Artesunat


Artesunate

(3R, 5aS, 6R, 8aS, 9R, 10S, 12R, 12aR)-Dekahidro-3,6,9-trimetil-3,12-epoksi-12H-pirano[4,3-j]-1,2-benzodioksepin-10-ol,hidrogen suksinat. [88495-63-0]

C19H28O8                                                    BM 384,4

 

Artesunat mengandung tidak kurang dari 96,0% dan tidak lebih dari 102,0% C19H28O8, dihitung terhadap zat anhidrat.

 

Pemerian Serbuk hablur; putih.

 

Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; sangat mudah larut dalam diklorometan; mudah larut dalam etanol dan dalam aseton.

 

Baku pembanding Artesunat BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,  terlindung cahaya, dalam lemari pendingin. Senyawa Sejenis A Artesunat BPFI. Senyawa Sejenis B Artesunat BPFI. Senyawa Sejenis C Artesunat BPFI. Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi semua isi, simpan larutan dalam lemari pendingin dan gunakan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dalam lemari pembeku.

 

Identifikasi

    A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Artesunat BPFI.

    B. Lakukan seperti tertera pada Identifikasi secara kromatografi lapis tipis <281>.

    Fase gerak Campuran etanol P–toluen P – ammonia  P (70:30:1,5).

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah Artesunat BPFI, larutkan, dan encerkan dengan metanol P hingga kadar lebih kurang 1,0 mg per mL.

    Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan, dan encerkan dengan metanol P hingga kadar lebih kurang 1,0 mg per mL.

    Penampak bercak Pada 55 mL metanol P, tambahkan perlahan 10 mL asam asetat glasial P dan 5 mL asam sulfat P, dinginkan hingga suhu ruang. Secara terpisah tambahkan 0,5 mL anisaldehida P pada 30 mL metanol P. Campur kedua larutan segera. Simpan larutan dalam wadah terlindung cahaya, buat larutan segera sebelum digunakan.

    Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 1 ?L Larutan baku dan Larutan uji pada lempeng silika gel 60 P. Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatograf berisi Fase gerak, biarkan Fase gerak merambat hingga tiga per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat, keringkan di udara atau gunakan aliran udara dingin. Semprot lempeng dengan Penampak bercak dan panaskan lempeng pada suhu 120° selama 5 menit, amati: bercak utama Larutan uji sesuai dengan Larutan baku.

    C. Larutkan lebih kurang 0,1 g zat dalam 40 mL etanol mutlak P, kocok dan saring. Pada sebagian filtrat, tambahkan lebih kurang 0,5 mL hidroksilamin klorida LP dan 0,25 mL natrium hidroksida P 8%. Didihkan di atas tangas air, dinginkan, tambahkan 5 tetes asam hidroklorida 2 N dan 2 tetes besi(III) klorida P 5%: terjadi warna cokelat kemerahan.

    D. Uapkan sebagian larutan yang diperoleh pada Uji C di atas tangas air hingga volume lebih kurang 5 mL. Teteskan beberapa tetes larutan ke dalam cawan porselen putih, tambahkan satu tetes larutan vanilin P 5% dalam asam sulfat P yang dibuat segera sebelum digunakan: terjadi warna merah.

 

Sterilitas <71> Memenuhi syarat.

 

Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 2,5 unit Endotoksin FI per mg artesunat.

 

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.

 

Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan penetapan menggunakan 1,0 g zat.

 

Air <1031> Metode Ia Tidak lebih dari 0,5%; lakukan penetapan menggunakan 2,0 g zat.

 

pH <1071> Antara 3,5 dan 4,5; lakukan penetapan menggunakan 10 mg per g suspensi zat dalam air.

 

Rotasi optik <1081> Antara +4,5° dan +6,5°; lakukan penetapan menggunakan 10 mg per mL larutan zat dalam diklormetan.

 

Cemaran organik Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan uji Buat seperti tertera pada Penetapan kadar.

    Larutan pembanding Pipet lebih kurang 1 mL Larutan uji, masukkan ke dalam labu tentukur 100-mL, encerkan dengan asetonitril P sampai tanda.

    Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah Senyawa Sejenis A Artesunat BPFI, Senyawa Sejenis B Artesunat BPFI, dan Artesunat BPFI, larutkan dan encerkan dengan asetonitril P hingga kadar berturut-turut lebih kurang 0,1 mg per mL; 0,1 mg per mL; dan 1 mg per mL.

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar. Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: perbandingan puncak terhadap lembah tidak kurang dari 5,0 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. Waktu retensi relatif cemaran organik terhadap artesunat tertera pada Tabel berikut:

 

Tabel

Cemaran organik

Waktu

retensi relatif

10-epi-artenimol

0,58

Senyawa sejenis A artesunat

0,91

Senyawa sejenis B artesunat

1,30

Senyawa sejenis C artesunat

2,7

 

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 ?L) Larutan uji dan Larutan pembanding ke dalam kromatograf, rekam kromatogram lebih kurang 4 kali waktu retensi artesunat dan ukur semua respons puncak. Pada kromatogram Larutan uji: respons puncak 10-epi-artenimol dan senyawa sejenis A artesunat tidak lebih besar dari respons puncak utama Larutan pembanding (1,0%); respons puncak senyawa sejenis B artesunat tidak lebih besar dari 0,5 kali respons puncak utama Larutan pembanding (0,5%); respons puncak senyawa sejenis C artesunat dikali dengan faktor koreksi 0,07 tidak lebih besar dari 0,2 kali respons puncak utama Larutan pembanding (0,2%); respons puncak cemaran lain selain  puncak utama tidak lebih besar dari 0,2 kali respons puncak utama Larutan pembanding (0,2%); jumlah respons puncak cemaran lain selain puncak utama tidak lebih besar dari 2 kali respons puncak utama Larutan pembanding (2,0%). Abaikan respons puncak kurang dari 0,05 kali respons puncak utama Larutan pembanding (0,05%).

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Dapar Buat larutan kalium fosfat monobasa P 1,36 mg per L, atur pH hingga 3,0 dengan penambahan asam fosfat P.

    Fase gerak Campuran asetonitril P– Dapar (44:56), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 40 mg Artesunat BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 10-mL, larutkan dan encerkan dengan asetonitril P sampai tanda.

    Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 40 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur 10-mL, larutkan dan encerkan dengan asetonitril P sampai tanda.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 216 nm dan kolom berukuran 4,6 mm x 10 cm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 3 µm. Pertahankan suhu kolom pada 30°. Laju alir lebih kurang 1,0 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram, dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada lima kali penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 ?L) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram lebih kurang 4 kali waktu retensi artesunat dan ukur respons puncak utama. Hitung persentase artesunat, C19H28O8, dalam zat dengan rumus:

rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak utama Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar Artesunat BPFI dalam mg per mL Larutan baku dan CU adalah kadar artesunat dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan bobot yang ditimbang.

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, terlindung cahaya, dan disegel.

 

Penandaan  Jika sesuai, pada etiket dicantumkan zat bebas bakteri endotoksin dan/atau steril.