Vaksin Polisakarida Tifoid


tambahan monografi
VAKSIN POLISAKARIDA TIFOID
Typhoid Polysaccharide Vaccine

Vaksin polisakarida tifoid adalah sediaan dari kapsular polisakarida Vi murni yang diperoleh dari galur Salmonella typhi Ty 2 atau galur lain yang sesuai yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan polisakarida Vi. Kapsular polisakarida Vi terdiri dari unit berulang 2-asetilamino-2-deoksi-D-asam galaktopiranuronat terasetilasi sebagian pada 3-O, terikat dengan α-(1→4).

PRODUKSI
Produksi polisakarida Vi berdasarkan sistem lot benih. Metode produksi harus dapat menghasilkan vaksin polisakarida tifoid dengan imunogenisitas dan keamanan yang memadai secara konsisten. Metode produksi divalidasi untuk menunjukkan bahwa produk akan memenuhi Uji toksisitas abnormal <252> untuk imunosera dan vaksin untuk penggunaan manusia.

LOT BENIH BAKTERI
Galur S.typhi yang digunakan pada lot benih induk harus diidentifikasi melalui catatan riwayat yang meliputi informasi asal usul dan karakteristik biokimia dan serologi. Biakan dari setiap lot benih kerja harus memiliki karakteristik yang sama seperti galur yang digunakan pada pembuatan lot benih induk.

Hanya galur yang memenuhi syarat berikut ini dapat digunakan dalam produksi vaksin: (a) pewarnaan Gram biakan khas enterobakteria; (b) biakan menggunakan glukosa tanpa menghasilkan gas; (c) koloni pada agar negatif-oksidase; (d) suspensi biakan teragglutinase secara khusus dengan antiserum Vi yang sesuai atau koloni membentuk zona agglutinasi pada lempeng agar yang mengandung antiserum Vi yang sesuai.

Kemurnian galur bakteri yang digunakan untuk lot benih diverifikasi menggunakan metode dengan sensitivitas yang sesuai. Hal ini termasuk inokulasi ke dalam media yang sesuai, pemeriksaan morfologi koloni, pemeriksaan mikroskopis dari apusan pewarnaan Gram dan aglutinasi biakan dengan antisera spesifik dan sesuai.

BIAKAN DAN PANENAN
Lot benih kerja dibiakkan pada media padat yang dapat mengandung senyawa golongan darah atau media cair; inokulum yang diperoleh dipindahkan ke media cair yang akan digunakan untuk menginokulasi media akhir. Media cair yang digunakan dan media akhir bersifat semi-sintetik dan bebas dari zat yang membentuk endapan dengan penambahan setrimonium bromida dan tidak mengandung senyawa golongan darah atau polisakarida dengan bobot molekul tinggi.

Kemurnian bakteri pada biakan diverifikasi menggunakan metode dengan sensitivitas yang sesuai. Hal ini termasuk inokulasi ke dalam media yang sesuai, pemeriksaan morfologi koloni,pemeriksaan mikroskopis dari apusan pewarnaan Gram dan aglutinasi biakan dengan antisera spesifik yang sesuai.

Biakan diinaktivasi pada awal fase stasioner dengan penambahan formaldehid. Sel bakteri dieliminasi dengan sentrifugasi; polisakarida diendapkan dari media biakan dengan penambahan setrimonium bromida. Endapan yang diperoleh dipanen dan dapat disimpan pada -20o sebelum dimurnikan.

POLISAKARIDA VI MURNI
Polisakarida dimurnikan, setelah pemisahan kompleks polisakarida / setrimonium bromida kompleks, menggunakan prosedur yang sesuai untuk menghilangkan asam nukleat, protein dan lipopolisakarida. Polisakarida diendapkan sebagai garam kalsium dengan etanol dan dikeringkan pada suhu 2-8°; serbuk yang diperoleh merupakan polisakarida Vi murni. Susut pengeringan ditetapkan dengan termogravimetri pada Analisis termal <741> dan nilainya digunakan untuk menghitung hasil uji kimia lainnya dengan mengacu pada zat yang dikeringkan. Hanya poliskarida Vi murni yang memenuhi syarat berikut ini yang dapat digunakan dalam persiapan vaksin ruahan akhir.

Protein <1402> Tidak lebih dari 10 mg per gram polisakarida, dihitung menggunakan baku pembanding terhadap senyawa yang telah dikeringkan.

Asam nukleat <1403> Tidak lebih dari 20 mg per gram polisakarida, dihitung menggunakan baku pembanding terhadap senyawa yang telah dikeringkan.

Gugus O-asetil <1404> Tidak kurang dari 2,0 mmol per gram polisakarida, dihitung menggunakan baku pembanding terhadap senyawa yang telah dikeringkan.

Distribusi ukuran molekul atau massa molekul Distribusi ukuran molekul atau massa molekul ditentukan oleh kromatografi eksklusi-ukuran pada Kromatografi <931>, dikombinasikan dengan sistem deteksi yang sesuai. Nilai keberterimaan untuk polisakarida murni ditetapkan. Setiap bets harus sesuai dengan batas yang telah ditetapkan.

Identifikasi Lakukan uji identifikasi menggunakan Metode imunokimia <1385> yang sesuai.

Endotoksin bakteri <201> Memenuhi syarat.

VAKSIN RUAHAN AKHIR 
Satu atau lebih bets polisakarida Vi murni dilarutkan dalam pelarut yang sesuai yang dapat mengandung pengawet antimikroba, sehingga volume dari 1 dosis mengandung 25 μg polisakarida dan larutan isotonik dengan darah (250 mosmol per kg hingga 350 mosmol per kg). Hanya vaksin ruahan akhir yang memenuhi syarat yang dapat digunakan dalam pembuatan lot akhir.

Sterilitas <71> Memenuhi syarat, lakukan penetapan menggunakan 10 mL setiap media.

Pengawet antimikroba <61> Jika digunakan, tentukan jumlah pengawet antimikroba menggunakan metode fisikokimia yang sesuai. Tidak kurang dari 85% dan tidak lebih dari 115% dari jumlah yang ditetapkan.

LOT AKHIR
Vaksin ruahan akhir didistribusikan secara aseptis ke dalam wadah steril. Wadah ditutup untuk mencegah kontaminasi. Hanya lot akhir yang memenuhi syarat Identifikasi, Uji Batas dan Penetapan Potensi yang dapat diluluskan untuk digunakan. Jika uji formaldehid bebas dan pengawet antimikroba telah ditetapkan, maka uji pada lot akhir dapat dihilangkan.

Endotoksin bakteri <201> Memenuhi syarat.

PEMERIAN
Cairan jernih tak berwarna, bebas partikel.

IDENTIFIKASI
Lakukan uji identifikasi menggunakan Metode imunokimia yang sesuai <1385>.

pH <1071> pH Antara 6,5 dan 7,5.

Gugus O-asetil 0,085 (± 25%) μmol per dosis (25 μg polisakarida).

Larutan uji Masukkan 3 mL vaksin pada 3 tabung (2 Larutan reaksi dan 1 Larutan koreksi).

Larutan pembanding persediaan Larutkan 0,150 g asetilkolin klorida P dalam 10 mL air (Larutan persediaan mengandung 15 g per L asetilkolin klorida).

Enceran larutan pembanding persediaan Segera sebelum digunakan, encerkan 0,5 mL Larutan pembanding persediaan dengan 50 mL air (mengandung 150 μg per mL asetilkolin klorida). Pada 10 tabung, masukkan secara duplo (Larutan reaksi dan Larutan koreksi) 0,1 mL; 0,2 mL; 0,5 mL; 1,0 mL; dan 1,5 mL Enceran larutan pembanding persediaan.

Pengencer Air-asam hidroklorida encer LP (1:2) 
Blangko Air 3 mL 
Prosedur 

Tambahkan air pada setiap tabung hingga 3 mL. Tambahkan 0,5 mL Pengencer pada setiap tabung larutan koreksi dan blangko. Tambahkan 1,0 mL larutan alkalin hidroksilamin P pada setiap tabung. Biarkan bereaksi selama 2 menit dan tambahkan 0,5 mL Pengencer pada setiap tabung. Tambahkan 0,5 mL larutan besi(III) klorida P dalam asam hidroklorida P 0,2 M (200 g per L) ke dalam setiap tabung, tutup tabung dan kocok untuk menghilangkan gelembung.

Ukur serapan setiap larutan pada 540 nm menggunakan blangko. Bandingkan serapan setiap Larutan reaksi dengan Larutan koreksi. Buat kurva kalibrasi dari serapan untuk 5 Enceran larutan pembanding persediaan dan kandungan setara dengan asetilkolin klorida dan tentukan kandungan asetilkolin klorida dalam larutan uji untuk setiap volume yang diuji. Hitung rata-rata 2 nilai.

1 mol asetilkolin klorida (181,7 g) setara dengan 1 mol O-asetil (43,05 g)

Formaldehid bebas <1395> Tidak lebih dari 0,2 g/L.

Pengawet antimikroba <61> Jika digunakan, tentukan jumlah pengawet antimikroba menggunakan metode fisikokimia yang sesuai. Jumlah tidak kurang dari jumlah minimum yang efektif dan tidak lebih dari 115% dari jumlah yang tertera pada label. Jika digunakan fenol pada pembuatan, kandungan tidak lebih dari 2,5 g per L.

Sterilitas <71> Memenuhi syarat.

Pirogen <231> Memenuhi syarat.

Toksisitas Abnormal <252> Memenuhi syarat.

Air <1031> Tidak lebih dari 3,0%.

PENETAPAN POTENSI
Lakukan penetapan menggunakan Metode imunokimia yang sesuai <1385> dengan pembanding polisakarida murni. Estimasi polisakarida Vi per dosis tidak kurang dari 80 % dan tidak lebih dari 120% dari yang tertera pada label dengan batas kepercayaan (P=0,95).

PENANDAAN 
Cantumkan: jumlah polisakarida per dosis tunggal manusia (25 μg); jumlah semua polisakarida dalam wadah.