Vaksin Hemofilus Tipe B Konjugat (Hib)


Tambahan monografi
VAKSIN HEMOFILUS TIPE B KONJUGAT (Hib)
Haemophilus type b conjugate vaccine

Vaksin hemofilus tipe b konjugat adalah sediaan cair atau beku kering dari polisakarida, berasal dari galur Haemophilus influenzae tipe yang sesuai, terikat secara kovalen dengan protein pembawa. Polisakarida, poliribosilribitol fosfat (PRP), adalah kopolimer linier yang terdiri dari pengulangan unit 3-b-D-ribofuranosil-(1®1)-ribitol-5-fosfat [(C10H19O12P)n], dengan ukuran molekul tertentu. Protein pembawa, ketika dikonjugasi ke PRP, dapat menginduksi respon imun sel B bergantung sel T pada polisakarida.

PRODUKSI
KETENTUAN UMUM PRODUKSI
Metode produksi menunjukkan vaksin hemofilus tipe b konjugat yang konsisten dan setara dengan keamanan dan imunogenisitas pada manusia. Produksi PRP dan protein pembawa berdasarkan pada sistem lot benih.
Metode produksi divalidasi untuk menunjukkan bahwa produk tersebut, apabila diuji, memenuhi syarat Uji Pirogen <231>, dilakukan sebagai berikut: suntikkan perkilo gram bobot kelinci sejumlah vaksin yang setara dengan 1 μg PRP untuk vaksin dengan toksoid difteri atau protein difteri CRM 197 sebagai pembawa; 0,1 μg PRP untuk vaksin dengan protein tetanus toksoid sebagai pembawa; 0,025 μg PRP untuk vaksin dengan protein OMP (kompleks protein membran luar meningokokus grup B) sebagai pembawa. Selama studi pengembangan, vaksin harus secara konsisten menginduksi respon imun sel B bergantung sel T pada PRP. Jika proses produksi dimodifikasi, harus ditunjukkan melalui metode in vitro yang tepat bahwa karakteristik vaksin tidak terpengaruh. Stabilitas lot akhir dan produk antara terkait dievaluasi menggunakan satu atau lebih uji indikator. Uji tersebut meliputi penetapan ukuran molekul, penetapan PRP bebas dalam konjugat, dan uji imunogenisitas pada mencit. Dengan mempertimbangkan hasil uji stabilitas, persyaratan pelulusan ditetapkan berdasarkan uji indikator tersebut untuk memastikan bahwa vaksin memenuhi syarat hingga akhir periode validasi.

LOT BENIH BAKTERI
Lot benih H. influenzae tipe b harus bebas kontaminasi yang dibuktikan melalui metode dengan sensitifitas yang sesuai, meliputi inokulasi pada media yang sesuai, pemeriksaan morfologi koloni, pemeriksaan mikroskopis hasil dari pewarnaan Gram dan aglutinasi kultur dengan antisera spesifik yang sesuai. Medium yang digunakan untuk pengawetan viabilitas galur, untuk penyimpanan beku dan beku kering tidak mengandung produk kompleks yang bersumber dari hewan. Produk PRP yang diproduksi dengan lot benih direkomendasikan untuk dikarakterisasi menggunakan spektrometri resonansi magnetik inti.

H. INFLUENZAE TIPE B POLISAKARIDA (PRP)
H. influenzae
tipe b diperbanyak dalam media cair yang tidak mengandung polisakarida dengan bobot molekul yang besar; jika komposisi media mengandung komponen darah, proses harus divalidasi untuk membuktikan bahwa setelah tahap pemurnian, sudah tidak terdeteksi lagi. Kemurnian kultur bakteri diverifikasi dengan metode dengan sensitifitas yang sesuai. Metode tersebut meliputi inokulasi pada media yang sesuai, pemeriksaan morfologi koloni, pemeriksaan mikroskopis hasil pewarnaan Gram dan aglutinasi kultur dengan antisera spesifik yang sesuai. Kultur dapat diinaktivasi. PRP dipisahkan dari media kultur dan dimurnikan dengan metode yang sesuai. Bahan mudah menguap, termasuk air, dalam polisakarida murni ditetapkan dengan metode yang sesuai; hasil penetapan kadar air digunakan untuk menghitung hasil uji tertentu di bawah ini dengan baku dalam bentuk kering. PRP yang memenuhi syarat di bawah ini digunakan dalam penyiapan konjugat.

Identifikasi PRP diidentifikasi dengan Metode imunokimia <1385> atau metode lain yang sesuai, misalnya spektrometri resonansi magnetik inti 1H.

Distribusi ukuran molekul atau massa molekul Distribusi ukuran molekul atau massa molekul ditentukan oleh Kromatografi eksklusi ukuran <931>, dikombinasikan dengan sistem deteksi yang sesuai. Apabila memungkinkan, distribusi ukuran molekul juga ditentukan setelah modifikasi kimia dari polisakarida. Nilai keberterimaan untuk polisakarida PRP ditetapkan. Setiap bets harus sesuai dengan batas yang telah ditetapkan.

Ribosa <1405> Tidak kurang dari 32% polisakarida kering. Gunakan metode yang disetujui oleh instansi yang berwenang untuk produk tertentu, dihitung menggunakan baku pembanding terhadap senyawa yang telah dikeringkan.

Fosfor <1401> Antara 6,8% hingga 9,0%. Kadar teoritis fosfor adalah 8,4%. Gunakan metode yang disetujui oleh instansi yang berwenang untuk produk tertentu, dihitung menggunakan baku pembanding terhadap senyawa yang telah dikeringkan.

Protein <1402> Tidak lebih dari 1,0%, dihitung menggunakan pembanding terhadap senyawa yang telah dikeringkan. Gunakan sejumlah PRP yang dapat mendeteksi protein pada konsentrasi 1% atau lebih.

Asam nukleat <1403> Tidak lebih dari 1,0%, dihitung menggunakan pembanding terhadap senyawa yang telah dikeringkan.

Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 10 unit per mikrogram PRP.

Residu pereaksi Apabila memungkinkan, uji dilakukan untuk menetapkan residu pereaksi yang digunakan selama inaktivasi dan pemurnian. Nilai keberterimaan setiap pereaksi ditetapkan pada produk tertentu dan setiap bets PRP harus memenuhi syarat yang ditetapkan. Jika studi validasi penghilangan residu pereaksi telah ditetapkan, maka uji pada PRP dapat dihilangkan.

PROTEIN PEMBAWA
Produksi dan karakteristik protein pembawa dijelaskan secara umum seperti tertera pada Substrat Sel Untuk Produksi Vaksin Manusia <1412>. Hanya protein pembawa yang memenuhi syarat yang digunakan dalam penyiapan konjugat.

KONJUGAT RUAHAN
PRP dimodifikasi secara kimia agar terjadi konjugasi. Sebagian didepolimerisasi baik sebelum atau selama proses produksi konjugat. Gugus fungsi reaktif atau penghubung dapat digunakan pada protein pembawa atau PRP sebelum konjugasi. Untuk menjaga konsistensi, produk derivatisasi dipantau. Konjugat dihasilkan melalui ikatan kovalen antara PRP dan protein pembawa. Apabila memungkinkan, gugus fungsi yang tidak reaktif tetapi berpotensi reaktogenik dideaktivasi menggunakan capping agent; konjugat dimurnikan untuk menghilangkan pereaksi.
Hanya konjugat ruahan yang memenuhi syarat yang dapat digunakan dalam pembuatan produk akhir ruahan vaksin. Untuk masing-masing uji dan masing-masing produk tertentu, batas keberterimaan ditetapkan dan setiap bets konjugat harus memenuhi batas yang telah ditetapkan. Untuk vaksin beku kering, beberapa uji lebih baik dilakukan pada lot akhir dibandingkan pada konjugat ruahan karena proses beku kering dapat mempengaruhi komponen yang diuji.

PRP Kadar PRP ditentukan dengan Uji Ribosa <1405> atau Uji Fosfor <1401> menggunakan Metode Imunokimia <1385>, atau dengan Kromatografi cair kinerja tinggi penukar anion seperti yang tertera pada Kromatografi <931> menggunakan detektor amperometrik.

Protein Kandungan protein ditentukan melalui metode kimia yang sesuai (misalnya Metode Imunokimia <1385>)

Rasio PRP terhadap protein Tentukan rasio melalui perhitungan.

Distribusi ukuran molekul atau massa molekul Distribusi ukuran molekul atau massa molekul ditentukan dengan kromatografi eksklusi ukuran seperti yang tertera pada Kromatografi <931>, dikombinasikan dengan sistem deteksi yang sesuai. Nilai keberterimaan ditetapkan untuk konjugat ruahan. Setiap bets harus memenuhi batas yang telah ditetapkan.

PRP Bebas Beberapa metode pemisahan PRP bebas dari konjugat, seperti presipitasi, filtrasi gel, eksklusi ukuran, pertukaran anion dan kromatografi hidrofobik, ultrafiltrasi dan ultrasentrifugasi. PRP bebas dapat diukur dengan berbagai teknik, seperti kromatografi cair kinerja tinggi penukar anion dengan deteksi amperometrik (HPAEC-PAD) dan immunoassay dengan antibodi anti-PRP.

Protein pembawa bebas Tentukan kadar melalui metode yang sesuai, baik secara langsung atau melalui derivat kadar melalui perhitungan hasil uji yang lain. Jumlah harus memenuhi syarat yang disetujui untuk produk tertentu. 

Gugus fungsi yang tidak reaktif Tidak ada gugus fungsi yang tidak reaktif terdeteksi pada konjugat ruahan kecuali proses validasi menunjukkan bahwa gugus fungsi tidak reaktif yang terdeteksi pada tahap ini telah dihilangkan selama proses produksi yang bertahap (misalnya, karena waktu paruh pendek).

Residu pereaksi Penghilangan residu pereaksi seperti sianida, fenol dan EDAC (ethyldimethylaminopropylcarbodiimide) dikonfirmasi melalui uji yang sesuai atau melalui proses validasi. 

Sterilitas <71> Lakukan pengujian menggunakan 10 mL untuk setiap media atau setara dengan 100 dosis.

RUAHAN 3-O-DESASIL-4’-MONOFOSFORIL LIPID A
Memenuhi syarat ruahan pada monografi 3-O- Desasil-4’-Monofosforil Lipid A

VAKSIN RUAHAN AKHIR
Bahan tambahan, pengawet antimikroba, dan stabilisator dapat ditambahkan pada konjugat ruahan sebelum pengenceran dengan pelarut yang sesuai hingga konsentrasi akhir. Hanya vaksin ruahan akhir yang memenuhi syarat yang digunakan dalam pembuatan lot akhir.

Pengawet antimikroba Jumlah tidak kurang dari 85% dan tidak lebih dari 115% dari jumlah yang ditetapkan. Jika digunakan, tentukan jumlah pengawet antimikroba menggunakan metode kimia yang sesuai.

Sterilitas <71> Memenuhi syarat. Gunakan 10 mL untuk setiap media.

LOT AKHIR
Hanya lot akhir yang memenuhi syarat Identifikasi dan Uji Batas yang dapat diluluskan untuk penggunaan. Jika uji pengawet antimikroba telah dilakukan pada vaksin ruahan akhir, dapat dihilangkan pada lot akhir.

Tingkat penyerapan Memenuhi syarat sesuai monografi 3-O-Desasil-4’-Monofosforil Lipid A

pH <1071> Memenuhi syarat yang telah disetujui.

PRP Bebas Beberapa metode pemisahan PRP bebas dari konjugat, seperti presipitasi, filtrasi gel, ukuran- eksklusi, pertukaran anion dan kromatografi hidrofobik, ultrafiltrasi dan ultrasentrifugasi. PRP bebas dapat diukur dengan berbagai teknik, seperti kromatografi cair kinerja tinggi penukar anion dengan deteksi amperometrik (HPAEC-PAD) dan immunoassay dengan antibodi anti-PRP. Jumlah PRP bebas tidak lebih dari syarat yang telah disetujui.

IDENTIFIKASI
Vaksin diidentifikasi menggunakan Metode imunokimia <1385> yang sesuai untuk PRP . Jika dapat digunakan, lakukan pengujian 3-O-Desasil-4’- Monofosforil Lipid A untuk mengidentifikasi vaksin yang mengandung 3-O-Desasil-4’-Monofosforil Lipid A

UJI BATAS
PRP
Tidak kurang dari 80% jumlah PRP yang tertera pada etiket. PRP ditentukan dengan Uji Ribosa <1405> atau Uji Fosfor <1401> menggunakan Metode imunokimia <1385>, atau dengan kromatografi cair kinerja tinggi penukar anion seperti tertera pada Kromatografi <931> menggunakan detektor amperometrik.

Pengawet antimikroba Jumlah tidak kurang dari 85% dan tidak lebih dari 115% dari jumlah yang ditetapkan. Jika digunakan, tentukan jumlah pengawet antimikroba menggunakan metode kimia yang sesuai.

Air <1031> Tidak lebih dari 3,0% untuk vaksin beku kering.

Sterilitas <71> Memenuhi syarat.

Endotoksin Bakteri <201> Memenuhi syarat yang telah disetujui oleh instansi yang berwenang untuk produk tertentu. Jika terdapat komponen vaksin yang menghambat penetapan endotoksin, lakukan Uji pirogen seperti yang tertera pada Produksi.

PENANDAAN
Cantumkan: jumlah PRP per dosis tunggal manusia dalam mikrogram; tipe dan jumlah dari protein pembawa per dosis tunggal manusia.