang seragam dengan ketebalan 2-3 mm.

Prosedur Tuang lebih kurang 4 – 6 mL Lapisan inokula pada cawan petri yang berisi Lapisan dasar (jika ukuran cawan Petri lebih besar tuang media kultur dengan volume yang sesuai) hingga membentuk lapisan yang seragam dengan ketebalan 1,5 – 2,5 mm, dan sebarkan hingga merata pada seluruh permukaan, biarkan memadat. Letakkan 4 silinder pada permukaan agar dalam cawan Petri sehingga masing-masing silinder memiliki jarak yang sama dari titik tengah agar dan satu sama lain berjarak sama (silinder diletakkan pada lingkaran dengan radius 25 – 28 mm), sesuaikan jarak dengan diameter Petri jika menggunakan Petri yang lebih besar. Gunakan silinder baja tahan karat dengan dimensi: diameter luar 7,9 – 8,1 mm; diameter dalam 5,9 – 6,1 mm; panjang 9,9 – 10,1 mm. Silinder tidak boleh mempengaruhi pengujian.

Gunakan 5 lempeng agar silinder untuk satu kali pengujian. Jika digunakan cawan yang lebih besar, jumlah silinder untuk satu pengujian harus setara dengan jika menggunakan cawan Petri. Dalam satu cawan petri agar-silinder, masukkan sejumlah volume Larutan baku kadar tinggi dan kadar rendah secara berhadapan, dan Larutan uji pada pasangan silinder yang tersisa dengan volume sama. Inkubasi pada suhu 32 - 370 selama 16 – 20 jam. Gunakan alat ukur yang sesuai, ukur diameter zona hambat dengan presisi tidak kurang dari 0,25 mm.

Estimasi potensi Korelasi antara potensi (P) larutan dalam silinder dan diameter (d) zona hambat adalah sebagai berikut:

d = a log P + b 
a dan b adalah konstanta.

Dengan menggunakan persamaan di atas, perkirakan potensi Larutan uji dengan rumus:

A x Potensi SH x Faktor pengenceran UH 

dimana

I = log (potensi SH/potensi SL) 
V = ƩUH +ƩUL -ƩSH -ƩSL 
W = ƩUH +ƩSH -ƩUL -ƩSL

Keterangan:
S
H adalah larutan baku kadar tinggi 
S
L adalah larutan baku kadar rendah 
U
H adalah larutan uji kadar tinggi 
U
L adalah larutan uji kadar rendah
ƩSH adalah jumlah diameter zona hambat larutan baku kadar tinggi (dalam mm).
ƩSL adalah jumlah diameter zona hambat larutan baku kadar rendah (dalam mm).
ƩUH adalah jumlah diameter zona hambat larutan uji kadar tinggi (dalam mm).
ƩUL adalah jumlah diameter zona hambat larutan uji kadar rendah (dalam mm).

Wadah dan  penyimpanan Dalam wadah kedap udara.