Roksitromisin


Tambahan monografi
ROKSITROMISIN 
Roxithromycin

(3R,4S,5S,6R,7R,9R,11S,12R,13S,14R)-4-[(2,6-dideoksi-3-C-metil-3-O-metil-α-L-ribo- heksopiranosil)oksi]-14-etil-7,12,13-trihidroksi- 10[(E)-[(2-metoksietoksi)metoksi]imino]- 3,5,7,9,11,13-heksametil-6-[[3,4,6-trideoksi-3- (dimetilamino)-β-D-siloheksopiranosil]oksi] oksasiklotetradekan-2-on [80214-83-1]                                                         

C41H76N2O15         BM 837,0

Roksitromisin mengandung tidak kurang dari 96,0% dan tidak lebih dari 102,0%, C41H76N2O15, dihitung terhadap zat anhidrat.

Pemerian Serbuk hablur putih.

Baku pembanding Roksitromisin BPFI; Senyawa Sejenis A Roksitromisin BPFI.

Identifikasi

  1. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Roksitromisin BPFI.
  2. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti diperoleh pada Penetapan kadar.

Kejernihan larutan <881> Jernih dan tidak berwarna; lakukan penetapan menggunakan larutan 1,0% dalam metanol P. 

Rotasi jenis <1081> Antara -93,0º dan -96,0º; lakukan penetapan menggunakan larutan 1,0% dalam aseton P.

Logam berat <371> Tidak lebih dari 10 bpj. 

Pengencer Campuran air-aseton P (15:85).

Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 2 g zat, larutkan dan encerkan dengan Pengencer hingga 20 mL. Larutan baku Gunakan Larutan baku timbal 10 bpj dalam Pengencer.

Prosedur Ke dalam 2 tabung yang masing-masing berisi Larutan baku dan Larutan uji tambahkan 10 mL hidrogen sulfida LP yang dibuat segar, campur, encerkan dengan air hingga 50 mL, diamkan selama 5 menit. Amati warna larutan dari atas dengan dasar putih: Warna yang diperoleh pada Larutan uji tidak lebih intensif dari pada Larutan baku.

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.

Air <1031> Metode Ia Tidak lebih dari 3,0%. Lakukan penetapan menggunakan 200 mg zat.

Cemaran organik Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

Pengencer Campuran asetonitril P-amonium dihidrogen fosfat P 4,8% (30:70). Atur pH hingga 5,3 dengan penambahan larutan natrium hidroksida P 5,0%.

Larutan baku persediaan Timbang saksama sejumlah Roksitromisin BPFI, larutkan dan encerkan dengan Pengencer hingga kadar lebih kurang 2 mg per mL.

Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama lebih kurang 2 mg Senyawa Sejenis A Roksitromisin BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 10-mL, larutkan dan encerkan dengan Larutan baku sampai tanda. Pipet 1 mL larutan ini, masukkan ke dalam labu tentukur 10-mL, encerkan dengan Larutan baku sampai tanda.

Larutan baku Pipet 1 mL Larutan baku persediaan, ke dalam labu tentukur 100-mL, encerkan dengan Pengencer sampai tanda.

Blangko Pipet 1 mL toluen P, ke dalam labu tentukur 100-mL, encerkan dengan asetonitril P sampai tanda. Pipet 0,2 mL larutan ini, ke dalam labu tentukur 200-mL, encerkan dengan Pengencer sampai tanda.

Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur 25-mL, larutkan dan encerkan dengan Pengencer sampai tanda.

Larutan A Campuran asetonitril P-amonium dihidrogen fosfat P 5,97% (26:74). Atur pH hingga 4,3 dengan penambahan natrium hidroksida LP. Saring dan awaudarakan.

Larutan B Campuran air-asetonitril P (30:70).
Saring dan awaudarakan.

Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan A dan Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.

Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 205 nm dan kolom 4,6 mm × 15 cm berisi bahan pengisi L1 “end capped” dengan ukuran partikel 5 µm. Pertahankan suhu kolom pada 15°. Laju alir lebih kurang 1,1 mL per menit. Kromatograf diprogram sebagai berikut:

Waktu (menit)
Larutan A (%)
Larutan B (%)
0
100
0
50
100
0
80
90
10
100
100
0

Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: perbandingan puncak terhadap lembah (Hp/Hv) dari senyawa sejenis A roksitromisin dan roksitromisin tidak kurang dari 2,0; Hp adalah tinggi puncak senyawa sejenis A roksitromisin dari garis dasar dan Hv adalah tinggi di atas garis dasar dari titik terendah kurva pemisah puncak ini dari puncak roksitromisin; waktu retensi relatif senyawa sejenis A roksitromisin lebih kurang 1,15.

Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 µL) Blangko, Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur semua respons puncak. Masing-masing cemaran dan total cemaran tidak lebih dari batas yang tertera pada Tabel.

Tabel                                    

Nama  
Batas (%)                    
Senyawa sejenis A roksitromisin
tidak lebih dari respons puncak Larutan baku (1,0%)
Cemaran lain tidak spesifik
tidak lebih dari 0,5 kali respons puncak Larutan baku
                                      (0,5%)                                  
  Total cemaran
tidak lebih dari 3 kali respons puncak Larutan baku (3,0%)

Abaikan puncak dengan respons 0,05 kali respons puncak utama Larutan baku (0,05%). Abaikan respons puncak toluen yang sesuai pada kromatogram Blangko.

 Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

Pengencer Campuran asetonitril P-amonium dihidrogen fosfat P 4,8% (30:70). Atur pH hingga 5,3 dengan penambahan natrium hidroksida LP.

Fase gerak Campuran asetonitril P-amonium dihidrogen fosfat P 4,91% (307:693). Atur pH hingga 5,3 dengan penambahan natrium hidroksida LP. Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.

Larutan baku Timbang saksama sejumlah Roksitromisin BPFI, larutkan dan encerkan dengan Pengencer hingga kadar lebih kurang 2 mg per mL.

Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama lebih kurang 2 mg Senyawa Sejenis A Roksitromisin BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 10-mL, larutkan dan encerkan dengan Larutan baku sampai tanda. Pipet 1 mL larutan ini, masukkan ke dalam labu tentukur 10-mL, encerkan dengan Larutan baku sampai tanda.

Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur 25-mL, larutkan dan encerkan dengan Pengencer sampai tanda.

Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 205 nm dan kolom 4,6 mm × 15 cm berisi bahan pengisi L1 “end capped” dengan ukuran partikel 5 µm. Pertahankan suhu kolom pada 15°. Laju alir lebih kurang 1,5 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: perbandingan puncak terhadap lembah (Hp/Hv) dari senyawa sejenis A roksitromisin dan roksitromisin tidak kurang dari 1,5; Hp adalah tinggi puncak senyawa sejenis A roksitromisin dari garis dasar dan Hv adalah tinggi di atas garis dasar dari titik terendah kurva pemisah puncak ini dari puncak roksitromisin.

Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 µL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung persentase roksitromisin, C41H76N2O15 dalam zat dengan rumus:

rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak utama dari Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar Roksitromisin BPFI dalam mg per mL Larutan baku dan CU adalah kadar zat dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan bobot yang ditimbang.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah terlindung cahaya dan terlindung dari lembap.