Metenamin


Methenamine 

 

Heksanmetilentetramin [100-97-0]

C6H12N4                                                      BM 140,19

 

Metenamin mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 100,5% C6H12N4, dihitung terhadap zat kering di atas fosfor pentoksida P selama 4 jam.  

              

Pemerian Hablur mengkilap tidak berwarna atau serbuk hablur putih; praktis tidak berbau. Jika kontak dengan api segera memijar, terbakar dengan nyala tanpa asap. Menyublim pada suhu lebih kurang 260° tanpa peleburan. Larutan bereaksi basa terhadap lakmus.

 

Kelarutan Mudah larut dalam air; larut dalam etanol dan dalam kloroform.

 

Baku pembanding Metenamin BPFI; tidak boleh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat.

 

Identifikasi

    A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Metenamin BPFI.

    B. Panaskan larutan (1 dalam 10) dalam asam sulfat 2 N: terjadi bau formaldehid yang dapat menghitamkan kertas yang dibasahi dengan perak amonium nitrat LP. Pada larutan tambahkan natrium hidroksida 1 N berlebih: terjadi bau amoniak.

 

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%; lakukan pengeringan di atas fosfor pentoksida P selama 4 jam.

 

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.

 

Klorida <361> Tidak lebih dari 0,014%; lakukan penetapan menggunakan 1,0 g zat: kekeruhan yang terjadi tidak lebih kuat dari 0,20 mL asam hidroklorida 0,020 N.   

 

Sulfat Pada10 mL larutan (1 dalam 50), asamkan dengan 5 tetes asam hidroklorida P, tambahkan 5 tetes barium klorida LP: tidak terbentuk kekeruhan dalam 1 menit.

 

Garam amonium Pada 10 mL larutan (1 dalam 20), tambahkan 1 mL kalium raksa(II)-iodida alkalis LP (Pereaksi Nessler): warna campuran tidak lebih gelap dibandingkan dengan campuran 1 mL pereaksi dan 10 mL air.

 

Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan penetapan menggunakan 2 g zat yang dilarutkan dalam 10 mL air, tambahkan 2 mL asam hidroklorida 3 N dan encerkan dengan air hingga 25 mL. Sebagai pengatur pH gunakan asam asetat glasial P.

 

Penetapan kadar

    Larutan asam kromotropat Suspensikan 100 mg asam kromotropat P dalam 2 mL air, tambahkan hati-hati 3 mL asam sulfat P, biarkan dingin, tambahkan 25 mL asam sulfat P, campur. [Catatan Bila terjadi panas berlebih selama pencampuran dan terjadi warna ungu pada larutan, buang larutan ini dan buat larutan baru.]

    Prosedur Timbang saksama lebih kurang 1 g zat kering, masukkan ke dalam gelas piala. Tambahkan 40,0 mL asam sulfat 1 N LV, panaskan hati-hati hingga mendidih, tambahkan air sedikit demi sedikit jika perlu, sampai bebas dari formaldehid. Untuk menguji tidak adanya formadehida lakukan dengan menambahkan 1 tetes larutan pada cakram penyaring serat kaca yang sebelumnya telah diberi 3 atau 4 tetes Larutan asam kromatropat dan letakkan di atas kaca arloji: formaldehid membentuk warna ungu dengan pereaksi ini. Ulangi lagi pengujian sampai tidak terjadi warna ungu dibandingkan dengan blangko cakram penyaring. Dinginkan, tambahkan 20 mL air dan merah metil LP. Titrasi kelebihan asam dengan natrium hidroklorida 1 N LV. Lakukan penetapan blangko.

 

Tiap mL asam sulfat 1 N

setara dengan 35,05 mg C6H12N4

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.