Hidroklorotiazida


Hydrochlorothiazide

6-Kloro-3,4-dihidro-2H-1,2,4-benzotiadiazina-7-sulfonamida 1,1-dioksida[58-93-5]

C7H8ClN3O4S2                                            BM 297,74

 

Hidroklorotiazida mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C7H8ClN3O4S2 dihitung terhadap zat kering.

 

Pemerian Serbuk hablur; putih atau praktis putih; praktis tidak berbau.

 

Kelarutan Mudah larut dalam natrium hidroksida, n-butilamina dan dimetilformamida; agak sukar larut dalam metanol; sukar larut dalam air; tidak larut dalam eter, kloroform dan asam mineral encer.

 

Baku pembanding  Hidroklorotiazida BPFI; lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 1 jam sebelum digunakan.4-Amino-6-kloro-1,3 benzendisulfonamida BPFI, lakukan pengeringan di atas silika gel P selama 4 jam sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya. Klorotiazida BPFI, lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 1 jam sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, pada tempat dingin.

 

Identifikasi

    A. Spektrum serapan inframerah zat kering dan didispersikan dalam kalium bromida P, menggunakan campuran hidroklorotiazida-kalium bromida yang telah dipanaskan pada suhu 105° selama 2 jam, menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Hidroklorotiazida BPFI.

    B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam 100.000) dalam metanol P menunjukkan maksimum dan minimum pada panjang gelombang yang sama seperti pada Hidroklorotiazida BPFI.

 

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 1 jam.

 

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.

 

Klorida <361> Tidak lebih dari 0,035%; lakukan penetapan dengan mengocok 500 mg zat dalam 40 mL air selama 5 menit dan saring: filtrat menunjukkan klorida tidak lebih dari yang ditunjukkan oleh 0,25 mL asam klorida 0,020 N. Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari      10 bpj.

 

Selenium <391> Tidak lebih dari 30 bpj; lakukan penetapan menggunakan 200 mg zat.

 

Cemaran organik Senyawa sejenis A benzotiadiazin tidak lebih dari 1,0%; cemaran lain tidak lebih dari 0,5%; jumlah semua cemaran (selain senyawa sejenis A benzotiadiazin) tidak lebih dari 0,9%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Pengencer, Larutan A, Larutan B, Fase gerak, Larutan uji dan Larutan kesesuaian sistem Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar.

    Larutan batas kuantitasi Timbang saksama sejumlah Hidroklorotiazida BPFI, larutkan dalam Pengencer, jika perlu lakukan sonikasi. Encerkan dengan Pengencer secara kuantitatif dan jika perlu bertahap hingga kadar lebih kurang 0,16 µg per mL.

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar. Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem dan rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak senyawa sejenis A benzotiadiazin dan klorotiazida tidak kurang dari 2,0 dan resolusi, R, antara puncak klorotiazida dan hidroklorotiazida tidak kurang dari 1,5; faktor ikutan puncak senyawa sejenis A benzotiadiazin, klorotiazida dan hidroklorotiazida tidak lebih dari 1,5 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang yang ditetapkan dari puncak senyawa sejenis A benzotiadiazin dan klorotiazida tidak lebih dari 5,0%. Lakukan kromatografi dengan tiga kali penyuntikan terhadap Larutan batas kuantitasi dan rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif tidak lebih dari 25%. [Catatan Waktu retensi relatif senyawa sejenis A benzotiadiazin, klorotiazida, hidroklorotiazida, 5-klorohidroklorotiazida dan dimer hidroklorotiazida [6-kloro-N-[6-kloro-7-sulfamoil-2,3-dihidro-4H-1,2,4-benzotiadiazin-4-il 1,1-dioksida)metil]3,4-dihidro-2H-1,2,4-benzotiadiazin-7-sulfonamida 1,1-dioksida] berturut-turut lebih kurang 0,5; 0,8; 1,0; 2,1 dan 2,6].

    Prosedur Suntikkan sejumlah volume (lebih kurang 10 µL) Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur semua respons puncak. Hitung persentase masing-masing cemaran dengan rumus:

riC adalah perbandingan respons puncak masing-masing cemaran terhadap faktor respons dan rsC adalah jumlah perbandingan semua respons puncak terhadap semua faktor respons, faktor respons senyawa sejenis A benzotiadiazin, klorotiazida dan semua puncak lain berturut-turut adalah 0,54; 0,63 dan 1,0.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan natrium fosfat Timbang saksama 2,76 g natrium fosfat monobasa , masukkan ke dalam labu tentukur 1000-mL, tambahkan lebih kurang 990 mL air. Atur pH hingga 2,7 ± 0,1 dengan penambahan asam fosfat P dan encerkan dengan air sampai tanda. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Pengencer Buat campuran Larutan natrium fosfat-asetonitril P (7:3).

    Larutan A Buat campuran asetonitril P-metanol P (3:1), awaudarakan.

    Larutan B Buat campuran asam format anhidrat P dalam air (5 dalam 1000), awaudarakan.

    Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan A dan Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian system seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan kesesuaian sistem Timbang sejumlah Hidroklorotiazida BPFI, Klorotiazida BPFI dan Senyawa Sejenis A Benzotiadiazin BPFI, larutkan dengan Pengencer, jika perlu lakukan sonikasi. Encerkan dengan Pengencer hingga kadar berturut-turut lebih kurang 0,32; 3,2 dan 3,2 mg per mL. Saring melalui penyaring dengan porositas 0,45 µm atau lebih kecil.

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah Hidroklorotiazida BPFI, larutkan dengan Pengencer, jika perlu lakukan sonikasi. Encerkan dengan Pengencer secara kuantitatif dan jika perlu bertahap hingga kadar lebih kurang 0,32 mg per mL. Saring melalui penyaring dengan porositas 0,45 µm atau lebih kecil. 

    Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 32 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-mL. Tambahkan 70 mL Pengencer, jika perlu sonikasi selama 10 menit untuk melarutkan. Diamkan hingga suhu ruang. Encerkan dengan Pengencer sampai tanda. Saring melalui penyaring dengan porositas  0,45 µm atau lebih kecil.

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 275 nm dan kolom 4,6 mm x 5 cm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 3,5 µm. Laju alir lebih kurang 1 mL per menit. Pertahankan suhu kolom 35°. Kromatograf diprogram sebagai berikut:

 

Waktu (Menit)

Larutan A (%)

Larutan B (%)

Eluasi

0

3

97

Kesetimbangan

0-5

3

97

Isokratik

5-14

3®36

97®64

Gradien Linier

14-18

36®3

64®97

Gradien Linier

18-20

3

97

Kesetimbangan kembali

Lakukan kromatografi terhadap Pengencer untuk mengetahui adanya puncak yang disebabkan oleh sistem. Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian system dan rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif senyawa sejenis A benzotiadiazin, klortiazida dan hidroklortiazida berturut-turut lebih kurang 0,5; 0,8 dan 1,0; resolusi, R, antara puncak senyawa sejenis A benzotiadiazin dan puncak klorotiazida tidak kurang dari 2,0; resolusi, R, antara puncak klorotiazid dan puncak hidroklorotiazida tidak kurang dari 1,5 dan faktor ikutan puncak Senyawa sejenis A benzotiadiazin, klorotiazida dan hidroklorotiazida tidak lebih dari 1,5. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,0%.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 10 µL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg hidroklorotiazid, C7H8ClN3O4S2, dalam zat yang digunakan dengan rumus:

C adalah kadar Hidroklorotiazida BPFI dalam mg per mL Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.