Injeksi Siproflokasin


Ciprofloxacin Injection

Injeksi Siprofloksasin adalah larutan steril siprofloksasin atau siprofloksasin hidroklorida, dalam Air untuk Injeksi, injeksi dekstrosa 5%, atau dalam injeksi natrium klorida 0,9% yang dibuat dengan penambahan asam laktat. Mengandung siprofloksasin, C17H18FN3O3, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.

 

Baku pembanding Siprofloksasin Hidroklorida BPFI; adalah bentuk monohidrat dari siprofloksasin hidroklorida, tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan. Tetapkan kandungan air secara titrimetri pada saat akan digunakan analisa kuantitatif. Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya. Siprofloksasin Etilendiamina Analog BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat. Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi]. Rekonstitusi seluruh isi, simpan larutan dalam lemari pendingin dan gunakan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dalam lemari pembeku. Natrium Laktat BPFI; keringkan dalam vakum pada suhu 60º selama 4 jam sebelum digunakan, simpan dalam wadah tertutup rapat.

 

Identifikasi Waktu retensi puncak utama pada kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti diperoleh pada Penetapan kadar.

 

Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat.

 

pH <1071> Antara 3,5 dan 4,6, kecuali jika pada etiket tertera dalam bentuk konsentrat, pH antara 3,3 dan 3,9.

 

Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,5 unit Endotoksin FI per mg siprofloksasin.

 

Sterilitas <71> Memenuhi syarat; lakukan penetapan dengan cara Penyaringan membran dari produk yang diuji.

 

Warna dan akromisitas <1291> (Jika pada etiket tertera dalam bentuk konsentrat) Warna larutan tidak lebih intensif dari pengenceran 5 mL Larutan padanan O dengan 95,0 mL asam hidroklorida 0,12 N.

 

Syarat lain Memenuhi syarat Wadah injeksi seperti tertera pada Injeksi.

 

Asam laktat Antara 0,288 dan 0,352 mg tiap mg siprofloksasin, jika injeksi dalam bentuk konsentrat antara 0,335 dan 0,409 mg tiap mg siprofloksasin dari yang tertera pada etiket. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Fase gerak Buat campuran asetonitril P-asam sulfat 0,005 N (3:17). Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah Natrium Laktat BPFI, larutkan dan encerkan dengan air hingga kadar lebih kurang 0,8 mg per mL atau jika injeksi dalam bentuk konsentrat, maka lebih kurang 4 mg per mL.

    Larutan uji Gunakan injeksi tanpa pengenceran.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 208 nm dan kolom 7,8 mm x 30 cm berisi bahan pengisi L17. Pertahankan suhu kolom pada suhu 40 ±1º. Laju alir lebih kurang 0,6 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur: faktor ikutan untuk puncak analit tidak lebih dari 2,0 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. [Catatan Setelah selesai pengujian, cuci kolom dengan campuran asam sulfat 0,01 N dan asetonitril P untuk mengeluasi siprofloksasin dari kolom. Segera aliri kolom dengan asam sulfat 0,01 N dan kolom dapat kembali digunakan atau disimpan.]

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 ?L) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg asam laktat, C3H6O3, tiap mg siprofloksasin dengan rumus:

 

 

rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak asam laktat dari Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar Natrium Laktat BPFI dalam mg per mL Larutan baku; CU adalah kadar siprofloksasin dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan jumlah yang tertera pada etiket; 90,08 dan 112,07 berturut-turut adalah bobot molekul asam laktat dan natrium laktat.

 

Dekstrosa (Jika ada) Antara 4,75 dan 5,25 g tiap 100 mL.

    Larutan uji Gunakan injeksi tanpa pengenceran.

    Prosedur Lakukan penetapan rotasi optik pada tabung polarimeter yang sesuai seperti yang tertera pada Rotasi optik <1081>. Hitung persentase dalam g per 100 mL dekstrosa, C6H12O6.H2O dalam injeksi dengan rumus:

 

 

A adalah 100 mm dibagi panjang tabung polarimeter, dalam mm;  R adalah rotasi jenis yang teramati, dalam derajat; 198,17 dan 180,16 berturut-turut adalah bobot molekul dekstrosa monohidrat dan dekstrosa anhidrat; F adalah nilai tengah rotasi jenis dekstrosa anhidrat (52,9º).

 

Natrium klorida (Jika ada) Antara 85,5 dan 94,5 mg. Pipet 10 mL injeksi ke dalam labu Erlenmeyer, tambahkan air sampai 150 mL, tambahkan 1,5 mL kalium kromat LP dan titrasi dengan perak nitrat 0,1 N LV.

 

Tiap mL perak nitrat 0,1 N LV

setara dengan 5,844 mg natrium klorida

 

Siprofloksasin etilendiamina analog Tidak lebih dari 0,5%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.

    Fase gerak, Larutan kesesuaian sistem, Larutan uji, dan Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada Penetapan kadar.

    Prosedur Suntikkan sejumlah volume (lebih kurang 10 ?L) Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung persentase siprofloksasin etilendiamina analog dalam injeksi dengan rumus:

 

 

F adalah faktor koreksi siprofloksasin etilendiamina analog, 0,7;  rA dan rC berturut-turut adalah respons puncak siprofloksasin etilendiamina analog dan respons puncak siprofloksasin dalam Larutan uji.

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan kadar dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan A Gunakan asam fosfat 0,025 M, atur pH hingga 3,0 ± 0,1 dengan penambahan trietilamin P.

    Fase gerak Buat campuran asetonitril PLarutan A (13:87). Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah Siprofloksasin Hidroklorida BPFI, larutkan dan encerkan dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang 0,5 mg per mL.

    Larutan uji Pipet sejumlah volume injeksi, encerkan dengan Fase gerak hingga kadar larutan setara dengan lebih kurang 0,5 mg siprofloksasin per mL.

    Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah Siprofloksasin Etilendiamina Analog BPFI, larutkan dan encerkan dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang 0,025 mg per mL. Pipet 1 mL larutan ke dalam labu tentukur-10 mL, encerkan dengan Larutan baku sampai tanda.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 278 nm dan kolom 4,6 mm × 25 cm berisi bahan pengisi L1. Pertahankan suhu kolom pada suhu 30 ±1º. Laju alir lebih kurang 1,5 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif siprofloksasin etilendiamina analog dan siprofloksasin berturut-turut lebih kurang 0,7 dan 1,0; resolusi, R, antara puncak siprofloksasin etilendiamina analog dan siprofloksasin tidak kurang dari 6. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur: efisiensi kolom dihitung dari puncak siprofloksasin tidak kurang dari 2500 lempeng teoritis; faktor ikutan untuk puncak siprofloksasin tidak lebih dari 2,5 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,5%.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 10 ?L) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung persentase siprofloksasin, C17H18FN3O3, dalam injeksi dengan rumus:

 

 

rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak dari Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar Siprofloksasin Hidroklorida BPFI dalam mg per mL Larutan baku; CU adalah kadar siprofloksasin dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan jumlah yang tertera pada etiket; 331,34 dan 367,81 berturut-turut adalah bobot molekul siprofloksasin dan siprofloksasin hidroklorida anhidrat.

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal, sebaiknya dari kaca Tipe I. Simpan di tempat sejuk atau pada suhu ruang terkendali. Hindarkan dari pembekuan dan paparan cahaya.

 

Penandaan Pada etiket tertera pembawa yang digunakan air untuk injeksi, injeksi dekstrosa 5% atau injeksi natrium klorida 0,9%. Untuk konsentrat, pada etiket sebagai pembawa digunakan air untuk injeksi, sediaan harus diencerkan hingga dosis yang diinginkan (1-2 mg per mL) dengan injeksi dekstrosa 5% atau injeksi natrium klorida 0,9% sebelum digunakan, larutan hasil pengenceran stabil hingga 14 hari jika disimpan di tempat sejuk atau pada suhu ruang terkendali.