Pereaksi Dan Larutan Pereaksi


     Adenin sulfat (C5H5N5)2.H2SO4.2H2O; BM 404,36.

    Pemerian Hablur atau serbuk hablur putih. Setelah pengeringan pada suhu 110º, melebur pada suhu lebih kurang 200º disertai peruraian.

    Kelarutan 1 g larut dalam lebih kurang 160 mL air; sedikit larut dalam etanol. Larut dalam larutan natrium hidroksida. Tidak mengendap dengan larutan iodum LP atau raksa(II) kalium LP, tetapi terbentuk endapan dengan trinitrofenol LP.

    Sisa Pemijaran Dapat diabaikan; lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi, menggunakan 100 mg zat.

    Air Tidak kurang dari 10,0%. Lakukan pengeringan pada suhu 105º sampai bobot tetap.

 

Agar P Gunakan Agar seperti tertera pada monografi Farmakope Indonesia VI. Untuk keperluan mikrobiologi; lakukan pengeringan hingga kadar air tidak lebih dari 20%.

 

Air amonia P Gunakan Amonium hidroksida P.

 

Air bebas amonia P Gunakan Air kemurnian tinggi.

 

Air bebas amonia dan karbondioksida P Air bebas karbondioksida P yang memenuhi syarat air bebas amonia P.

 

Air bebas karbondioksida P Air bebas karbondioksida P adalah adalah Air Murni yang telah didihkan kuat-kuat selama 5 menit atau lebih dan didiamkan sampai dingin, serta tidak boleh menyerap karbon dioksida dari udara.

 

Air bermorfin LP Kocok morfin anhidrat P dengan air kloroform LP dan biarkan tidak kurang dari 7 hari pada suhu ruang, kocok sesekali, hingga diperolah larutan jenuh alkaloid. Saring morfin yang tidak larut segera sebelum digunakan.

 

Air brom LP Larutan jenuh brom, dibuat dengan mengocok 2 - 3 mL brom P dengan 100 mL air dalam botol bersumbat kaca, sumbat harus diberi pelicin. Simpan dalam tempat dingin, terlindung dari cahaya.

 

Air kemurnian tinggi P Air yang mempunyai konduktivitas tidak lebih dari 0,15 µS per cm.

 

Air kloroform LP Kocok 2,5 mL kloroform P dengan 900 mL air sampai larut dan encerkan dengan air hingga 1000 mL.

 

Air suling P Air murni yang diperoleh dengan penyulingan.

 

Air untuk injeksi P Gunakan Air untuk injeksi seperti tertera pada monografi Farmakope Indonesia VI.

 

Akrilamida P C3H5NO; BM 71,08; [79-06-1]; murni pereaksi

    Suhu lebur Lebih kurang 84º.

 

Albumin, larutan P Encerkan albumin dengan Injeksi natrium klorida secukupnya hingga kadar protein 0,1 % dan atur pH antara 3,5 dan 4,5 dengan penambahan asam asetat glasial P.

 

Albumin sapi P Gunakan Albumin plasma sapi P.

 

Albumin plasma sapi P, kering Albumin sapi P;  BM 66,0; [9048-46-8]. Gunakan kualitas yang sesuai.

      Pemerian serbuk hampir tidak berwarna hingga kuning pucat.

      Kemurnian tidak kurang dari 95%.

      Kelarutan 40 mg dalam 1 mL air.

      Penyimpanan pada suhu 2º-8º.

 

Albumin serum P Gunakan Albumin plasma sapi P.

 

Alizarin Natrium Sulfonat P Merah alizarin S; C14H7NaO7S3H2O; BM 360,3; [130-22-3]; CI 58005; murni pereaksi.

    Pemerian Serbuk, cokelat kekuningan atau kuning jingga.

    Kelarutan Mudah larut dalam air, membentuk warna kuning; sukar larut dalam etanol.

 

Alizarin Natrium Sulfonat LP Larutan alizarin natrium sulfonat P 1 % dalam etanol P. Memenuhi persyaratan berikut:

    Sensivitas barium Pada 5 mL asam sulfat 0,05M tambahkan 5 mL air, 50 mL dapar asetat pH 3,7 dan 0,5 mL larutan zat yang diuji. Tambahkan tetes demi tetes barium perklorat 0,05M LV. Warna berubah dari kuning menjadi merah jingga.

    Trayek pH Antara 3,7 (kuning) dan 5,2 (ungu).

 

Alfanaftol P Gunakan 1-naftol P.

 

Alkohol P Gunakan Etanol P seperti tertera pada monografi Farmakope Indonesia VI.

 

Alumina P Gunakan aluminium oksida tercuci asam P.

 

Alumina anhidrat P Aluminium oksida; Aluminium yang khusus digunakan dalam analisis kromatografi [1344-28-1].

    Pemerian Putih atau serbuk putih; ukuran 80 sampai 200 mesh; tidak lembut; mengembang atau terurai dalam air. Tidak tercuci dengan asam.

    Wadah dan Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.

 

Aluminium P Al; BM 26,98; [7429-90-5]; murni pereaksi.

    Arsen Masukkan 750 mg zat dalam botol bermulut besar (lihat Arsen dalam Pereaksi pada Uji Umum untuk Pereaksi). Tambahkan 10 mL air dan 10 mL larutan natrium hidroksida P (3 dalam 10), dan biarkan terjadi reaksi selama 30 menit: terbentuk bercak yang hampir tidak terlihat pada kertas raksa(II) bromida P.

 

Aluminium hidroksida gel P Al(OH)+ aquadest; [21645-51-2]; murni pereaksi.

 

Aluminium klorida P Aluminium klorida heksahidrat; AlCl3.6H2O; BM 241,4; [7784-13-6];  murni pereaksi, mengandung tidak kurang dari 98,0%.

    Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah tertutup rapat.

   

Aluminium oksida tercuci asam P [1344-28-1]; (Alumina yang dibuat khusus untuk digunakan dalam analisis kromatografi).

    Pemerian Butir halus atau serbuk, putih atau praktis putih; sangat higroskopis.

    pH campuran 5 g zat dalam 150 mL air bebas amonia dan karbon dioksida P bebas air, setelah didiamkan 10 menit pH antara 3,5 dan 4,5.

    Sisa pemijaran Tidak lebih dari 5%; lakukan penetapan sebagai berikut: Timbang saksama lebih kurang 1 g zat, pijarkan dalam tanur pada suhu 800º hingga 825º hingga bobot tetap.

    Silika Campur 500 mg zat dengan 10 g kalium bisulfat P, dalam krus platina pijarkan selama 1 jam, dinginkan dan larutkan dalam air panas: hampir tidak ada residu yang tidak larut dalam air.

    Kesesuaian dalam kromatografi jerapan Tidak kurang 0,3 mg o-nitroanilin dijerap untuk setiap g aluminium oksida. 

    Larutan A Larutkan 50 mg o-nitroanilina P dalam benzen P hingga 50 mL. Encerkan 10 mL larutan dengan benzen P hingga 100 mL.

    Larutan B Timbang secara cepat lebih kurang 2 g (±0,005) zat dalam botol timbang bersumbat kaca dan masukkan dengan cepat ke dalam tabung reaksi bersumbat kaca yang kering. Tambahkan 20 mL Larutan A, tutup, kocok kuat selama 3 menit dan diamkan. Pipet 10 mL beningan, ke dalam labu tentukur 100-mL, encerkan dengan benzen P sampai tanda.

    Ukur serapan Larutan A dan Larutan B pada panjang gelombang 395 nm, gunakan benzen P sebagai blangko. Hitung jumlah dalam mg, zat yang terjerap tiap g sampel dengan rumus:

AA dan AB berturut-turut adalah serapan Larutan A dan Larutan B; W adalah bobot dalam g, zat yang digunakan.

    Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.

 

Aluminium sulfat P Al2(SO4)3.16H2O;  BM 630,4; [10043-01-3]; murni pereaksi.

 

Amaran P C20H11N2Na3O11S3; BM 604,48

    Pemerian Serbuk halus berwarna coklat tua atau coklat kemerahan. Gunakan kualitas yang sesuai.

 

Amaran LP Larutkan 20 mg Amaran P dalam 20 mL air.

 

Amil Alkohol P Isoamil alkohol P; C5H11OH; BM 88,15; [598-75-4]; murni pereaksi.

 

Amilum larut P Gunakan kanji larut P.

 

4-Aminoantipirin P Gunakan 4-Aminofenazon P.

 

4-Aminofenazon P 4-aminoantipirin P; C11H13N3O; BM 203,24; [83-07-8]

    Pemerian Serbuk hablur warna kuning muda; 500 mg zat larut sempurna dalam 30 mL air dan memberikan larutan jernih.

    Jarak lebur <1021> Lebih kurang 108°.

 

Aminofenazon LP Larutan 4-aminofenazon P 0,1 % dalam dapar borat pH 9,0.

 

p-Aminofenol P C6H7NO; BM 109,13; [123-30-8]

    Pemerian Serbuk hablur halus, kekuningan.

    Kelarutan Sukar larut dalam air dan dalam etanol.

    Jarak lebur <1021> Lebih kurang 186°.

Gunakan pereaksi dengan mutu yang sesuai, mengandung tidak kurang dari 99%.

 

2-Aminoheptan P (2-heptilamin;1-metilheksilamin); C7H19N; BM 115,22; [123-82-0]. Gunakan pereaksi dengan mutu yang sesuai, mengandung tidak kurang dari 99%.

 

2-Amino-5-klorobenzofenon P C13H10ClNO; BM 231,68; [719-59-5]; gunakan 2-Amino-5-klorobenzofenon BPFI.

   

Amonia LP Encerkan 350 mL amonium hidroksida P dengan air hingga 1000 mL. Larutan mengandung antara 9,5 % dan 10,5 % NH3.

 

Amonia sianida LP Larutkan 2 g kalium sianida P dalam 15 mL amonium hidroklorida P encerkan dengan air hingga 100 mL.

 

Amonium asetat P NH4C2H3O2 ; BM 77,08; [631-61-8]; murni pereaksi.

 

Amonium asetat LP Larutkan 10 g amonium asetat P dalam air hingga 100 mL.

 

Amonium besi(III) sulfat LP Gunakan besi(III) amonium sulfat LP.

 

Amonium bikarbonat P Amonium hidrogen karbonat; NH4HCO3; BM 79,06; [1066-33-7]; murni pereaksi. Tidak kurang dari 99,0%.

 

Amonium dihidrogen fosfat P Gunakan amonium fosfat monobasa P.

 

Amonium etanol LP Larutan dari gas amoniak dalam etanol P. Mengandung NH3 antara 9% dan 11% .

    Pemerian cairan jernih, tidak berwarna, berbau amoniak.

    Bobot jenis Lebih kurang 0,80.

    Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tahan alkali, simpan di tempat dingin.

 

Amonium format P Garam amonium asam format; CH5NO2; BM 63,06; [540-69-2]; murni pereaksi.

 

Amonium fosfat P Gunakan amonium fosfat dibasa P.

 

Amonium fosfat dibasa P Diamonium hidrogenfosfat P; Amonium fosfat P; (NH4)2HPO4; BM 132,06; [7783-28-0]; murni pereaksi.

 

Amonium fosfat monobasa P Amonium dihidrogen fosfat P; NH4H2PO4; BM 115,03; [7722-76-1]; murni pereaksi.

 

Amonium hidrogen karbonat Gunakan amonium bikarbonat P.

 

Amonium hidroklorida P Gunakan amonium klorida P.

 

Amonium hidroksida P; Air Amonia P;  Larutan NH3 25% b/b; [1336-21-6]; murni pereaksi.

 

Amonium hidroksida, 6N Encerkan 400 mL Amonium hidroksida P dengan air hingga 1000 mL.

 

Amonium karbonat P Garam Hartshorn [506-87-6]; murni pereaksi.

   

Amonium karbonat LP Larutkan 20 g amonium karbonat P dan 20 mL amonia LP dalam air hingga 100 mL.

 

Amonium klorida  P Amonium hidroklorida P NH4Cl; BM 53,49; [12125-02-9]; murni pereaksi.

 

Amonium metavanadat P Gunakan amonium vanadat P.

 

Amonium molibdat P (NH4)6Mo7O24.4H2O; BM 1235,86; [12054-85-2]; murni pereaksi.

 

Amonium molibdat LP Larutkan 6,5 g asam molibdat P yang diserbuk halus dalam campuran 14 mL air dan 14,5 mL amonium hidroksida P. Dinginkan larutan, tambahkan perlahan-lahan sambil diaduk ke dalam campuran 32 mL asam nitrat P dan 40 mL air. Biarkan selama 48 jam, dan saring melalui penyaring kaca masir dengan porositas halus. Larutan ini rusak pada penyimpanan dan tidak boleh digunakan jika pada penambahan 2 mL natrium fosfat dibasa LP ke dalam 5 mL larutan tidak segera terbentuk endapan kuning ataupun setelah dihangatkan.

    Wadah dan penyimpanan Simpan larutan di tempat gelap. Jika selama penyimpanan terbentuk endapan, gunakan beningan.

 

Amonium molibdat, pereaksi Campur dengan urutan sebagai berikut: 1 bagian volume larutan amonium molibdat P 2,5 %, 1 bagian volume larutan asam askorbat P 10 % dan 1 bagian volume asam sulfat 3 M; tambahkan 2 bagian volume air. Pereaksi amonium molibdat hanya dapat digunakan dalam 1 hari.

 

Amonium nitrat P NH4NO3; BM 80,04; [6484-52-2]; murni pereaksi.

 

Amonium oksalat P (NH4)2 C2O4.H2O; BM 142,11; [6009-70-7]; murni pereaksi.

 

Amonium oksalat LP Larutkan 3,5 g amonium oksalat P dalam air hingga 100 mL.

 

Amonium persulfat P Amonium peroksidisulfat; (NH4)2S2O8; BM 228,20; [7727-54-0]; murni pereaksi.

 

Amonium pirolidinditiokarbamat P Asam 1-pirolidin karboditioat, garam amnonium; C5H12N2S2; BM 164,29; [5108-96-3]; gunakan mutu pereaksi yang sesuai.

 

Amonium Reineckat P Garam Reinecke; Amonium tetrasianatodiaminoktromat(III) monohidrat; NH4[Cr(NH3)2.(SCN)4].H2O; BM 354,44; [13573-16-5].

    Pemerian Hablur merah tua atau serbuk hablur warna merah.

    Kelarutan Larut dalam air dingin, mudah larut dalam air panas. Dalam larutan perlahan-lahan terurai.

    Kepekaan Larutkan 50 mg zat dalam 10 mL air. Tambahkan 0,2 mL larutan ini ke dalam 1 mL larutan 10 mg kolin klorida P dalam 20 mL air, dan kocok perlahan-lahan: terbentuk endapan yang nyata dalam waktu 5 detik sampai 10 detik.

 

Amonium sitrat LP Larutkan disertai pendinginan, 500 g asam sitrat P dalam campuran 200 mL air dan 13,5 mL amonium hidroksida P. Saring dan encerkan dengan air hingga 1000 mL.

 

Amonium sitrat dibasa P (NH4)2HC6H5O7; BM 226,18; [3012-65-5]; murni pereaksi.

 

Amonium sulfamat P NH4OSO2NH2; BM 114,13; [7773-06-0]; murni pereaksi.

 

Amonium sulfat P (NH4)2SO4; BM 132,14; [7783-20-2]; murni pereaksi.

 

Amonium sulfida LP Jenuhkan sejumlah amonia LP dengan hidrogen sulfida P dengan cara mengalirkan gas hidrogen sulfida P dalam larutan amonia LP selama 1 menit. Larutan harus dibuat segar. Larutan ini tidak menjadi keruh dengan penambahan magnesium sulfat LP atau kalsium klorida LP yang menunjukkan tidak adanya karbonat. Larutan ini tidak boleh digunakan jika terdapat endapan sulfur.

    Sisa pemijaran Tidak lebih dari 0,05%.

 

Amonium tiosianat P NH4SCN; BM 76,12; [1762-95-4]; murni pereaksi.

 

Amonium tiosianat LP Larutkan 8 g amonium tiosianat P dalam air hingga 100 mL.

 

Amonium vanadat P Amonium metavanadat P; NH4VO3; BM 116,98; [7803-55-6]. Mengandung tidak kurang dari 98% NH4VO3.

    Pemerian Serbuk hablur, putih.

    Kelarutan Sukar larut dalam air dingin; larut dalam air panas dan dalam amonium hidroksida encer.

    Kelarutan dalam amonium hidroksida Larutkan 1 g zat dalam campuran 3 mL amonium hidroksida P dan 50 mL air hangat: larutan jernih dan tidak berwarna.

    Karbonat  Pada 500 mg zat tambahkan 1 mL air dan 2 mL asam hidroklorida encer LP: tidak terbentuk gelembung gas.

    Klorida Tidak lebih dari 0,2 %. Larutkan 250 mg zat dalam 40 mL air panas, tambahkan 2 mL asam nitrat P, dan diamkan selama 1 jam. Saring, tambahkan 0,5 mL perak nitrat LP ke dalam filtrat: larutan tidak lebih keruh dari blangko yang mengandung 0,5 mg klorida.

    Sulfat  Larutkan 500 mg zat dalam 50 mL air panas, tambahkan 2 mL asam hidroklorida encer LP dan 1,5 g hidroksilamin hidroklorida P. Panaskan pada suhu 60º selama 3 menit, saring, dinginkan dan tambahkan 2 mL barium klorida LP ke dalam filtrat: tidak terbentuk kekeruhan atau endapan dalam waktu 30 menit.

    Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 500 mg zat, masukkan ke dalam wadah yang sesuai, tambahkan 30 mL air dan 2 mL larutan asam sulfat P (1 dalam 4), goyang hingga larut, dan alirkan gas belerang dioksida P ke dalam larutan hingga reduksi sempurna dan larutan berwarna biru terang. Didihkan perlahan-lahan sambil dialirkan karbondioksida ke dalam larutan untuk menghilangkan kelebihan belerang dioksida P, dinginkan, dan titrasi dengan kalium permanganat 0,1 N LV.

 

Tiap mL kalium permanganat 0,1 N

setara dengan 11,7 mg NH4VO3

 

Anhidrat asetat P (CH3CO)2O; BM 102,09; [108-24-7]; murni pereaksi.

 

Anhidrida asetat-dioksan LP Tambahkan 1 mL anhidrat asetat P pada 50 mL dioksan P.

 

Anhidrida ftalat P C8H4O3; BM 148,12; [85-44-9]; murni pereaksi.

 

Anhidrida perosmat P Gunakan osmium tetroksida P.

 

Anilin P C6H5NH2; BM 93,13; [62-53-3]; murni pereaksi.

 

p-Anisaldehida P 4-Metoksibenzaldehida P; C8H8O2; BM 136,15; [123-11-5].

    Pemerian Cairan jernih tidak berwarna.

    Suhu didih Lebih kurang 248º.

    Bobot per mL <991> Antara 1,119 dan 1,123.

    Indeks refraksi Antara 1,5725 dan 1,5370.

 

p-Anisidin P C7H9NO; BM 123,06; [104-94-9]. Hablur warna coklat, gunakan mutu pereaksi yang sesuai.

 

Anisol P CH3OC6H5, BM 108,14; [100-66-3].

    Pemerian Cairan tidak berwarna.

    Indeks bias <1001> 1,5160; lakukan penetapan pada suhu 20°.

    Penetapan kadar Lakukan Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi <931>. Suntikkan sejumlah zat yang sesuai (lebih kurang 0,5 µl) ke dalam kromatograf  yang dilengkapi dengan detektor ionisasi nyala dan kolom kapiler 30 m, dilapisi dengan fase diam G3. Pertahankan suhu injektor dan detektor masing-masing pada suhu 140° dan 300°, atur suhu kolom pada 70° dan naikkan dengan kecepatan 10° per menit hingga 170°. Gunakan nitrogen P sebagai gas pembawa. Luas puncak anisol tidak kurang dari 99% dari jumlah luas puncak.

 

Antimon(III) klorida P antimon klorida P; SbCl3; BM 228,12; [10025-91-9]; murni pereaksi.

   

Antimon(III) klorida LP Larutkan 20 g antimon(III) klorida P dalam kloroform P hingga 100 mL, jika perlu saring.

 

Antimon triklorida P Gunakan antimon(III) klorida P.

 

Antron P C14H10O; BM 194,23; [90-44-8]; murni pereaksi.

 

Antron LP Larutkan dengan cepat 35 mg antron P dalam campuran panas 35 mL air dan 65 mL asam sulfat P. Dinginkan segera di dalam tangas es hingga suhu ruang, saring melalui wol kaca. Biarkan larutan pada suhu ruang selama 30 menit sebelum digunakan. Larutan ini harus digunakan dalam waktu 12 jam.

 

Aprotinin P [9087-70-1] Mengandung 10 hingga 20 satuan inhibitor tripsin per mg.

 

L-Arabinosa P C5H10O5; BM 150,1; [87-72-9]; murni pereaksi

    Pemerian Serbuk hablur, putih.

    Rotasi jenis Antara +103° sampai +105° (larutan 5% dalam air yang mengandung lebih kurang 0,05 % NH3).

 

Arakhidik alkohol P Eikosan-1-ol; arakhidil alkohol C20H42O; BM 289,6; [629-96-9]; murni pereaksi. Mengandung tidak kurang dari 95 % C20H42O.

    Pemerian Padatan berlemak atau hablur, tidak berwarna.

 

Arang aktif P Karbon aktif P; karbon dekolorisasi P; Gunakan Arang jerap seperti tertera pada monografi Farmakope Indonesia VI.

   

Argon P Ar; BM 39,95; [7440-37-1]; murni pereaksi. Mengandung tidak kurang dari 99,995% v/v Ar.

 

Arsen trioksida P As2O3; BM 197,84; [1327-53-3]; murni pereaksi.

 

Asam adipat P Asam heksandioik; asam 1,4 butenadikarboksilat; C6H10O4; BM 146,14. [124-04-9]; Mengandung tidak kurang dari 98 % C6H10O4.

    Pemerian Serbuk hablur tidak berwarna sampai putih.

    Kelarutan Sukar larut dalam air dan dalam sikloheksana; larut dalam etanol, dalam metanol dan dalam aseton; praktis tidak larut dalam benzen dan dalam eter minyak tanah.

    Jarak lebur <1021> Antara 151º dan 155º, jarak awal dan akhir melebur tidak lebih dari 2º.

    Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 300 mg zat, larutkan dalam 50 mL etanol P, tambahkan 25 mL air, campur dan titrasi dengan natrium hidroksida 0,5 N LV hingga pH 9,5. Lakukan penetapan blangko.

 

Tiap mL natrium hidroksida 0,5 N

 setara dengan 36,54 mg C6H10O4

 

Asam aminoasetat Glisin; NH2CH2COOH; BM 75,07. [56-40-6]; Mengandung tidak kurang dari 98,5% C2H5NO2.

    Pemerian Serbuk hablur, putih.

    Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; sukar larut dalam etanol.

    Kandungan nitrogen Antara 18,4% dan 18,8% N; lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi, dengan metode Kjeldahl, menggunakan zat uji yang sebelumnya telah dikeringkan pada suhu 105º selama 2 jam.

    Zat tak larut Tidak lebih dari 1 mg (0,01%); lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi, menggunakan 10 g zat.

    Sisa pemijaran Tidak lebih dari 0,05 %; lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi.

    Klorida Tidak lebih dari 100 µg Cl (0,01%); lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi menggunakan 1 g zat.

    Sulfat Tidak lebih dari 100 µg SO4 (50 bpj); lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi Metode I, menggunakan 2 g zat.

    Logam berat Lebih kurang 10 bpj; lakukan penetapan menggunakan 5 mL asam hidroklorida 1 N untuk mengasamkan larutan uji. Lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi

    Besi <331> Tidak lebih dari 0,01 mg Fe (10 bpj); lakukan penetapan menggunakan 1 g zat yang dilarutkan dalam 47 mL air yang mengandung 3 mL asam hidroklorida P.

 

Asam p-aminobenzoat P Asam para-aminobenzoat P H2NC6H4COOH; BM 137,14. [150-13-0]; Mengandung tidak kurang dari 98,5% H2NC6H4-COOH

    Pemerian Putih atau sedikit kuning; hablur atau serbuk hablur, menjadi tidak berwarna jika terpapar udara atau cahaya

    Kelarutan 1 g larut dalam 170 mL air, dalam 9 mL air panas, dalam 8 mL etanol, dan dalam 50 mL eter; mudah larut dalam larutan natrium hidroksida dan dalam larutan karbonat; larut dalam gliserin hangat; agak sukar larut dalam asam hidroklorida encer; sukar larut dalam kloroform.

    Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 300 mg zat yang sebelumnya telah dikeringkan pada suhu 105º selama 2 jam. Masukkan ke dalam gelas piala. Tambahkan 5 mL asam hidroklorida P dan 50 mL air, aduk sampai larut. Dinginkan dalam tangas es hingga suhu lebih kurang 15º, tambahkan lebih kurang 25 g pecahan es ke dalam tangas es. Titrasi perlahan-lahan dengan natrium nitrit 0,1 M LV hingga jika larutan yang dititrasi digoreskan pada kertas amilum P terjadi warna biru. Lanjutkan titrasi hingga warna biru menetap jika dibiarkan selama 1 menit.

 

Tiap mL natrium nitrit 0,1 M

setara dengan 13,71 mg C7H7NO2

 

    Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya.

    Jarak lebur <1021> Antara 186° dan 189°

    Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,2%; lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 2 jam.

    Sisa pemijaran Tidak lebih dari 0,1%; lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi.

 

Asam 4-amino-3-hidroksi-1-naftalensulfonat P Asam 1,2,4-aminonaftolsulfonat P C10H9NO4S; BM 239,25 [116-63-2].

    Pemerian Serbuk warna ungu muda; murni pereaksi.

   

Asam-p-aminohipurat P Asam aminohipurat;  N-(4-Aminobenzoil)glisin; C9H10N2O3; BM 194,2; [61-78-9]; murni pereaksi.

    Pemerian Serbuk, putih atau hampir putih.

    Suhu lebur Lebih kurang 200º.

 

Asam aminohipurat LP Larutkan 3 g asam ftalat P dan 300 mg asam p-aminohipurat P dalam sejumlah etanol P hingga 100 mL.

 

Asam 1,2,4-aminonaftolsulfonat P; asam 4-amino-3-hidroksi-1-naftalen sulfonat, C10H9NO4S; BM 239,25 [116-63-2].

    Pemerian Serbuk warna ungu muda; murni pereaksi.

 

Asam 1,2,4-aminonaftolsulfonat LP Timbang saksama 5 g natrium sulfit P; 94,3 g natrium bisulfit P dan 700 mg asam 1,2,4 aminonaftolsulfonat P, campur. Buat asam aminonaftolsulfonat LP segar pada hari penggunaan dengan melarutkan 1,5 g campuran kering dalam 10 mL air.

 

Asam 3-aminosalisilat P; C7H7NO3; BM 153,14; [570-23-0]; murni pereaksi. Mengandung tidak kurang dari 97% C7H7NO3;

    Pemerian Serbuk berwarna abu-abu cokelat.

 

Asam asetat P Asam asetat 6 N; Gunakan Asam Asetat seperti tertera pada monografi Farmakope Indonesia VI atau dengan mengencerkan asam asetat glasial P hingga diperoleh kadar akhir asam asetat antara 36,0% dan 37,0%.

 

Asam asetat encer LP Asam asetat 1 N; Encerkan 60 mL asam asetat glasial P dengan air hingga 1000 mL.

    Sisa penguapan Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan penetapan dengan menguapkan 50 mL zat di atas tangas uap, dan keringkan residu pada suhu 105º selama 2 jam: bobot residu tidak lebih dari 1 mg.

    Klorida Tidak lebih dari 2 bpj; lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi, menggunakan 5 mL zat.

    Sulfat Tidak lebih dari 50 bpj; lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi Metode I, menggunakan 10 mL zat.

    Logam berat Tidak lebih dari 2 bpj; lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi, menggunakan 20 mL zat: uapkan di atas tangas uap hingga kering. Tambahkan 2 mL asam asetat encer LP pada sisa, encerkan dengan air hingga 25 mL dan tambahkan 10 mL asam sulfida LP: warna cokelat yang terjadi tidak lebih tua dari larutan pembanding yang mengandung 0,04 mg timbal dan 2 mL asam asetat encer LP.

 

Asam asetat glasial P CH3COOH; BM 60,05; [64-19-7]; murni pereaksi.

 

Asam N-asetilneuraminat P Asam O-sialat C11H19NO9; BM 309,3; [131-48-6].

    Titik didih  Lebih kurang 186º dengan peruraian.

    Rotasi jenis Lebih kurang -36º (larutan 1% dalam air).

 

Asam askorbat P L-Asam askorbat P; C6H8O6; BM 176,13; [50-81-7]; murni pereaksi.

    Pemerian serbuk hablur putih.

    Rotasi jenis Lebih kurang +22º (larutan 2% dalam air).

 

Asam benzoat P C6H5COOH; BM 122,12; [65-85-0];  murni pereaksi.

 

Asam bis (2-etilheksil)fosfat P Bis–(2-etilheksil) fosfat; [CH3(CH2)3CH(C2H5)CH2]2.HPO4; BM 322,42; [298-07-7].

Mengandung tidak kurang dari 95% dan tidak lebih dari 105 % (C8H17)2.HPO4.

    Pemerian Cairan kental, kuning muda.

    Kelarutan Tidak larut dalam air; mudah larut dalam kloroform dan dalam etil asetat.

    Indeks bias <1001> Lebih kurang 1,443.

    Bobot jenis <981> Lebih kurang 0,997.

    Kelarutan dalam pelarut Larutkan 1 bagian volume dalam 9 bagian volume kloroform P, menghasilkan larutan jernih. Larutkan 1 bagian volume dalam 9 bagian volume etil asetat P, menghasilkan larutan jernih.

    Warna Larutan Dalam larutan kloroform P  (1 dalam 100) memberikan daya serap tidak lebih dari 0,03 pada panjang gelombang 420 nm.

    Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 250 mg zat, larutkan dalam 50 mL dimetilformamida P, tambahkan 3 tetes larutan biru timol P (1 dalam 100) dalam dimetilformamida P dan titrasi dengan natrium metoksida 0,1 N LV hingga warna biru. Lakukan penetapan blangko.

 

Tiap mL natrium metoksida 0,1 N

 setara dengan 32,24 mg (C8H17)2.HPO4.

 

Asam borat P H3BO3; BM 61,83; [10043-35-3]; murni pereaksi.

 

Asam borat LP Larutkan 5 g asam borat P dalam campuran 20 mL air dan 20 mL etanol mutlak P, encerkan dengan etanol mutlak P sampai 250 mL.

 

Asam diazobenzensulfonat LP Ke dalam gelas piala berisi 1,57 g asam sulfanilat P, yang telah dikeringkan pada suhu 105º selama 3 jam, tambahkan 80 mL air dan 10 mL asam hidroklorida encer, hangatkan pada tangas uap hingga larut. Dinginkan hingga suhu 15º (sebagian asam sulfanilat akan memisah tetapi akan larut kemudian) dan dengan hati-hati tambahkan 6,5 mL larutan natrium nitrit P (1 dalam 10) sambil terus diaduk, kemudian encerkan dengan air hingga 100 mL.

 

Asam 3,5-dinitrobenzoat P C7H4N2O6; BM 212,1; [99-34-3]; murni pereaksi.

    Pemerian Hablur hampir tidak berwarna.

    Kelarutan Sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol.

 

Asam edetat P Asam (etilendinitrilo) tetraasetat P C10H16N2O8; BM 292,24; [60-00-4]. murni pereaksi.

 

Asam (etilendinitrilo) tetraasetat P Gunakan asam edetat P.

 

Asam 2-etilheksanoat P C8H16O2; BM 144,2; [149-57-5].

    Pemerian Cairan jernih.

    Rotasi optik Lebih kurang 0,91.

    Indeks bias Lebih kurang 1,425.

    Senyawa sejenis Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi <931>. Suntikkan 1 µl larutan yang dibuat sebagai berikut: Suspensikan 200 mg asam 2-etilheksanoat P dalam 5 mL air, tambahkan 3 mL asam hidroklorida encer LP dan 5 mL heksan P, kocok selama 1 menit, biarkan memisah dan gunakan lapisan atas. Lakukan kromatografi seperti tertera pada uji Asam 2-etilheksanoat dan puncak berikutnya dari pelarut tidak lebih besar dari 2,5 % dari luas puncak utama.

 

Asam fenoldisolfonat LP Timbang 2,5 g fenol P masukkan ke dalam gelas piala yang sesuai, tambahkan 15 mL asam sulfat P. Tambahkan 7,5 mL asam sulfat P berasap, aduk, panaskan pada suhu 100° selama 2 jam. Selagi cair, pindahkan ke dalam botol bersumbat kaca. Jika akan digunakan, panaskan dalam tangas air hingga mencair.

 

Asam flourida P HF; BM 20,01; [7664-39-3]; murni pereaksi.

 

Asam folat P Gunakan Asam Folat seperti tertera pada monografi Farmakope Indonesia VI.

 

Asam format P HCOOH; BM 46,03; [64-18-6]; murni pereaksi. Mengandung tidak kurang dari 88% HCOOH.

 

Asam format 96% P Asam format anhidrat P; HCOOH; BM 46,03; murni pereaksi.

 

Asam format anhidrat P Gunakan asam format 96% P.

 

Asam fosfat P Asam ortofosfat P; H3PO4; BM 98,00; [7664-38-2]; murni pereaksi.

        

Asam fosfomolibdat P Lebih kurang 20MoOP2O 51H2O; BM 3939,48; [51429-74-4]; murni pereaksi.

 

Asam fosfomolibdat LP Larutkan 20 g asam fosfomolibdat P dalam etanol P hingga 100 mL. Saring, gunakan hanya filtrat jernih.

 

Asam ftalat P C8H6O4; BM 166,13. [88-99-3]; murni pereaksi.

 

Asam heptafluorobutirat P  C4F7O2H; BM 214,04 [375-22-4]. Gunakan pereaksi dengan mutu yang sesuai.

 

Asam heptansulfonat P C7H16O3S; BM 180,26; murni pereaksi.

 

Asam p-hidroksibenzoat P C7H6O3; BM 138,12; [99-96-7]; Mengandung tidak kurang dari 97% C7H6O3.

    Pemerian Hablur putih.

    Jarak lebur <1021> 216º dengan rentang 2º.

    Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 700 mg masukkan ke dalam wadah yang sesuai, dan dilarutkan dalam 50 mL aseton P. Tambahkan 100 mL air, campur, dan titrasi dengan natrium hidroksida 0,5 N LV , tetapkan titik akhir secara potensiometrik. Lakukan penetapan blangko.

 

Tiap mL natrium hidroksida 0,5 N

 setara dengan 69,06 mg C7H6O3

 

Asam hipofosfit P, 50% HPH2O2; BM 66,00; [6303-21-5]. Mengandung tidak kurang dari 48% HPH2O2

    Pemerian Cairan tidak berwarna hingga kuning pucat.

    Kelarutan Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol.

    Penetapan kadar Ukur saksama lebih kurang 4 mL, encerkan dengan 25 mL air, tambahkan merah metil LP dan titrasi dengan natrium hidroksida 1 N LV.

 

Tiap mL natrium hidroksdia 1 N

setara dengan 66,00 mg HPH2O2

 

    Klorida Tambahkan 0,2 mL pada campuran 10 mL perak nitrat LP dan 5 mL asam nitrat P dan panaskan hingga tidak lagi terbentuk uap cokelat: tidak terjadi residu putih yang tidak larut.

    Fosfat Encerkan 1 mL dengan air hingga 50 mL; buat agak alkali dangan amonia LP, saring jika terbentuk endapan dan tambahkan pada filtrat 5 mL magnesia campur LP: tidak lebih dari sedikit endapan terbentuk dalam 5 menit.

   Sulfat Lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi Metode I. Encerkan 1 mL zat dalam 50 mL air: 20 mL larutan ini mengandung tidak lebih dari 0,2 mg SO4.

 

Asam iodat P HIO3; BM 175,91; [7782-68-5]; murni pereaksi.

 

Asam isonikotinat P C6H5NO2; BM 123,11; [55-22-1]; Gunakan pereaksi dengan mutu yang sesuai.

 

Asam kalkonkarboksilat P Asam 2-naftalen karboksilat;3-Hidroksi-4-[(2-hidroksi-4-sulfo-1-naftalen)azo] asam kalkon-3-karboksilat; Kal merah; C21H14N2O7S; BM 438,42; [3737-95-9]; murni pereaksi.

   

Asam kalkonkarboksilat triturat Triturasi 1 bagian asam kalkonkarboksilat P dan 99 bagian natrium klorida P. Lakukan penetapan sebagai berikut:

    Kepekaan terhadap kalsium Larutkan 50 mg zat dalam campuran 2 mL natrium hidroksida 10 N dan 100 mL air: terjadi warna biru. Tambahkan 1 mL larutan magnesium sulfat P 1 % dan 0,1 mL larutan kalsium klorida P 0,15 %: terjadi warna ungu. Tambahkan 0,1 mL dinatrium edetat 0,01 M LV: terjadi warna biru murni.

 

Asam d-10-kamforsulfonat P C10H16O4S; BM 232,30; [3144-16-9]; murni pereaksi.

 

Asam dl-10-kamforsulfonat P C10H16O4S; BM 232,30; [5872-08-2]; murni pereaksi. Inaktif optik.

   

Asam hidrobromida P HBr; BM 80,91; [10035-10-6]; murni pereaksi.

 

Asam hidroiodida P HI; BM 127,91; [10034-85-2]; murni pereaksi. Mengandung tidak kurang 47,0% HI.

 

Asam hidroklorida P HCl; BM 36,46; [7647-01-0]; murni pereaksi.

 

Asam hidroklorida encer 10%; Buat campuran 226 mL asam hidroklorida P dengan air secukupnya hingga 1000 mL.

 

Asam hidroklorida-etanol LP Encerkan 85 kali x mL asam hidroklorida P dengan etanol P hingga 1000 mL. Untuk memperoleh larutan x N.

 

Asam hidroklorida-metanol LP Encerkan 85 kali x mL asam hidroklorida P dengan metanol P hingga 1000 mL. Untuk memperoleh larutan x N.

 

Asam hidroklorida bertimah P Gunakan asam hidroklorida bertimah dengan kadar arsen yang rendah atau buat dengan penambahan 1 mL timah(II) klorida LP pada 100 mL asam hidroklorida P.

 

Asam kloroasetat P C2H3ClO2; BM 94,50; [79-11-8].

    Pemerian Hablur mudah melebur, tidak berwarna.

    Kelarutan Mudah larut dalam air, larut dalam etanol.

 

Asam kloroplatinat P Asam kloroplatinat heksahidrat; H2PtCl6.6H2O; BM 517,90; [18497-13-7]; murni pereaksi.

 

Asam kolat P C24H40O5; BM 408,58. Mengandung tidak kurang dari 98% C24H40O5.

    Pemerian Serbuk hablur, lempengan tidak berwarna atau putih.

    Kelarutan Sukar larut dalam air; mudah larut dalam asam asetat glasial; larut dalam etanol dan dalam aseton.

    Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 400 mg zat, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 mL, tambahkan 20 mL air dan 40 mL etanol P, tutup dengan kaca arloji, dan panaskan hati-hati di atas tangas uap sampai larut sempurna. Dinginkan, tambahkan 5 tetes fenolftalein LP, titrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N LV hingga warna merah muda stabil selama 15 detik. Lakukan penetapan blangko.

 

Tiap mL natrium hidroksida

setara dengan 40,86 mg C24H40O5

 

    Suhu lebur <1021> Antara 197º dan 202º.

    Rotasi jenis <1081> Tidak kurang dari +37º, lakukan penetapan menggunakan larutan dalam etanol P (2 dalam 100).

    Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5 %; lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 140º selama 4 jam.

    Sisa pemijaran Tidak lebih dari 0,1 %; lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi.

 

Asam kromotropat P Asam 4,5-dihidroksi-2,7-naftaleindisulfonat; C10H8O8S2.2H2O; BM 356,33; [148-25-4]; murni pereaksi.

 

Asam kromotropat LP Larutkan 50 mg asam kromatropat P atau garam natriumnya dalam 100 mL asam sulfat P 25 % yang dapat dibuat dengan menambahkan 75 mL asam sulfat P ke dalam 33,3 mL air dengan hati-hati.

 

Asam laktat P Gunakan Asam Laktat seperti tertera pada monografi Farmakope Indonesia VI.

 

Asam metafosfat P HPO3; BM 79,98; [37267-86-0]; murni pereaksi.

 

Asam metafosfat-asetat LP Larutkan 15 g asam metafosfat P dalam 40 mL asam asetat glasial P dan encerkan dengan air hingga 500 mL. Simpan di tempat dingin, gunakan dalam 2 hari.

 

Asam metanosulfonat P CH4O3S; BM 96,11; [75-75-2]; murni pereaksi.

 

Asam a-metoksifenilasetat P Asam metoksifenil-asetat P;   C9H10O3; BM 166,2; [7021-09-2]; murni pereaksi.

 

Asam a-metoksifenilasetat LP   Larutkan 2,7 g asam a-metoksifenilasetat P dalam 6 mL tetrametilamonium hidroksida  LP  dan tambahkan 20 mL etanol mutlak P. Simpan dalam wadah polietilen.

 

Asam molibdat P Asam molibdat  85 %; [7782-91-4]; murni pereaksi.

 

Asam 1-naftilasetat P Asam (naftalen-1-il)asetat; C12H10O2; BM 186,21; [86-87-3].

    Pemerian Serbuk hablur putih hingga kuning.

    Kelarutan Sukar larut dalam air, larut dalam aseton.

    Titik lebur Lebih kurang 135°.

 

Asam nitrat P HNO3; BM 63,01; [7697-37-2]; murni pereaksi.

 

Asam nitrat P berasap Asam nitrat 90%; HNO3; BM 63,01; [7697-37-2]; gunakan kualitas asam nitrat 90%.

 

Asam nitrat encer (10% HNO3); [7697-37-2]. Encerkan 43 mL asam nitrat P dengan air hingga 1000 mL.

 

Asam nitrilotriasetat P N(CH2COOH)3; BM 191,14; [139-13-9]; murni pereaksi.

 

Asam oksalat P H2C2O4.2H2O; BM 126,07; [6153-56-6]; murni pereaksi.

 

Asam oksalat LP Larutkan 6,3 g asam oksalat P dalam air hingga 100 mL.

 

Asam oktansulfonat, garam natrium Natrium 1-oktansulfonat, C8H17NaO3S, C8H17NaO3S. H2O; BM  216,27; [5324-84-5]. Anhidrat, BM 234,27; [207596-29-0]. Gunakan kualitas yang sesuai dengan kadar tidak kurang dari 99,0%.

 

Asam ortofosfat P Gunakan asam fosfat P.

 

Asam osmat P Gunakan osmium tetroksida P.

 

Asam pentanoat P Gunakan asam valerat P.

 

Asam perklorat P Asam perklorat P 70%; HClO4; BM 100,46; [7601-90-3]. Mengandung HClO4 antara 69,0% dan 72,0% (12 N); murni pereaksi.

    Pemerian Cairan bersifat korosif.   

    Bobot jenis Lebih kurang 1,7.

 

Asam perklorat P, 60% HClO4; BM 100,46. Mengandung HClO4 antara 60,0% - 62,0%.

 

Asam pikrat P 2,4,6-Trinitrofenol; Trinitrofenol; C6H2(OH)(NO2)3-1,2,4,6; BM 229,10; [88-89-1]; murni pereaksi.

 

Asam pikrat LP  Gunakan trinitrofenol LP.

 

Asam pikrolonat P 3 Metil-4-nitro-1-(p-nitrofenil)-5-pirazolona; C10H8N4O5; BM 264,19; [550-74-3]; murni pereaksi.

    Pemerian Serbuk hablur kuning atau kuning kecokelatan.

    Suhu lebur <1021> Antara 115º-117º.

    Sisa pemijaran Dapat diabaikan, gunakan 200 mg zat. Lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi.

    Kepekaan Larutkan 25 mg zat dalam 10 mL air hangat yang mengandung 0,1 mL asam asetat glasial P. Pada 1 mL larutan ini ditambahkan 1 mL larutan kalsium klorida P 0,04 % yang sebelumnya telah dipanaskan hingga suhu 60º: terbentuk endapan dalam waktu 5 menit.

 

Asam salisilat P Gunakan Asam Salisilat seperti  tertera pada monografi Farmakope Indonesia VI.

 

Asam selenit P H2SeO3; BM 128,97; [7783-00-8]. Mengandung tidak kurang dari 93 % H2SeO3.

     Pemerian Hablur tidak berwarna atau putih, mengembang dalam udara kering dan higroskopik dalam udara lembap.

    Kelarutan Larut dalam air dan dalam etanol.

    Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 100 mg zat, masukkan ke dalam labu bersumbat kaca, dan larutkan dalam 50 mL air. Tambahkan 10 mL larutan kalium iodida P (3 dalam 10) dan 5 mL asam hidroklorida P, campur, tutup labu dan biarkan selama 10 menit. Encerkan dengan 50 mL air, tambahkan 3 mL kanji LP, dan titrasi dengan natrium tiosulfat 0,1 N LV hingga warna tidak lagi berubah; kemudian titrasi dengan iodium 0,1 N LV hingga warna biru. Kurangi volume larutan iodium 0,1 N dari volume natrium tiosulfat 0,1 N untuk memperoleh volume natrium tiosulfat 0,1 N setara dengan asam selenit.

 

Tiap mL natrium tiosulfat 0,1 N

setara dengan 3,225 mg H2SeO3

 

    Zat tak larut Larutkan 1 g dalam 5 mL air: larut sempurna dan jernih.

    Sisa pemijaran Tidak lebih dari 1,0 mg (0,01%); lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi, menggunakan 10 g zat.

    Selenat dan sulfat Larutkan 500 mg dalam 10 mL air dan tambahkan 0,1 mL asam hidroklorida P dan 1 mL barium klorida LP: tidak terjadi kekeruhan atau tidak terbentuk endapan selama 10 menit.

 

Asam (1,2 sikloheksilendinitrilo)tetra asetat P (asamtrans-1,2-diaminosikloheksa-N,N,N’,N’- tetra asetat),C14H22N2O8.H2O; BM 364,35. Gunakan pereaksi proanalisis.

 

Asam silikat P SiO2.xH2O (anhidrat); BM 60,08; [1343-98-2].

    Pemerian Serbuk putih, amorf.

    Kelarutan Tidak larut dalam air dan dalam asam, larut dalam larutan alkali kuat panas.

    Sisa pemijaran Tidak kurang dari 80,0 %; lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi.

    Zat tak menguap dengan asam flourida Tidak lebih dari 0,2 %; panaskan 500 mg dengan 1 mL asam sulfat P dan 10 mL asam flourida P dalam krus platina hingga kering, dan pijarkan sampai bobot tetap: bobot residu tidak lebih dari 1,0 mg.

    Klorida Tidak lebih dari 50 bpj; lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi, menggunakan 1 g zat.

    Sulfat Tidak lebih dari 50 bpj; lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi dengan mendidihkan 2 g zat dengan 20 mL larutan asam hidroklorida P (1 dalam 40), saring, netralkan filtrat dengan amonia LP, dan encerkan dengan air hingga 20 mL. 10 mL larutan menunjukkan tidak lebih dari 0,1 mg SO4.

    Logam berat Tidak lebih dari 30 bpj; lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi dengan mendidihkan 2,5 g dengan 50 mL larutan asam hidroklorida P (1 dalam 10) selama 5 menit, saring selagi panas, dan uapkan filtrat di atas tangas uap sampai kering. Ambil residu, masukkan dalam 20 mL larutan asam hidroklorida P (1 dalam 500), ekstraksi selama 5 menit, dinginkan, tambahkan air hingga 100 mL, dan saring. Pada 40 mL filtrat tambahkan 10 mL hidrogen sulfida LP: warna yang dihasilkan tidak lebih gelap dari yang diperoleh dengan menambahkan 10 mL hidrogen sulfida LP pada pembanding yang mengandung 0,03 mg Pb.

     Besi <331> Tidak lebih dari 30 bpj; pada 20 mL filtrat yang diperoleh dari uji Logam berat tambahkan 1 mL asam hidroklorida P, dan encerkan dengan air hingga 47 mL: larutan menunjukkan tidak lebih dari 0,015 mg Fe.

 

Asam sitrat P Gunakan Asam Sitrat Monohidrat seperti tertera pada monografi Farmakope Indonesia VI.

 

Asam sitrat anhidrat P C6H8O7; BM 192,12; [77-92-9]; murni pereaksi.

 

Asam sulfamat P HSO3NH2: BM 97,09; [5329-14-6]; murni pereaksi.

   

Asam sulfanilat P p-NH2C6H4SO3H.H2O; BM 191,21; [121-57-3]; murni pereaksi.

 

Asam sulfat P H2SO4; BM 98,08; [7664-93-9]; murni pereaksi. Mengandung 98 % H2SO4.

 

Asam sulfat LP Tambahkan sejumlah asam sulfat P yang telah diketahui kadarnya ke dalam air secukupnya agar kadar akhir H2SO4 antara 94,5 % -95,5 %.

[Catatan Karena kadar asam dapat berubah jika dibiarkan atau jika sering digunakan, kadar harus seringkali ditetapkan, dan jika kadar larutan lebih dari 95,5 % atau kurang dari 94,5 % harus dibuang.]

 

Asam sulfat P berasap H2SO4 bebas SO3; [8014-95-7]. Kandungan nominal 15%, 20% atau 30% bebas SO3; murni pereaksi (mengandung antara 15,0% - 18,0 %, antara 20,0 % - 23,0 % atau antara 30,0 % - 33,03% bebas SO3).

 

Asam sulfat bebas nitrogen P H2SO4; BM 98,08; [7664-93-9]; murni pereaksi.

 

Asam sulfat encer LP (10%) Tambahkan secara hati-hati 57 mL asam sulfat P ke dalam lebih kurang 100 mL air, dinginkan hingga suhu ruang dan encerkan dengan air hingga 1000 mL.

 

Asam sulfat etanol LP Larutan yang dibuat dengan cara menambahkan hati-hati 54 kali x mL asam sulfat P kepada volume sama etanol P 96% dan encerkan dengan etanol P 96% hingga 1000 mL, hingga diperoleh larutan dengan kadar x M.

    Jika diperlukan asam sulfat etanol dalam persen, dianjurkan menggunakan asam sulfat diencerkan dengan etanol P 96% hingga dihasilkan persentase v/v asam sulfat yang diperlukan.

 

Asam sulfat-formaldehida LP Campurkan 2 mL formaldehida LP dengan 100 mL asam sulfat P (96%).

 

Asam sulfida P Gunakan hidrogen sulfida P.

 

Asam sulfit P H2SO3; BM 82,08; [7782-99-2]; murni pereaksi. Larutan belerang dioksida P dalam air.

 

Asam sulfosalisilat P C6H3(COOH)(OH)(SO3H)-1,2,5.2H2O; BM 254,22; [97-05-2]; murni pereaksi.

 

Asam tanat P Tanin P [1401-55-4]; murni pereaksi.

   

Asam tanat LP Larutkan 1 g asam tanat P dalam 1 mL etanol P, dan encerkan dengan air hingga 10 mL. Larutan dibuat segar.

 

Asam tartrat P H2C4H4O6; BM 150,09; murni pereaksi.

 

Asam tioglikolat P HSCH2COOH; BM 92,12; [68-11-1].

    Pemerian Cairan tidak berwarna atau hampir tidak berwarna.

    Kelarutan Dapat bercampur dengan air; larut dalam etanol.

    Kepekaan Campur 1 mL dengan 2 mL amonium hidroksida P, encerkan dengan air hingga 20 mL. Tambahkan 1 mL larutan ini ke dalam campuran 20 mL air dan 0,1 mL enceran besi(III) klorida LP (1 dalam 100) dan tambahkan 5 mL amonia LP: terjadi warna merah muda terang.

 

Asam p-toluat P CH3C6H4COOH; BM 136,15; [99-94-5]. Mengandung tidak kurang dari 98 % CH3C6H4COOH.

    Pemerian Serbuk hablur, putih.

    Kelarutan Agak sukar larut dalam air panas, sangat  mudah larut dalam etanol, dalam eter dan dalam metanol.

    Jarak lebur 181 +2º.

    Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 650 mg zat, masukkan ke dalam wadah yang sesuai, larutkan dalam 125 mL etanol P, tambahkan 25 mL air dan kocok. Titrasi dengan natrium hidroksida 0,5 N LV, tetapkan titik akhir secara potensiometrik. Lakukan penetapan blangko.

 

Tiap mL natrium hidroksdia 0,5 N

setara dengan 68,07 mg C8H8O2

 

Asam p-toluensulfonat P CH3C6H4SO3H.H2O; BM 190,22; [6192-52-5]; murni pereaksi.

 

Asam p-toluensulfonat LP Larutkan 2 g asam p-toluensulfonat P dalam 10 mL campuran 7 bagian aseton P dan 3 bagian air.

 

Asam trifluoroasetat P  C2HF3O2; BM 114,02; [76-05-1]. Mengandung tidak kurang dari 99%.

    Pemerian Cairan tidak berwarna.

    Kelarutan bercampur dengan eter, dengan aseton, dengan etanol, dengan benzen, dengan karbon tetraklorida dan dengan heksan.

    Penetapan kadar  Timbang saksama lebih kurang 300 mg zat, larutkan dalam 25 mL air dan 25 mL etanol P. Titrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N LV.Tentukan titik akhir secara potensiometrik. Lakukan penetapan blangko.

 

Tiap mL natrium hidroksida 0,1 N

setara dengan 11,40 mg C2HF3O2.

 

Asam trikloroasetat P CCl3COOH; BM 163,39; [76-03-9]; murni pereaksi.

 

Asam valerat P asam pentanoat P; C5H10O2; BM 102,13; [109-52-4]. Mengandung tidak kurang dari 99,0% C5H10O2.

    Pemerian Cairan jernih tidak berwarna.

    Penetapan kadar  Timbang saksama lebih kurang 500 mg zat, masukkan dalam wadah yang sesuai, tambahkan 30 mL air, campur. Tambah 40 mL air, campur. Tambah fenolftalein LP dan titrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N LV.

 

Tiap mL natrium hidroksida 0,1 N

setara dengan 10,21 mg C5H10O2

   

Asetaldehida P Etanal P, Asetat aldehida P; CH3CHO; BM 44,05; [75-07-0]; murni pereaksi.

    Pemerian Cairan tidak berwarna.

    Kelarutan Bercampur dengan air dan dengan etanol.

 

Asetat aldehida P Gunakan asetaldehida P.

 

Asetilaseton P 2,4-Pentanadion P, Diasetilmetan P; C5H8O2; BM 100,12; [123-54-6]; Mengandung tidak kurang dari 98 % C5H8O2.

    Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna  hingga kuning lemah, mudah terbakar.

    Kelarutan Larut dalam air, bercampur dengan etanol, dengan kloroform, dengan aseton, dengan eter dan dengan asam asetat glasial.

    Indeks bias <1001> Antara 1,4505 - 1,4525; lakukan penetapan pada suhu 20º.

    Penetapan kadar Lakukan Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi <931>. Suntikkan ke dalam kromatograf yang dilengkapi dengan detektor ionisasi nyala dan kolom baja tahan karat 3 mm x 1,83 m berisi bahan pengisi 10 % fase diam G43 pada partikel penunjang S1A. Pertahankan suhu injektor dan detektor masing-masing pada 250º dan 310º. Atur suhu kolom dari 50º hingga 220º dengan kenaikan kecepatan 8º per menit. Gunakan helium  sebagai gas pembawa.

 

Asetilaseton LP Pada 100 mL larutan natrium karbonat anhidrat P 13,3 %, tambahkan 4 mL asetilaseton P dan kocok sampai larut. Larutan dibuat segar sebelum digunakan.

 

Asetilen P C2H2; BM 26,04; [74-86-2]; murni pereaksi.

 

Asetil klorida P CH3COCl; BM 78,50; [75-36-5]; murni pereaksi.

    Pemerian Cairan jernih tidak berwarna; terurai dalam air dan etanol.

    Kelarutan Bercampur dengan benzen dan dengan kloroform.

    Bobot jenis <981> Lebih kurang 1,1.

   

N-Asetil-L-tirosin etil ester P C13H17NO4; BM 251,28; lakukan penetapan kesesuaian bahan seperti  tertera pada Penetapan kadar dalam Kimotripsin.

 

Aseton P Propanon P, dimetilformamida; CH3COCH3; BM 58,08; [67-64-1]; murni pereaksi. [Catatan Untuk penetapan spektrofotometri UV, gunakan pereaksi aseton derajat spektrofotometri UV].

 

Asetonitril P Metil sianida P, sianometan; CH3CN; BM 41,05; [75-05-8]; murni pereaksi.

 

Asetonitril fosfat LP [Catatan Komposisi ini sangat kritis, prosedur harus diikuti dengan tepat]. Tambahkan 69,99 g natrium fosfat monobasa 0,1 M yang sudah diatur pada pH 2,0 dengan asam ortofosfat P pada 23,96 g asetonitril LC P.

 

Asetonitril LC P Asetonitril yang digunakan untuk kromatografi cair mengandung tidak kurang dari 99,8% C2H3N, serapan maksimum 0,01 pada panjang gelombang lebih dari 240 nm, gunakan air sebagai cairan kompensasi.

 

Atropin sulfat P C34H46N2O6H2SO4.H2O; BM 694,8; [5908-99-6].

    Pemerian Serbuk hablur, hablur tidak berwarna atau putih.

    Suhu lebur <1021> Lebih kurang 195°.

 

Azo violet P Gunakan Lembayung azo P seperti tertera pada Indikator dan Kertas Indikator.

 

Barbital natrium P C8H11N2NaO3; BM 206,2; [144-02-5]; murni pereaksi.

    Pemerian Hablur tidak berwarna, serbuk hablur berwarna putih.

    Kelarutan Mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol.

 

Barbiton natrium P Gunakan barbital natrium P.

 

Barium hidroksida P Ba(OH)2.8H2O; BM 315,46; [12230-71-6]; murni pereaksi.

 

Barium hidroksida LP Larutan jenuh barium hidroksida P dalam air bebas karbondioksida P. Larutan dibuat segar.

 

Barium karbonat P BaCO3; BM 197,3; murni pereaksi.

 

Barium klorida P BaCl2.2H2O; BM 244,26; [10326-27-9]; murni pereaksi.

 

Barium klorida LP Larutkan 12 g barium klorida P dalam air hingga 100 mL.

 

Barium nitrat P Ba(NO3)2 ; BM 261,34; [10022-31-8]; murni pereaksi.

 

Barium nitrat LP Larutkan 6,5 g barium nitrat P dalam air hingga 100 mL.

 

Barium sulfat P BaSO4; BM 233,4; murni pereaksi.

 

Belerang P Gunakan Belerang Endap seperti tertera pada monografi Farmakope Indonesia VI.

 

Belerang dioksida P SO2; BM 64,06; [7446-09-5]. Mengandung tidak kurang dari 97,0 % volume SO2.

     Pemerian Berupa gas, tidak berwarna; tidak mudah terbakar; berbau gas seperti belerang terbakar. Pada tekanan tinggi terkondensasi berupa cairan tidak berwarna dan mendidih pada suhu 10°, dengan bobot jenis 1,5.

     Kelarutan Pada suhu 20° dan tekanan normal, lebih kurang 36 bagian larut dalam 1 bagian air dan 114 bagian larut dalam 1 bagian etanol. Larut dalam eter dan dalam kloroform.

[Catatan Belerang dioksida beracun, banyak digunakan dalam bidang farmasi dalam bentuk gas dan yang tertulis di bawah ini dimaksudkan untuk kegunaan tersebut. Tetapi oleh karena selalu dikemas di bawah tekanan, maka spesifikasi berikut ini ditujukan untuk pengujian zat dalam bentuk cairan.]

    Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 2,0 %; lakukan penetapan dnegan hati-hati untuk menghindari penyerapan uap air; gunakan 3 g zat (lebih kurang 2,1 mL) masukkan ke dalam labu yang sesuai dan tambahkan 20 mL piridina anhidrat P.

    Sisa tidak menguap Tidak lebih dari 25 bpj; lakukan penetapan sebagai berikut; Masukkan 300 g zat (lebih kurang 209 mL) ke dalam labu Erlenmeyer 250 mL yang telah ditara. Biarkan cairan menguap dengan sendirinya di dalam lemari asam. Apabila penguapan telah selesai, alirkan udara kering yang telah disaring ke dalam labu sampai bau belerang dioksida hilang, timbang labu. Tidak lebih dari 7,5 mg.

    Asam sulfat Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan penetapan sebagai berikut; Ke dalam labu yang mengandung sisa yang diperoleh pada uji Sisa yang tidak menguap, tambahkan 25 mL air, yang sebelumnya telah dinetralkan terhadap merah metil LP. Goyang labu dan titrasi dengan natrium hidroksida 0,10 N: diperlukan tidak lebih dari 1,3 mL.

     Penetapan kadar Kumpulkan 100 mL gas belerang dioksida di atas raksa, dan catat suhu sampel dan tekanan di atasnya. Tambahkan secara perlahan-lahan 50 mL natrium hidroksida 0,1 N ke dalam ruang udara di atas raksa dan serapkan sampel ke dalam larutan dengan cara mengocok. Apabila penyerapan telah sempurna, pindahkan larutan ke dalam labu Erlenmayer 250 mL dan tambahkan 3 mL kanji LP dan titrasi dengan iodum 0,1 N LV sampai larutan berwarna biru pucat.

 

Tiap mL iodum 0,1 N

setara dengan 1,094 mL SO2 pada suhu 0° dan

tekanan 760 mm Hg

 

    Wadah dan penyimpanan Dalam tabung silinder.

 

Benzaldehida P C7H6O; BM 106,12; [100-52-7]. Mengandung tidak kurang dari 98 % C7H6O.

    Pemerian Cairan tidak berwarna, membiaskan cahaya dengan kuat.

    Kelarutan Larut dalam air; bercampur dengan etanol, dengan eter, dengan minyak menguap dan dengan minyak lemak.

    Bobot jenis <981> Antara 1,041 dan 1,046.

    Indeks bias <1001> Antara 1,5440 dan 1,5465; lakukan penetapan pada suhu 20°.

    Asam hidrosianat Kocok 0,5 mL dengan 5 mL air, tambahkan 0,5 mL natrium hidroksida LP dan 0,1 mL besi(II) sulfat LP dan hangatkan hati-hati. Tambahkan asam hidroklorida P sedikit berlebih: tidak terjadi warna biru kehijauan atau terbentuk endapan biru dalam waktu 15 menit.

    Penetapan kadar Pipet lebih kurang 1 mL dalam botol timbang bersumbat kaca yang telah ditara. Longgarkan sumbat, pindahkan botol timbang dan isinya ke dalam labu Erlenmeyer 250 mL berisi 25 mL larutan hidroksilamina hidroklorida (yang dibuat dengan melarutkan 34,7 g hidroksilamina hidroklorida P dalam 160 mL air, tambahkan etanol P hingga 1000 mL, netralkan dengan penambahan natrium hidroksida LP) dan indikator biru bromfenol LP. Bilas bagian dalam labu dengan 50 mL pereaksi ini. Diamkan 10 menit, tambahkan 1 mL biru bromofenol LP, dan titrasi asam hidroklorida yang dibebaskan dengan natrium hidroksida 1 N LV. Lakukan penetapan blangko.

 

Tiap mL natrium hidroksida 1 N

setara dengan 106,1 mg C7H6O

 

Benzalkonium klorida P Gunakan Benzalkonium Klorida seperti tertera monografi Farmakope Indonesia VI.

 

Benzen P C6H6; BM 78,11; [71-43-2]; murni pereaksi.

 

Benzen 1,3-diol P Gunakan resorsinol P.

 

Benzensulfonil klorida P C6H5SO2Cl; BM 176,62; [98-09-9].

    Pemerian Cairan seperti minyak, tidak berwarna. Membeku pada suhu 0°.

    Kelarutan Tidak larut dalam air dingin; larut dalam etanol dan dalam eter.

    Jarak lebur <1021> Antara 14° dan 17°.

    Jarak didih Antara 251° dan 252°; lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi.

 

Benzil benzoat P C6H5CO2.CH2.C6H5; BM 212,3

    Pemerian Cairan seperti minyak.

    Suhu lebur <1021> Lebih kurang 20°.

    Bobot  per mL <991> Lebih kurang 1,12 g.

 

Benziltrimetilamonium klorida P 

C6H5CH2N(CH3)3Cl; BM 185,69; [56-93-9]. Tersedia sebagai larutan 60% dalam air, mengandung 59,5% sampai 60,5%.

    Pemerian Larutan, jernih, tidak berwarna, atau tidak lebih dari kuning lemah.

    Penetapan kadar Pipet 2 mL ke dalam labu tentukur 50-mL, tambahkan air sampai tanda. Pipet 20 mL larutan ke dalam labu Erlenmeyer 125 mL, tambahkan lebih kurang 30 mL air, kemudian 0,25 mL diklorofluoresein LP dan titrasi dengan perak nitrat 0,1 N LV.

 

Tiap mL perak nitrat 0,1 N

setara dengan 18,57 mg C6H5.CH2N(CH3)3Cl

 

Benzofenon P (C6H5)2CO; BM 182,22; [119-61-9].

    Pemerian Serbuk hablur putih.

    Jarak lebur <1021> Antara 47° dan 49°.

 

Benzoil klorida P C6H5COCl; BM 140,57; [98-88-4]; murni pereaksi.

 

Benzoil peroksida P C14H10O4; BM 242,2; [94-36-0].

    Pemerian Granul putih atau hampir putih; setelah dikeringkan suhu lebur lebih kurang 104°. Untuk keamanan benzoil peroksida disimpan di tempat lembap dengan lebih kurang 23% b/b air.

 

Besi tereduksi P Fe; BM 55,85. Mengandung tidak kurang dari 93 % Fe.

    Pemerian Serbuk halus abu-abu.

   

Besi(III) amonium sitrat P Mengandung Fe antara 16,5 % dan 18,5%.

    Pemerian Sisik tipis tembus cahaya atau butiran berwarna merah atau serbuk kuning kecokelatan; meleleh dan terurai oleh cahaya.

    Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; tidak larut dalam etanol.

     Besi sitrat Larutkan 250 mg zat dalam 25 mL air tambahkan 1 mL kalium heksasianoferat(II) LP: tidak terbentuk endapan biru.

    Tartrat Larutkan 1 g zat dalam 10 mL air; tambahkan 1 mL kalium hidroksida LP, didihkan untuk mengendapkan besi(III) hidroksida, jika perlu tambahkan lagi kalium hidroksida LP, untuk mengendapkan semua besi, saring dan filtrat dibuat sedikit asam dengan asam asetat glasial P. Tambahkan 2 mL asam asetat glasial P, dan biarkan selama 24 jam: tidak terbentuk endapan berupa hablur putih.

    Timbal <401> Tidak lebih dari 20 bpj. Larutkan 1,0 g zat dalam 30 mL air, tambahkan 5 mL larutan asam nitrat P (1 dalam 21), didihkan perlahan-lahan selama 5 menit, dinginkan dan encerkan dengan air hingga 50 mL: 20 mL larutan menunjukkan tidak lebih dari 0,008 mg Pb.

    Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 1 g zat, larutkan dalam 25 mL air dalam labu bersumbat kaca, tambahkan 5 mL asam hidroklorida P dan 4 g kalium iodida P, sumbat labu, dan biarkan dalam gelap selama 15 menit. Tambahkan 100 mL air, dan titrasi iodum bebas dengan natrium tiosulfat 0,1 N LV dengan penambahan 3 mL kanji LP pada saat mendekati titik akhir titrasi. Lakukan penetapan blangko.

 

Tiap mL natrium tiosulfat 0,1 N

setara dengan 5,585 mg Fe

 

Besi(II) amonium sulfat P Fe(NH4)2(SO4)2.6H2O; BM 392,14; [7783-85-9]; murni pereaksi.

Simpan terlindung dari cahaya.

 

Besi(III) amonium sulfat P FeNH4(SO4)2.12H2O; BM 482,19; [7783-83-7]; murni pereaksi.

 

Besi(III) amonium sulfat LP Larutkan 8 g besi(III) amonium sulfat P dalam air hingga 100 mL.

 

Besi(III) klorida P Feri klorida P; FeCl36H2O; BM 270,29; [10025-77-1]; murni pereaksi.

   

Besi(III) klorida LP Larutkan 9 g besi(III) klorida P dalam air hingga 100 mL.

 

Besi(III) klorida heksahidrat P Gunakan Besi(III) klorida P.

 

Besi(III) nitrat P Fe(NO3)3.9H2O; BM 404,0; [10421-48-4]; murni pereaksi.

 

Besi(III) nitrat LP Larutan besi (III) nitrat P 0,1% dalam asam nitrat 0,1%.

 

Besi(II) sulfat P FeSO4.7H2O; BM 278,02; [7782-63-0]; murni pereaksi.

 

Besi(II) sulfat LP Larutkan 8 g hablur jernih besi(II) sulfat P dalam lebih kurang 100 mL air yang baru dididihkan dan didinginkan. Larutan dibuat segar.

 

Betametason P Gunakan Betametason seperti tertera pada monografi Farmakope Indonesia VI.

 

Betanaftol P Gunakan 2-naftol P.

 

Betanaftol LP  Gunakan 2-naftol LP.

 

Bifenil P C12H10 ; BM 154,21; [92-52-4].

    Pemerian Hablur atau serbuk hablur, tidak berwarna sampai putih.

    Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam etanol dan dalam eter.

    Jarak lebur <1021> Antara 68° dan 72°.

   Titik didih Lebih kurang 254°.

 

2,2’-Bipiridina P a,a’-Dipiridil P; C10H8N2; BM 156,18; [366-18-7].

    Pemerian Serbuk hablur, putih atau merah muda.

    Kelarutan Larut dalam air dan dalam etanol.

    Suhu lebur <1021> Lebih kurang 69°.

    Titik didih  Lebih kurang 272°.

    Kepekaan

    Larutan A Larutkan 350 mg besi(II) amonium sulfat P dalam 50 mL air yang mengandung 1 mL asam sulfat P, dan tambahkan 500 mg hidrazin sulfat P, tambahkan air hingga 500 mL. Encerkan larutan ini dengan air dengan perbandingan 1 dalam 100 mL.

    Larutan B Larutkan 8,3 g natrium asetat P dan 12 mL asam asetat glasial P dalam air hingga 100 mL.     Tambahkan 1 mL larutan zat (1 dalam 1000) ke dalam campuran 10 mL air, 1 mL Larutan A dan 1 mL Larutan B: segera terjadi warna merah muda.

    Kelarutan 100 mg zat larut sempurna dalam 10 mL air.

     Sisa pemijaran Tidak lebih dari 0,2 %; lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi.

 

Biru asam 90 P CI 42655; Biru berlian koomasi G; C47H48N3NaO7S2; BM 854.

    Pemerian Serbuk cokelat tua dengan lembayung kemilau; beberapa partikel mempunyai kilat logam.

    Identifikasi Serapan jenis A(1%, 1 cm) dari larutan 0,001% dalam larutan Dapar fosfat pH 7,0 pada 577 nm: tidak kurang dari 500.

 

Biru bromofenol P Gunakan Biru bromofenol P seperti tertera pada Indikator dan Kertas Indikator.

 

Biru bromofenol LP Larutkan 100 mg biru bromofenol P dalam 100 mL etanol encer LP, saring jika perlu.

 

Biru bromokresol P Hijau bromokresol; Gunakan Biru bromokresol P seperti tertera pada Indikator dan Kertas Indikator.

 

Biru bromokresol LP Gunakan Hijau bromokresol LP.

 

Biru bromotimol P Gunakan Biru bromotimol P seperti tertera pada Indikator dan Kertas Indikator dalam Pereaksi, Indikator dan Larutan.

 

Biru bromotimol LP Larutkan 100 mg biru bromotimol P dalam 100 mL etanol encer P, saring jika perlu.

 

Biru dekstran 2000 P [9049-32-5]. Dibuat dari dekstran yang mempunyai bobot molekul rata-rata lebih kurang   2 x 106 dengan penambahan kromofor polisiklik yang memberikan warna biru. Tingkat substitusinya adalah 0,017. Dekstran beku-kering larut mudah dan sempurna dalam larutan natrium klorida P 0,9%. Memenuhi uji serapan cahaya sebagai berikut: larutan 0,1% b/v dalam dapar fosfat pH 7 menunjukkan serapan maksimum pada panjang gelombang 280 nm.

 

Biru hidroksi naftol LP Gunakan gerusan biru hidroksi naftol P seperti tertera pada Indikator dan Kertas Indikator.

 

Biru metilen P C16H18ClN3S.3H2O; BM 373,90; [7220-79-3]. Mengandung tidak kurang dari 85%.

    Pemerian Hablur atau serbuk hablur, warna hijau gelap, mengkilat seperti perunggu.

    Kelarutan Satu gram zat larut dalam 25 mL air dan lebih kurang 65 mL etanol. Larut dalam kloroform.

   

Biru metilen LP Larutkan 125 mg biru metilen P dalam 100 mL etanol P, encerkan dengan etanol P hingga 250 mL.

 

Biru metiltimol P  [3H-2,1-Benzosatiol-3-ilidinbis(6-hidroksi-5-isopropil-2-metil-m-fenilin)metilennitrilo] tetra- asam asetat S,S-garam tetranatrium dioksida; C37H40N2Na4O13S; BM 845; [1945-77-3]; murni pereaksi.

    Perubahan warna Dengan kalsium dalam larutan alkali memberikan warna biru, dengan dinatrium edetat berlebih larutan berwarna kelabu.

 

Biru metiltimol campuran P Campuran yang ter-diri dari 1 bagian biru metiltimol P dan 100 bagian kalium nitrat P.

 

Biru oraset B P Gunakan Biru oraset B P seperti tertera pada Indikator dan Kertas Indikator.

 

Biru oraset B LP Larutan Biru oraset B P dalam asam asetat glasial P (1 dalam 200).

 

Biru tetrazolium P (3,3’-(3,3’-Dimetoksi[1,1’-bifenil]-4,4’-diil)bis[2,5-difenil-2H-tetrazolium] diklorida); C40H32Cl2N8O2; BM 727,64; [1871-22-3]

    Pemerian Hablur kuning jeruk.

    Kelarutan Sukar larut dalam air; mudah larut dalam kloroform dan dalam metanol; tidak larut dalam aseton dan dalam eter.

    Kelarutan dalam metanol Larutkan 1 g zat dalam 100 mL metanol P: jernih.

    Warna Ukur serapan larutan 1 g zat dalam 100 mL metanol P pada panjang gelombang 525 nm, gunakan air sebagai blangko: serapan tidak lebih dari 0,20.

    Daya serap molar <1191> Daya serap molar dalam metanol P pada panjang gelombang 252 nm tidak kurang dari 50.000.

    Uji kesesuaian

        Larutan baku Timbang saksama sejumlah Hidrokortison BPFI yang sebelumnya dikeringkan pada suhu 105° selama 3 jam, larutkan dalam etanol P hingga kadar 10 µg per mL.

        Prosedur Pipet 10 mL, 15 mL dan 20 mL Larutan baku masing-masing ke dalam labu Erlenmeyer bertutup kaca 50 mL. Tambahkan 10 mL dan 5 mL etanol P berturut-turut pada labu Erlenmeyer berisi   10 mL dan 15 mL Larutan baku. Goyang sampai bercampur. Pada masing-masing labu dan labu keempat yang berisi 20 mL etanol P, tambahkan 2 mL larutan yang dibuat dengan cara melarutkan 50 mg biru tetrazolium P dalam 10 mL etanol P, campur. Kemudian tambahkan 2 mL larutan yang dibuat dengan mengencerkan 1 mL tetrametilamonium hidroksida LP dengan etanol P hingga 10 mL. Campur dan diamkan di tempat gelap selama 90 menit dan tetapkan serapan ketiga Larutan baku steroid pada panjang gelombang 525 nm dengan menggunakan blangko larutan pada labu keempat. Buat kurva kalibrasi dengan serapan pada sumbu Y dan kadar hidrokortison pada sumbu X: serapan masing-masing larutan sebanding dengan kadar dan serapan larutan yang mengandung 200 µg hidrokortison tidak kurang dari 0,50.

 

Biru tetrazolium LP Larutkan 500 mg biru tetrazolium P dalam etanol P hingga 100 mL.

 

Biru tetrazolium alkalis LP Segera sebelum digunakan, campur 1 bagian larutan biru tetrazolium P 0,2% dalam metanol P dengan 3 bagian larutan natrium hidroksida P 12% dalam metanol P.

 

Biru timol P Gunakan Biru timol P seperti tertera pada Indikator dan Kertas Indikator.

 

Biru timol LP (A) Larutkan 100 mg biru timol P dalam 2,15 mL natrium hidroksida 0,1 M dan 20 mL etanol P 96%. Setelah larut sempurna, tambahkan air hingga 100 mL. Lakukan uji kepekaan sebagai berikut: Campur 0,1 mL dan 100 mL air bebas karbondioksida P yang telah ditambah 0,2 mL natrium hidroksida 0,02 M LV: larutan berwarna biru. Untuk mengubah warna larutan menjadi kuning, diperlukan asam hidroklorida 0,02 M LV, tidak lebih dari 0,1 mL.

 

Biru timol LP Larutkan 100 mg biru timol P dalam 100 mL etanol P, saring jika perlu.

 

Biru toluidina P (C15H16ClN3S)2.ZnCl2;  BM 747,95; [6586-04-5].

   

Biru toluidina LP Larutkan 15 mg biru toluidina P dalam 1 mL etanol P dan encerkan dengan air hingga 100 mL.

 

Bismut oksinitrat P Gunakan bismut subnitrat P.

 

Bismut subnitrat P Bismut(III) nitrat basa; Bi5O(OH)9(NO3)4; BM 1461,99; [1304-85-4]    

    Pemerian Serbuk putih atau hampir putih.

    Kelarutan Praktis tidak larut dalam air.

 

Bis(trimetilsilil)asetamida P (N,O-Bis(trimetilsilil) il)-asetamida-BSA); CH3CON[Si(CH3)3]2; BM 203,43; [10416-59-8]. Mengandung tidak kurang dari 90% CH3CON [Si(CH3)3]2.

    Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna. Segera terhidrolisis jika terpapar udara lembap. Lakukan penanganan di bawah gas nitrogen dan simpan di tempat sejuk.

    Indeks bias <1001> Antara 1,4150 dan 1,4170; lakukan penetapan pada suhu 20°.

    Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi <931>. Suntikkan sejumlah zat ke dalam kromatograf yang dilengkapi dengan detektor penghantar panas dan kolom baja tahan karat 3 mm x1,83 m berisi bahan pengisi 5% fase diam G1 dengan partikel penyangga S1A. Pertahankan suhu injektor pada 160°. Atur suhu kolom dari 90° hingga 160° dengan kecepatan kenaikan suhu 4° per menit. Gunakan helium P sebagai gas pembawa. Dengan kondisi ini akan diperoleh waktu retensi lebih kurang 15 menit.

 

Bis(trimetilsilil)trifluoroasetamida P BSTFA CF3CON[Si(CH3)3]2; BM 257,40; [25561-30-2]. Mengandung tidak kurang dari 98% CF3CON[Si(CH3)3]2.

    Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna. Segera terhidrolisis jika terpapar udara lembap. Simpan di tempat sejuk.

    Indeks bias <1001> Antara 1,3820 dan 1,3860; lakukan penetapan pada suhu 20°.

    Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi <931>. Suntikkan zat ke dalam kromatograf yang dilengkapi dengan detektor penghantar panas dan kolom baja tahan karat 3 mm x 1,83 m berisi bahan pengisi 5% fase diam G1 dengan partikel penyangga S1A. Pertahankan suhu injektor pada 170°. Atur suhu kolom dari 70° hingga 140° dengan kecepatan kenaikan suhu 4° per menit. Gunakan helium P sebagai gas pembawa. Dengan kondisi ini akan diperoleh waktu retensi zat lebih kurang 15 menit.

Boron trifluorida P BF3; BM 67,81; [7637-07-2]; gunakan mutu pereaksi yang sesuai.

 

Brom P Br2; BM 159,8; [7726-95-6].

    Pemerian Cairan merah tua, berat dan berasap, sangat korosif terhadap kulit.

    Bobot per mL Lebih kurang 3,1 g.

    Pembuatan larutan brom 0,05 M; larutkan 3 g kalium bromat P dalam sejumlah tertentu air hingga 1000 mL. Larutan encer harus dibuat dengan menggunakan sejumlah tertentu pereaksi dengan perbandingan yang sesuai atau dengan pengenceran yang tepat.

 

Brom LP Larutkan 30 g brom P dan 30 g kalium bromida P dalam sejumlah air hingga 100 mL.

 

p-Bromoanilin P C6H6BrN; BM 172,02; [106-40-1]. Mengandung tidak kurang dari 98% C6H6BrN.

    Pemerian Hablur putih hingga putih kotor.

    Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam etanol dan dalam eter.

    Jarak lebur <1021> Antara 60° dan 65°, dengan rentang 2°.

    Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 650 mg zat, masukkan dalam wadah yang sesuai, dan larutkan dalam 50 mL asam asetat glasial LP. Tambahkan kristal violet LP, dan titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV. Lakukan penetapan blangko.

 

Tiap mL asam perklorat 0,1N

setara dengan 17,20 mg C6H6BrN

 

p-Bromoanilin LP Tambahkan 8 g p-bromoanilin P ke dalam campuran 380 mL asam asetat glasial P jenuh tiourea P, 10 mL larutan natrium klorida P (1 dalam 5), 5 mL larutan asam oksalat P (1 dalam 20), dan 5 mL larutan natrium fosfat dibasa P (1 dalam 10) dalam botol kaca aktinik rendah. Campur dan biarkan semalam, sebelum digunakan. Lindungi dari cahaya dan gunakan sebelum 7 hari.

 

Brusin sulfat P (C23H26N2O4)2.H2SO4.7H2O; BM 1013,11; [5787-00-8]; murni pereaksi.

 

1-Butanol P Gunakan butil alkohol P.

 

2-Butanol P Gunakan butil alkohol sekunder P.

 

Butan-2-on P Etil metil keton, Metil etil keton P; CH3COC2H5; BM 72,11; [78-93-3]; murni pereaksi.

   

Butil alkohol P 1-butanol P; Butil alkohol normal P; CH3(CH2)2CH2OH; BM 74,12; [71-36-3]; murni pereaksi.

 

Butil alkohol normal P Gunakan butil alkohol P.

 

Butil alkohol sekunder P 2-Butanol P; CH3CH2CH(OH)CH3; BM 74,12; [78-92-2]; Gunakan isobutil alkohol P; murni pereaksi.

 

Butil alkohol tersier P Butanol tersier P; (CH3)3COH; BM 74,12; [75-65-0]; murni pereaksi.

   

n-Butilamin P CH3CH2CH2CH2NH2; BM 73,14; [109-73-9].

    Pemerian Cairan tidak berwarna hingga kuning pucat; mudah terbakar.

    Kelarutan Dapat bercampur dengan air, dengan etanol dan dengan eter.

    Bobot jenis Lebih kurang 0,740.

    Jarak destilasi <1011> Metode I Tidak kurang dari 95% terdestilasi antara 76° dan 78°.

    Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 1,0%; lakukan penetapan dengan cara Titrimetri.

    Klorida Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi, menggunakan 1 g zat (1,5 mL).

    Cemaran asam Pada 50 mL tambahkan 5 tetes larutan jenuh azo violet P dalam benzen P, titrasi cepat dengan natrium metoksida 0,1 N LV hingga terjadi warna biru tua. Gunakan nitrogen agar tidak menyerap karbon dioksida dari udara: diperlukan tidak lebih dari 1 mL natrium metoksida 0,1 N untuk netralisasi.

    Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.

 

Butil asetat P CH3COO(CH2)3CH2; BM 116,16; [123-86-4]; murni pereaksi.

   

Butil-eter P n-Dibutil Eter P; C8H18O; BM 130,23; [142-96-1]; murni pereaksi.

 

Butil hidroksianisol P Gunakan Butil hidroksianisol seperti tertera pada monografi Farmakope Indonesia VI.

 

Butil hidroksitoluen P Gunakan Butil hidroksi-toluen seperti tertera pada monografi Farmakope Indonesia VI.

 

n-Butil klorida P 1-Klorobutan P; C4H9Cl; BM 92,57; [109-69-3]; gunakan pelarut mutu KCKT.

    Pemerian Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna [Peringatan Sangat mudah terbakar].

    Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; bercampur dengan etanol dan eter.

   

Cairan lambung buatan LP Larutkan 2 g natrium klorida P dan 3,2 g pepsin P dalam 7 mL asam hidroklorida P dan air hingga 1000 mL. pH larutan lebih kurang 1,2.

 

Cairan usus buatan  LP Larutkan 6,8 g kalium fosfat monobasa P dalam 250 mL air, campur dan tambahkan 77 mL natrium hidroksida 0,2 N dan 500 mL air. Tambahkan 10,0 g pankreatin P, campur dan atur pH hingga 6,8±0,1 dengan penambahan natrium hidroksida 0,2 N atau asam hidroklorida 0,2 N. Encerkan dengan air hingga 1000 mL.

 

Dapar amonia pH 10,0 Larutkan 5,4 g amonium klorida P dalam 70 mL amonium hidroksida 5 M, dan encerkan dengan air hingga 100 mL.

 

Dapar amonia pH 10,9 Larutkan 6,75 g amonium klorida P dalam amonium hidroksida P hingga 100 mL.

 

Dapar amonia-amonium klorida pH 10,7 LP Larutkan 67,5 g amonium klorida P dalam air, tambahkan 570 mL amonium hidroksida P, dan encerkan dengan air hingga 1000 mL.

 

Dapar asam asetat-amonium asetat LP Larutkan 77,1 g amonium asetat P dalam air, tambahkan 57 mL asam asetat glasial P dan encerkan dengan air hingga 1000 mL.

 

Dapar asetat pH 2,45 LP Campur 200 mL asam hidroklorida 1 N dengan 200 mL natrium asetat 1 N dan encerkan dengan air hingga 1000 mL. Segera sebelum digunakan atur pH hingga 2,45 dengan penambahan asam hidroklorida 1 N atau natrium asetat 1 N.

 

Dapar asetat pH 3,5 LP Larutkan 25 g amonium asetat P dalam 25 mL air, tambahkan 38 mL asam hidroklorida 7 N. Atur pH hingga 3,5 dengan penambahan asam hidroklorida 2 N atau amonium hidroksida 5 N dan encerkan dengan air hingga 100 mL.

 

Dapar asetat pH 3,7 Larutkan 10 g natrium asetat anhidrat P dalam 300 mL air. Atur pH hingga 3,7 dengan penambahan asam asetat glasial P atau natrium asetat anhidrat P sebelum digunakan.

 

Dapar asetat pH 4,4 Larutkan 136 g natrium asetat P dan 77 g amonium asetat P dalam air, encerkan dengan air hingga 1000 mL. Tambahkan 250 mL asam asetat glasial P dan campur.

 

Dapar asetat pH 4,6 Larutkan 5,4 g natrium asetat P dalam 50 mL air, atur pH hingga 4,6 dengan penambahan asam asetat glasial P dan campur.

 

Dapar barbital pH 8,6 Pada 129 mL asam hidroklorida 0,1 N, tambahkan barbital natrium 0,1 M hingga 1000 mL.

 

Dapar borat pH 8,0 Gunakan Dapar borat alkalis seperti yang tertera pada Larutan dapar dalam Larutan.

 

Dapar borat pH 9,0 Gunakan Dapar borat alkalis seperti yang tertera pada Larutan dapar dalam Larutan.

 

Dapar dietanolamin pH 10,0 Larutkan 96,4 g dietanolamin P dalam air hingga 400 mL. Tambahkan 0,5 mL larutan magnesium klorida P 18,6%, atur pH hingga 10,0 dengan penambahan asam hidroklorida 1 N dan encerkan dengan air hingga 500 mL.

 

Dapar fosfat pH 6,4 Campurkan 50 mL kalium fosfat monobasa 0,2 M dengan 12,60 mL natrium hidroksida 0,2 N LV, dan encerkan dengan air hingga 200 mL.

 

Dapar fosfat pH 7,6 Campurkan 50 mL kalium fosfat monobasa 0,2 M dengan 42,80 mL natrium hidroksida 0,2 N LV dan encerkan dengan air hingga 200 mL.

 

Dapar fosfat campuran pH 4,0 Larutkan 5,04 g natrium fosfat dibasa dodekahidrat P dan 3,01 g kalium fosfat monobasa P dalam air secukupnya hingga 1000 mL dan atur pH hingga 4,0 dengan penambahan asam asetat glasial P.

 

Dapar fosfat campuran pH 7,0 mengandung azida Ke dalam 1000 mL larutan yang mengandung natrium fosfat dibasa dodekahidrat P 1,8% dan natrium klorida P 2,3%, tambahkan larutan natrium fosfat monobasa dihidrat P 0,78%  dan larutan natrium klorida P 2,3% secukupnya (lebih kurang 280 mL) hingga pH 7,0. Larutkan sejumlah natrium azida P hingga kadar 0,02%.

 

Dapar fosfat campuran 1 M pH 8,0 Larutkan 136,1 g kalium dihidrogen fosfat P dalam air dan atur pH hingga 8,0 dengan penambahan natrium hidroksida 1 N, encerkan dengan air hingga 1000 mL.

 

Dapar fosfat-sitrat pH 7,2 Campur 87 mL larutan dinatrium hidrogen fosfat P 7,15 % dengan 13 mL larutan asam sitrat P  2,1%.

 

Dapar fosfat-sitrat pH 7,6 Larutkan 67,1 g dinatrium hidrogen ortofosfat P dan 1,33 g asam sitrat P  dalam air hingga 1000 mL.

                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                              Dapar glisin Campur 42 g natrium bikarbonat P dengan 180 mL air dan tambahkan larutan yang mengandung 37,5 g glisin P dan 15 mL amonium hidroksida P dalam 180 mL air. Encerkan dengan air hingga 500 mL dan kocok hingga larut sempurna.

 

Dapar imidazol pH 6,5 Larutkan 6,81 g imidazol P, 1,23 g magnesium sulfat P dan 0,73 g kalsium sulfat P dalam 752 mL asam hidroklorida 0,1 M encerkan dengan air hingga 1000 mL.

 

Dapar imidazol pH 7,3 Larutkan 3,4 g imidazol P dan 5,8 g natrium klorida P dalam air, tambahkan 18,6 mL asam hidroklorida 1 M encerkan dengan air hingga 1000 mL. Atur pH jika perlu.

 

Dapar tris-glisin pH 8,3 Encerkan 6 g tris (hidroksimetil)metilamina P dan 28,8 g glisin P dalam air hingga 1000 mL. Encerkan 1 bagian volume larutan dengan 10 bagian volume air segera sebelum digunakan.

 

Dapar tris-klorida pH 7,5 0,05 M Larutkan 6,057 g tris (hidroksimetil)metilamina P dan 4,97 g natrium klorida P dalam air. Atur pH hingga 7,5 dengan penambahan asam hidroklorida P, encerkan dengan air hingga 1000 mL.

 

Dapar untuk sampel

    Tris (hidroksimetil)metilamina P                1,5 g

    Asam hidroklorida 1 M                              12 mL

    Urea P                                                         96 g

    Air secukupnya hingga                             200 mL

 

Dekstran biru 2000 P Gunakan Biru dekstran 2000 P.

 

Dekstrosa P Gunakan D-glukosa P.

 

Dekstrosa anhidrat P D-Glukosa anhidrat; C6H12O6; BM 180,16; murni pereaksi.

 

Deniges, pereaksi Gunakan Raksa(II) sulfat LP.

 

3,3’-Diaminobenzidina hidroklorida P (NH2)2C6H3 C6H3(NH2)2.4HCl; BM 360,11; [7411-49-6]

    Pemerian Hablur bentuk jarum, putih sampai cokelat kekuningan (kadang-kadang ungu).

    Kelarutan Larut dalam air. Stabil dalam pelarut organik tetapi tidak stabil dalam pelarut air pada suhu ruang.

    Zat tak larut Tidak lebih dari 1 mg (0,05%); lakukan penetapan dengan melarutkan 2 g zat dalam 100 mL air tanpa pemanasan dan segera saring.

    Sisa pemijaran Tidak lebih dari 1 mg (0,05%); lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi, menggunakan 2 g zat.

    Uji kesesuaian untuk penetapan selenium Larutkan 1,633 g asam selenit P (H2SeO3) dalam air hingga 1000 mL. Encerkan 10 mL larutan ini dengan air hingga 1000 mL, hingga diperoleh larutan yang mengandung 0,010 mg per mL Se. Masukkan 1 mL larutan ke dalam gelas piala 100 mL, tambahkan 2 mL larutan asam format P (1 dalam 7) dan encerkan dengan air hingga 50 mL. Tambahkan 2 mL larutan 3,3’-diamino-benzidina hidroklorida P (1 dalam 200) dan diamkan selama 30 - 50 menit. Atur pH antara 6 dan 7 dengan amonium hidroksida 6 N. Masukkan ke dalam corong pisah 125 mL, tambahkan 10 mL toluen P, dan kocok kuat selama 30 menit: terjadi warna kuning terang dalam lapisan toluen. Blangko mengandung diaminobenzidina hidroklorida tanpa baku selenium, diperlakukan dengan cara yang sama: tidak terjadi warna dalam lapisan toluen.

    Wadah dan penyimpanan Simpan larutan air dalam lemari pendingin.

 

2,3-Diaminonaftalen P C10H10N2; BM 158,20; [771-97-1]; murni pereaksi.

 

Diamonium hidrogen fosfat P Gunakan amonium fosfat dibasa P.

 

o-Dianisidina dihidroklorida P C14H16N2O2.2HCl; BM 317,21. Mengandung tidak kurang dari 98% C14H16N2O2.2HCl.

    Pemerian Hablur kuning pucat.

    Kelarutan Larut dalam air. Larutan 500 mg dalam 25 mL air: larut sempurna dan jernih.

    Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 800 mg zat, masukkan ke dalam gelas piala, larutkan dalam 100 mL air dan tambahkan 50 mL etanol P. Jika sudah terlarut sempurna titrasi dengan natrium hidroksida 0,5 N LV, tetapkan titik akhir secara potensiometrik. Lakukan penetapan blangko.

 

Tiap mL natrium hidroksida 0,5 N

 setara dengan 158,6 mg C14H16N2O2.2HCl

 

2,6-Dibromokuinon-klorimida P 2,6-Dibromo-N-kloro-p-benzakuinon imina; Pereaksi DBQ;             O:C6H2Br2:NCl; BM 299,35; [537-45-1].

    Pemerian Serbuk hablur kuning.

    Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam etanol dan dalam larutan alkali hidroksida encer.

    Jarak lebur <1021> Antara 82º dan 84º.

    Kelarutan dalam etanol Larutan 100 mg zat dalam 10 mL etanol P: tidak lebih keruh dari kekeruhan lemah.

    Sisa pemijaran Tidak lebih dari 1 mg (0,2%); lakukan pemijaran seperti tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi, menggunakan 500 mg zat dengan 0,5 mL asam sulfat P.

    Kepekaan Ke dalam 10 mL larutan dalam air yang mengandung 0,01 mg fenol P tambahkan 0,3 mL dapar natrium borat (dibuat dengan melarutkan 2,84 g hablur natrium borat P dalam 90 mL air hangat, tambahkan 8,2 mL natrium hidroksida 1 N dan encerkan dengan air hingga 100 mL) dan 0,1 mL larutan 10 mg zat dalam 20 mL etanol P: terjadi warna biru terang dalam waktu 10 menit.

 

Dibutilamin P C8H19N; BM 129,24; [111-92-2].

    Pemerian Cairan tak berwarna.

    Penetapan kadar Lakukan penetapan kadar secara Kromatografi gas seperti yang tertera Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi dengan detektor ionisasi nyala dan kolom kapiler 0,25 mm × 30 m yang disalut dengan 1 ?m G2. Gunakan gas pembawa helium P. Pertahankan suhu injektor, detektor dan kolom masing-masing pada 200°,300°dan 100°. Naikkan suhu 10° per menit hingga 200°. Suntikkan sejumlah volume zat ke dalam kromatograf. Respons puncak C8H19N tidak kurang dari 99% dari semua respons puncak.

    Indeks bias <1001> Antara 1,415 dan 1,419.

 

n-Dibutil eter P Butil eter; C8H18O; BM 130,23; [142-96-1]; murni pereaksi.

   

Dibutil ftalat P C16H22O4; BM 278,34; [84-74-2];  Mengandung tidak kurang dari 98% C16H22O4.

    Pemerian Cairan jernih tidak berwarna.

    Indeks bias <1001> Antara 1,491 dan 1,493; lakukan penetapan pada suhu 20º.

    Kandungan asam Tidak lebih dari 0,02%. Timbang saksama lebih kurang 10 g zat dan larutkan dalam 100 mL campuran etanol P-eter P (1:1). Tambahkan fenolftalein LP dan titrasi segera dengan kalium hidroksida-etanol 0,05 N LV.

 

Tiap mL kalium hidroksida-etanol 0,05 N

setara dengan 4,15 mg asam ftalat

 

    Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 2 g zat dalam labu yang sesuai, tambahkan 25 mL natrium hidroksida 1 N dan 30 mL isopropanol P, campur. Digesti campuran pada suhu mendekati mendidih selama 30 menit, kemudian dinginkan dalam tangas air hingga suhu ruang. Tambahkan fenolftalein LP dan titrasi dengan asam sulfat 1 N LV hingga warna merah muda hilang. Lakukan penetapan blangko.

 

Tiap mL asam sulfat 1 N

setara dengan 139,2 mg C16H22O4

 

Dietanolamina P C4H11NO2; BM 105,1; [111-42-2] murni pereaksi.

    Pemerian Cairan kental tidak berwarna atau sedikit kuning atau hablur yang mudah meleleh atau larut, suhu lebur lebih kurang 28º.

    Bobot per mL Lebih kurang 1,09.

    pH <1071> pH larutan 5% antara 10,0 dan 11,5.

 

Dietilamina P (C2H5)2NH; BM 73,14; [109-89-7]. Mengandung tidak kurang dari 99,0% (C2H5)2NH; murni pereaksi.

    Pemerian Cairan tidak berwarna; mudah terbakar; alkali kuat. Dapat mengiritasi kulit dan selaput mukosa.

    Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.

 

N,N-Dietilanilina P C6H5N(C2H5)2; BM 149,23; [91-66-7].

    Pemerian Cairan kuning muda sampai merah tua.

    Indeks bias <1001> Antara 1,5405 dan 1,5425; lakukan penetapan pada suhu 20º.

    Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi <931>. Suntikkan sejumlah zat uji (lebih kurang 0,2 ml) ke dalam kromatograf dilengkapi dengan detektor ionisasi nyala dan kolom baja tahan karat 3 mm x 1,8 m berisi bahan pengisi 20% fase diam G16 dengan partikel penyangga S1A. Gunakan helium P sebagai gas pembawa, laju alir lebih kurang 40 mL per menit. Pertahankan suhu injektor, detektor dan kolom masing-masing pada 250º, 310º dan 140º. dan naikkan suhu kolom 6º per menit hingga 200º. Luas puncak N,N-dietilanilina dengan waktu retensi lebih kurang 4,9 menit tidak kurang dari 99% dari luas total puncak.

 

Dietil eter P Gunakan etil eter P.

 

Dietil eter anhidrat P Gunakan etil eter anhidrat P.

 

Difenilamin P (C6H5)2NH; BM 169,23; [122-39-4]; murni pereaksi.

 

Difenilamin LP Larutkan 1,0 g difenilamin P dalam 100 mL asam sulfat P. Larutan harus tidak berwarna.

 

Difenil eter P Fenil eter P; (C6H5)2O; BM 170,21; [101-84-8].

    Pemerian Cairan tidak berwarna.

    Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam asam asetat glasial dan dalam sebagian besar pelarut organik.

    Jarak lebur <1021> Antara 26º dan 28º.

    Titik didih Lebih kurang 259º.

 

Difenilkarbazida P 1,5-Difenilkarbohidrazida; (C6H5NHNH)2CO; BM 242,28; [140-22-7]; murni pereaksi.

 

Difenilkarbazida LP Larutkan 0,2 g difenilkarbazida P dalam 10 mL asam asetat glasial P dan encerkan dengan etanol mutlak P hingga 100 mL. 

 

Difenilkarbazon P Senyawa difenilkarbazon dengan s-difenilkarbazida (1:1); C6H5NHNHCON:NC6H5. C6H5NHNHCONHNHC6H5; BM 482,54; [538-62-5]; murni pereaksi.

 

Difenilkarbazon LP Larutkan 1,0 g hablur difenil-karbazon P dalam 75 mL etanol P, kemudian tambahkan etanol P hingga 100 mL.

    Wadah dan Penyimpanan Dalam botol berwarna cokelat.

 

Digesti pankreatin kasein P Tripton P; suatu pepton bakteriologi.

    Pemerian Serbuk kuning keabu-abuan, bau khas, tetapi tidak busuk.

    Kelarutan Mudah larut dalam air; tidak larut dalam etanol dan dalam eter.

    Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 75 mg (15%); lakukan penetapan menggunakan 500 mg zat dengan 1 mL asam sulfat P.

    Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 7,0%; lakukan pengeringan pada suhu 100º sampai bobot tetap.

    Kandungan mikroba Tidak lebih dari 104 koloni per g.

    Kandungan nitrogen Antara 9,0% dan 14,0% N; lakukan penetapan dengan metode Kjeldahl.

    Amino Nitrogen Antara 5,0% dan 5,6%.

   

Digesti papaik tepung kedelai P Zat nutrisi mudah larut yang diperoleh dari reaksi enzim papain pada tepung kedelai yang dimurnikan dan dipekatkan. Mengandung fermentasi karbohidrat.

    Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 7,0%; lakukan pengeringan pada suhu 100º sampai bobot tetap.

    Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 75 mg (15%); lakukan penetapan menggunakan 500 mg zat dengan 1 mL asam sulfat P.

    Kandungan mikroba Tidak lebih dari 104 koloni per g.

    Kandungan nitrogen Tidak kurang dari 8,5%; lakukan penetapan dengan metode Kjeldahl menggunakan zat yang telah dikeringkan pada suhu 105º sampai bobot tetap.

    Amino Nitrogen Antara 1,8% dan 3,2%.

   

Digesti peptik jaringan hewan P Suatu pepton bakteriologi.

    Pemerian Serbuk, cokelat; bau khas, tetapi tidak busuk.

    Kelarutan Larut dalam air, tidak larut dalam etanol dan dalam eter. Larutan (2 dalam 100) yang telah diotoklaf: jernih dan bereaksi netral atau hampir netral.

    Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 7,0%; lakukan pengeringan pada suhu 100º sampai bobot tetap.

    Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 75 mg (15%); lakukan penetapan menggunakan 500 mg zat dengan 1 mL asam sulfat P.

    Kandungan mikroba Tidak lebih dari 104 koloni per g.

    Kandungan nitrogen Antara 9,0% dan 14,0% N; lakukan penetapan dengan metode Kjeldahl menggunakan zat yang telah dikeringkan pada suhu 105º sampai bobot tetap.

    Amino Nitrogen Antara 2,7% dan 3,7%.

 

Diisopropil eter P Isopropil eter P; [(CH3)2CH]2O; BM 102,18; [108-20-3].

    Pemerian Cairan tidak berwarna, mudah mengalir.

    Kelarutan Sukar larut dalam air; dapat bercampur dengan etanol dan dengan eter. Sangat mudah terbakar. [Catatan Tidak boleh digunakan jika dekat api. Tidak boleh diuapkan hingga mendekati kering, karena cenderung terbentuk peroksida yang mudah meledak].

    Bobot jenis <981> Antara 0,716 dan 0,720.

    Jarak destilasi <1011> Metode II Tidak kurang dari 95% terdestilasi pada suhu 65º dan 70º.

    Peroksida Ke dalam gelas ukur bersumbat kaca yang telah dicuci, dan dibilas dengan sejumlah zat, masukkan 10 mL zat, tambahkan 1 mL larutan segar kalium iodida P (1 dalam 10). Kocok dan diamkan selama 1 menit: tidak terjadi warna kuning pada kedua lapisan (lebih kurang 0,001% sebagai H2O2).

    Sisa penguapan [Catatan Jika ada peroksida, jangan dilakukan prosedur ini] Tidak lebih dari 1 mg (0,01%), lakukan penetapan dengan menguapkan 14 mL (10 g) zat dalam cawan dangkal yang telah ditara dan dikeringkan pada suhu 105º selama 1 jam.

    Keasaman Tambahkan 2 tetes biru bromotimol LP ke dalam 10 mL air dalam labu Erlenmeyer 50 mL bersumbat kaca, dan titrasi dengan natrium hidroksida 0,010 N LV sampai tepat berwarna biru setelah dikocok kuat. Tambahkan 5 mL zat dan titrasi dengan natrium hidroksida 0,010 N LV: diperlukan tidak lebih dari 0,30 mL untuk mengembalikan warna biru (0,005% sebagai CH3COOH). [Catatan Untuk penetapan secara spektrofotometri gunakan diisopropil eter yang memenuhi persyaratan sebagai berikut]:

    Serapan Serapan pada 255 nm tidak lebih dari 0,2; gunakan air sebagai blangko dan kuvet kuarsa 10 mm.

 

Dikalium fosfat P Gunakan kalium fosfat dibasa P.

 

Dikalium hidrogen fosfat P Gunakan kalium fosfat dibasa P.

 

o-Diklorobenzen P C6H4Cl­2; BM 147,00; [95-50-1]. Mengandung tidak kurang dari 98% C6H4Cl­2.

    Pemerian Cairan jernih, berwarna cokelat muda kekuningan dan bau aromatik. Mendidih pada suhu lebih kurang 180º.

    Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; dapat bercampur dengan etanol dan dengan eter.

    Bobot jenis <981> Antara 1,299 dan 1,301.

    Indeks bias <1001> Antara 1,548 dan 1,550 pada suhu 25º.

    Sisa penguapan Tidak lebih dari 50 mg (0,005%); lakukan penetapan dengan menguapkan 80 mL zat pada tangas uap dan keringkan pada 105º selama 1 jam.

    Keasaman Tambahkan fenolftalein LP pada 25 mL metanol P, dan titrasi dengan kalium hidroksida-etanol 0,02 N LV sampai warna merah muda tetap selama 15 detik. Pipet 25 mL zat ke dalam larutan, campur, hindari kontak dengan udara dan titrasi dengan kalium hidroksida-etanol 0,02 N LV: diperlukan tidak lebih dari 2,2 mL untuk mengembalikan warna merah muda (lebih kurang 0,005%).

      Penetapan kadar Lakukan Kromatografi gas-cair seperti tertera pada Kromatografi <931>, menggunakan peralatan dan kondisi yang sesuai.

 

1,2-Dikloroetan P Gunakan etilen diklorida P.

 

Diklorofluoresein P C20H10Cl2O5; BM 401,20; [76-54-0]. [Catatan Spesifikasi ini berlaku untuk isomer 4,5 dan 2,7 dari diklorofluoresein yang sesuai untuk pembuatan diklorofluoresein LP].

    Pemerian Serbuk hablur, jingga pucat.

    Kelarutan Sukar larut dalam air; larut dalam etanol dan dalam larutan alkali hidroksida.

    Sisa pemijaran Tidak lebih dari 1 mg (0,5%); lakukan pemijaran seperti tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi, menggunakan 200 mg zat dengan 5 tetes asam sulfat P.

    Kepekaan Larutkan 100 mg zat dalam 60 mL etanol P, tambahkan 2,5 mL natrium hidroksida 0,1N dan encerkan dengan air hingga 100 mL. Tambahkan 1 mL larutan ini pada larutan kalium iodida yang dibuat dengan melarutkan 100 mg kalium iodida P yang ditimbang saksama dan telah dikeringkan pada suhu 105º sampai bobot tetap, dalam 50 mL air yang mengandung 1 mL asam asetat glasial P. Titrasi dengan perak nitrat 0,1 N LV hingga warna endapan berubah dari jingga kuning pucat menjadi merah muda. Volume perak nitrat 0,1 N LV yang diperlukan dan volume yang dihitung tidak lebih 0,10 mL lebih besar dari volume yang dihitung berdasarkan pada kandungan kalium iodida dalam zat yang telah dikeringkan seperti ditetapkan menurut Penetapan kadar yang tertera pada Kalium Iodida dalam Farmakope Indonesia VI.

 

Diklorofluoresein LP Larutkan 100 mg dikloro-fluoresein P dalam 60 mL etanol P, tambahkan 2,5 mL natrium hidroksida 0,1 N, campur, dan encerkan dengan air hingga 100 mL.

 

Diklorokuinonkloroimina P Gunakan 2,6-dikloro-kuinon-klorimida P.

 

2,6-Diklorokuinon-klorimida P 2,6-Dikloro-N-kloro-p-benzakuinon imina; O:C6H2Cl2:NCl; BM 210,44.

    Pemerian Serbuk hablur, kuning pucat.

    Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam etanol dan dalam larutan alkali hidroksida encer.

    Kelarutan dalam etanol Larutan 100 mg zat dalam 10 mL etanol P: larut sempurna dan jernih.

    Jarak lebur <1021> Antara 65º dan 67º.

    Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 1 mg (0,2%); lakukan penetapan dengan memijarkan 500 mg zat dengan 0,5 mL asam sulfat P.

    Kepekaan memenuhi syarat uji kepekaan yang tertera pada 2,6-dibromokuinon-klorimida P.

 

Diklorometan P Gunakan metilen klorida P.

 

Diklorotetra fluoroetan P Gunakan Diklorotetra fluoroetan seperti tertera pada monografi Farmakope Indonesia VI.

 

p-Dimetilaminobenzaldehida P (CH3)2NC6H4CHO; BM 149,19; [100-10-7]; murni pereaksi.

 

p-Dimetilaminobenzaldehida LP Larutkan 125 mg p-dimetilaminobenzaldehida P dalam campuran dingin 65 mL asam sulfat P dan 35 mL air, tambahkan 0,05 mL besi(III) klorida LP. Gunakan dalam 7 hari.

 

p-Dimetilaminosinamaldehida P (CH3)2NC6H4 CH: CHCHO; BM 175,23.

    Pemerian Serbuk, kuning jingga

    Kelarutan Larut dalam aseton, dalam alkohol dan dalam benzen.

    Jarak lebur <1021> Antara 132° dan 136°.

 

N,N Dimetilanilina P C6H5N(CH3)2; BM 121,18; [121-69-7].

    Pemerian Cairan kuning muda. Cairan jernih, tidak berwarna bila baru didestilasi, tetapi kemudian menjadi kemerahan atau cokelat kemerahan.

    Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam etanol, dalam kloroform, dalam eter, dan dalam asam mineral encer.

    Bobot jenis <981> Lebih kurang 0,960.

    Suhu beku <1101> Lebih kurang 2º.

    Indeks bias <1001> Antara 1,5571 dan 1,5591; lakukan penetapan pada suhu 20º.

    Jarak didih Destilasi 100 mL zat: perbedaan antara suhu terdestilasi, jika destilasi 1 mL dan 95 mL, tidak lebih dari 2,5º. Suhu didih pada tekanan 760 mmHg 194,2º; lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi.

    Hidrokarbon Larutkan 5 mL zat dalam campuran 10 mL asam hidroklorida P dan 15 mL air: terjadi larutan jernih dan tetap jernih pada pendinginan sampai lebih kurang 10º.

    Anilina atau monometilanilina Masukkan 5 mL zat ke dalam labu Erlenmeyer bersumbat kaca, tambahkan 5 mL larutan anhidrida asetat P dalam benzen P (1 dalam 10), campur dan diamkan selama 30 menit. Tambahkan 30 mL natrium hidroksida 0,5 N LV, kocok dan tambahkan fenolftalein LP, titrasi dengan asam hidroklorida 0,5 N LV: memerlukan tidak lebih dari 0,30 mL natrium hidroksida 0,5 N LV. Lakukan penetapan blangko.

    Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi <931>. Suntikkan sejumlah zat  (lebih kurang 0,2 µl) ke dalam kromatograf yang dilengkapi dengan detektor  ionisasi nyala dan kolom baja tahan karat    3 mm x 1,8 m berisi bahan pengisi 20% fase diam G16 dengan partikel penyangga S1A. Gunakan helium P sebagai gas pembawa, laju alir lebih kurang 40 mL per menit. Pertahankan suhu injektor dan detektor masing-masing pada 250º dan  310º. Atur suhu awal kolom 50º dan naikkan 10º per menit hingga 200º. Luas puncak N,N-dimetilanilina dengan waktu retensi lebih kurang 11,5 menit tidak kurang dari 99% dari luas total puncak.

 

N,N-Dimetilasetamida P C4H9NO; BM 87,12; [127-19-5]. Gunakan pereaksi mutu KCKT atau spektrofotometri.

    Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna.

    Kelarutan Dapat bercampur dengan air dan dengan beberapa pelarut organik.

   

Dimetilformamida P N,N-Dimetilformamida; HCON(CH3)2; BM 73,09; [68-12-2]; murni pereaksi.

 

Dimetilglioksima P; C4H8N2O2; BM 116,1; [95-45-4]; murni pereaksi.

    Pemerian Serbuk hablur putih atau hampir putih atau hablur tidak berwarna.

    Suhu lebur  Lebih kurang 240° dengan peruraian.

    Sisa pemijaran Tidak lebih dari 0,05%.

    Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dingin; sukar larut dalam air mendidih, larut dalam etanol.

 

N,N-Dimetiloktilamina P C10H23N; BM 157,30; [7378-99-6].

    Pemerian Cairan tidak berwarna.

    Indeks bias <1001> 1,4243; lakukan penetapan pada suhu 20º.

 

Dimetil sulfoksida P Gunakan metil sulfoksida P. Serapan maksimum pada panjang gelombang 262 nm, 270 nm, 290 nm dan lebih besar dari 340 nm berturut-turut adalah 1,0; 0,46; 0,16 dan 0,01. Gunakan air sebagai pembanding.

 

1,2-Dimetoksietan P C4H10O2; BM 90,12; [110-71-4].

    Pemerian Cairan jernih tidak berwarna, bau eter sangat tajam.

    Kelarutan Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol; larut dalam pelarut hidrokarbon. Dapat membentuk peroksida.

    Jarak didih Tidak kurang dari 95% terdestilasi pada suhu antara 83º dan 86º; lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi.

    Indeks bias <1001> Antara 1,379 dan 1,381; lakukan penetapan pada suhu 20º.

    Keasaman Pada 20 mL tambahkan biru bromofenol LP dan titrasi dengan natrium hidroksida 0,020 N LV:  diperlukan tidak lebih dari 2 mL (lebih kurang 0,015% sebagai CH3COOH).

    Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,2%.

 

N,N Dimetiloktilamin P C10H23N; BM 157,30; [7378-99-6].

    Pemerian Cairan tidak berwarna.

    Indeks bias <1001> 1,4243; lakukan penetapan pada 20º.

 

Dinatrium edetat P Gunakan dinatrium etilendiaminatetraasetat P.

 

Dinatrium etilendiaminatetraasetat P Garam natrium asam (etilendinitrilo)tetraasetat dihidrat; Dinatrium edetat , C10H14N2O8Na2.2H2O; BM 372,24; murni pereaksi.

 

Dinatrium etilendiaminatetraasetat LP (Dinatrium edetat LP) Larutkan 1 g dinatrium etilendiaminatet-raasetat P dalam 950 mL air, tambahkan 50 mL etanol P, dan campur.

 

Dinatrium fosfat P Gunakan natrium fosfat dibasa P.

 

Dinatrium hidrogen fosfat P Gunakan natrium fosfat dibasa P.

 

Dinatrium hidrogen sitrat P C6H6Na2O7. 1½H2O; BM 263,1; [144-33-2]; murni pereaksi.

 

2,4-Dinitrofenilhidrazin P 2,4-C6H3(NO2)2NHNH2; BM 198,14; [119-26-6]; mengandung tidak kurang dari 97%, gunakan pereaksi yang sesuai.

    Pemerian Hablur merah jingga; jika dilihat di bawah mikroskop terlihat sebagai bentuk jarum warna kuning jeruk.

    Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; sukar larut dalam etanol; agak sukar larut dalam asam anorganik encer.

   

2,4-Dinitroflurobenzen P 1-Fluoro-2,4-dinitroben-zen P; C6H3FN2O4; BM 186,10; [70-34-8]; gunakan mutu pereaksi yang sesuai.

    Pemerian Padatan kuning muda.

   

Dioksan P Dietilen dioksida; 1,4-dioksan P; C4H8O2; BM 88,11; [123-91-1]; murni pereaksi.

 

?-?’-Dipiridil P Gunakan 2,2’-bipiridina P.

 

Dipikrilamina P Gunakan heksanitrodifenilamina P.

 

Disiandiamida P H2NC(=NH)NHCN; BM 84,08; murni pereaksi.

    Pemerian Serbuk hablur putih.

    Suhu lebur Lebih kurang 211º.

 

5,5-Ditiobis (asam 2-nitrobenzoat) P 3-karboksi-4-nitrofenil disulfida; Pereaksi Ellman; C14H8N2O8S2; BM 396,35; [69-78-3].

    Pemerian Sebuk kuning

    Titik leleh Lebih kurang 242°

    Kelarutan Agak sukar larut dalam etanol.

 

Ditizon P Difeniltiokarbazon; Asam fenilazotioformat 2-fenilhidrazida; C6H5N:NCSNHNHC6H5; BM 256,32; [60-10-6]; murni pereaksi.

 

Ditizon LP (A) Buat larutan segar ditizon P 0,05% dalam kloroform P.

 

Ditizon LP Larutkan 25,6 mg ditizon P dalam 100 mL etanol P. Simpan di tempat dingin dan gunakan dalam 2 bulan.

 

Dodesil natrium sulfonat P Natrium 1-dodekanasufonat ; Garam natrium Asam 1-dodekanasulfonat,; C12H25SO3Na; BM 272,38; [2386-53-0]; gunakan mutu pereaksi yang sesuai.

    Pemerian Padatan, serbuk putih.

    Kelarutan Satu gram zat larut dalam 50 mL air hangat menghasilkan larutan jernih, tidak berwarna.

    Titik didih Lebih dari 300°.

   

Domifen bromida P C22H40BrNO; BM 414,5; [538-71-6]; gunakan mutu pereaksi yang sesuai. 

 

n-Dotriakontana P C32H66; BM 450,9; [544-85-4]; gunakan mutu peraksi yang sesuai.

    Pemerian Lempeng, putih atau hampir putih.

   Jarak lebur <1021> Lebih kurang 69º.

    Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; sukar larut dalam heksana.

 

Dragendorff  LP Campur 850 mg bismut subnitrat P dengan 40 mL air dan 10 mL asam asetat glasial P (Larutan A). Larutkan 8 g kalium iodida P dalam 20 mL air (Larutan B). Campur volume sama Larutan A dan Larutan B sebagai larutan persediaan yang dapat disimpan selama beberapa bulan dalam botol cokelat. Campur 10 mL larutan persediaan dengan 20 mL asam asetat glasial P, encerkan dengan air hingga 100 mL.

  

Ekstrak daging sapi P Kaldu daging sapi konsentrat diperoleh dengan mengekstraksi daging sapi segar tanpa lemak, dengan cara merebus dalam air dan menguapkan kaldu pada suhu rendah dalam hampa udara sampai terbentuk residu kental berbentuk pasta. Masa berbentuk pasta, berwarna cokelat kekuningan sampai cokelat tua, bau dan rasa seperti daging, sedikit asam. Simpan dalam wadah tidak tembus cahaya, tertutup rapat.

    Larutan uji Larutkan 25 g zat dalam air hingga 250 mL. Diperoleh larutan yang jernih dan bebas endapan.

    Penetapan kadar nitrogen dari zat larut dalam etanol  Tidak kurang dari 60 mg; lakukan penetapan sebagai berikut: masukkan sejumlah filtrat etanol, dan hasil pencucian dari uji Zat tak larut dalam etanol, setara dengan 1 g zat padat larut dalam etanol, ke dalam labu Kjeldahl 500 mL. Tambahkan lebih kurang 10 g serbuk kalium sulfat P dan 20 mL asam sulfat P. Panaskan campuran pada suhu rendah hingga busa berkurang, kemudian naikkan suhu dan didihkan sampai campuran menjadi kuning pucat atau hampir tidak berwarna. Dinginkan labu, tambahkan lebih kurang 250 mL air dan tambahkan hati-hati larutan natrium hidroksida P (3 dalam 10) sampai bersifat basa, kemudian tambahkan lagi 5 mL. Sambungkan segera labu dengan pendingin hingga ujung pipa tempat destilat menetes terbenam di bawah permukaan 50 mL asam sulfat 0,1 N LV di dalam labu penampung. Destilasi campuran hingga diperoleh lebih kurang 100 mL destilat yang ditampung dalam larutan asam. Tambahkan merah metil LP dan titrasi kelebihan asam dengan natrium hidroksida 0,1 N LV.

 

Tiap mL asam sulfat 0,1 N

setara dengan 1,401 mg N

 

    Penetapan kadar nitrogen sebagai amonia Masukkan 100 mL Larutan uji ke dalam labu Kjeldahl 500 mL, tambahkan 5 g barium karbonat P dan 100 mL air, sambungkan labu pada pendingin hingga ujung pipa tempat destilat menetes terbenam di bawah larutan 50 mL asam sulfat 0,1 N LV di dalam labu penampung. Destilasi campuran hingga diperoleh lebih kurang 100 mL destilat yang ditampung dalam larutan asam, tambahkan merah metil LP, dan titrasi kelebihan asam dengan natrium hidroksida 0,1 N LV.

 

Tiap mL asam sulfat 0,1 N

setara dengan 1,703 mg NH3

 

Jumlah amonium hidroksida tidak lebih dari 0,35% dari padatan jumlah dalam Larutan uji yang digunakan.

    Padatan jumlah Tidak kurang dari 75%; ratakan 10 mL Larutan uji di atas pasir atau asbes bersih dan kering, yang telah ditara dalam cawan porselen, dan keringkan pada suhu 105º selama 16 jam. Residu tidak kurang dari 750 mg.

    Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 30% dari padatan jumlah. Pijarkan residu yang diperoleh dari uji Padatan jumlah.

    Klorida terhitung sebagai natrium klorida Larutkan abu yang diperoleh dari uji Sisa pemijaran dalam lebih kurang 50 mL air dan masukkan secara hati-hati ke dalam labu tentukur 100-mL. Tambahkan beberapa tetes asam nitrat P dan 10 mL perak nitrat 0,1 N LV. Tambahkan air sampai tanda, kocok. Saring ke dalam labu kering melalui penyaring kering, buang 10 mL filtrat pertama. Pada 50 mL filtrat berikutnya, tambahkan 1 mL besi(III) amonium sulfat LP dan titrasi dengan amonium tiosianat 0,1 N LV.

 

Tiap mL perak nitrat 0,1 N

setara dengan 5,844 mg NaCl

 

Bobot klorida yang terhitung sebagai natrium klorida, jika dikalikan 2, tidak lebih dari 6% dari padatan jumlah.

    Zat tak larut dalam etanol  Pipet 25 mL Larutan uji ke dalam labu Erlenmeyer 100 mL, tambahkan 50 mL etanol P, kocok kuat. Kumpulkan endapan dalam penyaring seimbang, cuci tiga kali, tiap kali dengan campuran 2 volume etanol P dan 1 volume air, keringkan pada suhu 105º selama 2 jam. Bobot endapan, menunjukkan zat padat tidak larut dalam etanol: tidak lebih dari 10% dari padatan jumlah dari Larutan uji yang digunakan.

    Nitrat Didihkan 10 mL Larutan uji selama 1 menit dengan 1,5 g arang aktif P, tambahkan air untuk mengganti bagian air yang menguap, saring. Tambahkan 1 tetes filtrat pada 3 tetes larutan difenilamina P (1 dalam 100) dalam asam sulfat P: tidak terjadi warna biru.

 

Ekstrak ragi P Turunan sel ragi (Saccharomyces) seperti pepton, yang larut dalam air, dibuat dalam kondisi optimum, dijernihkan dan dikeringkan hingga diperoleh serbuk kuning kemerahan sampai cokelat: bau khas tetapi tidak berbau busuk. Larutan dalam air, bereaksi agak asam, dan berwarna kuning sampai cokelat. Tidak mengandung karbohidrat yang ditambahkan: 1 g ekstrak ragi setara dengan tidak kurang dari 7,5 g ragi.

    Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5%; lakukan pengeringan pada suhu 105º sampai bobot tetap.

    Sisa pemijaran Tidak lebih dari 15%; lakukan penetapan menggunakan 500 mg zat dengan 1 mL asam sulfat P.

    Klorida Tidak lebih dari 5% Cl, dihitung sebagai natrium klorida; lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi.

    Kandungan nitrogen Antara 7,2% dan 13,0% N; lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi, dengan metode Kjeldahl menggunakan zat yang telah dikeringkan pada suhu 105º sampai bobot tetap.

    Kandungan mikroba Tidak lebih dari 104 koloni per g.

    Amino Nitrogen Antara 6,0% dan 6,9%.

 

Emas klorida P Asam kloraurat; HAuCl4.3H2O; BM 393,83; [16903-35-8]; murni pereaksi.

 

Emas klorida LP Larutkan 1 g emas klorida P dalam 35 mL air.

 

Enzim basa fosfatase P;  murni pereaksi, dari usus asli.

 

Eosin Y P Eosin kekuningan Y; Natrium Tetrabromo Fluorosein; C20H6Br4Na2O5; BM 691,85; [17372-87-1]

    Pemerian Serbuk atau lempengan merah sampai merah kecokelatan.

    Kelarutan Larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol.

    Sifat warna Larutan (1 dalam 500) berwarna kekuningan sampai merah keunguan dengan fluoresensi kehijauan. Larutan (1 dalam 12.0000) dalam etanol P berwarna merah muda sampai merah keunguan dengan fluoresensi kuning kehijauan. Penambahan asam mineral pada larutan (1 dalam 100) membentuk endapan jingga sampai jingga kemerahan dari tetrabromofluoresein. Pada penambahan 2 mL larutan jenuh natrium hidroksida P pada 10 mL larutan (1 dalam 100) terbentuk endapan merah.

 

Eosin Y LP  Indikator adsorpsi Larutkan 50 mg eosin Y P dalam 10 mL air.

 

Eriokrom sianin R P C23H15Na3O9S; BM 536,40; [3564-18-9]

    Pemerian Serbuk merah cokelat

    Kelarutan Mudah larut dalam air; tidak larut dalam etanol.

    Daya larut 200 mg zat dalam 100 mL air membentuk larutan jernih dan bebas dari zat yang tidak larut selama 30 menit.   

    Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2%; lakukan pengeringan dalam hampa udara di atas silika gel P sampai bobot tetap.

    Sisa pemijaran <301> Antara 42,0% dan 44,0% bobot kering (hasil teoritis ± 42,9% Na2SO4); lakukan penetapan menggunakan 500 mg zat dengan penambahan 1 mL asam sulfat P dan 2 mL asam nitrat P.

    Kepekaan Tambahkan 2 mL larutan (1 dalam 1000) pada 1 mL larutan alumunium sulfat P (1 dalam 10.000), panaskan pada suhu 37º ± 3º selama 5 menit, dinginkan, dan tambahkan 1 mL natrium asetat LP: akan terbentuk warna merah tua hingga ungu-merah dalam waktu tidak lebih dari 5 menit.

 

Eriokrom sianin R LP Larutkan 750 mg eriokrom sianin R P dalam 200 mL air, tambahkan 25 g natrium klorida P, 25 g amonium nitrat P, dan 2 mL asam nitrat P, dan encerkan dengan air hingga 1000 mL.

 

Etanal P Gunakan asetaldehida P.

 

Etanol P Alkohol P; Etil alkohol P; C2H5OH; BM 46,07; [64-17-5]. Gunakan Etanol seperti tertera pada monografi Farmakope Indonesia VI.

 

Etanol 70%, 80%, 90% Campur etanol P dan air dengan perbandingan seperti Tabel berikut: pengukuran dilakukan pada suhu 25º.

 

Persen volume C2H5OH pada suhu 15,56º

Bobot jenis pada suhu 25º

Perbandingan relatif

Jumlah mL etanol 94,9% yang dibutuhkan per 100 mL

Etanol P (mL)

Air (mL)

70

0,884

38,6

15

73,7

80

0,857

45,5

9,5

84,3

90

0,827

   51    3

94,8

 

Perbandingan etanol dan air yang digunakan untuk menyiapkan larutan diatas atau larutan dengan persentase lain ditentukan sebagai berikut. Hitung jumlah air dalam mL, untuk dicampur dengan 100 mL etanol dengan rumus:

 

 

 

94,9 adalah persentase (v/v) C2H5OH dalam etanol; 0,8096 adalah bobot jenis etanol 94,9%; d adalah tabel bobot jenis larutan yang mengandung C2H5OH, c % (v/v) yang diperoleh dari tabel alkoholmetrik dan 100 adalah volume etanol yang digunakan dalam mL.

 

Etanol absolut P Gunakan etanol mutlak P.

 

Etanol bebas aldehida LP Larutkan 2,5 g timbal(II) asetat P dalam 5 mL air, tambahkan pada 1000 mL etanol P dalam botol bersumbat kaca, dan campur. Larutkan 5 g kalium hidroksida P dalam 25 mL etanol P hangat, dinginkan, dan tambahkan perlahan-lahan sambil diaduk ke dalam larutan timbal(II) asetat P dalam etanol tersebut. Setelah 1 jam kocok kuat, biarkan semalam, enaptuangkan beningan dan destilasi untuk mendapatkan etanol bebas aldehida.

 

Etanol dehidrat P Gunakan etanol mutlak P.

 

Etanol encer LP Gunakan etanol encer seperti yang tertera pada monografi Farmakope Indonesia VI.

 

Etanol mutlak P Etanol absolut; Etil alkohol absolut; Etanol dehidrat; C2H5OH; BM 46,07; murni pereaksi.

 

Etanol netral Pada sejumlah etanol P tambahkan 2 atau 3 tetes fenolftalein LP dan natrium hidroksida 0,02 N atau 0,1 N secukupnya hingga terjadi warna merah muda pucat. Buat etanol netral P segera sebelum digunakan.

 

Eter P Gunakan etil eter P.

 

Eter bebas peroksida P Kocok 1000 mL eter P dengan 20 mL larutan besi(II) sulfat P dalam air (30 g dalam 55 mL) dan 3 mL asam sulfat P, hingga tidak terbentuk warna biru bila sejumlah kecil zat dikocok dengan larutan kalium iodida P 2% dan 0,1 mL kanji LP.

 

Eter minyak tanah P Petroleum eter P; murni pereaksi.

    Pemerian Cairan tidak berwarna, mudah menguap, sangat mudah terbakar, diperoleh dari minyak tanah, terdiri dari campuran hidrokarbon parafin rendah, seperti fraksi berikut:

 

Jarak didih

Bobot per mL

30º sampai 40º

Lebih kurang 0,63 g

40º sampai 60º

Lebih kurang 0,64 g

50º sampai 70º

Lebih kurang 0,66 g

60º sampai 80º

Lebih kurang 0,67 g

80º sampai 100º

Lebih kurang 0,70 g

100º sampai 120º

Lebih kurang 0,72 g

120º sampai 160º

Lebih kurang 0,75 g

 

Eter mutlak P Etil eter anhidrat P; Eter absolut; Dietil eter anhidrat; (C2H5)2O; BM 74,12; [60-29-7]; murni pereaksi.

 

Etil alkohol P Gunakan Etanol seperti tertera pada monografi Farmakope Indonesia VI.

 

Etil alkohol absolut P Gunakan etanol mutlak P.

 

Etil asetat P CH3COOC2H5; BM 88,11; [141-78-6]; murni pereaksi.

 

Etil benzoat P C9H10O2; BM 150,17; [93-89-0].

    Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna. Berbau aromatis.

    Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; dapat bercampur dengan etanol, dengan kloroform, dan dengan eter.

    Indeks bias <1001> Antara 1,5048 dan 1,5058;    lakukan penetapan pada suhu 20º.

    Penetapan kadar Lakukan penetapan kadar dengan cara Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi <931>. Suntikkan zat secukupnya ke dalam kromatograf yang dilengkapi dengan kolom baja tahan karat 3 mm x 2,4 m  berisi bahan pengisi 20% fase diam G16 dengan partikel penyangga S1A. Gunakan helium P sebagai gas pembawa. Pertahankan suhu injektor, kolom dan detektor masing-masing pada 180º, 195º dan 250º. Luas puncak etil benzoat tidak kurang dari 98% dari jumlah luas puncak.

 

Etil eter P Dietil eter P; eter P; (C2H5)2O; BM 74,12; [60-29-7]; murni pereaksi.

 

Etil eter anhidrat P Dietil eter anhidrat P; Eter mutlak P; (C2H5)2O; BM 74,12;[60-29-7]; murni pereaksi.

 

N-Etilmaleimid P 1-etil-1H-pirol 2,5-dion, C6H7NO2; BM 125,12; [128-53-0]; gunakan mutu pereaksi yang sesuai.

    Jarak lebur <1021> Antara 43° dan 47°.

 

Etil metil keton P Gunakan butan-2-on P

 

Etil sianoasetat P CNCH2COOC2H5; BM 113,11; [105-56-6].

    Pemerian Cairan tidak berwarna sampai kuning pucat. Pada tekanan atmosfer, mendidih antara 205° dan 209° disertai peruraian. Pada tekanan 10 mmHg terdestilasi pada suhu lebih kurang 90°.

    Kelarutan Sukar  larut dalam air; dapat bercampur dengan etanol dan eter.

    Bobot jenis <981> Antara 1,057 dan 1,062.

    Keasaman Larutkan 2 mL zat dalam 25 mL etanol netral P, tambahkan fenolftalein LP dan titrasi dengan natrium hidroksida 0,10 N LV: diperlukan tidak lebih dari 1,5 mL natrium hidroksida 0,10 N untuk terjadi warna merah muda.

 

Etilen oksida P Oksiran; C2H4O; BM 44,05; [75-21-8];  murni pereaksi.

    Pemerian Gas tidak berwarna, titik cair lebih kurang 12º.

 

Etilen oksida dalam metilen klorida P (50 mg per mL); gunakan mutu pereaksi yang sesuai.

 

Etilen diklorida P 1,2-Dikloroetan P; C2H4Cl2; BM 98,96; [107-06-2]; murni pereaksi.

 

Etilendiamina P 1,2-Diaminoetan; C2H8N2; BM 60,10; [107-15-3]. Mengandung tidak kurang dari 99% C2H8N2.

 

Etilen glikol P HOCH2CH2OH; BM 62,07;         [107-21-1].

    Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna, agak kental, higroskopis.

    Kelarutan Praktis tidak larut dalam benzen, sedikit larut dalam eter; dapat bercampur dengan air dan etanol.

    Bobot jenis Lebih kurang 1,11.

    Jarak didih Antara 194° dan 200°.

    Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 5,5 mg (0,005%).  Uapkan 100 mL (110 g) zat di dalam cawan penguap yang telah ditara di atas nyala api hingga uap terus terbakar setelah api dimatikan. Biarkan uap terbakar hingga zat habis. Pijarkan pada suhu 800 ± 25° selama 1 jam, dinginkan dan timbang.

    Keasaman Tidak lebih dari 0,01% sebagai CH3COOH. Tambahkan 0,2 mL merah fenol LP pada 50 mL air dan titrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N LV sampai titik akhir berwarna merah. Tambahkan 50 mL (55 g) zat dan titrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N LV: diperlukan tidak lebih dari 1 mL untuk terjadinya kembali warna merah.

    Klorida Tidak lebih dari 0,025 mg klorida (5 bpj); lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi, menggunakan 4,5 mL (5 g) zat.

    Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,20%.

 

1-Etilkuinaldinium iodida P C12H14IN; BM 299,15; [606-55-3]. Mengandung tidak kurang dari 97,0% C12H14IN.

    Pemerian Padatan, berwarna hijau kuning.

    Kelarutan Agak sukar larut dalam air.

  Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 290 mg zat, larutkan dalam 100 mL air, dan tambahkan 10 mL asam asetat glasial P. Titrasi  dengan perak nitrat  0,1 N LV, tetapkan titik akhir secara potensiometri menggunakan elektroda. Lakukan penetapan blangko.

 

Tiap mL perak nitrat  0,1 N

 setara dengan 29,92 mg C12H14IN

 

Etilparaben P Gunakan Etilparaben seperti tertera pada monografi Farmakope Indonesia VI.

 

Faktor Xa (Faktor X teraktivasi) untuk uji Antifaktor Xa P Faktor Xa adalah enzim proteolitik yang diperoleh dari plasma sapi, untuk memecah protrombin menjadi thrombin. Faktor Xa adalah suatu glikoprotein dengan bobot molekul 40.000. Satu unit faktor Xa adalah jumlah Faktor X teraktivasi (55.000 Da waktu nonaktif) yang terkandung dalam 1 mL plasma normal. Dengan elektroforesis-gel seperti tertera pada Elektroforesis <831>, protein utama penyusun tidak kurang dari 90% dari zona protein total. Di dalam Faktor Xa untuk uji Anti-faktor Xa, enzim diaktifkan oleh bisa ular Russel, kemudian zat pengaktivasi dihilangkan dengan cara kromatografi. Sediaan distabilkan dengan albumin sapi dan dibekukeringkan. Aktivitas spesifik Faktor Xa  untuk uji Anti-Faktor Xa sesuai dengan tidak kurang dari 40 unit Faktor Xa FI per mg protein, jika diuji dengan cara berikut: Campur 0,1 mL larutan jenuh sefalin yang berasal dari tromboplastin otak kelinci (setara dengan tromboplastin dari lebih kurang 20 mg serbuk aseton otak kelinci per mL) dalam plasma sapi dan 0,1 mL kalsium klorida 0,025 M, segera tambahkan 0,1 mL larutan Faktor Xa yang sesuai dengan kadar 0,01 mg protein spesifik per mL dan simpan pada suhu 37º: terjadi penjendalan dalam 15 detik. Faktor Xa untuk uji Anti-faktor Xa di dalam larutan yang mengandung 0,4 unit Faktor Xa FI per mL dalam dapar pH 8,4 seperti tertera pada monografi Heparin Natrium memenuhi uji bebas thrombin: tidak terjadi penjendalan dari kelebihan fibrinogen murni dalam waktu 24 jam jika disimpan pada suhu 20° tanpa ion kalsium.

 

Fast blue B, garam P Garam biru B tahan cuci P; Garam biru tidak luntur; C14H12N4O2.ZnCl4; BM 475,47; [91-91-8].

    Pemerian Serbuk hijau.

    Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5,0%; lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 110° selama 1 jam.

    Serapan Larutkan 50 mg zat dalam 100 mL air. Dalam wadah lain larutkan 100 mg 2-naftol P dalam 100 mL 2-metoksietanol P. Pipet 5 mL larutan uji dan 10 mL larutan 2-naftol P ke dalam labu tentukur 100-mL, dan encerkan dengan aseton P sampai tanda. Buat blangko,  pipet 5 mL air dan 10 mL larutan 2-naftol P ke dalam labu tentukur 100-mL lain dan encerkan dengan aseton P sampai tanda. Ukur serapan larutan pada panjang gelombang serapan maksimum 545 nm: serapan tidak kurang dari 0,80.

 

Fast blue BB, garam P (C17H18ClN3O3)2.ZnCl2; BM 831,89; [15710-69-7].

    Pemerian Serbuk kuning.

    Jarak lebur Lebih kurang 162º dengan peruraian.

    Kelarutan Sangat sukar larut dalam air.

    Klorida Tidak kurang dari 15% klorida. Timbang saksama lebih kurang 80 mg zat, masukkan ke dalam gelas piala yang sesuai. Tambah 25 mL aseton P, 25 mL air dan 500 mg natrium nitrat P. Aduk hingga larut. Titrasi dengan perak nitrat 0,01 N LV, tetapkan titik akhir secara potensiometri. Lakukan penetapan blangko.

 

Fehling, Larutan Gunakan tembaga(II) tartrat alkali LP.

 

1,10-Fenantrolin P Ortofenantrolin; C12H8N2.HCl; BM 198,22; [5144-89-8]; murni pereaksi.

 

Fenantrolin monohidroklorida monohidrat P C12H8N2.HCl.H2O; BM 234,69; [3829-86-5]; gunakan mutu pereaksi yang sesuai.

   

Fenetil alkohol P C8H10O; BM 122,16; [60-12-8]; murni pereaksi.

 

Fenil eter P Gunakan difenil eter P.

 

3-Fenilfenol P m-Fenilfenol P; C6H5C6H4OH; BM 170,21; [580-51-8].

    Pemerian Serbuk kristal putih atau hampir putih.

    Jarak lebur <1021>  Antara 76° dan 79°.

    Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi <931>. Suntikkan larutan zat secukupnya ke dalam kromatograf yang dilengkapi dengan detektor ionisasi nyala dan kolom kapiler  0,25 mm x 30 m berisi bahan pengisi fase diam G1. Gunakan helium P sebagai gas pembawa. Pertahankan suhu injektor dan detektor masing-masing pada 250° dan 310°. Pertahankan suhu kolom pada 150° dan naikkan suhu 15° per menit hingga 250°.  Luas puncak fenilfenol tidak kurang dari 98% dari total luas puncak.

 

m-Fenilfenol P Gunakan 3-Fenilfenol P.

  

Fenilhidrazin hidroklorida P; C6H5NHNH2.HCl; BM 144,60; [59-88-1]; mengandung tidak kurang dari 99%.

    Pemerian Serbuk, putih atau hampir putih.

    Kelarutan Larut dalam air dan dalam etanol.

    Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya.

 

Fenilhidrazin-asam sulfat LP Larutkan  65 mg fenilhidrazin hidroklorida P dalam 100 mL campuran volume sama asam sulfat P dan air yang sudah didinginkan.

 

Fenilmerkuri nitrat P Gunakan Fenilraksa(II) nitrat seperti tertera pada monografi Farmakope Indonesia VI.

 

Fenoksibenzamina hidroklorida P [N-(2-kloro-etil)-N-(1-metil-2-fenoksietil) benzilamina hidroklorida]; C18H22ClNO.HCl; BM 340,29; [63-92-3]

    Pemerian Serbuk hablur putih.

    Suhu lebur <1021> Antara 137° dan 140°.

    Serapan jenis 1%, 1 cm; serapan jenis dalam kloroform P pada rentang panjang gelombang 272 nm sampai 290 nm adalah 178.

 

Fenol P [108-95-2]; murni pereaksi.

    .

Fenol murni Gunakan fenol P yang dimurnikan dengan cara sebagai berikut: Refluks sejumlah tertentu zat dalam alat refluks gelas. Lelehkan fenol dan refluks selama 20 menit dengan mengalirkan nitrogen P ke dalam fenol yang meleleh. Hentikan aliran nitrogen, dan lakukan destilasi lagi dengan perbandingan refluks 10:1. Hangatkan 3 g fenol  yang telah didestilasi dengan 10 mL asam sulfat P, pada suhu 95°C selama 10 menit: warna campuran tidak lebih tua dari warna asam dengan volume yang sama.

 

Fenol cair P Gunakan Fenol Cair yang tertera pada monografi Farmakope Indonesia VI.

 

Fenolftalein P Gunakan Fenolftalein P seperti tertera pada Indikator dan Kertas Indikator.

 

Fenolftalein LP Larutkan 1 g fenolftalein P dalam 100 etanol P.

 

Fenolftalein encer LP Larutkan 1 g fenolftalein P 0,1% dalam etanol 80% P. Lakukan uji kepekaan sebagai berikut: Campur 0,1 mL larutan dan 100 mL air bebas karbon dioksida P: larutan tidak berwarna. Untuk mengubah warna larutan menjadi merah muda: diperlukan natrium hidroksida 0,02 M tidak lebih dari 0,2 mL.

 

Fenol sulfonftalein LP Gunakan merah fenol LP seperti tertera pada Indikator dan Kertas Indikator.

 

Feri klorida P Gunakan besi(III) klorida P.

 

Feroin P Kompleks Tris (1,10-fenantrolin)-besi(II) sulfat yang dibuat dengan cara sebagai berikut: Larutkan 700 mg besi(II) sulfat P dalam lebih kurang 70 mL air dan tambahkan 1,5 g 1,10-fenantrolin P dan air hingga 100 mL.

    Daya kepekaan terhadap serium(IV) Tambahkan 0,1 mL larutan dan 0,15 mL larutan osmium tetraoksida P 1% pada 50 mL asam sulfat 2 N. Tambahkan 0,1 mL amonium serium(IV) nitrat 0,1 M. Warna berubah dari merah menjadi biru muda.

 

Feroin LP Larutkan 0,7 g besi(II) sulfat P dan 1,76 g o-fenantrolin monoklorida monohidrat P dalam air, encerkan dengan air sampai 100 mL.

 

Floroglusinol P Benzen 1,3,5-triol; C6H6O3.2H2O; BM 162,14; [6099-90-7]; murni pereaksi.

    Pemerian Serbuk hablur putih atau kuning pucat.

    Kelarutan Larut dalam etanol dan sukar larut dalam air.

    Suhu lebur Lebih kurang 223°.

   

Fluoksimesteron P Gunakan Fluoksimesteron seperti tertera pada monografi Farmakope Indonesia VI.

 

Fluoreskamina P C17H10O4; BM 278,26; [38183-12-9]. Mengandung tidak kurang dari 99% C17H10O4.

    Pemerian Serbuk, putih atau hampir putih.

    Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; mudah larut dalam metilen klorida; larut dalam etanol dan sukar larut dalam kloroform.

    Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam.

    Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 600 mg zat, larutkan dalam 75 mL dimetilformamida P dan titrasi dengan litium metoksida 0,1 N LV hingga berwarna biru, menggunakan larutan biru timol P 1% dalam dimetilformamida P sebagai indikator. Lakukan penetapan blangko.

 

Tiap mL litium metoksida 0,1 N

 setara dengan 27,83 mg C17H10O4

 

1-Fluoro-2,4 dinitrobenzen P C6H3FN2O4; BM 186,1; [70-34-8]; murni pereaksi.

    Pemerian Hablur, gumpalan atau cairan, kuning pucat, melepuhkan kulit, uap dapat merangsang keluarnya air mata.

    Suhu lebur Lebih kurang 29°.

    Bobot per mL Lebih kurang 1,48 g.

    Indeks bias Lebih kurang 1,569.

 

Folin-Ciocalteu fenol LP Ke dalam labu 1500 mL, masukkan 100 g natrium tungstat P, 25 g natrium molibdat P, 700 mL air, 50 mL asam fosfat P, dan 100 mL asam hidroklorida P. Refluks campuran dengan hati-hati selama lebih kurang 10 jam, kemudian tambahkan 150 g litium sulfat P, 50 mL air, dan beberapa tetes brom P, didihkan campuran, tanpa kondensor, selama lebih kurang 15 menit, atau hingga kelebihan brom hilang. Dinginkan, dan encerkan dengan air hingga 1000 mL, dan saring: filtrat tidak memberikan warna kehijauan. Sebelum digunakan encerkan 1 bagian filtrat dengan 1 bagian air.

 

Formaldehida P HCHO; BM 30,03; murni pereaksi.

 

Formaldehida LP Gunakan larutan formaldehida P.

 

Formamida P HCONH2; BM 45,04; [75-12-7]; murni pereaksi.

    Sediaan untuk penetapan kadar digitoksin Formamida untuk penetapan kadar digitoksin harus bebas amonia. Perlakukan formamida sebagai berikut: kocok sejumlah formamida dengan kalium karbonat anhidrat P sejumlah lebih kurang 10% dari bobot formamida, selama 15 menit, dan saring. Destilasi filtrat dalam alat destilasi yang semuanya terbuat dari kaca, di dalam hampa udara pada tekanan lebih kurang 25 mmHg atau kurang. Buang bagian pertama destilat yang mengandung air, dan kumpulkan fraksi dengan titik didih lebih kurang 115° pada tekanan 25 mmHg atau pada suhu 101° dan tekanan 12 mmHg.

    Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya.

 

Formamida anhidrat P HCONH2; BM 45,04; [75-12-7]; gunakan formamida dengan kadar air kurang dari 0,1%.

 

Fosfor pentoksida P  Anhidrida fosfat  P P2O5; BM 141,94; murni pereaksi.

 

o-Ftalaldehida P Ftalat dikarbokaldehida; C6H4(CHO)2; BM 134,13; [643-79-8]; murni  pereaksi.

 

Ftalat dikarbokaldehida P Gunakan o-Ftalaldehida P.

   

Fukhsin basa P Gunakan Magenta basa P.

 

Fukhsin-asam sulfit LP Larutkan 200 mg fukhsin basa P dalam 120 mL air panas dan biarkan dingin. Tambahkan larutan 2 g natrium sulfit anhidrat P dalam 20 mL air, kemudian tambahkan 2 mL asam hidroklorida P. Encerkan dengan air hingga 200 mL, biarkan selama paling sedikit 1 jam. Larutan dibuat segar.

 

Furfural P 2-Furankarboksilaldehid; 2-furaldehid; C4H3OCHO; BM 96,08; [98-01-1]; murni pereaksi.

   

Galaktosa P D-Galaktosa; C6H12O6; BM 180,2;  [59-23-4].

    Pemerian Serbuk hablur  berwarna putih.

    Suhu lebur Lebih kurang 164°.

    Rotasi jenis [a]20D Lebih kurang + 80° (10% b/v dalam air mengandung 0,05% NH3).

 

Garam natrium asam 1-pentasulfonat P Gunakan natrium 1-pentanasulfonat P.

 

Garam natrium asam kromotropat P Dinatrium 4,5-dihidroksinaftalena-2,7-disulfonat; C10H6Na2O8S2.2H2O; BM 400,3; [5808-22-0]; murni pereaksi.

    Pemerian Serbuk, berwarna cokelat muda.

 

Garam biru B tahan cuci P Gunakan Fast blue B, garam P.

   

Garam empedu P Garam empedu adalah empedu sapi pekat, dengan kandungan utama natrium desoksikolat, yang ditetapkan sebagai asam kolat. Mengandung tidak kurang dari 45% asam kolat.

    Kelarutan Larut dalam air dan dalam etanol; larutan berbusa kuat jika dikocok.

    Zat tak larut Tidak lebih dari 0,1%; lakukan penetapan sebagai berikut: Larutkan 5 g zat dalam 100 mL etanol P (84 dalam 100), jika perlu hangatkan untuk membantu pelarutan. Saring dalam waktu 15 menit melalui penyaring yang telah ditara, cuci beberapa kali, tiap kali dengan sejumlah kecil etanol P (84 dalam 100) hingga cucian terakhir tak berwarna atau praktis tidak berwarna. Kemudian keringkan residu pada suhu 105° selama 1 jam dan timbang.

    Penetapan kadar

      Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 50 mg asam kolat P, larutkan dalam larutan asam asetat P (6 dalam 10) hingga 100 mL. Simpan dalam lemari pendingin.

      Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 1 g zat, larutkan dalam 50 mL larutan  asam asetat P, (6 dalam 10) saring larutan jika perlu, masukkan ke dalam labu tentukur 100 mL. Cuci wadah dan penyaring beberapa kali dengan sejumlah kecil larutan  asam asetat P (6 dalam 10) sampai tanda.  Pipet 10 mL larutan ini, encerkan dengan larutan  asam asetat P (6 dalam 10) hingga 100 mL.

      Prosedur Pipet masing-masing 1 mL Larutan baku dan Larutan uji, masukkan secara terpisah ke dalam 2 tabung reaksi sepadan. Ke dalam tiap tabung tambahkan 1 mL larutan segar furfural P (1 dalam 100), segera letakkan dalam tangas es selama 5 menit, tambahkan ke dalam masing-masing tabung 13 mL asam sulfat encer yang dibuat dengan mencampur secara hati-hati 50 mL asam sulfat P dengan 65 mL air. Letakkan tabung ke dalam tangas air pada suhu 70° selama 10 menit. Segera pindahkan ke dalam tangas air selama 2 menit, dan ukur serapan Larutan baku dan Larutan uji pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang 670 nm. Hitung jumlah dalam mg asam kolat (C24H40O5), dalam garam empedu yang digunakan dengan rumus:

 

 

 

AU dan AS berturut turut adalah serapan Larutan uji dan Larutan baku.

 

Garam fast blue B P Gunakan Fast blue B, garam P.

 

Garam nitroso R P Gunakan Nitroso R, garam P.

 

Gelatin LP [Untuk penetapan kadar injeksi kortikotropin] Larutkan 340 g prekursor gelatin yang telah diperlakukan dengan asam (Tipe A) dalam air hingga 1000 mL. Panaskan larutan dalam otoklaf pada suhu 115° selama 30 menit setelah mencapai 115°. Dinginkan dan tambahkan 10 g fenol P dalam 1000 mL air.

    Wadah dan penyimpanan Dalam wadah kedap, tidak tembus cahaya. Harus didestilasi sebelum digunakan.

 

Glioksal-bis(-2-hidroksianil) P Bis(-2-hidroksifenil-imino)etana; C14H12N2O2; BM 240,3; murni pereaksi.

    Suhu lebur  Lebih kurang 200°.

 

Gliserol P Gliserin P; Propana-1,2,3-triol C3H8O3; BM 92,10; [56-81-5]; murni pereaksi.

    Pemerian  Cairan kental tidak berwarna.

    Bobot per mL  Lebih kurang 1,26 g.

 

Glisin P Gunakan Glisin seperti tertera pada monografi Farmakope Indonesia VI.

 

Gliserin P Gliserol; [56-81-5]; murni pereaksi.

 

Gliserin basa LP Pada 200 g gliserin P tambahkan air hingga diperoleh bobot total 235 g. Kemudian tambahkan 140 mL natrium hidroksida 1 N dan 50 mL air.

 

D-Glukosa P Dektrosa P; C6H12O6; BM 180,2; murni pereaksi.

    Pemerian Serbuk hablur atau granul, putih.

    Kelarutan Larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol.

    Rotasi jenis  Lebih kurang +52,5° (10% dalam air yang mengandung ammonium hidroksida lebih kurang 0,2%).

 

Granul Zink P Gunakan zink, granul  P.

   

Guanin hidroklorida P C5H5N5O.HCl.H2O; BM 205,60; [635-39-2].

    Pemerian  Serbuk hablur, putih.  Melebur di atas 250° disertai peruraian.

    Kelarutan  Sukar larut dalam air dan dalam etanol; larut dalam air yang diasamkan dan dalam natrium hidroksida LP. Larutan ini tidak mengendap dengan iodum LP atau kalium raksa(II) iodida LP, tetapi membentuk endapan dengan trinitrofenol LP.

    Sisa pemijaran Dapat diabaikan; lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi, menggunakan 100 mg zat.

    Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 10,0%; lakukan pengeringan pada suhu 105° sampai bobot tetap.

 

Heksadesil heksadekanoat P Heksadesil palmitat; setil palmitat; C32H64O2; BM 480,85; [540-10-3]; Gunakan mutu yang sesuai.

 

Heksametildisilazana P C6H19NSi2; BM 161,39; [999-97-3]; Mengandung tidak kurang dari 95% C6H19NSi2.

    Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna.

    Sisa penguapan Tidak lebih dari 0,0025%; lakukan penetapan sebagai berikut: Timbang saksama lebih kurang 200 g zat dalam cawan yang telah ditara, uapkan di atas tangas uap sampai kering. Keringkan residu pada suhu 105° selama 1 jam, dinginkan dan timbang.

    Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi <931>. Suntikkan zat secukupnya ke dalam kromatograf yang dilengkapi dengan detektor ionisasi nyala dan kolom kaca 2 mm x 1,8 m, berisi fase diam G3 dengan partikel penyangga S1. Gunakan helium P sebagai gas pembawa dengan laju alir 40 mL per menit. Pertahankan suhu injektor dan detektor masing-masing pada 100° dan 310°. Suhu kolom dimulai pada suhu 35° selama 5 menit,  kemudian naikkan suhu dengan kecepatan 8° per menit hingga 200°.

 

Heksamin P Gunakan Metenamin P.

 

n-Heksana P; C6H14; BM 86,18; [110-54-3]; (Untuk digunakan dalam spektrofotometri) gunakan heksan P.

 

Heksana P (Mutu sesuai untuk spektrofotometri ultraviolet); biasanya merupakan campuran dari beberapa isomer heksana (C6H14), terutama n-heksana dan metilsiklopentana (C6H12); murni pereaksi.

 

Heksana pelarut P Petroleum benzin; Petroleum eter P, Ligroin; [8032-32-4]; murni pereaksi.

    Pemerian Cairan jernih, mudah menguap, berbau seperti eter lemah atau bau seperti petroleum.             

    Kelarutan  Praktis tidak larut dalam air; larut dalam etanol mutlak; dapat bercampur dengan eter, dengan kloroform, dengan benzen dan dengan sebagian besar minyak lemak dan minyak atsiri. [Perhatian Cairan sangat mudah terbakar. Jauhkan dari nyala api dan simpan di tempat sejuk, dalam wadah tertutup rapat].

   

Heksanitrodifenilamina P Dipikrilamina P; C12H5N7O12; BM 439,21; [131-73-7].

    Pemerian  Serbuk atau prisma kuning emas, mudah meledak; umumnya mengandung tidak kurang 15% air untuk menghindari bahaya meledak.

   Kelarutan Tidak larut dalam air, dalam etanol, dalam aseton dan dalam eter; larut dalam asam asetat glasial dan dalam larutan alkali.

    Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 16%.

 

Heksilamina P 1-Aminoheksan; C6H15N; BM 101,19; [111-26-2]; pereaksi sesuai mutu; mengandung tidak kurang dari 99%.

   

Helium P Gunakan Helium seperti tertera pada monografi Farmakope Indonesia VI.

   

n-Heptan P Gunakan n-Heptan untuk kromatografi P.

 

n-Heptan untuk kromatografi P C7H16; BM 100,21; [142-82-5].

    Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna, mudah menguap, mudah terbakar; bau khas. Terutama terdiri dari C7H16. Gunakan mutu kromatografi atau KCKT dengan kadar tidak kurang dari 99%.

   

Hidrazin hidrat P, 85% dalam air (NH2)2.H2O; BM 50,06; [7803-57-8]; Mengandung tidak kurang dari 83% (NH2)2.H2O.

    Pemerian  Cairan tidak berwarna.

    Penetapan kadar  Timbang saksama 600 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-mL, encerkan dengan air sampai tanda dan campur. Pipet 10 mL ke dalam gelas piala yang sesuai, tambahkan 1,0 g natrium bikarbonat P dan 50 mL iodum 0,1 N LV. Titrasi kelebihan iodum dengan natrium tiosulfat 0,1 N LV menggunakan indikator kanji LP. Lakukan penetapan blangko.

 

Tiap mL iodum 0,1 N

setara dengan 1,252 mg (NH2)2.H2O

 

Hidrazin sulfat P (NH2)2.H2SO4; BM 130,12; [10034-93-2]; murni pereaksi. [Perhatian Hati-hati dalam penggunaan karena diduga  karsinogen].

 

Hidrogen peroksida P H2O2; BM 34,01; [7722-84-1]; murni pereaksi. Kadar antara 29,0% dan 32%.

 

Hidrogen peroksida LP Gunakan Larutan Topikal Hidrogen Peroksida seperti tertera pada monografi Farmakope Indonesia VI.

 

Hidrogen sulfida P H2S; BM 34,08; [7783-06-4].

    Pemerian  Gas tidak berwarna, bau khas, beracun, lebih berat dari udara. Dibuat dengan mencampur besi(II) sulfida dengan asam sulfat encer atau asam hidroklorida encer. Jenis sulfida lain, yang dapat menghasilkan hidrogen sulfida dengan asam encer, dapat digunakan. Dapat juga berupa gas mampat dalam tabung.

    Kelarutan Larut dalam air.

 

Hidrogen sulfida LP Larutan jenuh hidrogen sulfida, yang dibuat dengan mengalirkan H2S ke dalam air dingin. Simpan dalam botol berwarna gelap, isi hampir penuh. Larutan tidak boleh digunakan lagi jika tidak berbau H2S kuat, dan tidak segera membentuk endapan sulfur jika ditambahkan kepada besi(III) klorida LP volume sama. Simpan di tempat gelap dan dingin.

 

4-Hidroksiasetofenon P C8H8O2; BM 136,15 [99-93-4]; murni pereaksi..

    Pemerian Serbuk abu-abu.

    Suhu lebur Lebih kurang 109°.

 

4-Hidroksibifenil P bifenil-4-ol; 4-Fenilfenol; C6H5.C6H4.OH; BM 170,2; [92-69-3]; murni pereaksi.

    Pemerian Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih.

    Suhu lebur <1021> Lebih kurang 166°.

 

Hidroksilamin hidroklorida P NH2OH.HCl; BM 69,49;[5470-11-1];  murni pereaksi.

 

Hidroksilamin hidroklorida LP Larutkan 3,5 g hidroksilamin hidroklorida P dalam 95 mL etanol P 60%, dan tambahkan 0,5 mL larutan biru bromfenol P (1 dalam 1000) dan kalium hidroksida etanol 0,5 N hingga larutan berwarna kehijauan. Kemudian tambahkan etanol P 60% hingga 100 mL.

 

Hidroksitoluen terbutilasi P 2,6-Di-tersier-butil-p-kresol; butil hidroksi toluen; C15H24O BM 220,4; [128-37-0];  murni pereaksi.

    Pemerian  Hablur tidak berwarna atau putih.

    Suhu lebur <1101> Lebih kurang 70°.

   

Hidrokuinon P C6H4(OH)2; BM 110,11; [123-31-9]. Mengandung tidak kurang dari 99% C6H4(OH)2.

    Pemerian  Hablur jarum halus, tidak berwarna atau putih. Warna menjadi gelap jika terpapar udara dan cahaya.

    Kelarutan  Larut dalam air, dalam etanol dan dalam eter.

    Jarak lebur <1021> Antara 172° dan 174°.

    Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 250 mg zat, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 mL, larutkan dalam campuran 100 mL air dan 10 mL asam sulfat 0,1 N, tambahkan 3 tetes larutan difenilamin P dalam asam sulfat P (1 dalam 100) dan titrasi dengan serium(IV) sulfat 0,1 N LV  hingga larutan berwarna merah-ungu.

 

Tiap mL serium(IV) sulfat 0,1 N

 setara dengan 5,506 mg C6H4(OH)2

 

Hijau berlian P Gunakan hijau berlian P seperti tertera pada Indikator dan Kertas Indikator.

 

Hijau bromokresol P Gunakan hijau bromokresol P seperti tertera pada Indikator dan Kertas Indikator.

 

Hijau bromokresol LP Larutkan 50 mg hijau bromokresol P dalam 100 mL etanol P, saring jika perlu.

 

Hijau malakit P Gunakan hijau berlian P seperti tertera pada Indikator dan Kertas Indikator.

 

Hijau malakit LP Larutkan 1 g hijau malakit oksalat P dalam 100 mL asam asetat glasial P.

 

Hijau malakit oksalat Gunakan hijau malakit oksalat P seperti tertera pada Indikator dan Kertas Indikator.

 

Hijau metil P CI 42585; C28H33Cl2N3; BM 458,5;  [7114-03-6]; murni pereaksi.

    Pemerian Serbuk hijau.

 

Hipoksantin P 6-Hidroksipurin; C5H4N4O; BM 136,11; [68-94-0]; murni pereaksi.

    Pemerian Serbuk putih atau putih kekuningan.

    Kelarutan Larut dalam natrium hidroksida 1 N.

   

Hitam eriokrom T P Gunakan hitam eriokrom T P seperti tertera pada Indikator dan Kertas Indikator.

 

Hitam eriokrom T, encer Triturat hingga halus 200 mg hitam eriokrom T P dengan 20 g kalium klorida P.

 

Hitam eriokrom T LP Larutkan 200 mg hitam eriokrom T P dan 2 g hidroksilamin hidroklorida P dalam metanol P hingga 50 mL.

 

Hitam mordant 11 P Gunakan hitam eriokrom T  P seperti tertera pada Indikator dan Kertas Indikator.

 

Hitam mordant campur P Campurkan 1 bagian hitam mordant 11 P dengan 99 bagian natrium klorida P.

 

Hitam naftalen 12 B P Hitam amido 10 B; CI 20470; C22H14N4Na2O9S2; BM 588,5; [1064-48-8].

    Pemerian Cokelat tua.

   Kelarutan Larut dalam air.

 

Hitam naftalen LP Larutan Hitam naftalen 12 B P 1,0% dalam asam asetat 1 M.

 

Holmium oksida P; Ho2O3; BM 377,9; [12055-62-8]; murni pereaksi.

    Pemerian Serbuk kekuningan.

 

Holmium Perklorat LP  Larutan holmium oksida P 5% dalam asam perklorat 1,4 M.

 

Homatropin hidrobromida P Gunakan Homatropin hidrobromida seperti tertera pada monografi Farmakope Indonesia VI.

  

Imidazol P C3H4N2; BM 68,08; [228-32-4]  Hablur putih hingga kuning muda. Larut dalam air; murni pereaksi.

   

Iminostilben P C14H11N; BM 193,25;  [256-96-2]

    Pemerian Serbuk, jingga kuning.

    Kelarutan Agak sukar larut dalam etil asetat.

    Jarak lebur <1021> Antara 197° dan 201°.

 

Indigo karmin P Natrium indigotindisulfonat P; biru asam 74; CI 73015; C16H8N2Na2O8S2; BM 466,4; [860-22-0]; murni pereaksi.    

    Pemerian Serbuk berwarna biru tua atau granul dengan kilat tembaga.

             

Indigo karmin LP Natrium Indigotindisulfonat LP Larutkan sejumlah natrium indigotindisulfonat P setara dengan 180 mg C16H8N2Na2O8S2, dalam air hingga 100 mL. Gunakan sebelum 60 hari.

 

Indofenol-asetat LP Ke dalam 60 mL Larutan baku diklorofenol-indofenol seperti tertera pada Larutan volumetrik, tambahkan air hingga 250 mL. Tambahkan sejumlah volume sama larutan natrium asetat yang dibuat segar dengan melarutkan 13,66 g natrium asetat anhidrat P dalam air hingga 500 mL dan atur pH hingga 7 dengan asam asetat 0,5 N.  Simpan dalam lemari pendingin dan gunakan dalam 2 minggu.

 

Injeksi natrium klorida P Gunakan Injeksi natrium klorida seperti tertera pada monografi Farmakope Indonesia VI.

 

Iodobromida LP Larutkan 20 g iodum monobromida  P dengan asam asetat glasial P hingga volume 1000 mL. Simpan dalam wadah kaca, terlindung dari cahaya.

 

Iodoklorida LP Larutkan 16,5 g iodum monoklorida P dalam 1000 mL asam asetat glasial P.

 

Iodoplatinat LP Larutkan 300 mg platina(IV) klorida P dalam 97 mL air. Segera sebelum digunakan, tambahkan 3,5 mL kalium iodida LP, dan campur.

 

Iodum P I2; BM 253,81; [7553-56-2]; murni pereaksi.

 

Iodum LP Gunakan Iodum 0,1 N LV seperti tertera pada Larutan Volumetrik.

 

Iodum monobromida P IBr; BM 206,81; [7789-35-5] Hablur berwarna hitam kebiruan atau hitam kecokelatan dengan uap yang memedihkan mata.

   

Iodum-kalium iodida LP Larutkan 500 mg iodum P dan 1,5 g kalium iodida P dalam 25 mL air.

 

Iodum monoklorida P ICl; BM 162,36; [7790-99-0]; murni pereaksi.

 

Isi kolom untuk kromatografi cair kinerja tinggi Seperti tertera pada Kromatografi <931>.

 

Isi kolom untuk kromatografi gas P Seperti tertera pada Kromatografi <931>.

 

Isoamil alkohol P Gunakan amil alkohol P.

 

Isobutil alkohol P 2-Metil-1-propanol P; (CH3)2CHCH2OH; BM 74,12; [78-83-1]; murni pereaksi.

 

L-Isoleusin P Asam (2S,3S)-2- amino-3metilpentanoat; C6H13NO2; BM 131,17 [73-32-5]; gunakan tingkatan yang sesuai.

 

Isoniazid P Gunakan Isoniazid seperti tertera pada monografi Farmakope Indonesia VI.

 

Isooktana P Gunakan 2,2,4-trimetil-pentana P.

 

Isopentil alkohol P Gunakan amil alkohol P.

 

Isopropanol P Gunakan isopropil alkohol P.

 

Isopropil alkohol P 2-Propanol P; (CH3)2CHOH; BM 60,10; [67-63-0]; murni pereaksi.

    [Catatan Jika digunakan untuk penetapan kadar secara spektrofotometri UV, gunakan isopropil alkohol yang sesuai untuk spektrofotometri UV.]

 

Isopropil asetat P C5H10O2; BM 102,13 [108-21-4]. Gunakan pereaksi dengan mutu yang sesuai.

 

Isopropanol dehidrat P Isopropanol mutlak P; [67-63-0]. Gunakan isopropanol yang terlebih dahulu telah dikeringkan dengan cara pengocokan menggunakan penjerap air berukuran molekul yang sesuai, saring.

 

Isopropilamin P 2-Aminopropan; C3H7NH2; BM 59,11. Mengandung tidak kurang dari 98% C3H7NH2.

    Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna, cairan mudah terbakar.

    Kelarutan Bercampur dengan air, dengan etanol dan dengan eter.

    Jarak destilasi Tidak kurang dari 95% terdestilasi antara suhu 31° dan 33°; lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi.

    Indeks bias <1001> Antara 1,3743 dan 1,3753; lakukan penetapan pada suhu 20°.

    Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 200 mg zat, masukkan ke dalam wadah yang sesuai, tambahkan 50 mL air, dan campur. Titrasi dengan asam hidroklorida 0,1 N LV, menggunakan indikator campuran merah metil LP dan hijau bromokresol LP (1:5).

 

Tiap mL asam hidroklorida 0,1 N

setara dengan 59,11 mg C3H7NH2

 

Isopropil eter P Gunakan diisopropil eter P.

 

Isopropil miristat P Gunakan isopropoil miristat seperti tertera pada monografi Farmakope Indonesia VI.

    Untuk penggunaan sebagai pelarut dalam prosedur uji sterilitas. Isopropil miristat P harus memenuhi spesifikasi tambahan berikut:

    pH ekstrak air Masukkan 100 mL zat ke dalam botol sentrifuga 250 mL, tambahkan 10 mL air yang disuling 2 kali, tutup botol dengan sumbat yang sesuai, dan kocok kuat selama 60 menit. Sentrifus pada 1800 rpm selama 20 menit, pisahkan lapisan atas (isopropil miristat), dan tetapkan pH lapisan air: pH tidak kurang dari 6,5. Isopropil miristat yang tidak memenuhi uji pH ekstrak air dapat disiapkan untuk digunakan dalam uji sterilitas sebagai berikut: Gunakan kolom kaca 20 mm x 20 cm, masukkan alumina P yang telah diaktifkan dan dimampatkan hingga tinggi 15 cm. Lewatkan 500 mL Isopropil miristat melalui kolom, menggunakan sedikit tekanan positif untuk menjaga aliran, dan gunakan segera eluat yang dikumpulkan untuk uji sterilitas.

 

Jingga metil Gunakan Jingga metil P seperti tertera pada Indikator dan Kertas Indikator.

 

Jingga xilenol P Gunakan Jingga xilenol P seperti tertera pada Indikator dan Kertas Indikator.

 

Jingga xilenol LP Larutkan 100 mg Jingga xilenol P dalam 100 mL etanol P.

 

Jingga xilenol campur P Gerus 1 bagian Jingga xilenol P dengan 99 bagian kalium nitrat P.

    Kepekaan Tambahkan 50 mg zat dalam campuran 50 mL air, 1 mL asam asetat 2 N dan 0,05 mL timbal(II) nitrat 0,1 M. Tambahkan heksamin P secukupnya untuk mengubah warna dari kuning menjadi lembayung, dan tambahkan 0,1 mL dinatrium edetat 0,1 M  LV: warna berubah kuning.

 

Kadmium P Cd; BM 112,4; [7440-43-9].

    Pemerian Putih keperak-perakan, kilat logam.

    Kelarutan Mudah larut dalam asam nitrat dan asam hidroklorida panas.

 

Kadmium asetat P C4H6CdO4.2H2O; BM 266,53; [543-90-8].

    Pemerian Hablur tidak berwarna, transparan hingga tembus cahaya.

    Kelarutan Sangat larut dalam air, larut dalam etanol.

 

Kadmium sulfat P 3CdSO4.8H2O; BM 769,5; [7790-84-3]; murni pereaksi. Mengandung tidak kurang dari 99,0% 3CdSO4.8H2O. [Perhatian Kadmium dan garam-garamnya termasuk dalam daftar senyawa karsinogenik].

    Pemerian Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih.

    Kelarutan Larut dalam air.

    Penetapan kadar Larutkan 1 g dalam 50 mL air, tambahkan 25 mL amonium hidroksida P, titrasi dengan dinatrium edetat 0,1 M, menggunakan indikator campuran biru  metiltimol P hingga tidak berwarna.

 

Tiap mL dinatrium edetat 0,1 M

setara dengan 25,65 mg 3CdSO4.8H2O

 

Kalium antimonat P KSbO3.3H2O BM 262,9; [12208-13-8]; murni pereaksi.

 

Kalium antimonat LP Larutkan 2g kalium antimonat P dalam 95 mL air panas. Dinginkan segera dan tambahkan larutan yang mengandung 2,5 g kalium hidroksida dalam 50 mL air dan 1 mL natrium hidroksida 2 N. Diamkan selama 24 jam, saring dan encerkan dengan air sampai 150 mL.

 

Kalium asetat P KC2H3O2; BM 98,14; [127-08-2]; murni pereaksi.

 

Kalium asetat LP Larutkan 10 g kalium asetat P dengan air hingga 100 mL.

 

Kalium besi(III) sianida P K3Fe(CN)6; BM 329,24; [13746-66-2]; murni pereaksi.

 

Kalium besi(III) sianida LP Larutkan 1 g kalium besi(III) sianida P dalam 10 mL air. Gunakan larutan segera setelah dibuat.

 

Kalium bifosfat P Gunakan kalium fosfat monobasa P.

 

Kalium biftalat P(kKalium ftalat asam; garam asam monokalium ftalat; baku asidimetrik kalium hidrogen ftalat), KHC6H4(COO)2; BM 204,22; [8772-24-7]. Gunakan pereaksi asidimetrik kalium hidrogen ftalat pro analisis; baku asidimetrik.

 

Kalium bikromat P K2Cr2O7; BM 294,18; [7778-50-9]; murni pereaksi.

 

Kalium bikromat LP Larutkan 7,5 g kalium bikromat P dalam air hingga 100 mL.

 

Kalium bismut iodida LP Larutkan 12,5 mg asam tatrat P dalam 25 mL air. Kemudian larutkan 1,06 g bismut subnitrat P dalam campuran ini (Larutan A). Larutkan 20 g kalium iodida P dalam 25 mL air (Larutan B). Larutkan 100 g asam tartrat P dalam 450 mL air (Larutan C). Tambahkan Larutan A, Larutan B ke dalam Larutan C, campur.

 

Kalium bisulfat P KHSO4; BM 136,17 [7646-93-7].

     Pemerian Butiran atau massa berwarna putih; di udara menjadi lembap dan melebur. Jika dipijarkan menghasilkan SO3 dan H2O; mula-mula berubah menjadi kalium pirosulfat kemudian menjadi kalium sulfat.

    Keasaman Antara 34% dan 36%, dihitung sebagai H2SO4; lakukan penetapan sebagai berikut: Timbang saksama lebih kurang 4 g zat, larutkan dalam 50 mL air, tambahkan fenolftalein LP dan titrasi dengan alkali 1 N.

    Zat tak larut dan endapan amonium hidroksida Tidak lebih dari 0,01%; lakukan penetapan sebagai berikut: larutkan 10 g zat dalam 100 mL air, tambahkan merah metil LP, buat sedikit alkalis dengan amonia LP, didihkan selama 1 menit, lanjutkan pemanasan di atas tangas uap selama 1 jam. Saring melalui krus penyaring yang telah ditara, cuci dan keringkan pada suhu 105° selama 2 jam: residu tidak boleh lebih dari 1 mg (0,01%).

    Logam berat Tidak lebih dari 10 bpj, dihitung sebagai Pb. Lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi menggunakan Larutan uji yang dibuat sebagai berikut:  Larutkan 6 g zat dalam 45 mL air, tambahkan 2 mL asam hidroklorida P, didihkan hati-hati selama 10 menit, dinginkan dan encerkan dengan air hingga 60 mL.

Pada 30 mL Larutan uji tambahkan fenolftalein LP dan netralkan dengan amonia LP. Tambahkan 0,5 mL asam asetat glasial P, encerkan dengan air hingga 40 mL, dan tambahkan 10 mL hidrogen sulfida LP: warna cokelat yang terjadi tidak boleh lebih tua dari pembanding yang mengandung 10 mL Larutan uji dan 0,02 mg Pb yang ditambahkan.

    Besi <331> Tidak lebih dari 20 bpj. Pada 5 mL Larutan uji tambahkan 2 mL asam hidroklorida P, dan encerkan dengan air hingga 47 mL: larutan tidak boleh lebih tua dari 0,01 mg Fe.

 

Kalium bromat P KBrO3; BM 167,00; [7758-01-2]; murni pereaksi.

 

Kalium bromida P KBr; BM 119,00; [7758-02-3]; murni pereaksi.

 

Kalium bromida IR P Pereaksi spektroskopi.

Kalium bromida untuk spektroskopik harus memenuhi uji seperti tertera pada Spektrum Serapan Cahaya Inframerah dalam Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya <1191>. Cakram dengan ketebalan 2 mm disiapkan dari bahan yang sebelumnya telah dikeringkan pada suhu 250° selama 1 jam, mempunyai garis datar yang rata di atas daerah 4000 cm-1 hingga 620 cm-1: tidak menunjukkan serapan maksimum lebih dari 0,02 di atas garis datar dengan   pengecualian puncak air pada 3440 cm-1 dan 1630  cm-1.

 

Kalium dihidrogen fosfat P KH2PO4; BM 136,09 [7778-77-0]; Gunakan kalium fosfat monobasa P; murni pereaksi.

 

Kalium ferisianida P K3Fe(CN)6; BM 329,24 [13746-66-2]; murni pereaksi.

 

Kalium ferosianida P K4Fe(CN)6.3H2O; BM 422,39 [13943-58-3]; murni pereaksi.

 

Kalium fosfat dibasa P Dikalium hidrogen fosfat P; Dikalium fosfat P; K2HPO4; BM 174,18 [7758-11-4]; murni pereaksi.

 

Kalium fosfat monobasa P Kalium bifosfat P; Kalium dihidrogen fosfat P; KH2PO4; BM 136,09 [7778-77-0]; murni pereaksi.

 

Kalium heksasianoferat(II) P Kalium ferosianida P; K4Fe(CN)6.3H2O; BM 422,39; [14459-95-1]; murni pereaksi.

 

Kalium heksasianoferat(II) LP Larutkan 1g kalium heksasianoferat(II) P dalam 10 mL air. Larutan dibuat segar.

 

Kalium heksasianoferat(III) P Kalium ferisianida P; Kalium besi(III) sianida P; K3Fe(CN)6; BM 329,25; [13746-66-2]; murni pereaksi.

 

Kalium heksasianoferat(III) LP Larutkan 1g kalium heksasianoferat(III) P dalam 10 mL air. Larutan dibuat segar.

 

Kalium hidroksida P KOH; BM 56,11; [1310-58-3]; murni pereaksi.

 

Kalium hidroksida LP Larutkan 6,5 Kalium hidroksida P dalam air hingga 100 mL.

 

Kalium hidroksida etanol LP Gunakan Kalium hidroksida etanol 0,5 N  seperti tertera pada Larutan Volumetrik.

 

Kalium iodat P KIO3; BM 214,00; [7758-05-6]; murni pereaksi.

 

Kalium iodida P KI; BM 166,00; [7681-11-0]; murni pereaksi.

 

Kalium iodida LP Larutkan 16,5 g kalium iodida P dalam air hingga 100 mL.

    Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tidak tembus cahaya.

 

Kalium iodobismutat LP Gunakan Kalium bismut iodida LP.

 

Kalium iodobismutat asetat LP Larutkan 8 g kalium iodida P dalam 20 mL air dan masukkan larutan ke dalam campuran 0,85 g bismut subnitrat P, 40 mL air dan 10 mL asam asetat glasial P.

 

Kalium iodobismutat encer LP Larutkan 10 g asam  tartrat P dalam 50 mL air dan tambahkan 5 mL kalium iodobismutat LP.

 

Kalium iodobismutat termodifikasi LP      Suspensikan 1,7 g bismut subnitrat P dan 20 g asam tartrat P dalam 40 mL air. Tambahkan 40 mL larutan kalium iodida  P 40,0 %, aduk selama 1 jam dan saring. Larutan dapat disimpan beberapa hari terlindung dari cahaya. Segera sebelum digunakan, campur 5 mL larutan persediaan dengan 15 mL air.

 

Kalium iodoplatinat LP Larutkan 200 mg platina (IV) klorida P dalam 2 mL air, campur dengan 25 mL larutan kalium iodida P (1 dalam 25 mL), dan tambahkan air hingga 50 mL.

 

Kalium karbonat P Gunakan kalium karbonat anhidrat P.

 

Kalium karbonat anhidrat P K2CO3; BM 138,21; [584-08-7]; murni pereaksi.

 

Kalium klorat P KClO3; BM 122,55 [3811-04-9]; murni pereaksi.

 

Kalium klorida P KCl; BM 74,55; [7447-40-7]; murni pereaksi.

 

Kalium klorida IR P Pereaksi spektroskopi Kalium klorida untuk spektroskopik harus memenuhi uji seperti tertera pada Spektrum Serapan Cahaya Inframerah dalam Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya <1191>. Cakram dengan ketebalan 2 mm disiapkan dari bahan yang sebelumnya telah dikeringkan pada suhu 250° selama 1 jam, mempunyai garis datar yang rata di atas daerah 4000 cm-1 hingga 620 cm-1: tidak menunjukkan serapan maksimum lebih dari 0,02 di atas garis datar dengan pengecualiaan puncak air pada 3440 cm-1  dan 1630 cm-1.

 

Kalium kloroplatinat P K2PtCl6; BM 485,99. Mengandung tidak kurang dari 40% K2PtCl6.

    Pemerian Serbuk kuning, berat.

    Kelarutan Larut dalam asam hidroklorida dan dalam asam nitrat.

    Penetepan kadar Timbang saksama lebih kurang 300 mg zat, masukkan ke dalam gelas piala, tambahkan 20 mL asam hidroklorida P dan jika perlu panaskan hingga larut sempurna. Tambahkan serbuk zink P perlahan-lahan sampai tidak ada lagi yang terlarut, kemudian tambahkan 2 mL asam hidroklorida P dan digesti di atas tangas uap selama 1 jam untuk mengkoagulasikan platina tereduksi. Tambahkan sedikit asam jika perlu hingga seluruh serbuk zink melarut. Saring melalui kertas saring. Bilas gelas piala dengan asam hidroklorida encer sampai seluruh endapan pindah ke kertas saring. Kemudian cuci dengan sedikit air. Pijar filtrat dalam cawan yang telah ditara pada suhu 800 ± 25º sampai bobot tetap. Tiap mg residu setara dengan 1,0 mg platina.

 

Kalium kromat P K2CrO4; BM 194,19; [7789-00-6]; murni pereaksi.

 

Kalium kromat LP Larutkan 10 g kalium kromat P dalam air hingga 100 mL.

 

Kalium natrium tartrat P KNaC4H4O6.4H2O; BM 282,22; [6381-59-5]; murni pereaksi.

 

Kalium nitrat P KNO3; BM 101,10; [7757-79-1]; murni pereaksi.

 

Kalium nitrit P KNO2; BM 85,10; [7758-09-0]; murni pereaksi.

 

Kalium permanganat P KMnO4; BM 158,03; [7722-64-7]; murni pereaksi.

 

Kalium permanganat LP Gunakan Kalium permanganat 0,1 N seperti tertera pada Larutan Volumetrik.

 

Kalium piroantimonat P Kalium heksahidrosi-antimonat, KSb(OH)6; BM 262,90; [12208-13-8]; gunakan mutu pereaksi yang sesuai.

    Pemerian Serbuk atau serbuk hablur putih.

    Kelarutan Agak sukar larut dalam air.

 

Kalium piroantimonat LP Larutkan 2 g kalium piroantimonat P dalam 85 mL air panas. Dinginkan secara cepat, tambahkan 50 mL larutan kalium hidroksida  P 50 mg per mL dan 1 mL larutan natrium hidroksida P (8,5 dalam 100). Diamkan selama 24 jam, saring, encerkan dengan air hingga 150 mL.

 

Kalium pirosulfat P [7790-62-7] Biasanya tersedia sebagai campuran kalium pirosulfat (K2S2O7) dan kalium bisulfat (KHSO4); murni pereaksi.

 

Kalium raksa(II)-iodida LP Pereaksi Mayer. Larutkan 1,358 g raksa(II) klorida P dalam 60 mL air. Larutkan 5 g kalium iodida P dalam 10 mL air. Campur kedua larutan tersebut, dan encerkan dengan air hingga volume 100 mL.

 

Kalium raksa(II)-iodida alkalis LP Pereaksi Nessler Larutkan 143 g natrium hidroksida P dalam 700 mL air. Larutkan 50 g raksa(II) iodida merah P dan 40 g kalium iodida P dalam 200 mL air. Tuang larutan iodida kedalam larutan hidroksida, encerkan dengan air hingga volume 1000 mL. Biarkan memisah sempurna, dan gunakan beningan lapisan atas.

 

Kalium sianida P KCN; BM 65,12; [151-50-8]; murni pereaksi.

 

Kalium sianida LP Larutan kalium sianida P 10%.

 

Kalium sianida PbT LP Larutkan 10 g kalium sianida P dalam 90 mL air, tambahkan 2 mL larutan hidrogen peroksida P 6%, diamkan selama 24 jam, encerkan dengan air hingga 100 mL saring.

 

Kalium sulfat P K2SO4; BM 174,26; [7778-80-5]; murni pereaksi.

 

Kalium telurit P Kalium telurat(IV); K2TeO3; BM 253,79; [7790-58-1]. Mengandung tidak kurang dari 98% K2TeO3.

    Pemerian Serbuk granul putih.

    Kelarutan Larut dalam air, larutan bersifat alkali.

    Klorida Lakukan seperti tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi: 1 g kalium telurit tidak lebih dari 0,1 mg (0,01%).

    Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 120 mg zat, masukkan ke dalam gelas piala, dan larutkan dalam campuran 10 mL asam nitrat P, 10 mL asam sulfat P dan 25 mL air. Panaskan hingga mendidih, lanjutkan pemanasan sampai asap dari belerang trioksida habis menguap. Dinginkan dan tambahkan hati-hati 100 mL air, panaskan hingga mendidih, tambahkan 6 g natrium fluorida P, dan titrasi larutan panas dengan kalium permanganat 0,1 N LV.

 

Tiap mL kalium permanganat 0,1 N

setara dengan 12,69 mg K2TeO3

 

Kalium tembaga(II) tartrat LP Larutan Fehling; Tembaga(II) tartrat alkalis LP.

    Larutan A Larutkan 34,64 g tembaga(II) sulfat P dalam campuran 0,5 mL asam sulfat P dan air secukupnya hingga 500 mL.

    Larutan B Larutkan 173 g kalium natrium tartrat P dan 50 g natrium hidroksida P dalam air secukupnya hingga 500 mL.

    Campur volume sama Larutan A dan Larutan B segera sebelum digunakan. Simpan dalam jumlah sedikit, dalam wadah yang tahan terhadap alkali.

 

Kalium tiosianat P KSCN; BM 97,18; [333-20-0]; murni pereaksi.

 

Kalkon P Mordant black 17; CI nomor 15705; C20H13N2NaO5S; BM 416,4; murni pereaksi.

    Pemerian Serbuk hitam kecokelatan dengan kilau ungu. Memberikan warna merah keunguan dengan ion kalsium dalam larutan basa. Jika tidak terdapat ion logam, misalnya dengan adanya kelebihan dinatrium edetat, larutan berwarna biru.

 

Kalkon campuran P Campur 1 bagian kalkon P dengan 99 bagian natrium sulfat anhidrat P yang baru dipijarkan. Memenuhi uji berikut:

    Kepekaan terhadap kalsium Larutkan 200 mg zat dalam 5 mL air. Pada 1 mL larutan tambahkan 50 mL air, 10 mL natrium hidroksida 1 N dan 1 mL larutan magnesium sulfat P 1%: terjadi warna biru. Tambahkan 0,1 mL larutan kalsium klorida P 0,15%: terjadi warna biru. Tambahkan 0,1 mL dinatrium edetat 0,01 M LV: terjadi warna biru murni.

 

Kalsium asetat P Ca(C2H3O2)2.H2O; BM 176,18 [5743-26-0]; murni pereaksi.

    Pemerian Serbuk hablur dan granul, warna putih.

    Kelarutan Larut dalam lebih kurang 3 bagian air, sukar larut dalam etanol.

   

Kalsium asetat anhidrat P Ca(C2H3O2)2; BM 158,2; murni pereaksi.

 

Kalsium hidroksida P Ca(OH)2; BM 74,09 [1305-62-0]; murni pereaksi.

 

Kalsium hidroksida LP Gunakan Larutan Topikal Kalsium Hidroksida seperti tertera pada monografi Farmakope Indonesia VI.

 

Kalsium karbonat P CaCO3; BM 100,09; [471-34-1]; murni pereaksi.

 

Kalsium klorida P Kalsium klorida dihidrat; CaCl2.2H2O; BM 147,02; [10035-04-8]; murni pereaksi.

 

Kalsium klorida LP larutkan 7,5 g kalsium klorida P dalam air hingga 100 mL.

 

Kalsium klorida anhidrat P CaCl2; BM 110,98 [untuk dikeringkan]; murni pereaksi.

 

Kalsium pantotenat P Gunakan Kalsium Pantotenat seperti tertera pada monografi Farmakope Indonesia VI.

 

Kalsium sulfat P CaSO4.2H2O; BM 172,17; [7778-18-9]; murni pereaksi.

 

Kalsium sulfat LP Larutan jenuh kalsium sulfat P dalam air.

 

Kanji P  Gunakan kanji larut P.

 

Kanji LP Campur 0,2 g kanji larut P dengan 5 mL air dan tambahkan dengan pengadukan kontinyu sejumlah air hingga 100 mL. Didihkan selama beberapa menit, dinginkan dan gunakan hanya bagian larutan yang jernih. Larutan dibuat segar.

 

Kanji iodida, pasta LP Panaskan 100 mL air di dalam gelas piala 250 mL hingga mendidih, tambahkan larut-an 750 mg kalium iodida P dalam 5 mL air, kemudian tambahkan larutan 2 g zink klorida P dalam 10 mL air: pada saat larutan mendidih, tambahkan sambil diaduk, suspensi halus 5 g kanji larut P dalam 30 mL air dingin. Lanjutkan hingga mendidih selama 2 menit, kemudian dinginkan.

    Wadah dan Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik dan di tempat sejuk.

    Pasta kanji iodida LP harus menunjukkan goresan biru yang nyata bila batang gelas yang dicelupkan ke dalam campuran 1 mL natrium nitrit 0,1M, 500 mL air dan 10 mL asam hidroklorida P, digoreskan pada sapuan pasta.

 

Kanji larut P Amilum larut P; Pati larut P (untuk iodometri) [9005-84-9]; murni pereaksi.

    Pemerian Serbuk putih atau hampir putih.

   

Kanji, lendir LP Gerus 500 mg kanji P atau kanji larut P dengan 5 mL air, tambahkan air hingga 100 mL sambil diaduk, didihkan selama beberapa menit dan saring.

 

Kanji-kalium iodida LP Larutkan 500 mg kalium iodida P dalam 100 mL kanji LP. Larutan dibuat segar.

 

Kaolin ringan P [1332-58-7] Aluminium silikat hidrat yang dimurnikan, mengandung bahan pendispersi yang sesuai.

 

Kaolin, suspensi LP Suspensikan 500 mg kaolin ringan P dalam 100 mL larutan natrium klorida P 0,9%. Campur segera sebelum digunakan.

 

Karbomer P [9007-20-9] Karbomer adalah suatu polimer ikatan silang dari asam akrilat. Mengandung 56% sampai 68% gugus asam karboksilat (COOH)  di hitung terhadap zat yang telah dikeringkan pada suhu 80º selama 1 jam. Rata-rata bobot molekul relatif lebih kurang 3 x 106.

     pH Lebih kurang 3 untuk suspensi 1,0% b/v.

 

Karbon aktif P Gunakan arang aktif P.

 

Karbon dekolorisasi P Gunakan arang aktif P.

 

Karbon dioksida P Gunakan Karbon Dioksida seperti tertera pada monografi Farmakope Indonesia VI.

 

Karbon disulfida P CS2; BM 76,13 [75-15-0]; murni pereaksi.

 

Karbon tetraklorida P CCl4; BM 153,82 [56-23-5]; murni pereaksi.

 

Kasein P [9000-71-9]

    Pemerian Serbuk granul, putih atau sedikit kuning.

    Kelarutan Tidak larut dalam air dan dalam pelarut netral lain; mudah larut dalam amonia dan dalam pelarut alkali hidroksida; biasanya terbentuk larutan keruh.

    Sisa pemijaran Tidak lebih dari 1,0%; lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi dengan memijarkan 2 g zat: bobot residu tidak lebih dari 20 mg.

    Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,1% atau 1 mg. Uapkan dan keringkan filtrat dari uji kebasaan pada suhu 105º.

    Kebasaan Kocok 1 g zat dengan 20 mL air selama 10 menit, saring: filtrat tidak bereaksi alkalis terhadap kertas lakmus.

    Zat larut Tidak lebih dari 0,1%. Uapkan dan keringkan filtrat dari uji kebasaan pada suhu 105º.

    Lemak Tidak lebih dari 0,5%. Larutkan 1 g zat dalam campuran 10 mL air dan 5 mL amonia etanol LP dan kocok dua kali, tiap kali dengan 20 mL heksan pelarut P. Uapkan heksan pada suhu rendah, keringkan pada suhu 80º.

    Kandungan nitrogen <571> Metode I Kadar N antara15,2% dan 16,0% dihitung terhadap zat anhidrat.

    Jika diperlukan kasein bebas vitamin, gunakan kasein yang dibuat bebas dari vitamin larut lemak dengan ekstraksi terus menerus dengan etanol panas selama 48 jam disertai pengeringan dengan udara untuk menghilangkan pelarut.

 

Katekol P o-Dihidroksi benzene; C6H4(OH)2; BM 110,11 [120-80-9]; gunakan pereaksi dengan kandungan tidak kurang dari 99%.

    Pemerian Hablur putih, berubah warna karena terpapar udara dan cahaya.

    Kelarutan Mudah larut dalam air, dalam etanol, dalam benzen, dalam eter, dalam kloroform dan dalam piridin: membentuk larutan jernih.

 

Kertas saring, kuantitatif Pada kertas raksa(II) bromida untuk uji arsen, gunakan kertas saring Swedish O atau yang setara permukaan, mutu dan abunya.

 

Kieselgur P Murni pereaksi, dimurnikan dengan asam.

 

Klor P Klorin; Cl2; BM 70,9 [7782-50-5]. Gas kuning kehijauan.

 

Klor LP Klorin LP; Air klor Larutan jenuh klor P dalam air. Simpan dalam wadah kecil tidak tembus cahaya terisi penuh. Klor LP dapat rusak walaupun disimpan terlindung dari cahaya dan udara. Simpan di tempat sejuk dan gelap. Larutan sebaiknya dibuat segar.

 

Kloralhidrat P Gunakan kloralhidrat seperti tertera pada monografi Farmakope Indonesia VI.

 

Kloralhidrat LP Larutkan 50 g kloralhidrat P dalam campuran 15 mL air dan 10 mL gliserin P.

 

Kloramin T P Natrium tosilkloramida; natrium-p-toluensulfonkloramida; C7H7ClNNaO2S.3H2O; BM 281,69 [7080-50-4]; murni pereaksi.

 

Klorheksidin asetat P Klorheksidin diasetat; C22H30Cl2N10.2CH3CO2H; BM 625,6; murni pereaksi.

    Suhu lebur <1021> lebih kurang 154º.

 

Klorin LP Gunakan klor LP.

 

p-Kloroanilin P 4-kloroanilin; C6H6ClN; BM 127,57 [106-47-8]; gunakan mutu pereaksi yang sesuai.

 

p-Kloroasetanilida P C8H8ClNO; BM 169,61.

    Pemerian Kristal jarum atau kristal halus, putih atau kuning pucat.

    Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam etanol, dalam benzen, dalam kloroform dan dalam eter.

    Daya larut 1 g zat dilarutkan dalam 30 mL etanol P membentuk larutan jernih.

    Jarak lebur  <1021> Antara 178° dan 181°.

    Sisa pemijaran Tidak lebih dari 0,1%; lakukan seperti tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi.

 

Klorobenzen P C6H5Cl; BM 112,56; [108-90-7]; murni pereaksi.

    Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna; bau khas.

    Kelarutan Tidak larut dalam air, larut dalam etanol; dalam benzen; dalam kloroform dan dalam eter.

   

Klorobutanol P Gunakan Klorobutanol seperti tertera pada monografi Farmakope Indonesia VI.

 

1-Klorobutan P Gunakan n-butil klorida P.

 

p-Klorofenol P C6H5ClO; BM 128,6; [106-48-9]; murni pereaksi.

    Pemerian Hablur, tidak berwarna

    Titik lebur <1021> Lebih kurang 42º.

 

Kloroform P CHCl3; BM 119,38; [67-66-3]; murni pereaksi.

 

Kloroform bebas etanol P Murni pereaksi yang tidak mengandung alkohol sebagai zat penstabil.

 

Klorotrimetilsilan P trimetilsilil klorida; C3H9ClSi; BM 108,64; [75-77-4].

    Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna sampai kuning muda. Berasap di udara lembap.

[Perhatian Klorotrimetilsilan bereaksi kuat dengan air, alkohol dan senyawa donor hidrogen lain.]

    Indeks bias <1001> Antara 1,3850 dan 1,3890; lakukan penetapan pada suhu 20º.

    Wadah dan penyimpanan Dalam wadah kaca tertutup rapat.

 

Kobalt(II) asetat P Co(C2H3O2)2.4H2O; BM 249,08; [71-48-7]; murni pereaksi.

    Pemerian Hablur jarum berwarna merah.

    Kelarutan Larut dalam air dan dalam etanol.

        

Kobalt(II) klorida P Kobalt klorida P; CoCl2.6H2O; BM 237,93; [7791-13-1]; murni pereaksi.

 

Kobalt(II) klorida LP Larutkan 2 g kobalt(II) klorida P dalam 1 mL asam hidroklorida P dan air hingga 100 mL.

 

Kobalt(II) nitrat P Kobalt nitrat; Co(NO3)2.6H2O; BM 291,03; [10026-22-9]; murni pereaksi.

    Pemerian Hablur kecil, merah tua.

 

Kobalt(II) uranil asetat LP Larutkan dengan menghangatkan 40 g uranil asetat P dalam campuran 30 g asam asetat glasial P dan air hingga 500 mL. Dengan cara yang sama, buat larutan yang mengandung 200 g kobalt(II) asetat P dalam campuran 30 g asam asetat glasial P dan air hingga 500 mL. Campur kedua larutan saat masih hangat, dan dinginkan hingga 20º. Pertahankan suhu pada 20º selama lebih kurang 2 jam untuk memisahkan garam yang berlebihan dari larutan, kemudian saring melalui penyaring kering.

 

Kodein fosfat P Gunakan Kodein Fosfat seperti tertera pada monografi Farmakope Indonesia VI.

 

Kolin klorida P HOCH2CH2N(CH3)3Cl; BM 139,62; [67-48-1]; Mengandung tidak kurang dari 99,5% C5H14ClNO.

    Pemerian Hablur atau serbuk hablur, putih; higroskopis.

    Kelarutan Sangat mudah larut dalam air.

    Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.

    Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 100 mg zat, yang telah dikeringkan pada 105º selama 2 jam, masukkan ke dalam gelas piala, tambahkan 20 mL air dan 1 tetes larutan alumunium klorida P (1 dalam 10) dan campur. Tambahkan secara perlahan-lahan 20 mL larutan segar natrium tetrafenilborat P  (1 dalam 50) yang telah disaring, diamkan campuran selama 30 menit, kadang-kadang digoyang. Saring melalui penyaring kaca masir porositas sedang dan cuci gelas piala dan endapan 4 kali setiap kali dengan 10 mL air. Timbang endapan yang telah dikeringkan  pada suhu 105º selama 2 jam, dan kalikan hasil dengan 0,3298, untuk memperoleh kesetaraan bobot C5H14ClNO.

    Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertututp rapat.

 

o-Kresol P C7H8O; BM 108,10; [95-48-7]; murni pereaksi.

    Pemerian Hablur padat, tidak berwarna

    Titik beku Tidak kurang dari 30,5o.

    Bobot jenis Lebih kurang 1,05.

    Indeks bias Antara 1,540 dan 1,550.

    Titik didih Lebih kurang 190o.

Simpan terlindung dari cahaya, kelembapan dan oksigen. Destilasi sebelum digunakan.

 

Kristal violet P Gunakan Kristal violet P seperti tertera pada Indikator dan Kertas Indikator.

 

Kristal violet LP Larutkan 100 mg kristal violet P dalam 10 mL asam asetat glasial P.

 

Krom azurol S P CI 43825; C23H13Cl2Na3O9S; BM 605; [1667-99-8]; murni pereaksi.

    Pemerian Serbuk, hitam kecokelatan.

 

Kromium trioksida P CrO3; BM 99,99; [1333-82-0]; murni pereaksi.

    Pemerian Granul atau berbentuk jarum, merah tua kecokelatan, mudah meleleh.

Simpan dalam wadah kedap udara.

 

Kuinalizarin P 1,2,5,8-Tetrahidroksiantrakuinon; C14H8O6; BM 272,2; [81-61-8]; CI 58500; murni pereaksi.

    Pemerian Serbuk, cokelat kemerahan.

 

Kuning tiazol P Kuning titan P; CI Direct yellow 9; CI 19540; C28H19N5Na2O6S4; BM 695,74; [1829-00-1].

    Pemerian Serbuk, cokelat kekuningan.

   

Kuning titan P Gunakan Kuning tiazol P.

 

Kuning titan LP Larutan kuning titan P 0,05%.

    Kepekaan terhadap magnesium Lakukan pengujian sebagai berikut: Tambahkan 0,1 mL zat  pada campuran 10 mL air; 0,2 mL Larutan baku magnesium (10 bpj Mg) dan 1,0 mL natrium hidroksida 1 N. Warna merah muda dapat dilihat dengan membandingkan terhadap larutan zat yang dibuat dengan perlakuan sama tanpa Larutan baku magnesium.

 

Lakmus P Gunakan Lakmus P seperti tertera pada Indikator dan Kertas Indikator.

 

Lakmus LP [1393-92-6]; Digesti 25 g serbuk lakmus P sebanyak tiga kali, tiap kali dengan 100 mL etanol P mendidih masing-masing selama 1 jam. Saring, cuci dengan etanol P dan buang filtrat etanol. Maserasi residu dengan lebih kurang 25 mL air dingin selama 4 jam, saring, dan buang filtrat. Digesti residu dengan 125 mL air mendidih selama 1 jam, dinginkan dan saring.

 

Laktofenol P Larutkan 20 g fenol P dalam campuran 20 g asam laktat P, 40 g gliserol P dan 20 mL air.

 

Laktosa P C12H22O11.H2O; BM 360,31; [64-42-3]; murni pereaksi.

 

Lantanum klorida P LaCl3.(6-7)H2O; [10025-84-0]; tersedia dalam bentuk hidrat dengan jumlah molekul air 6 dan 7; murni pereaksi.

 

Lantanum nitrat P La(NO3)3.6H2O; BM 433,0; murni pereaksi. Mengandung tidak kurang dari 99,9%.

 

Larutan amonia encer P Gunakan Amonia LP.

 

Larutan baku arsen (10 bpj As) Larutkan 330 mg arsen trioksida P dalam 5 mL natrium hidroksida 2 N dan encerkan dengan air hingga 250 mL. Segera sebelum digunakan, encerkan 10 mL larutan ini dengan air hingga 1000 mL.

 

Larutan baku arsen (1 bpj As) Segera sebelum digunakan encerkan 10 mL Larutan baku arsen (10 bpj) dengan air hingga 100 mL.

 

Larutan baku besi (20 bpj Fe) Larutkan sejumlah besi(III) amonium sulfat P setara dengan 0,863 g FeNH4(SO4)2.12H2O dalam 25 mL asam sulfat encer LP dan encerkan dengan air hingga 500 mL. Segera sebelum digunakan encerkan 1 mL larutan ini dengan air hingga 10 mL.

 

Larutan baku besi (10 bpj Fe) Larutkan sejumlah besi(II) amonium sulfat P setara 7,022 g Fe(NH4)2(SO4)2.6H2O dalam 25 mL asam sulfat encer LP dan encerkan dengan air hingga 1000 mL. Segera sebelum digunakan encerkan 1 mL larutan ini dengan air hingga 100 mL.

 

Larutan baku besi (2 bpj Fe) Encerkan 10 mL Larutan baku besi (20 bpj Fe) dengan air hingga 100 mL.

 

Larutan baku magnesium (10 bpj Mg) Larutkan sejumlah magnesium sulfat P setara dengan 1,010 g MgSO4.7H2O dalam 100 mL air. Segera sebelum digunakan encerkan 1,0 mL larutan ini dengan air hingga 10,0 mL.

 

Larutan baku nitrat (100 bpj NO3Larutkan sejumlah kalium nitrat P setara dengan 0,815 g KNO3 dalam 500 mL air. Segera sebelum digunakan encerkan 1,0 mL larutan ini dengan air hingga 10,0 mL.

 

Larutan baku perak (5 bpj Ag) Larutkan sejumlah perak nitrat P setara dengan 0,790 g AgNO3 dalam 1000 mL air. Segera sebelum digunakan encerkan 1,0 mL larutan ini dengan air hingga 100,0 mL.

 

Larutan baku raksa (5 bpj Hg) Encerkan 1,0 mL larutan raksa(II) klorida P 0,0675% dengan air hingga 100,0 mL.

 

Larutan baku tembaga (10 bpj Cu) Encerkan 1,0 mL larutan tembaga(II) sulfat P 0,393% dengan air hingga 100,0 mL.

 

Larutan baku timbal (20 bpj Pb) Encerkan 1,0 mL larutan dari 250 mL larutan yang mengandung 800 mg timbal(II) nitrat P dan 2 mL asam nitrat P dengan air hingga 100,0 mL.

 

Larutan baku timbal (10 bpj Pb) Encerkan 50,0 mL Larutan baku timbal (20 bpj Pb) dengan air hingga 100,0 mL.

 

Larutan baku timbal (1 bpj Pb) Encerkan 5,0 mL Larutan baku timbal (20 bpj Pb) dengan air hingga 100,0 mL.

 

Larutan Fehling Gunakan kalium tembaga(II) tartrat LP.

 

Larutan natrium klorida isotonik Gunakan salin LP.

 

Larutan timah(II) klorida AsT Pada timah(II) klorida LP, tambahkan asam hidroklorida P volume sama, panaskan dan saring melalui kertas saring dengan kualitas yang baik. Larutan memenuhi uji berikut:

    Pada 10 mL zat  tambahkan 6 mL air dan 10 mL asam hidroklorida P, destilasi dan kumpulkan destilat sebanyak 16 mL. Pada destilat tambahkan 50 mL air, 0,1 mL larutan zat, 5 mL kalium iodida 0,1 M dan 5 g zink aktif P. Gunakan alat dan prosedur seperti tertera pada Uji Batas Arsen <321>: warna yang dihasilkan pada kertas raksa(II) bromida P tidak lebih intensif dibandingkan jika uji dilakukan dengan penambahan 1 mL Larutan baku arsen (1 bpj As).

 

Lembayung azo P Gunakan Lembayung azo P seperti tertera pada Indikator dan Kertas Indikator.

 

Lembayung metil LP Gunakan kristal violet P.

 

L-Lisin P Asam-2,6-diaminoheksanoat; C6H14N2O2; BM 146,19; [56-87-1].

    Pemerian Hablur jarum atau lempeng heksagonal.

    Kelarutan Larut dalam air; sangat sukar larut dalam etanol; tidak larut dalam eter.

    Rotasi jenis <1081> Antara +25,5º dan +26,0º; lakukan penetapan menggunakan larutan zat 20 mg per mL dalam asam hidroklorida P (1 dalam 2).

    Kandungan nitrogen <581> Metode I Antara 18,88% dan 19,44% N, setara terhadap tidak kurang dari 98,5% C6H14N2O2; lakukan penetapan menggunakan zat yang telah dikeringkan pada suhu 105º selama 2 jam.

 

Litium P Li; BA 6,94; murni pereaksi.

    Pemerian Logam lunak. Jika baru dipotong, per-mukaannya berwarna abu-abu perak. Bereaksi kuat dengan air. Sebelum digunakan, minyak parafin yang dioleskan pada logam litium harus dicuci dengan toluen P.

 

Litium hidroksida P LiOH.H2O; BM 41,96; [1310-65-2]; murni pereaksi.

   

Litium klorida P LiCl; BM 42,39; [7447-41-8]; murni pereaksi.

   

Litium metoksida benzen 0,1 N Gunakan Litium metoksida benzen 0,1 N seperti tertera pada Larutan Volumetrik.

 

Litium metoksida klorobenzen 0,1 N Gunakan Litium metoksida klorobenzen 0,1 N seperti tertera pada Larutan Volumetrik.

 

Litium perklorat P LiClO4; BM 106,39. Gunakan pereaksi pro analisis.

 

Litium sulfat P Li2SO4.H2O; BM 127,96; [10377-48-7]; murni pereaksi.

 

Locke-ringer LP Larutan Locke ringer.

Natrium klorida P

9,0

g

Kalium klorida P 

0,42

g

Kalsium klorida P 

0,24

g

Magnesium klorida P 

0,2

g

Natrium bikarbonat P

0,5

g

Dekstrosa P 

0,5

g

Air yang baru didestilasi dari labu kaca-keras, secukupnya hingga

 

1000

 

mL

Buat segar setiap hari. Kandungan zat (kecuali dekstrosa dan natrium bikarbonat) dapat dibuat sebagai larutan persediaan dan diencerkan jika perlu.

 

Magenta LP Larutkan 0,1 g magenta basa P dalam 3 mL metanol P, encerkan dengan air hingga 100 mL. Aduk dan saring.

 

Magenta basa P Ungu basa 14; Fukhsin basa P; Rosanilin hidroklorida campuran, Campuran C20H19N3.HCl, (BM 337,9; CI 42510) dan pararosanilin hidroklorida, C19H17N3.HCl, (BM 323,8; CI 42500).

    Pemerian Serbuk merah gelap atau hablur hijau dengan kilat logam yang menunjukkan kemurniannya; bila digunakan dalam pembuatan larutan magenta dekolorisasi, larutan hampir tidak berwarna.

 

Magenta dekolorisasi LP Larutkan 100 mg magenta basa P dalam 60 mL air, tambahkan 1 g natrium sulfit anhidrat P yang dilarutkan dalam 10 mL air. Perlahan-lahan tambahkan 2 mL asam hidroklorida  P, kocok secara terus menerus, encerkan dengan air hingga 100 mL. Diamkan dalam keadaan terlindung cahaya selama tidak kurang dari 12 jam.  Kocok dengan arang aktif P secukupnya (200 - 300 mg) untuk menghilangkan warna dan segera saring. Jika larutan menjadi keruh, saring sebelum digunakan. Jika pada penyimpanan larutan menjadi ungu, hilangkan warna kembali dengan penambahan arang aktif P.

    Kepekaan terhadap formaldehida Tambahkan 1,0 mL air dan 0,1 mL etanol bebas aldehida P, ke dalam 1,0 mL larutan. Tambahkan 0,2 mL larutan yang mengandung formaldehida P 0,01%: terjadi warna merah muda dalam waktu 5 menit.

    Wadah dan penyimpanan Dalam wadah terlindung dari cahaya.

 

Magnesia campur LP Larutkan 5,5 g magnesium klorida P dan 7 g amonium klorida P dalam 65 mL air, tambahkan 35 mL amonia LP, simpan campuran selama beberapa hari dalam wadah tertutup baik dan saring. Jika larutan tidak jernih, saring sebelum digunakan.

 

Magnesium klorida P MgCl2.6H2O; BM 203,30; [7786-30-3]; murni pereaksi.

 

Magnesium nitrat P Mg(NO3)2.6H2O; BM 256,41; [10377-60-3]; murni pereaksi.

 

Magnesium oksida P MgO; BM 40,30; [1309-48-4]; murni pereaksi.

 

Magnesium perklorat anhidrat P Mg(ClO4)2; BM 223,21; [10034-81-8]; murni pereaksi.

 

Magnesium sulfat P MgSO4.7H2O; BM 246,48; [10034-99-8]; murni pereaksi.

 

Magnesium sulfat LP Larutkan 12 g hablur magnesium sulfat P, yang tidak mengembang dalam air hingga 100 mL.

 

Mangan dioksida P Gunakan Mangan(IV) oksida P.

 

Mangan(IV) oksida P Mangan dioksida P; MnO2; BM 86,94; [1313-13-9]; murni pereaksi.

  

Mangan sulfat P Mangan sulfat monohidrat; MnSO4.H2O; BM 169,01; murni pereaksi.

 

D-Manitol P Gunakan Manitol seperti tertera pada monografi Farmakope Indonesia VI.

 

Mayer, pereaksi Gunakan Raksa(II) kalium iodida LP.

 

Merah fenol P Gunakan Merah fenol P seperti tertera pada Indikator dan Kertas Indikator.

 

Merah fenol LP  Fenosulfonftalein LP; larutkan 100 mg Fenosulfonftalein P dalam 100 mL etanol P, dan saring jika perlu.

 

Merah kongo P Gunakan Merah kongo P seperti tertera pada Indikator dan Kertas Indikator.   

 

Merah kongo LP Larutkan 500 mg merah kongo P dalam campuran 10 mL etanol P dan 90 mL air.

 

Merah kongo LP (A) Larutkan 100 mg merah kongo P dalam 20 mL campuran etanol P  dan air, encerkan dengan air hingga 100 mL. Lakukan uji kepekaan sebagai berikut: Campur 0,2 mL larutan, 100 mL air bebas karbondioksida P dan 0,3 mL asam hidroklorida 0,1N LV: larutan berwarna biru. Untuk mengubah warna larutan menjadi merah muda, diperlukan tidak lebih dari 0,3 mL natrium hidroksida 0,1 N LV.

 

Merah kresol P Gunakan Merah kresol P seperti tertera pada Indikator dan Kertas Indikator.

 

Merah kresol LP Triturat 100 mg merah kresol P dalam mortar dengan 26,2 mL natrium hidroksida 0,01 N sampai larutan sempurna, kemudian encerkan larutan dengan air hingga 250 mL.

 

Merah kuinaldin P Gunakan Merah kuinaldin P seperti tertera pada Indikator dan Kertas Indikator.

 

Merah kuinaldin LP Larutkan 100 mg merah kuinaldin P dalam 100 mL etanol P.

 

Merah metil P Gunakan Merah metil P seperti tertera pada Indikator dan Kertas Indikator.

 

Merah metil LP Larutkan 100 mg merah metil P dalam 100 mL etanol P, saring jika perlu.

 

Merah metil LP 2 Pada 1,86 mL natrium hidroksida 0,1 M dan 50 mL etanol P, tambahkan 50 mg merah metil P dan encerkan dengan air sampai 100 mL.

 

Merah metil-biru metilen LP Tambahkan 10 mL merah metil LP ke dalam 10 mL biru metilen LP, dan campur.

 

Merah netral P Gunakan Merah netral P seperti tertera pada Indikator dan Kertas Indikator.

 

Merah rutenium P Ruthenium Oksiklorida, Amoniak P; Ru2(OH)2Cl4.7NH3.3H2O; BM 551,23.

    Pemerian Serbuk, merah kecokelatan sampai ungu gelap.

    Kelarutan Larut dalam air.

 

Merah rutenium LP Larutkan 10 g timbal(II) asetat P dalam air, encerkan hingga 100 mL, dan tambahkan 80 mg merah ruthenium P. Larutan berwarna merah anggur. [Catatan Jika perlu, tambahkan lagi merah ruthenium P hingga diperoleh warna merah anggur].

 

Merkuri bromida P HgBr2; BM 360,40; [7789-47-1]; murni pereaksi.

 

Merkuri iodida P Gunakan Raksa(II) iodida P.

 

Merkuri(II) tiosianat P Hg(SCN)2; BM 316,76; [592-85-8].

    Pemerian Serbuk hablur putih.

    Kelarutan Sangat sukar dalam air; sukar larut dalam etanol dan dalam eter; larut dalam larutan natrium klorida.

 

Metalftalein P Gunakan Metalftalein P seperti tertera pada Indikator dan Kertas Indikator.

 

Metanol P Metil alkohol P; CH3OH; BM 32,04; [67-56-1]; murni pereaksi.

 

Metanol anhidrat P Gunakan metanol P.

 

Metanol bebas aldehida P CH3OH; BM 32,04. Larutkan 25 g Iodum P dalam 1 liter metanol P dan tuangkan larutan dengan pengadukan konstan ke dalam 400 mL natrium hidroksida 1 N. Tambahkan 150 mL air, diamkan selama 16 jam. Saring dan didihkan dibawah kondensor refluks hingga bau iodoform hilang. Distilasi larutan melalui distilasi terfraksi. Mengandung tidak lebih dari 0,001% aldehida dan keton.

 

Metenamin P Heksametilentetramin; urotropin; uriton; heksamin; C6H12N4; BM 140,19; [100-97-0] murni pereaksi.

 

Metil alkohol P Gunakan metanol P.

 

p-Metilaminofenol sulfat P 

(p-CH3NHC6H4OH)2.H2SO4; BM 344,38; [55-55-0]; murni pereaksi.

 

Metilbenzotiazolon hidrazon hidroklorida P C8H10CIN3S.H2O; BM 233,7. [38894-11-0], bentuk monohidrat; BM 215,0 (bentuk anhidrat); [149022-15-1] (bentuk hidrat). Mengandung tidak kurang dari 97%.

    Pemerian sSerbuk hablur, hampir putih atau agak kuning.

    Kesesuaian penetapan aldehida-

    Larutan uji Ke dalam 2 mL metanol bebas aldehida P, tambahkan 60 µl larutan 1 g propionaldehida P dalam 1 liter metanol bebas aldehida P dan 5 mL larutan 4 g metil benzotiazolon hidrazon hidroklorida. Campur dan biarkan selama 30 menit.

    Blangko Lakukan seperti Larutan uji tanpa penambahan larutan propionaldehida P.

    Prosedur Tambahkan ke dalam masing-masing Larutan uji dan Blangko 25,0 mL larutan besi(III) klorida P 2 g per liter, encerkan dengan aseton P hingga 100,0 mL, dan campur. Serapan Larutan uji pada bilangan gelombang 660 nm setelah dikoreksi  serapan Blangko, tidak kurang dari 0,62.

 

3-Metilbutan-1-ol P Isoamil alkohol P; (CH3)2CH.CH2.CH2OH; BM 88,2; murni pereaksi.

    Suhu didih Lebih kurang 130º.

    Indeks bias <1001> Lebih kurang 1,406; lakukan penetapan pada suhu 20º.

    Bobot per mL <991> Lebih kurang 810 mg.

 

Metilen klorida P Diklorometan P; CH2Cl2; BM 84,93; [75-09-2]; murni pereaksi.

 

N,N’-Metilenbisakrilamida P (CH2=CHCONH)2CH2; BM 154,2; murni pereaksi.

    Pemerian Serbuk atau serbuk putih.

 

Metil etil keton P CH3COC2H5; BM 72,11; [78-93-3]; murni pereaksi.

 

Metil hijau-raksa iodida, kertas P Gunakan Kertas metil hijau-raksa iodida P seperti tertera pada Indikator dan Kertas Indikator.

 

Metil iodida P Iodometan P; CH3I; BM 141,94; [74-88-4]. Mengandung tidak kurang 99% CH3I.

    Pemerian Cairan transparan tidak berwarna, berat.

    Kelarutan Agak sukar larut dalam air; dapat ber-campur dengan etanol, dengan eter, dan dengan heksana. Jika terpapar cahaya warna berubah menjadi cokelat karena terbentuk iodum.

 

Metil isobutil keton P Gunakan 4-Metil-2-pentanon P.

 

Metil kloroform P 1,1,1-Trikloroetan P; CH3CCl3; BM 133,40; [71-55-6]; murni pereaksi.

 

Metilparaben P Gunakan Metilparaben seperti tertera pada monografi Farmakope Indonesia VI.

 

4-Metil-2-pentanon P Metil isobutil keton P; (CH3)2CHCH2COCH3; BM 100,16; [108-10-1]; murni pereaksi.

 

2-Metil-2-propil-1,3-propandiol P C7H16O2; BM 132,20; [78-26-2].

    Pemerian Hablur, putih; melebur pada suhu lebih kurang 58º.

 

Metil sianida P Gunakan asetonitril P.

 

Metil sulfoksida P [67-68-5]. Gunakan dimetil sulfoksida P.

 

4-Metoksibenzaldehida P Gunakan Anisaldehida P.

 

Metoksi etanol P Etilen glikol monometil eter; 2-Metoksi etanol P; CH3OCH2CH2OH; BM 76,09; [109-86-4]; murni pereaksi.

   

2-Metoksi etanol P Gunakan Metoksi etanol P.

 

Millon LP Ke dalam 2 mL raksa P di dalam labu Erlenmeyer tambahkan 20 mL asam nitrat P. Kocok labu di dalam lemari asam untuk memecah raksa menjadi butiran kecil. Setelah lebih kurang 10 menit tambahkan 35 mL air, dan bila terbentuk endapan atau hablur, tambahkan secukupnya asam nitrat encer (1 dalam 5, dibuat dari asam nitrat P yang telah dipisahkan dari oksidanya dengan melewatkan aliran udara, hingga tak berwarna) untuk melarutkan padatan yang terpisah. Tambahkan larutan natrium hidroksida P (1 dalam 10) tetes demi tetes, sambil terus diaduk, hingga endapan yang terbentuk seperti dadih sesudah penambahan setiap tetes tidak larut lagi, tetapi terdispersi membentuk suspensi. Tambahkan lagi 5 mL asam nitrat encer, dan campur. Larutan dibuat segar.

 

Minyak mineral P Gunakan Minyak Mineral seperti tertera pada monografi Farmakope Indonesia VI.

 

Minyak mineral ringan P adalah campuran hidrokarbon cair yang diperoleh dari minyak murni, dapat mengandung zat penstabil yang sesuai.

    Bobot jenis <981> Antara 0,818 dan 0,880.

    Kekentalan <1051> Mempunyai kekentalan kinematik yang tidak lebih dari 33,5 sentistoke pada suhu 40º.

    Keasaman-kebasaan, Zat mudah terarangkan, Batas senyawa polinuklir dan Parafin padat Memenuhi syarat seperti tertera pada Keasaman-kebasaan, Zat mudah terarangkan, Batas senyawa polinuklir dan Parafin padat dalam Minyak Mineral.

 

Minyak nabati terhidrogenasi P Gunakan Minyak nabati terhidrogenasi seperti tertera pada monografi Farmakope Indonesia VI.

 

Minyak zaitun P Gunakan Minyak Zaitun seperti tertera pada monografi Farmakope Indonesia VI.

 

Monoetanolamina P 2-Aminoetanol; C2H7NO; BM 61,08; murni pereaksi.

 

Morfin anhidrat P Tambahkan ammonia LP sedikit berlebih pada larutan morfin sulfat P dalam air, cuci endapan morfin dengan air hingga bebas dari garam amonium, keringkan pada suhu 110º.

 

Morfin sulfat P Gunakan Morfin Sulfat seperti tertera pada monografi Farmakope Indonesia VI.

 

Morfolin P Tetrahidro-1,4-oksazina; C4H9NO; BM 87,12; [110-91-8]; murni pereaksi.

 

Naftalen P C10H8; BM 128,17; [91-20-3]. Mengandung tidak kurang 98% C10H8.

    Pemerian Lempeng monoklinik prismatik atau serbuk putih.

   

1,3-Naftalendiol P Naftoresorsinol P; C10H6(OH)2; BM 160,17; [132-86-5].

    Pemerian Hablur atau serbuk, putih keabu-abuan hingga cokelat.

    Kelarutan Mudah larut dalam metanol; agak sukar larut dalam air, dalam etanol, dan dalam eter.

   Kelarutan dalam metanol Larutkan 500 mg zat dalam 50 mL metanol P: larut sempurna dan jernih.

    Jarak lebur <1021> Antara 122º dan 127º.

 

2,7-Naftalendiol P 2,7-Dihidroksinaftalen; C10H8O2; BM 160,17; [582-17-2].

    Pemerian Hablur padat atau serbuk, hampir putih hingga kuning.

    Kelarutan Larut dalam aseton.

    Jarak lebur <1021> Antara 187º dan 191º.

 

1-Naftilamin hidroklorida P C10H7NH2.HCl; BM 179,65; [552-46-5].

    Pemerian Serbuk hablur, putih, berubah jadi kebiruan jika terpapar cahaya dan udara.

    Kelarutan Larut dalam air, dalam etanol dan dalam eter.

    Larutan (1 dalam 100), asamkan dengan sedikit asam asetat P, tambahkan 5 tetes besi(II) klorida LP menjadi berwarna lembayung. Tambahkan asam asetat P (1 dalam 40), menjadi tidak berwarna atau tidak lebih dari agak opalesen.

    Sisa pemijaran Dapat diabaikan; lakukan pemijaran seperti tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi, menggunakan 200 mg zat dengan beberapa tetes asam sulfat P.

 

N-(1-Naftil)etilendiamin dihidroklorida P C10H7NH(CH2)2NH2.2HCl; BM 259,17; [1465-25-4]; murni pereaksi.

  

N-(1-Naftil)etilendiamin dihidroklorida LP Larutkan 100 mg N-(1-Naftil)etilendiamin dihidroklorida P dalam 100 mL campuran 7 bagian aseton P dan 3 bagian air.

 

?-Naftokuinon 4-natrium sulfonat P C10H5NaO5S; BM 260,20.

    Pemerian Serbuk hablur atau hablur, kuning hingga jingga kuning.

    Kelarutan Larut dalam lebih kurang 10 bagian air; tidak larut dalam etanol.

    Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2%; lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu lebih kurang 50º.

    Sisa pemijaran Tidak lebih dari 265 mg sampai 280 mg (antara 26,5% dan 28%); lakukan pemijaran seperti tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi, menggunakan 1 g zat kering dengan 3 mL asam sulfat P.

 

1-Naftol P Alfanaftol P; C10H7OH; BM 144,17; [90-15-3].

    Pemerian Hablur atau serbuk hablur, tidak berwarna atau agak merah muda.

 

1-Naftol LP Gunakan Pereaksi 1-Naftol.

 

1-Naftol encer LP Larutkan 100 mg 1-naftol P       dalam 3 mL natrium hidroksida P 15% dan encerkan dengan air hingga 100 mL.

 

Naftol dikalium disulfonat P 2-Naftol-6,8-dikalium disulfonat; C10H6K2O7S2; BM 380,48; [842-18-2]; murni pereaksi.

 

2-Naftol P Betanaftol P; C10H7OH; BM 144,17; [135-19-3].

    Pemerian Serpihan atau serbuk hablur, putih yang  berubah jika terpapar cahaya.

    Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; larut dalam etanol, dalam eter, dalam kloroform dan dalam larutan alkali hidroksida.

    Kelarutan dalam etanol Larutkan 1 g zat dalam 10 mL etanol P: larut sempurna dan tidak berwarna.

    Jarak lebur <1021> Antara 121º dan 123º

    Sisa pemijaran Tidak lebih dari 0,05%; lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi.

    Keasaman Larutkan 1 g dalam 50 mL air sambil sekali-sekali dikocok selama 15 menit dan saring: filtrat netral terhadap lakmus P.

    1-Naftol Didihkan 100 mg zat dengan 10 mL air hingga larut, dinginkan dan saring. Tambahkan ke dalam filtrat, 0,3 mL natrium hidroksida 1 N dan 0,3 mL iodum 0,1 N: tidak terjadi warna lembayung.

    Zat tak larut dalam amonium hidroksida (naftalen dan sebagainya) Kocok 500 mg zat dengan 30 mL amonia LP: 2-naftol larut sempurna dan warna larutan tidak lebih tua dari kuning pucat.

 

2-Naftol LP Betanaftol LP Larutkan 1 g 2-naftol P dalam 100 mL larutan natrium hidroksida P (1 dalam 100).

 

2-Naftol LP (A)  Larutkan 5 g 2-naftol P yang direkristalisasi segar, dalam 40 mL natrium hidroksida 2 N dan tambahkan air secukupnya hingga 100 mL. Larutan 2-naftol harus dibuat segar.

 

1-Naftolbenzein P Gunakan 1-naftolbenzein P seperti tertera pada Indikator dan Kertas Indikator.

 

1-Naftolbenzein LP Larutan 1-Naftolbenzein P 0,2% dalam asam asetat glasial P. Memenuhi uji kepekaan sebagai berikut: Tambahkan 0,25 mL larutan ke dalam 50 mL asam asetat glasial P. Tidak lebih dari 0,05 mL asam perklorat 0,1 N LV yang diperlukan untuk merubah warna larutan dari kuning kecokelatan menjadi hijau.

 

p-Naftolbenzein P Gunakan p-naftolbenzein P seperti tertera pada Indikator dan Kertas Indikator.

 

p-Naftolbenzein LP Larutkan 250 mg p-naftolbenzein P dalam 100 mL asam asetat glasial P.

 

Naftoresorsinol P 1,3-Dihidroresorsinol; C10H8O2; BM 160,17; [132-86-5]; murni pereaksi.

 

Natrium P Na; BA 22,98977; [7440-23-5]; murni pereaksi.

 

Natrium amilum glikolat P Murni pereaksi. Memenuhi uji berikut:

    Kepekaan terhadap iodum Larutkan 10 mg zat dalam 7 mL air dan tambahkan 0,2 mL iodum 0,005 M LV: terjadi warna biru terang.

 

Natrium amonium fosfat P Garam mikrokosmik; NaNH4HPO4.4H2O; BM 209,07.

    Pemerian Hablur, tidak berwarna atau granul putih; merekah di udara dan melepaskan amonia.

    Kelarutan Mudah larut dalam air; tidak larut dalam etanol.

    Zat tidak larut dan endapan amonium hidroksida Tidak lebih dari 0,01%. Larutkan 10 g zat dalam 100 mL air dan tambahkan 10 mL amonia LP dan panaskan di atas tangas uap selama 1 jam. Jika terbentuk endapan, saring, cuci dengan air dan pijarkan: bobot endapan tidak lebih dari 1 mg.

    Klorida Tidak lebih dari 20 bpj (0,002%); lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi menggunakan 1 g zat.

    Logam berat <371> Tidak lebih dari 10 bpj (0,001%). Larutkan 3 g zat dalam 25 mL air, tambahkan 15 mL asam sulfat 1 N, kemudian tambahkan 10 mL hidrogen sulfida LP: dalam 1 menit terbentuk warna cokelat yang tidak lebih gelap dari pembanding yang mengandung 3 mL Larutan baku timbal dan 0,5 mL asam sulfat 1 N.

    Nitrat Tidak lebih dari 50 bpj (0,005%). Larutkan 1 g zat dalam 10 mL air, tambahkan 0,1 mL indigo karmin LP, kemudian tambahkan dengan pengadukan 10 mL asam sulfat P: terjadi warna biru tetap selama 10 menit.

    Sulfat Tidak lebih dari 0,02%; lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi Metode II, dengan melarutkan 10 g zat dalam 100 mL air, dan tambahkan 5 mL asam hidroklorida P, dan saring jika perlu.

 

Natrium arsenit P NaAsO2; BM 129,91.

   Pemerian Serbuk hablur, putih.

   Kelarutan Larut dalam air, sukar larut dalam etanol.

   Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 5,5 g zat; masukkan ke dalam labu tentukur 500-mL, larutkan dan encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 25 mL, masukkan ke dalam Erlenmeyer,tambahkan 50 mL air dan 5 g natrium fosfat dibasa P, goyang sampai larut. Titrasi dengan iodum 0,1 N LV,mendekati titik akhir tambahkan 3 mL kanji LP.

Tiap mL iodum 0,1 N setara dengan 3,746 mg As

Diperoleh nilai antara 57,0-60,5% setara dengan 98,8% sampai 104,9% NaAsO2

    Klorida <361> Tidak lebih dari 0,01%; lakukanpenetapan menggunakan 1 g zat.

    Logam berat <371> Metode II Tidak lebih dari 50 bpj; larutkan 200 mg zat dalam asam klorida P (3 dalam 8), uapkan di atas tangas uap sampai kering. Larutkan residu dalam 5 mL asam klorida P (2 dalam 5), dan uapkan lagi sampai kering. Larutkan residu dalam 10 mL air, tambahkan 2 mL asam asetat encer LP dan 10 mL hidrogen sulfida LP. Warna cokelat yang terjadi tidak lebih intensif dari pembanding yang mengandung 0,01 mg timbal.

    Besi <331>Tidak lebih dari 0,02%; larutkan 1 g zat dalam 20 mL asam klorida P (1 dalam 5), tambahkan tetes demi tetes brom LP berlebih. Didihkan larutanuntuk menguapkan kelebihan brom, dinginkan,encerkan dengan 40 mL air dan 10 mL larutan asam tiosianat P (3 dalam 10). Warna merah yang terjadi tidak lebih intensif dari pembanding yang mengandung 0,02 mg besi.

    Sulfida Lebih kurang 5 bpj.  Larutkan 1 g zatdalam 20mL air, tambahkan 5 tetes timbal asetat LP: tidakterjadi warna coklat.

    Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,02%.Lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi, Metoda II. Larutkan 5 g zat dalam 100 mL air, tambahkan metil jingga LP, netralkandengan asam klorida 0,1 N, dan tambahkan 3 mLasam berlebih, saring. Lakukan pengujian pada filtrat: tidak lebih dari 3 mg.

 

Natrium asetat P NaC2H3O2.3H2O; BM 136,08; [6131-90-4]; murni pereaksi.

   

Natrium asetat LP Larutkan 13,6 g natrium asetat P dalam air hingga 100 mL.

 

Natrium asetat anhidrat P NaC2H3O2; BM 82,03; [127-09-3]; murni pereaksi.

 

Natrium azida P NaN3; BM 65,01; [26628-22-8].

    Pemerian Serbuk putih.

    Penetapan kadar [Peringatan Natrium azida bersifat toksik. Asam konjugat HN3 lebih toksik dari hidrogen sianida dan mudah terbebas dari larutan netral dalam air. Kontak NaH3 atau asam hidrazoat (HN3) dengan logam tertentu dapat menghasilkan garam yang bersifat meledak. Lakukan dalam ruang dengan lemari asam, dan tangani zat dengan hati-hati]. Tidak kurang dari 98,5% NaN3. Timbang saksama lebih kurang 100 mg zat, larutkan dalam 50 mL air, tambahkan 3 tetes fenolftalein LP. Jika perlu, atur pH hingga 7,0 dan tambahkan 35,0 mL asam perklorat 0,1 N. Pipet sambil diaduk 2,5 mL natrium nitrit 1,0 M ke dalam larutan, dan aduk selama 15 detik. Titrasi cepat dengan natrium hidroksida 0,1 N hingga titik akhir. Titik akhir harus dicapai kurang dari 4 menit setelah penambahan asam perklorat karena HN3 mudah menguap. Hitung persentase azida dengan rumus:

 

 

 

Np dan Ns berturut-turut adalah normalitas larutan asam perklorat dan natrium hidroksida; Vp dan Vs berturut-turut adalah volume dalam mL asam perklorat dan natrium hidroksida yang digunakan; 65,01 adalah bobot molekul natrium azida; C adalah bobot dalam mg natrium azida.

 

Natrium bifenil P C12H9Na; BM 176,19. Tersedia sebagai larutan dalam 2-etoksietil eter atau 1,2-dimetoksietan (dietilenglikol dieter). 

    Aktivitas Tidak kurang dari 10%. Masukkan 20 mL toluen P kering ke dalam labu titrasi dilengkapi dengan  batang pengaduk magnetik dan sumbat berlubang untuk menyisipkan ujung buret. Tambahkan secara kuantitatif natrium bifenil P secukupnya hingga terjadi warna biru dalam campuran, dan titrasi dengan amil alkohol P dari buret, hingga warna biru hilang. (Abaikan jumlah natrium bifenil dan amil alkohol yang digunakan dalam penetralan ini). Timbang saksama buret bobot yang berisi amil alkohol P. Pindahkan isi wadah yang berisi campuran larutan uji ke dalam labu titrasi, dan titrasi cepat dengan amil alkohol P hingga warna biru hilang. Catat skala yang digunakan untuk menetapkan bobot amil alkohol P, dan hitung aktivitas, dalam mEq tiap wadah, dengan rumus:

 

 

 

W adalah bobot amil alkohol P yang digunakan.

    Kandungan iodum Tambahkan 10 mL zat ke dalam 5 mL toluen P dalam  corong pisah 125 mL yang dilengkapi dengan kran plastik inert dan kocok kuat selama 2 menit. Ekstraksi hati-hati sebanyak tiga kali, tiap kali menggunakan 10 mL asam fosfat P (1 dalam 3), kumpulkan fase bawah dalam labu iodum 125 mL. Tambahkan natrium hipoklorit LP, tetes demi tetes, ke dalam campuran ekstrak hingga larutan berubah menjadi cokelat, kemudian tambahkan berlebih 0,5 mL. Kocok sesekali selama 3 menit, tambahkan 5 mL larutan segar fenol P jenuh, campur, dan biarkan tepat 1 menit. Tambahkan 1 g kalium iodida P, kocok selama 30 detik, tambahkan 3 mL kanji LP, dan titrasi dengan natrium tiosulfat 0,1 N LV: diperlukan tidak lebih dari 0,1 mL natirum tiosulfat 0,1 N LV.

 

Natrium bikarbonat P NaHCO3; BM 84,01; [144-55-8]; murni pereaksi.

 

Natrium bisulfit P [7631-90-5]; murni pereaksi.

 

Natrium bitartrat P NaHC4H4O16.H2O; BM 190,08; [526-94-3]. Mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 100,5% NaHC4H4O16.H2O.

    Pemerian Hablur atau serbuk hablur, putih.

    Kelarutan Larut dalam air dingin.

    Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 500 mg zat, larutkan dalam 30 mL air, tambahkan fenolftalein LP, dan titrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N LV.

 

Tiap mL natrium hidroksida 0,1 N

setara dengan 19,01 mg NaHC4H4O16.H2O

 

    Zat tak larut Tidak lebih dari 0,01%; lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi, menggunakan 10 g zat.

    Klorida Tidak lebih dari 0,02%; lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi, menggunakan 1 g zat.

    Logam berat Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan penetapan sebagai berikut: larutkan 4 g zat dalam 25 mL air, tambahkan 2 tetes fenolftalein LP, dan kemudian tambahkan amonia LP tetes demi tetes, hingga larutan berwarna agak merah muda. Tambahkan 4 mL asam hidroklorida 1 N, encerkan dengan air hingga 40 mL, dan tambahkan 10 mL hidrogen sulfida LP: terbentuk warna cokelat yang tidak lebih gelap dari pembanding yang mengandung 0,04 mg Pb.

    Sulfat Tidak lebih dari 0,02%; lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi Metode I, menggunakan 1 g zat.

 

Natrium bitartrat LP Larutkan 1 g natrium bitartrat P dalam air hingga 10 mL. Larutan dibuat segar.

 

Natrium borat P Boraks; Natrium tetraborat P; Na2B4O7.10H2O; BM 381,37; [1330-43-4]; murni pereaksi. 

 

Natrium bromida P NaBr; BM 102,89; [7647-15-6]; murni pereaksi.

   

Natrium desoksikolat P Gunakan garam empedu P.

 

Natrium  Dietilditiokarbamat  P (C2H5)2NCS2Na.3H2O; BM 225,31; [20624-25-3]; murni pereaksi.

 

Natrium dihidrogen fosfat P Gunakan  natrium fosfat monobasa dihidrat P.

 

Natrium ditionit P Gunakan natrium  hidrosulfit P.

 

Natrium 2,6-diklorofenol-indofenol P  O:C6H2Cl2:NC6H4ONa dengan lebih  kurang 2H2O; BM 290,08 (anhidrat); [620-45-1]; murni pereaksi.

 

Natrium dodesil sulfat P C12H25SO4Na; BM 288,38; [151-21-3]. Gunakan natrium lauril sulfat P.

    Pemerian serbuk hablur kuning muda.

 

Natrium dokusat P C20H37NaO7S; BM 444,6; [577-11-7]; murni pereaksi.

 

Natrium fluorida P NaF; BM 41,99; [7681-49-4]; murni pereaksi.

 

Natrium fosfat dibasa P Dinatrium fosfat P;

Dinatrium hidrogen fosfat P; Natrium fosfat dibasa heptahidrat P; Na2HPO4.7H2O; BM 268,07; [7782-85-6]; murni pereaksi.

 

Natrium fosfat dibasa LP Larutkan 12 g natrium fosfat dibasa P dalam air hingga 100 mL.

 

Natrium fosfat dibasa anhidrat P Dinatrium hidrogen fosfat anhidrat P (untuk larutan dapar); Na2HPO4; BM 141,96; [7558-79-4]; murni pereaksi.

 

Natrium fosfat dibasa dodekahidrat P Dinatrium hidrogen fosfat dodekahidrat P; Na2HPO4.12H2O; BM 358,14; [10039-32-4]; murni pereaksi. Mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0% Na2HPO4.12H2O.

 

Natrium fosfat monobasa P Natrium bifosfat P; Natrium dihidrogen fosfat P; Asam natrium fosfat P; Mononatrium ortofosfat P; NaH2PO4.H2O; BM 137,99; [10049-21-5]; murni pereaksi.

 

Natrium fosfat monobasa dihidrat P Natrium dihidrogen fosfat dihidrat P;  NaH2PO4.2H2O; BM 156,01; [13472-35-0]; murni pereaksi. Mengandung tidak kurang dari 99,0% NaH2PO4.2H2O.

 

Natrium glikokolat P C26H42NNaO6; BM 487,60; [863-57-0].

    Pemerian Serbuk, putih sampai cokelat; higroskopik.

    Kelarutan Mudah larut dalam air dan dalam etanol.

    Rotasi jenis <1081> Antara  +28°  dan  +31°, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan pada suhu 100° selama 2 jam; lakukan penetapan pada suhu 20° menggunakan larutan yang mengandung 10 mg per mL.

    Nitrogen <571> Metode I Antara 2,6% dan 3,2%  N, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.

 

Natrium 1-heksansulfonat P Garam natrium asam 1-heksansulfonat P; C6H13NaO3S; BM 188,22; [2832-45-3]; murni pereaksi.

 

Natrium 1-heptansulfonat P Garam natrium asam 1-heptansulfonat P; C7H15NaO3S; BM 202,25; [22767-50-6]; murni pereaksi.

 

Natrium hidroksida P NaOH; BM 40,00; [1310-73-2]; murni pereaksi.

 

Natrium hidroksida LP Larutkan 4,0 g  natrium hidroksida P dalam air hingga 100 mL.

 

Natrium hidrosulfit P Natrium ditionit P; Na2S2O4; BM 174,10; [7775-38-1].  Mengandung tidak kurang dari 88% Na2S2O4.

    Pemerian Serbuk hablur, putih atau putih keabuan. Secara bertahap akan teroksidasi di udara, lebih cepat jika di dalam larutan, menjadi bisulfit, larutan yang diperoleh bereaksi asam. Dipengaruhi oleh cahaya.

    Kelarutan Larut dalam air; sukar larut dalam etanol.

    Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 1 g zat, larutkan dalam campuran 10 mL formaldehida LP dan 10 mL air dalam labu tutup asah  kecil, dan biarkan selama 30 menit dengan sering dikocok. Pindahkan  larutan ke dalam labu tentukur 250-mL, tambahkan 150 mL  air dan 3 tetes jingga metil LP, kemudian tambahkan tetes demi tetes asam sulfat 1 N  hingga bereaksi sedikit asam. Encerkan dengan air hingga 250 mL. Pada 50,0 mL larutan tambahkan 2 tetes fenolftalein LP dan tepatkan dengan penambahan natrium hidroksida 0,1 N hingga memberikan warna agak merah muda, kemudian titrasi dengan iodum 0,1 N LV menggunakan 3 mL kanji LP sebagai indikator. Hilangkan warna biru larutan dengan 1 tetes natrium tiosulfat 0,1 N dan titrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N LV hingga warna merah muda.

 

Tiap mL natrium hidroksida 0,1 N

setara dengan 3,482 mg Na2S2O4

 

    Sulfida Tambahkan larutan natrium hidroksida P (1 dalam 10) pada timbal(II) asetat LP hingga endapan larut. Tambahkan 5 tetes larutan ke dalam larutan 1 g zat dalam 10 mL air: tidak segera berwarna gelap.

    Logam berat Larutkan 1 g zat dalam 10 mL air, tambahkan 10 mL asam hidroklorida P, dan uapkan di atas tangas uap sampai kering. Larutkan residu dalam 20 mL air dan 0,5 mL asam hidroklorida encer, saring, dan tambahkan pada filtrat 10 mL asam sulfida LP: tidak terjadi warna gelap. Tambahkan amonia LP hingga larutan alkali: dapat terjadi warna sedikit kehijauan, tetapi tidak terbentuk endapan gelap atau putih.

    Kesesuaian untuk penetapan kadar Riboflavin Pada masing-masing dari 2 tabung atau lebih tambahkan 10 mL air dan 1,0 mL larutan baku riboflavin yang mengandung 20 µg per mL, campurkan. Pada tiap tabung tambahkan 1,0 mL asam asetat glasial P, campur, tambahkan dengan pencampuran 0,5 mL larutan kalium permanganat P (1 dalam 25), dan diamkan selama 2 menit. Kemudian pada tiap tabung tambahkan, dengan pencampuran 0,5 mL hidrogen peroksida LP: warna permanganat rusak dalam 10 detik. Kocok tiap tabung kuat-kuat hingga kelebihan oksigen dibuang. Jika gelembung gas tertinggal pada dinding tabung setelah buih berhenti, hilangkan gelembung dengan merebahkan tabung sehingga larutan mengalir secara perlahan dari ujung ke ujung. Ukur fluoresensi larutan menggunakan fluorometer. Kemudian tambahkan dengan pencampuran 8,0 mg zat: riboflavin tereduksi sempurna tidak lebih dari 5 detik.

 

Natrium hipobromit LP Pada larutan 20 g natrium hidroksida P dalam 75 mL air tambahkan 5 mL brom P. Sesudah larut, encerkan dengan air hingga 100 mL. Larutan dibuat segar.

 

Natrium hipoklorit P, larutan NaOCl; BM 74,44; [7681-52-9]. Larutan natrium hipoklorit dalam air mengandung tidak kurang dari 5,25% NaOCl.

    [Perhatian Larutan ini bersifat korosif dan dapat melepaskan gas yang bersifat korosif dan toksik. Merupakan oksidator kuat yang menimbulkan reaksi hebat dengan reduktor. Bersifat iritasi dan korosif terhadap kulit dan selaput lendir].

    Pemerian Cairan jernih, kuning sampai hijau kekuningan, bau klor, dipengaruhi oleh cahaya dan terurai secara bertahap. Simpan di tempat  terlindung cahaya, sebaiknya pada suhu di bawah 25o.

    Penetapan kadar Masukkan lebih kurang 3 mL zat ke dalam labu iodum bertutup asah yang telah ditara dan ditimbang saksama. Tambahkan 50 mL air, 2 g kalium iodida P dan 10 mL asam asetat P. Tutup labu dan biarkan di tempat gelap selama 10 menit. Angkat tutup, bilas dinding labu dengan sedikit air. Titrasi iodum yang dibebaskan dengan natrium tiosulfat 0,1 N LV, tambahkan 3 mL kanji LP saat mendekati titik akhir titrasi.

 

Tiap mL natrium tiosulfat 0,1 N

setara dengan3,723 mg NaOCl

 

Jika diperlukan untuk menghitung persentase klor yang ada, tiap mL natrium tiosulfat 0,1 N setara dengan 3,545 mg klor (Cl2).

    Kalsium Tidak lebih dari 10 bpj. Masukkan10,0 g zat ke dalam gelas piala 150 mL, larutkan dalam 10 mL air, tambahkan 5 mL asam hidroklorida P dan 2 g kalium iodida P. Panaskan campuran selama 5 menit, dinginkan dan tambahkan 2 mL hidrogen peroksida P 30%. Uapkan hingga kering, dinginkan dan tambahkan 2 mL asam hidroklorida P dan 2 mL hidrogen peroksida P 30%. Bilas dinding gelas piala dengan sedikit air, uapkan hingga kering. Masukkan  residu  ke dalam 20 mL air, saring jika perlu. Tambahkan amonium hidroksida P pada filtrat, sampai larutan tepat basa, tambahkan 4 tetes amonium hdroksida P dan 5 mL amonium oksalat LP: kekeruhan yang terjadi dalam waktu 15 menit tidak melebihi blangko yang mengandung 0,1 mg kalsium yang ditambahkan.

    Fosfat Tidak lebih dari 5 bpj. Masukkan 2 g zat ke dalam gelas piala, tambahkan 5 mL asam hidroklorida P dan 2 g kalium iodida P. Panaskan larutan selama  5 menit, dinginkan. Tambahkan 2 mL hidrogen peroksida P 30% dan uapkan larutan sampai kering. Bilas dinding gelas piala dengan sedikit air. Tambahkan 2 mL asam hidroklorida P dan 2 mL hidrogen peroksida P 30%. Uapkan lagi sampai kering.

 

Natrium hipoklorit LP Gunakan larutan natrium hipoklorit P.

 

Natrium indigotindisulfonat P Gunakan indigo karmin P.

 

Natrium indigotindisulfonat LP Gunakan indigo karmin LP.

 

Natrium iodida P NaI; BM 149,9; [7681-82-5]; murni pereaksi.

 

Natrium karbonat P Gunakan natrium karbonat anhidrat P.

 

Natrium karbonat LP Larutkan 10,6 g natrium karbonat anhidrat P dalam air hingga 100 mL.

 

Natrium karbonat anhidrat P Na2CO3; BM 105,99; [479-19-8]; murni pereaksi.

 

Natrium karbonat dekahidrat P Na2CO3.10H2O; BM 286,2; [6132-02-1]; murni pereaksi.

    Titik leleh Lebih dari 300°.

 

Natrium karbonat monohidrat P Na2CO3.H2O; BM 124,00; [5968-11-6]; murni pereaksi.

 

Natrium klorida P NaCl; BM 58,44; [7647-14-5]; murni pereaksi.

 

Natrium kobaltinitrit P Na3Co(NO2)6; BM 403,94; [13600-98-1]; murni pereaksi.

 

Natrium kobaltinitrit LP Larutkan 10 mg natrium kobaltinitrit P dalam air hingga 50 mL, saring jika perlu.

 

Natrium kromotropat P Gunakan asam kromotropat P.

 

Natrium lauril sulfat P Natrium dodesil sulfat P;C12H25SO4Na; BM 288,38; [151-21-3];

    Pemerian Serbuk hablur, kuning muda.

 

Natrium merah metil P 2-[[4-(dimetilamino) fenil]azo]benzoat, garam natrium; 2-[4-(CH3)2NC6H4N:N]C6H4COONa; BM 291,28.

    Pemerian Serbuk, cokelat jingga.

    Kelarutan Mudah larut dalam air dingin, dan dalam etanol.

    Trayek pH Antara 4,2 dan 6,2. Perubahan warna: dari merah ke kuning.

 

Natrium metabisulfit P NaIO4; BM 213,89; [7790-28-5]; murni pereaksi.

 

Natrium metaperiodat P Na2S2O5; BM 190,11; [7681-57-4]; murni pereaksi.

 

Natrium molibdat P Na2MoO4.2H2O; BM 241,95; [7631-95-0]; murni pereaksi.

 

Natrium nitrat P NaNO3; BM 84,99; [7631-99-4]; murni pereaksi.

 

Natrium nitrit P NaNO2; BM 69,00; [7632-00-0]; murni pereaksi.

 

Natrium nitrit LP Larutan natrium nitrit P 10% b/v yang dibuat segar.

 

Natrium nitroferisianida P Natrium pentasiano nitrosilferat(III)Na2Fe(NO)(CN)5; BM 297,95; [13755-38-9]; murni pereaksi.

 

Natrium nitroferisianida LP Larutkan 1 g natrium nitroferisianida P dalam air hingga 20 mL. Larutan dibuat segar.

 

Natrium nitroprusida P Gunakan Natrium nitroferisianida P

 

Natrium nitroprusida LP Gunakan Natrium nitroferisianida LP

 

Natrium oksalat P Na2C2O4; BM 134,00; [62-76-0]; murni pereaksi.

    Pemerian Serbuk hablur, putih.

 

Natrium 1-oktanasulfonat P C8H17NaO3S; BM 216,27 (anhidrat); [5324-84-5]; murni pereaksi. C8H17NaO3S.H2O; BM 234,27.

 

Natrium oktil sulfat P C8H17NaO4S; BM 232,3; [142-31-4]. Gunakan mutu pereaksi untuk kromatografi.

 

Natrium 1-pentansulfonat P C5H11NaO3S.H2O; BM 192,21; [207605-40-1]; murni pereaksi. Mengandung tidak kurang dari 98% C5H11NaO3S.H2O.

   

p-Natrium periodat P Na3H2IO6; BM 293,89; murni pereaksi.

 

Natrium perklorat P NaClO4.H2O; BM 140,46; [7601-89-0]; murni pereaksi.

 

Natrium perklorat LP Netralkan 50 mL asam perklorat 9 N dengan natrium hidroksida 5 N menggunakan kertas lakmus dan encerkan dengan air hingga 300 mL.

 

Natrium pirofosfat P Na4P2O7; BM 265,90; [7722-88-5]; murni pereaksi.

 

Natrium piruvat P CH3COCO2Na; BM 110,04; [113-24-6]. Mengandung tidak kurang dari 98% CH3COCO2Na.

    Pemerian Serbuk atau padatan hablur, putih.

    Kelarutan Larut dalam air.

    Kejernihan larutan Larutkan 1,5 g zat dalam 25 mL air: larutan jernih dan larut sempurna.

    Asam bebas Tidak lebih dari 1% sebagai C3H4O3, lakukan penetapan sebagai berikut: Larutkan 10 g zat dalam 150 mL air dan titrasi dengan natrium hidroksida 0,5 N, tentukan titik akhir secara potensiometrik: diperlukan tidak lebih dari 2,8 mL natrium hidroksida 0,5 N.

    Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 300 mg zat, masukkan ke dalam gelas piala, tambahkan 150 mL asam asetat glasial P dan kocok sampai larut. Titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV, tentukan titik akhir secara potensiometrik, menggunakan elektrode kaca dan elektrode kalomel yang telah dimodifikasi dengan tetrametilamonium klorida 0,1 N dalam metanol P sebagai elektrolit. Lakukan penetapan blangko.

 

Tiap mL asam perklorat 0,1 N

 setara dengan 11,00 mg CH3COCO2Na

 

Natrium resazurin P C12H6NNaO4; BM 251,17; [62758-13-8].

    Pemerian Serbuk hablur, ungu kecokelatan. Larutan 1 g zat dalam 100 mL air, berwarna lembayung tua.

    Hidrogen sulfida dan senyawa lain yang mengandung gugus tiol menghilangkan warna larutan natrium resazurin, membentuk dihidroresorufin. Jika larutan yang sudah tidak berwarna dikocok dalam wadah terbuka, terjadi warna merah muda akibat pembentukanresorufin.

 

Natrium salisilat P C7H5NaO3 BM 160,10 [54-21-7] Gunakan Natrium Salisilat seperti tertera pada monografi Farmakope Indonesia VI dan tambahkan dengan uji di bawah ini:

    Nitrat Larutkan 100 mg zat dengan 5 mL air dalam tabung reaksi tambahkan 5 mL asam sulfat P: tidak boleh terjadi warna merah kecokelatan di antara kedua lapisan cairan.

 

Natrium selenit P Na2SeO3; BM 172,94; [10102-18-8]. Mengandung tidak kurang dari 98% dan tidak lebih dari 101% Na2SeO3.

    Pemerian Serbuk hablur, putih, tidak berbau, biasanya terhidrasi sebagian.

    Kelarutan Mudah larut dalam air; tidak larut dalam etanol.

    Kejernihan larutan Larutan 1 g zat dalam 10 mL air: menunjukkan tidak lebih dari sedikit keruh.

    Karbonat Tidak lebih dari 0,03%. Ke dalam 500 mg zat tambahkan 1 mL air dan 2 mL asam hidroklorida encer: tidak terjadi gelembung gas.

    Klorida Tidak lebih dari 0,01%; lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi, menggunakan 500 mg zat.

    Nitrat Tidak lebih dari 0,01%; lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi, menggunakan 200 mg zat, larutkan dalam 3 mL air.

    Selenat dan Sulfat Tidak lebih dari 0,03% sebagai sulfat. Masukkan 500 mg zat ke dalam cawan penguap, tambahkan 20 mg natrium karbonat P dan 10 mL asam hidroklorida P. Uapkan perlahan-lahan larutan di atas tangas uap, dalam lemari asam, hingga kering. Bilas dinding cawan penguap dengan 5 mL asam hidroklorida P, uapkan lagi sampai kering. Larutkan residu dengan campuran 15 mL air panas dan 1 mL asam hidroklorida P, lanjutkan proses seperti tertera pada Sulfat dalam Uji Umum untuk Pereaksi Metode I mulai dengan “Saring larutan”. Zat uji menunjukkan tidak lebih keruh dari kekeruhan yang dihasilkan 0,15 mg sulfat.

    Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 180 mg zat, yang telah dikeringkan pada suhu 120° hingga bobot tetap, dan larutkan dalam 50 mL air dalam labu bersumbat kaca. Tambahkan 3 g kalium iodida P dan 5 mL asam hidroklorida P, tutup labu dan diamkan 10 menit. Tambahkan 50 mL air; 50,0 mL natrium tiosulfat 0,1 N LV dan 3 mL kanji LP,  titrasi segera dengan iodum 0,1 N LV  hingga warna biru. Lakukan penetapan blangko. Perbedaan volume iodum 0,1 N LV yang diperlukan untuk blangko dan larutan zat menunjukkan natrium selenit.

 

Tiap mL iodum 0,1 N

setara dengan 4,323 mg Na2SeO3

 

Natrium sianida P NaCN; BM 49,01; [1433-33-9];  murni pereaksi.

 

Natrium sitrat P Gunakan Natrium Sitrat dihidrat P.

 

Natrium sitrat dihidrat P Asam 2-hidroksi-1,2,3-propanetrikarboksilik, garam trinatrium, dihidrat; Na3C6H5O7.2H2O; BM 294,10; [6132-04-3]; murni pereaksi.

 

Natrium sulfat P Garam Glauber; Na2SO4.10H2O; BM 322,20; [7727-73-3]; murni pereaksi.

   

Natrium sulfat anhidrat P Na2SO4; BM 142,04; [7757-82-6]; murni pereaksi. Untuk penetapan kadar alkaloid secara kromatografi gas-cair, harus memenuhi persyaratan uji tambahan di bawah ini:

    Kesesuaian untuk penetapan kadar alkaloid Timbang saksama lebih kurang 10 mg atropin, masukkan ke dalam labu tentukur 25-mL, larutkan dan encerkan dengan etanol P sampai tanda. Pipet 3 mL larutan, masukkan masing-masing ke dalam dua corong pisah 60 mL, dan tambahkan masing-masing 10 mL air, 1 mL natrium hidroksida 1 N dan 10 mL kloroform P. Kocok kuat dan biarkan lapisan memisah. Saring fase organik dari satu corong pisah melalui kertas saring, yang telah dibasahi dengan 5 mL kloroform P, dipasang pada corong, dan kumpulkan filtrat pada wadah yang sesuai. Tambahkan 10 mL kloroform P ke corong pisah, kocok kuat dan saring lapisan organik melalui kertas saring yang sama, kumpulkan filtrat dalam wadah yang sama. Kumpulan filtrat ini disebut  Larutan A. Saring fase organik dari corong pisah kedua melalui 30 g natrium sulfat anhidrat P, yang ditahan dengan wol kaca dalam corong yang kecil, yang sebelumnya dibasahi dengan kloroform P, dan kumpulkan filtrat dalam wadah yang sesuai. Tambahkan 10 mL kloroform P ke dalam corong pisah, kocok kuat dan saring lapisan organik melalui natrium sulfat anhidrat P yang sama, kumpulkan filtrat ke dalam wadah yang sama. Kumpulan filtrat ini disebut Larutan B. Uapkan kedua larutan tersebut dalam hampa udara hingga volume lebih kurang 1 mL. Suntikkan sejumlah volume Larutan A yang telah diukur saksama, ke dalam kromatograf gas dan rekam tinggi puncak. Ulangi penetapan sekali lagi dan dapatkan hasil rata-rata. Dengan cara yang sama, tentukan tinggi puncak dari Larutan B dua kali dan didapat hasil rata-rata. Nilai rata-rata yang dihasilkan Larutan B tidak menyimpang lebih dari 5,0% dari hasil Larutan A. Kromatograf gas dilengkapi dengan kolom 4 mm x 1,2 m berisi bahan pengisi 3% fase diam G3 pada penyangga S1A. Pertahankan suhu kolom, injektor dan detektor berturut-turut pada 210°, 225°, dan 240°. Gas pembawa helium P, laju alir lebih kurang 60 mL per menit.

 

Natrium sulfat dekahidrat P Gunakan natrium sulfat P.

 

Natrium sulfida P Na2S.9H2O; BM 240,18; [1313-84-4]; murni pereaksi.

 

Natrium sulfida LP Larutkan 1 g natrium sulfida P dalam air hingga 10 mL. Larutan dibuat segar.

 

Natrium sulfit P Gunakan natrium sulfit anhidrat P.

 

Natrium sulfit anhidrat P Na2SO3; BM 126,04; [7753-83-7]; murni pereaksi.

 

Natrium tetraborat P Gunakan natrium borat P.

 

Natrium tetrafenilborat P NaB(C6H5)4; BM 342,22; [143-66-8]; murni pereaksi.

 

Natrium tioglikolat P HSCH2COONa; BM 114,10; [367-51-1]. Mengandung tidak kurang dari 75% HSCH2COONa.

    Pemerian Serbuk hablur, putih, bau khas lemah. Higroskopik dan teroksidasi di udara, simpan dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya. Tidak boleh digunakan jika warna menjadi kuning pucat atau gelap.

    Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; sukar larut dalam etanol.

    Kejernihan larutan Larutan 1 g zat dalam 10 mL air, jernih dan praktis larut sempurna.

    Sulfida Larutkan 500 mg zat dalam 10 mL air dalam labu kecil tambahkan 2 mL asam hidroklorida P, kemudian letakkan kertas saring yang dibasahi timbal(II) asetat LP, di atas mulut labu dan panaskan sampai mendidih: kertas timbal(II) asetat tidak menjadi gelap.

    Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 250 mg zat dan larutkan dalam 50 mL air bebas oksigen. Tambahkan 5 mL asam hidroklorida encer, didihkan selama 2 menit, dinginkan, titrasi dengan iodum 0,1 N LV, tambahkan 3 mL kanji LP setelah mendekati titik akhir:

Tiap mL iodum 0,1 N

 setara dengan 11,41 mg HSCH2COONa

 

Natrium tiogliserat P Gunakan natrium tioglikolat P.

 

Natrium tiosulfat P Na2S2O3.5H2O; BM 248,19; [10102-17-7]; murni pereaksi.

 

Natrium tosilkloramida P Gunakan Kloramin P.

 

Natrium tungstat P Na2WO4.2H2O; BM 329,85; [10213-10-2]; murni pereaksi.

 

Nessler, pereaksi Gunakan Raksa(II) kalium iodida alkalis LP.

 

Niasin P C6H5NO2; BM 123,11; [59-67-6]; murni pereaksi.

 

Nikel(II) sulfat heptahidrat P NiSO4.7H2O; BM 280,9; [10101-98-1]; murni pereaksi.

  

Ninhidrin P C9H4O3.H2O; BM 178,14; [485-47-2], murni pereaksi

 

Ninhidrin LP Gunakan triketohidrinden hidrat LP.

 

o-Nitroanilin P NO2C6H4NH2; BM 138, 12; [88-74-4].

    Pemerian Hablur, kuning jingga.

    Kelarutan Sukar larut dalam air dingin; larut dalam air panas; mudah larut dalam etanol dan dalam kloroform. Dengan asam mineral membentuk garam yang larut dalam air.

    Jarak lebur <741> Antara 71° dan 72°.

 

p-Nitroanilin P NO2C6H4NH2; BM 138,12; [100-01-6].

    Pemerian Serbuk hablur, kuning cerah.

    Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam etanol dan dalam eter.

    Kelarutan dalam pelarut Larutkan secara terpisah 1 g dalam 30 mL etanol P dan dalam 40 mL eter P: larutan jernih.

    Jarak lebur <741> Antara 146o dan 148o.

    Sisa pemijaran Tidak lebih dari 0,2%.

 

p-Nitroanilin diazotasi LP Timbang 350 mg p-nitroanilin P masukkan dalam labu tentukur 50-mL, tambahkan 1,5 mL asam hidroklorida P, campur, encerkan dengan air sampai tanda. Diamkan, pipet 5 mL beningan, masukkan ke dalam labu tentukur 100-mL, rendam dalam tangas es dan tambahkan 1 mL asam hidroklorida P kemudian sedikit demi sedikit 2 mL larutan natrium nitrit P (1 dalam 100), encerkan dengan air sampai tanda.

 

Nitrobenzen P C6H5NO2; BM 123,11; [98-95-3];  murni pereaksi.

 

p-Nitrobenzendiazonium tetrafluoroborat P

NO2C6H4N2BF4; BM 236,92; [456-27-9]. Mengandung tidak kurang dari 95,0% NO2C6H4N2BF4.

    Pemerian Hablur, kuning emas.

    Kelarutan Larut dalam asetonitril.

    [Perhatian Sangat peka terhadap goncangan; simpan di lemari pendingin].

    Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 30 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-mL kaca aktinik rendah. Larutkan dan encerkan dengan asam hidroklorida 0,01 N sampai tanda. Gunakan alat kaca aktinik rendah, encerkan 2,0 mL larutan dengan metanol P mutu spektrofotometri hingga 50,0 mL. Ukur serapan larutan pada lebih kurang 255 nm, gunakan metanol P mutu spektrofotometri sebagai blangko. Hitung serapan jenis dengan cara membagi serapan dengan kadar dalam g per mL. Hitung nilai kadar zat dengan rumus :

 

 

 

a adalah serapan jenis larutan.

 

4-(p-Nitrobenzil)piridin P C12H10N2O2; BM 214,22; [1083-48-3]; Pereaksi yang sesuai mengandung tidak kurang dari 98%.

    Pemerian Hablur, kuning

    Kelarutan Larut dalam aseton.

   

5-Nitro-1,10-fenantrolin P C12H7N3O2; BM 225,20; [4199-88-6].

    Pemerian Serbuk, putih, tidak berbau.

    Kelarutan Larut dalam air.

    Jarak lebur <741> Antara 198° dan 200°.

    Kesesuaian sebagai indikator redoks Larutkan 25 mg zat dengan sedikit asam sulfat encer LP, tambahkan 10 mg besi(II) sulfat P, encerkan dengan air hingga 100 mL: larutan berwarna merah gelap dan menunjukkan serapan maksimum pada panjang gelombang 510 nm. Pada 1,0 mL larutan tambahkan 1,0 mL serium(IV) sulfat 0,01 M: warna merah hilang.

 

Nitrofenantrolin LP Larutkan 150 mg 5-nitro-1,10-fenantrolin P dalam 15 mL larutan besi (II) sulfat P (1 dalam 140) yang dibuat segar.

 

4-Nitrofenil dinatrium ortofosfat P

C6H4NNa2O6P.6H2O; BM 371,2; murni pereaksi.

 

Nitrofenil fosfat LP Timbang 4,08 g 4-nitrofenil dinatrium ortofosfat P masukkan ke dalam labu tentukur 100-mL, tambahkan Dapar dietanolamina pH 10,0 sampai tanda. Simpan pada suhu 4° dan gunakan dalam waktu 24 jam.

 

Nitrogen P Gunakan Nitrogen seperti tertera pada monografi Farmakope Indonesia VI.

 

Nitrogen bebas oksigen P Nitrogen P yang telah dilewatkan melalui pirogalol basa LP.

 

Nitrometan P CH3NO2; BM 61,04; [75-52-5].

 

Nitroso R, garam P Dinatrium 1-nitroso-2-naftol-3,6-dinatrium disulfonat; NOC10H4OH(SO3Na)2; BM 377,26; [525-05-3].

    Pemerian Hablur atau serbuk hablur, kuning.

    Kelarutan 1 g zat larut dalam lebih kurang 40 mL air, tidak larut dalam etanol.

    Kepekaan Larutkan 500 mg natrium asetat P; dalam larutan 0,4 mg kobalt klorida P (0,1 mg kobalt) dalam 5 mL air. Tambahkan 1 mL asam asetat encer LP dan 1 mL larutan garam nitroso R P (1 dalam 500): segera terjadi warna merah, warna tidak hilang saat larutan dididihkan dengan 1 mL asam hidroklorida P selama 1 menit.

 

1-Nitroso-2-naftol P C10H7NO2; BM 173,17; [131-91-9]. Mengandung tidak kurang dari 95,0% C10H7NO2.

    Pemerian Serbuk, cokelat sampai cokelat kekuningan.

    Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam etanol, dalam benzen, dalam eter, dalam karbontetraklorida dan dalam asam asetat.

    Jarak lebur <741> Antara 109° dan 111°.

    Sisa pemijaran Tidak lebih dari 0,2%; lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi.

    Penetapan kadar Timbang saksama sejumlah lebih kurang 250 mg zat yang telah dikeringkan di atas silika gel sampai bobot tetap. Masukkan ke dalam labu bersumbat kaca dan larutkan dalam 10 mL larutan natrium hidroksida P (1 dalam 10). Dinginkan larutan dalam tangas es, tambahkan larutan asam sulfat P (1 dalam 6) hingga terbentuk sedikit endapan yang stabil dan larutan bereaksi asam lemah. Kemudian tambahkan 3 g kalium iodida P, kocok sampai larut, tambahkan 20 mL larutan asam sulfat P (1 dalam 6), segera sumbat labu dan diamkan dalam gelap selama 2 jam. Titrasi iodum bebas dengan natrium tiosulfat 0,1 N LV, tambahkan 3 mL kanji LP saat mendekati titik akhir. Lakukan penetapan blangko.

 

Tiap mL natrium tiosulfat 0,1 N

 setara dengan 8,66 mg C10H7NO2

 

Nonan-5-on P Di-n-butil keton; C9H18O; BM 142,2; [502-56-7]; murni pereaksi

    Bobot per mL Lebih kurang 830 mg.

    Suhu didih Lebih kurang 188°.

 

Oksigen P Gunakan Oksigen seperti tertera pada monografi Farmakope Indonesia VI.

 

Oktadesilsilana P [18623-11-5] Pereaksi ini terjadi “in situ” dengan mereaksikan bahan penyangga kolom dengan zat sililasi seperti oktadesil triklorosilan.

 

1-Oktanol P Alkohol C8; Capryl Alkohol; n-Oktil alkohol P; CH3.(CH2)7.OH; BM 130,23; [111-87-5]; murni pereaksi.

   

n-Oktanol P Gunakan 1-oktanol P.

 

n-Oktil alkohol P Gunakan oktan-1-ol P.

 

Oktosinol 9 P (p-tert-oktifenoksi)nonaetoksietanol; C34H62O11; BM 646,85.

 

Ortofenantrolin P Gunakan 1,10-fenantrolin P.

 

Ortofenantrolin LP Larutkan 150 mg ortofenantrolin P dalam 10 mL larutan besi(II) sulfat P, yang dibuat dengan melarutkan 700 mg hablur jernih besi(II) sulfat P dalam 100 mL air. Larutan besi(II) sulfat harus dibuat segar sebelum melarutkan ortofenantrolin.

    Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.

 

Osmium tetroksida P Asam osmat P; Anhidrida per-osmat P; OsO4; BM 254,20; [20816-12-0]; murni pereaksi.

   

Paladium, Katalis P Murni pereaksi.

 

Paladium(II) klorida P PdCl2; BM 177,33; [7647-10-1]; murni pereaksi. Mengandung lebih kurang 59,0% Pd.

    Pemerian Serbuk, merah kecokelatan; higroskopik.

    Kelarutan Larut dalam air, etanol, aseton dan asam hidroklorida encer.

   Penetapan kadar Timbang seksama 80 mg zat, larutkan dalam 10-mL asam hidroklorida P, encerkan dengan 50-mL air, dan tambahkan 25-mL larutan dimetilglioksim P dalam etanol P (1 dalam 100). Biarkan selama 1 jam, dan saring. Pastikan endapan terbentuk sempurna dengan larutan dimetilglioksim. Pijarkan endapan dengan krus platinum yang telah ditara pada suhu 850o selama 2 jam, dinginkan dan timbang palladium.

 

Pankreatin P [8049-47-6]; murni pereaksi.

 

Parafin P Gunakan Parafin seperti tertera pada monografi Farmakope Indonesia VI.

 

Parafin cair P Gunakan Parafin Cair seperti tertera pada monografi Farmakope Indonesia VI.

 

Paraformaldehida P (CH2O)n; [30525-89-4]. Mengandung tidak kurang dari 95% HCHO.

    Pemerian Serbuk halus, putih, bau khas formaldehida.

    Sisa pemijaran Tidak lebih dari 0,1%.

    Kelarutan dalam ammonia Larutkan 5 g zat dalam 50 mL larutan ammonium hidroksida LP: larutan praktis jernih dan tidak berwarna.

    Keasaman-kebasaan Kocok 1 g zat dengan 20 mL air selama 1 menit dan saring: larutan bereaksi netral terhadap lakmus P.

    Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 1 g zat, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 mL yang berisi 50,0 mL natrium hidroksida 1 N LV, aduk. Segera tambahkan hati-hati 50 mL hidrogen peroksida LP yang sudah dinetralkan terhadap biru bromotimol LP melalui corong kecil yang diletakkan pada leher labu. Setelah reaksi mereda, bilas corong dan dinding labu dengan air, diamkan selama 30 menit, tambahkan biru bromotimol LP, titrasi kelebihan alkali dengan asam sulfat 1 N LV. Lakukan penetapan blangko.

 

Tiap mL natrium hidroksida 1 N

 setara dengan 30,03 mg HCHO

 

Pati larut P Gunakan kanji larut P.

 

Pelarut impregnasi Campuran 1 bagian formamida P dan 9 bagian aseton P.

   

Pentana P n-Pentana; C5H12; BM 72,15; [109-66-0].

    Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna; mudah terbakar.

    Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; bercampur dengan etanol, dengan eter dan dengan banyak pelarut organik lain.

    Bobot jenis Lebih kurang 0,62.

    Jarak didih Tidak kurang dari 95% terdestilasi antara suhu 34° dan 36°.

 

2,4-Pentanadion P Gunakan asetil aseton P.

 

Penyangga kromatografi gas Gunakan Penyangga seperti tertera pada Kromatografi <931>.

 

Pepsin P [9001-75-6] Dengan aktivitas 1,0 unit hingga 1,17 unit Pepsin per mg. Pepsin dengan aktivitas yang lebih tinggi dapat diturunkan dengan penambahan pepsin dengan aktivitas lebih rendah atau dengan laktosa.

 

Pepton daging P Gunakan pepton kering P.

 

Pepton kering P Pepton daging P.

    Pemerian Serbuk, kuning kemerahan hingga cokelat, bau khas tetapi tidak busuk.

    Kelarutan Larut dalam air, membentuk larutan cokelat kekuningan, bereaksi sedikit asam; tidak larut dalam etanol dan dalam eter.

    Kandungan nitrogren Antara 12% dan 18% N; lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi, dengan metode Kjeldahl, menggunakan zat yang telah dikeringkan pada suhu 105° sampai bobot tetap: menunjukkan tidak kurang dari 89% protein.

    Sisa pemijaran Tidak lebih dari 15,0%; lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi, menggunakan 500 mg zat dan 1 mL asam sulfat P

    Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 7,0%; lakukan pengeringan pada suhu 105° sampai bobot tetap.

    Protein mudah terkoagulasi Panaskan sampai mendidih larutan (1 dalam 20) yang telah disaring : tidak terbentuk endapan.

    Proteosa Campurkan 5 mL larutan (1 dalam 10) yang telah disaring, dengan 20 mL larutan zink sulfat (50 g dalam 35 mL air) yang telah disaring: hanya sedikit terbentuk gumpalan.

    Kandungan mikroba Tidak lebih dari 104 koloni per g.

 

Perak ammonium nitrat LP Gunakan perak nitrat amoniakal LP.

 

Perak dietilditiokarbamat P (C2H5)2NCS2Ag; BM 256,14; [1470-61-7]; murni pereaksi.

 

Perak dietilditiokarbamat LP Larutkan 1g perak dietilditiokarbamat P dalam 200 mL piridina P yang baru didestilasi.

    Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tidak tembus cahaya. Gunakan sebelum 30 hari.

 

Perak nitrat P AgNO3; BM 169,87; [7761-88-8]; murni pereaksi.

 

Perak nitrat LP Larutkan 2,5 g perak nitrat P dalam 100 mL air (lebih kurang 0,25 N)

 

Perak nitrat amoniakal LP Perak Amonium Nitrat LP Larutkan 2,5 g perak nitrat P dalam 80 mL air, tambahkan tetes demi tetes ammonium hidroksida 6 M sampai endapan larut dan encerkan dengan air hingga 100 mL.

 

Perak oksida P Ag2O; BM 231,74; [20667-12-3]. Mengandung tidak kurang dari 99,7% Ag2O.

    Pemerian Serbuk berat, hitam kecokelatan, tidak berbau. Terurai perlahan pada pemaparan cahaya dan menyerap karbon dioksida jika lembap.

    Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; mudah larut dalam asam nitrat encer dan dalam ammonium hidroksida; tidak larut dalam etanol.

    Susut pengeringan Tidak lebih dari 0,25% bobot; lakukan pengeringan pada suhu 120° selama 3jam.

    Nitrat Tidak lebih dari 0,002%. Pada 500 mg zat tambahkan 30 mg natrium karbonat P dan 2 mL asam fenoldisulfonat LP, campur dan panaskan di atas tangan air selama 15 menit. Dinginkan, hati-hati tambahkan 20 mL air, buat alkalis dengan ammonia LP, dan encerkan dengan air hingga 30 mL: warna yang diperoleh dari larutan zat tidak lebih gelap dari warna larutan pembanding yang mengandung 0,01 mg NO3.

    Zat tak larut dalam asam nitrat Tidak lebih dari 1 mg (0,02%). Larutkan 5 g zat dalam campuran 5 mL asam nitrat P dan 10 mL air, encerkan dengan air hingga lebih kurang 65 mL, dan saring residu yang tidak larut pada krus penyaring yang telah ditara (gunakan filtrat untuk uji Zat tak mengendap dengan asam hidroklorida). Cuci krus dengan air sampai cucian terakhir tidak menunjukkan opalesensi dengan1 tetes asam hidroklorida P, dan keringkan pada suhu 105° sampai bobot tetap.

    Zat tak mengendap dengan asam hidroklorida Tidak lebih dari 1,7 mg (0,05%). Encerkan filtrat yang diperoleh dari uji Zat tak larut dalam asam nitrat dengan air hingga 250 mL, panaskan hingga mendidih, dan tambahkan secukupnya tetes demi tetes asam hidroklorida P untuk mengendapkan semua perak (lebih kurang 5 mL), hindari penambahan yang berlebih. Dinginkan, encerkan dengan air hingga 300 mL, dan biarkan semalam. Saring, uapkan 200 mL filtrat dalam cawan porselen yang telah ditara sampai kering dan pijarkan.

    Kebasaan Panaskan 2 g zat dengan 40 mL air di atas tangas uap selama 15 menit. Dinginkan dan encerkan dengan air hingga 50 mL. Saring, buang 10 mL filtrat pertama. Pada 25 mL filtrat berikutnya tambahkan 2 tetes fenolftalein LP, dan titrasi dengan asam hidroklorida 0,02 N LV sampai warna merah muda hilang:diperlukan tidak lebih dari 0,20 mL (0,016% NaOH).

    Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 500 mg zat yang telah dikeringkan pada suhu 120o selama 3 jam, larutkan dalam campuran 20 mL air dan 5 mL asam nitrat P. Encerkan dengan 100 mL air, tambahkan 2 mL besi(III) ammonium sulfat LP, dan titrasi dengan ammonium tiosianat 0,1 N LV sampai warna cokelat kemerahan yang tetap.

 

Tiap mL ammonium tiosianat 0,1 N

setara dengan 11,59 mg Ag2O

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, hindari dari uap amoniak atau zat-zat yang mudah mengoksidasi.

 

Pereaksi Deniges Gunakan raksa(II) sulfat LP.

 

Pereaksi Mayer Gunakan raksa(II) kalium iodida LP.

 

Pereaksi Nessler Gunakan raksa(II) kalium iodida alkalis LP.

 

Petroleum eter P Gunakan eter minyak tanah P.

 

1-(2-Piridilazo)-2-naftol P 1-(2-Piridilazo)-2-naftol P; C15H11N3O; BM 249,3; [85-85-8]. Murni pereaksi.

    Pemerian Hablur, merah jingga.

    Jarak lebur Antara 140° dan 142°.

    Kepekaan Tambahkan 0,1 mL larutan 1-(2-Piridilazo)-2-naftol P dalam etanol P (1 dalam 1000) ke dalam campuran 10 mL air dan 1 mL dapar yang dibuat dengan mencampurkan 80 mL asam asetat 0,2 M dan 20 mL larutan natrium asetat P (8,2 dalam 100). Pada larutan ini tambahkan 1 mL campuran tembaga(II) sulfat LP dan 2 mL air, campur: terjadi perubahan warna dari kuning menjadi merah.

 

Piridilazonaftol, PAN P; Gunakan 1-(2-Piridilazo)-2-naftol P.

 

Piridin P C5H5N; BM 79,10; [110-86-1]; murni pereaksi.

 

Piridin anhidrat P [110-86-1]; murni pereaksi.

 

Piridoksal hidroklorida P C8H9NO3.HCl; BM 203,62; [65-22-5].

    Pemerian Serbuk hablur atau hablur, putih hingga kekuningan,warna menjadi gelap jika terpapar udara atau cahaya matahari.

    Kelarutan 1 g larut dalam lebih kurang  2 mL air dan dalam lebih kurang 25 mL etanol; tidak larut dalam aseton, dalam kloroform dan dalam eter. Larutan bersifat asam (pH ± 3).

    Jarak lebur <1021> Antara 171° dan 175° disertai peruraian.

    Sisa pemijaran Tidak lebih dari 0,1%; lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi.

    Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5% lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam.

    Kandungan nitrogen Antara 6,7% dan 7,1% N; lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi, dengan metode Kjehdahl menggunakan zat yang telah dikeringkan pada suhu 105° selama 2 jam.

    Kandungan klorida Antara 17,2% dan 17,7%; Timbang saksama lebih kurang 500 mg zat yang telah dikeringkan pada suhu 105° selama 2 jam, larutkan dalam 50 mL air. Tambahkan 3 mL asam nitrat P dan 50,0 mL perak nitrat 0,1 N LV, kemudian tambahkan 5 mL nitrobenzen P, kocok selama lebih kurang 2 menit, tambahkan besi(III) ammonium sulfat LP, dan titrasi kelebihan perak nitrat dengan ammonium tiosianat 0,1 N LV.

 

Tiap mL perak nitrat 0,1 N

setara dengan 3,545 mg Cl

 

Piridoksamin dihidroklorida P C8H12N2O2.2HCl; BM 241,12; [524-36-7]

    Pemerian Serbuk hablur atau hablur, putih atau sedikit kuning, warna bertambah gelap jika terpapar udara atau cahaya matahari.

    Kelarutan 1 g larut dalam lebih kurang 1 mL air dan dalam lebih kurang 60 mL etanol; tidak larut dalam kloroform dan dalam eter. Larutan bersifat asam.

    Jarak lebur <1021> Antara 225° dan 230° disertai peruraian.

    Sisa pemijaran Tidak lebih dari 0,15%; lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi.

    Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam.

    Kandungan nitrogen Antara 11,3% dan11,8% N; lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi, dengan metode Kjehdahl, menggunakan zat yang telah dikeringkan pada suhu 105° selama 2 jam.

    Kandungan klorida Antara 29,1% dan 29,6% Cl; lakukan penetapan seperti tertera pada Kandungan klorida dalam Piridoksil hidroklorida P.

 

Piridoksin hidroklorida P Gunakan Piridoksin Hidroklorida seperti pada Monografi Farmakope Indonesia VI.

 

Pirogalol P 1,2,3-Trihidroksibenzen; C6H3(OH3); BM 126,1; [87-66-1]; murni pereaksi.

   

Pirogalol basa LP Larutkan 500 mg pirogalol P dalam 2 mL air bebas karbon dioksida P, larutkan 12 g kalium hidroksida P dalam 8 mL air. Campur kedua larutan segera sebelum digunakan.

 

Pirol P C4H5N; BM 67,09; [109-97-7].

    Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna jika didestilasi segar, menjadi kuning dalam beberapa hari: berbau khas.

    Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam etanol, dalam benzen dan dalam eter.

    Bobot jenis Lebih kurang 0,94.

    Jarak didih Tidak kurang dari 90% terdestilasi antara 128° dan 132°; lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi.

 

Plasma sedikit platelet P Ambil 45 mL darah manusia menggunakan alat suntik plastik 50 mL yang berisi 5 mL larutan steril trinatrium sitrat P 3,8%. Segera sentrifus seluruh darah yang mengandung sitrat dengan kecepatan 1150 putaran per menit selama 30 menit pada suhu 4°. Hilangkan dua pertiga bagian plasma jernih dengan alat suntik plastik dan segera sentrifus pada 3500 putaran per menit selama 30 menit pada suhu 4°. Hilangkan dua pertiga bagian cairan dan bekukan segera dengan jumlah yang sesuai dalam tabung plastik pada suhu -40° atau lebih rendah. Selama perlakuan gunakan peralatan yang terbuat dari bahan plastik atau tersilikonisasi.

 

Platina(IV) klorida P Platina klorida P; Asam kloroplatinat(IV) P; H2PtCl6.6H2O; BM 517,91; [18497-13-7]; murni pereaksi.

 

Platina(IV) klorida LP Larutkan 2,6 g platina(IV) klorida P dalam air hingga 20 mL.

 

Platinum kobalt LP Larutkan 1,246 g kalium kloroplatinat P dan 1,000 g klobat(II) klorida P dalam air, tambahkan 100 mL asam hidroklorida P dan encerkan dengan air hingga 1000 mL.

 

Polietilen glikol 200 P H(OCH2CH2)nOH dengan rata-rata n adalah 4; rata-rata bobot molekul 200; [25322-68-3]; murni pereaksi.

    Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna atau hampir tidak berwarna, kental dan higroskopis.

    Kelarutan Sangat larut dalam aseton dan dalam etanol, praktis tidak larut dalam eter dan dalam minyak lemak.

    Indeks bias <1001> 1,4590; lakukan penetapan pada suhu 20°.

    Bobot jenis <981> 1,127; lakukan penetapan pada suhu 20°.

    Kekentalan <1051> Mempunyai kekentalan kinematik yang tidak lebih dari 4,3 sentistoke pada suhu 98,9º.

 

Polietilen glikol 400 P Makrogol 400 Gunakan Polietilen Glikol 400 seperti tertera pada monografi Farmakope Indonesia VI.

 

Polietilen glikol 600 P [25322-68-3]; Makrogol 600.

    Pemerian Cairan jernih, praktis tidak berwarna; polimer kondensasi cairan kental dihasilkan oleh H(OCH2CH2)nOH; n bervariasi dari 12 hingga 14. bobot molekul rata-rata lebih kurang 600. Memenuhi persyaratan seluruh uji polietilen Glikol 400 seperti tertera pada monografi Farmakope Indonesia VI, kecuali Batas etilen dan dietilen glikol.

 

Polietilen glikol 1000 P Makrogol 1000; [25322-68-3];

    Pemerian Massa putih seperti malam.

    Titik beku Lebih kurang 35°.

    Kekentalan pada larutan 50%  Lebih kurang 25 mPa.s

 

Polietilen glikol 6000 P Makrogol 6000.

    Pemerian Massa putih seperti malam.

    Suhu lebur Lebih kurang 61°.

    Kekentalan pada larutan 25% Lebih kurang 20 mm2s-1  pada suhu 20°.

 

Polioksietilen 10 lauril eter P C32H66O11; BM 626,86; [6540-99-4]; murni pereaksi.

 

Polisorbat 20 P Gunakan Polisorbat 20 seperti  tertera pada monografi Farmakope Indonesia VI.

 

Polisorbat 80 P Gunakan Polisorbat 80 seperti tertera pada monografi Farmakope Indonesia VI.

 

Polivinil alkohol P (C2H4O)n. [9002-89-5]

    Pemerian Serbuk, putih.

    Kelarutan Larut dalam air; tidak larut dalam pelarut organik.

    pH <791> Antara 5,0 dan 8,0; lakukan penetapan menggunakan larutan (1 dalam 25).

    Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5%; lakukan pengeringan pada suhu 110° hingga bobot tetap.

    Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,75%.

 

Prokainamida hidroklorida P Gunakan Prokainamida Hidroklorida seperti tertera pada monografi Farmakope Indonesia Edisi VI.

 

Propana-1,2-diol P Propilen glikol P; CH3.CHOH.CH2OH; BM 76,10.

    Pemerian Cairan tidak berwarna; kental, higroskopik.

    Suhu didih Lebih kurang 187°.

    Bobot per mL Lebih kurang 1,04 g.

 

2-Propanil P Gunakan isopropil alkohol P.

 

n-Propil alkohol P 1-Propanol P; CH3CH2CH2OH; BM 60,10; [71-23-8].

   

Propionaldehida P C3H6O; BM 58,08; [123-38-6]. Gunakan pereaksi dengan mutu yang sesuai.

 

Propilen glikol P Gunakan Propilen Glikol seperti tertera pada monorafi Farmakope Indonesia VI.

 

Propilparaben P Gunakan Propilparaben seperti tertera pada monografi Farmakope Indonesia VI.

 

Raksa P Hg; BA 200,59; [7439-97-6]; murni pereaksi.

 

Raksa(II) asetat P Hg(C2H3O2)2; BM 318,68; [1600-27-7]; murni pereaksi.

 

Raksa(II) asetat LP Larutkan 6,0 g raksa(II) asetat P dalam asam asetat glasial P hingga 100 mL.

    Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup kedap, terlindung cahaya matahari langsung.

 

Raksa(II) bromida-etanol LP Larutkan 5 g raksa(II) bromida P dalam 100 mL etanol P dengan pemanasan perlahan-lahan untuk membantu pelarutan.

    Wadah dan penyimpanan Dalam wadah kaca, terlindung cahaya.

 

Raksa(II)-imidazol LP Larutkan 8,25 g imidazol P yang telah dihablurkan kembali dalam 60 mL air, tambahkan 10 mL asam hidroklorida 5 M. Aduk larutan secara mekanik dan teteskan 10 mL larutan raksa(II) klorida P 0,27%. Jika terjadi pengembunan, pisahkan dan buat larutan berikutnya dengan penetesan  larutan raksa(II) klorida P lebih lambat. Atur pH hingga 6,75 - 6,85 dengan asam hidroklorida 5 M (diperlukan lebih kurang 4mL) dan tambahkan air secukupnya hingga 100 mL.

 

Raksa(II) iodida P Merkuri iodida P; Raksa(II) iodida merah P; HgI2; BM 454,4; [7774-29-0]; murni pereaksi.

    Pemerian Serbuk hablur, merah.

    Wadah dan penyimpanan Dalam wadah terlindung cahaya.

 

Raksa(II) iodida LP Pereaksi Valser Perlahan-lahan tambahkan larutan kalium iodida P (1 dalam 10) ke dalam raksa(II) iodida merah P hingga hampir semua terlarut dan saring. Larutan yang mengandung 10 g kalium iodida P dalam 100 mL dapat melarutkan lebih kurang 14 g HgI2 pada suhu 20°.

 

Raksa(II) iodida merah P Gunakan raksa(II) iodida P.

 

Raksa(II) kalium iodida LP Pereaksi Mayer Larutkan 1,358 g raksa(II) klorida P dalam 60 mL air. Larutkan 5 g kalium iodida P dalam 10 mL air. Campur kedua larutan dan encerkan dengan air hingga 100 mL.

 

Raksa(II) kalium iodida alkalis LP Pereaksi Nessler Timbang 143 g natrium hidroksida P, masukkan ke dalam labu tentukur 1000-mL, tambahkan 700 mL air. Larutkan 50 g raksa(II) iodida P dan 40 g kalium iodida P dalam 200 mL air, tuangkan ke dalam larutan natrium hidroksida, tambahkan air sampai tanda. Diamkan sampai terbentuk endapan, gunakan beningan.

 

Raksa(II) klorida P HgCl2, BM 271,50; [7487-94-7]; murni pereaksi.

 

Raksa(II) klorida LP Larutkan 6,5 g raksa(II) klorida P dalam air hingga 100 mL.

 

Raksa(I) nitrat P Hg2(NO3)2.H2O; BM 561,22; murni pereaksi.

 

Raksa(I) nitrat LP Larutkan 15 g raksa(I) nitrat P dalam campuran 90 mL air dan 10 mL asam nitrat  encer P, simpan di tempat gelap, dalam botol berwarna cokelat yang berisi butiran kecil raksa.

 

Raksa(II) nitrat P Hg(NO3)2.xH2O; BM 342,62; [10045-94-0]; murni pereaksi, tersedia dalam bentuk air kristal, mono atau dihidrat.

 

Raksa(II) nitrat LP Larutkan 40 g raksa(II) oksida P (merah atau kuning) dalam campuran 32 mL asam nitrat P dan 15 mL air.

    Wadah dan penyimpanan Dalam wadah kaca, terlindung cahaya.

 

Raksa(II) oksida P HgO; BM 216,59; murni pereaksi.

 

Raksa(II) oksida kuning P HgO; BM 216,59; [21908-53-2]; murni pereaksi.

 

Raksa(II) sulfat P HgSO4; BM 296,65; [7783-35-9]; murni pereaksi.

 

Raksa (II) sulfat LP Pereaksi Deniges Campur 5 g raksa(II) oksida kuning P dengan 40 mL air dan sambil diaduk perlahan-lahan tambahkan 20 mL asam sulfat P, kemudian tambahkan lagi 40 mL air, aduk hingga larut sempurna.

 

Raksa(II) tiosianat P Hg(SCN)2; BM 316,76; [592-85-8]; murni pereaksi.

    Pemerian Serbuk hablur, putih.

   Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; sukar larut dalam etanol dan dalam eter; larut dalam larutan natrium klorida.

 

L-Ramnosa P (2R, 3R, 4R, 5R, 6S)-6-Metiltetrahidro-2H-manopirosa monohidrat; 2-L-Ramnopiranosa monohidrat; L-(+) Ramnosa monohidrat. C6H12O5.H2O; BM 182,2; [6155-35-7]; murni pereaksi.

    Pemerian Serbuk hablur, abu-abu kekuningan.

   

Resin guiakum P Resin yang diperoleh dari teras kayu tanaman Guaiacum officinale L. dan Guaiacum sanctum L.: berupa potongan mengkilat, berwarna cokelat kemerahan atau cokelat kehijauan.

 

Resin penukar ion P Suatu campuran yang kompak dari 4 bagian penukar kation asam sangat kuat dalam bentuk hidrogen (yang dibuat dengan cara sulfonasi kopolimer stiren-divinilbenzen mengandung 8% - 10% divinilbenzen) dengan 6 bagian penukar anion basa sangat kuat dalam bentuk hidroksil (yang dibuat dengan cara aminasi kopolimer stiren-divinilbenzen yang terklorometasi dengan trimetilamin, mengandung 3% - 5%  divinilbenzen).

 

Resorsinol P Gunakan Resorsinol seperti tertera pada monografi Farmakope Indonesia VI.

 

Resorsinol LP Larutkan 1 g resorsinol P dalam asam hidroklorida P hingga 100 mL.

 

Resorsinol LP (A) Pada 80 mL asam hidroklorida P tambahkan 10 mL resorsinol LP 2 % dan 0,25 mL tembaga(II) sulfat LP 2,5 % dan encerkan dengan air hingga 100 mL. Siapkan larutan paling lama 4 jam sebelum digunakan.

    Wadah dan penyimpanan Simpan pada suhu 2° - 8° dan gunakan selama 1 minggu.

 

Rhodamin B P Tetraetilrhodamin; C28H31ClN2O3; BM 479,01; [81-88-9].

    Pemerian Hablur hijau atau serbuk ungu kemerahan.

    Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; menghasilkan larutan merah kebiruan dan berfluorosensi kuat jika diencerkan. Sangat mudah larut dalam etanol; sukar larut dalam asam encer dan dalam larutan alkali. Larut dalam asam kuat, membentuk senyawa dengan kompleks antimoni berwarna merah muda yang larut dalam isopropil eter.

    Kejernihan larutan Larutan (1 dalam 200) larut sempurna dan jernih.

    Sisa pemijaran Tidak lebih dari 2 mg (0,2%); lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi dengan memijarkan 1 g zat dengan 1 mL asam sulfat P.

 

Riboflavin P Gunakan Riboflavin seperti tertera pada monografi Farmakope Indonesia VI.

 

S1A; S1AB; S1C, S1NS; S2; S3; S4; S5; S6; S7; S8; S9; S10; S11 P Gunakan Penyangga seperti tertera pada Kromatografi <931>.

 

Sakarosa P Gunakan Sukrosa seperti tertera pada monografi Farmakope Indonesia VI.

 

Salin LP Natrium klorida isotonik LP Larutkan 9,0 g natrium klorida P dalam air hingga 1000 mL.

    [Catatan Salin LP bebas pirogen harus memenuhi persyaratan Uji Pirogen <231>].

 

Salin pH 7,4 didapar fosfat Larutkan 2,38 g natrium fosfat dibasa dodekahidrat P, 190 mg kalium fosfat monobasa P dan 8,0 g natrium klorida P dalam air secukupnya hingga 1000 mL. Jika perlu atur pH segera sebelum digunakan.

 

Schweitzer, pereaksi Gunakan tembaga(II) oksida amonia LP.

 

Selenium P Se; BA 78,96;  [7782-49-2]; murni pereaksi. Gunakan pereaksi yang sesuai, mengandung tidak kurang dari 99,99%.

    Pemerian Serbuk amorf merah tua atau serbuk hablur hitam kebiruan.

    Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam larutan natrium hidroksida, dalam kalium hidroksida atau dalam sulfida.

  

Selulosa P Murni pereaksi.

 

Serium(IV) amonium nitrat P Ce(NO3)4.2NH4NO3; BM 548,22; murni pereaksi.

Serium(IV) amonium nitrat LP Larutkan 6,25 g serium(IV) amonium nitrat P dalam 10 mL asam nitrat 0,25 N. Gunakan dalam 3 hari.

 

Serium(IV) amonium sulfat P Ce(SO4)2. 2(NH4)2SO4.2H2O; BM 632,55; murni pereaksi.

    Pemerian Hablur, kuning sampai jingga kekuningan.

    Kelarutan Larut lambat dalam air, lebih cepat larut jika mengandung asam mineral.

 

Serium(III) nitrat P Ce(NO3)3.6H2O; BM 434,2; [10294-41-4]; murni pereaksi.

    Pemerian Serbuk hablur tidak berwarna atau kuning pucat.

 

Serium(III) nitrat LP Larutkan 220 mg serium(III) nitrat P dalam 50 mL air, tambahkan 0,1 mL asam nitrat P dan 50 mg hidroksilamin hidroklorida P dan encerkan dengan air hingga 1000 mL.

 

Serium(IV) sulfat P Ce(SO4)2, dengan jumlah molekul air bervariasi; BM 332,24 (anhidrat); [13590-82-4]. Dapat juga mengandung sulfat dari unsur lantanida lain. Mengandung tidak kurang dari 80,0% Ce(SO4)2.

    Pemerian Hablur atau serbuk hablur, kuning sampai kuning jingga.

    Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dingin; lambat larut dalam asam mineral encer dingin, lebih cepat larut jika dipanaskan.

    Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 800 mg zat, masukkan ke dalam labu, tambahkan     25 mL air dan 3 mL asam sulfat P dan hangatkan sampai larut. Dinginkan dan tambahkan 60 mL campuran asam fosfat P dan air (1 dalam 20). Tambahkan 25 mL larutan kalium iodida P (1 dalam 10), sumbat labu dan biarkan selama 15 menit. Alirkan karbon dioksida P ke dalam labu, lakukan titrasi terhadap iodum yang dibebaskan dengan natrium tiosulfat 0,1N LV, tambahkan 3 mL kanji LP menjelang titik akhir titrasi.

 

Tiap mL natrium tiosulfat 0,1 N

setara dengan 33,22 mg Ce(SO4)2.

 

    Klorida Tidak lebih dari 0,01%; lakukan penetapan sebagai berikut: Larutkan 1 g zat dalam campuran      5 mL asam nitrat P dan 4 mL air. Saring jika perlu dan encerkan dengan air hingga 20 mL. Ke dalam 10 mL larutan ini tambahkan 1 mL perak nitrat LP, biarkan selama 10 menit dan saring hingga jernih. Ke dalam 10 mL sisa larutan zat tambahkan 1 mL perak nitrat LP: terjadi sedikit kekeruhan yang tidak lebih dari larutan pembanding yang diperoleh dengan menambahkan 0,05 mg Cl ke dalam filtrat dari 10 mL pertama larutan zat.

    Logam berat Panaskan 500 mg zat dalam campuran 10 mL air dan 0,5 mL asam sulfat P sampai larut sempurna. Dinginkan, encerkan dengan air hingga   50 mL dan alirkan gas hidrogen sulfida P melalui larutan ini hingga jenuh: terbentuk endapan putih atau tidak lebih gelap dari kuning pucat.

    Besi Tidak lebih dari 0,02%; lakukan penetapan sebagai berikut: larutkan 100 mg zat dalam campuran 5 mL air dan 2 mL asam hidroklorida P, jika perlu hangatkan dan dinginkan. Pindahkan ke dalam gelas ukur bersumbat kaca, encerkan dengan air hingga    25 mL dan tambahkan 5 mL amonium tiosianat LP dan 25 mL eter P. Kocok perlahan dan sempurna, biarkan memisah: warna merah muda dalam lapisan eter tidak lebih gelap dari larutan pembanding, yang diperlakukan sama dengan menambahkan 0,02 mg Fe.

 

Setilpiridinium klorida monohidrat P C21H38ClN.H2O; BM 358,0; [6004-24-6]; murni pereaksi.

    Pemerian Serbuk, putih atau hampir putih.

        Kelarutan Mudah larut dalam air dan dalam etanol.

    Suhu lebur <1021> Lebih kurang 80° dan 83°.

 

Setiltrimetilamonium bromida P setrimida; heksadesiltrimetilamonium bromida; C19H42BrN;   BM 364,46; [57-09-0]. Untuk pengujian secara kromatografi gunakan dengan kadar 99,0%.

 

Setrimida P Gunakan Setiltrimetilamonium bromida P.

 

Sianogen bromida P BrCN; BM 105,92; [506-68-3].

    Pemerian Hablur tidak berwarna. Menguap pada suhu ruang, uap sangat mengiritasi dan sangat beracun.

    Suhu lebur Lebih kurang 52°.

    Kelarutan Mudah larut dalam air dan dalam etanol.

    Kelarutan dalam pelarut Secara terpisah, larutkan berturut-turut 1 g zat dalam 10 mL air dan dalam       10 mL etanol P: larutan tidak berwarna.

    Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat di tempat dingin.

 

Sianogen bromida LP Tambahkan tetes demi tetes amonium tiosianat 0,1 M dengan pendinginan pada air brom LP sampai warna hilang. Larutan harus dibuat segar.

[Peringatan Larutan sangat beracun].

 

Sikloheksan P C6H12; BM 84,16; [110-82-7]; murni pereaksi.

 

Silika gel oktadesilsilanisasi untuk kromatografi P Murni pereaksi.

 

Silika gel P

    Pemerian SiO2 terhidrat sebagian, amorf, terdapat dalam bentuk granul seperti kaca dengan berbagai ukuran. Jika digunakan sebagai pengering, seringkali disalut dengan senyawa yang berubah warna jika kapasitas penyerapan air telah habis. Bahan berwarna tersebut dapat dikembalikan (dapat menyerap air kembali) dengan memanaskannya pada suhu 110° hingga gel berubah menjadi warna semula.

    [Catatan Prosedur berikut dan batasnya ditetapkan hanya untuk silika gel P kualitas pengering].

   

 Silikon karbida P SiC; BM 40,10.

    Pemerian Kepingan kecil bersih, untuk meningkatkan pembentukan gelembung udara.

 

Sineol P Eukaliptol; 1,8-Epoksi-p-metana; C10H18O; BM 154,3; [470-82-6]; murni pereaksi.

Digunakan untuk penetapan o-kresol.

    Pemerian Cairan tidak berwarna.

    Titik didih Lebih kurang 176°.

    Bobot jenis Antara 0,992 dan 0,927.

    Indeks bias Antara 1,465 dan 1,459.

 

L-Sistin P HOOC(NH2CHCH2S-SCH2CH(NH2)COOH; BM 240,30; [58-89-3].

    Pemerian Serbuk hablur, putih.

    Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; larut dalam asam mineral encer dan dalam larutan alkali hidroksida; tidak larut dalam etanol dan dalam pelarut organik lain.

    Rotasi jenis <1081> Antara -215° dan -225°; lakukan penetapan menggunakan larutan zat (yang telah dikeringkan di atas silika gel P selama 4 jam) 2% b/v dalam larutan asam hidroklorida P (1 dalam 10) pada suhu 20°.

    Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,2%; lakukan pengeringan di atas silika gel P selama 4 jam.

    Sisa pemijaran Tidak lebih dari 0,1%; lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi.

 

Sorbitol P Gunakan Sorbitol seperti tertera pada monografi Farmakope Indonesia VI.

 

Striknin sulfat P (C21H22N2O2)2.H2SO4.5H2O;      BM 856,98; [60-41-3].

    Pemerian Hablur putih atau tidak berwarna, atau serbuk hablur putih. Larutannya memutar bidang polarisasi ke kiri.

    Kelarutan 1 g zat larut dalam lebih kurang 35 mL air; dalam 85 mL etanol P dan dalam lebih kurang  220 mL kloroform P: tidak larut dalam eter P.

    Kerjernihan Larutan 500 mg zat dalam 25 mL air, melarut sempurna: jernih dan tidak berwarna.

    Sisa pemijaran Tidak lebih dari 0,1%; lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi.

    Brusin Pada 100 mg zat tambahkan 1 mL larutan asam nitrat P (1 dalam 2): terjadi warna kuning tetapi tidak warna merah atau cokelat kemerahan.

 

Stronsium nitrat P Sr(NO3)2; BM 211,63;      [10042-76-9]; murni pereaksi.

 

Sukrosa P Gunakan Sukrosa sepeti tertera pada monografi Farmakope Indonesia VI.

 

Sulfanilamida P C6H8N2O2S; BM 172,21; [63-74-1].

 

Sulfanilat-a-naftilamin LP Gunakan sulfanilat-1-naftilamin LP.

 

Sulfanilat-1-naftilamin LP Larutkan 500 mg asam sulfanilat P dalam 150 mL asam asetat P. Larutkan 100 mg 1-naftilamin hidroklorida P dalam 150 mL asam asetat P dan campur kedua larutan tersebut: warna merah muda akan berubah jika ditambahkan zink.

 

Sulfadiazin P Gunakan Sulfadiazin seperti tertera pada monografi Farmakope Indonesia VI.

 

Tabung detektor amonia Tabung kaca bertutup yang dibuat agar dapat dilalui gas dan dilengkapi penyaring serapan dan bahan penyangga untuk indikator biru bromofenol.

[Catatan Rentang pengukuran pada 5 - 70 bpj].

 

Tabung detektor belerang dioksida Tabung kaca bertutup yang dibuat agar dapat dilalui gas dan dilengkapi penyaring serapan dan bahan penyangga untuk indikator pasta kanji-iodida

[Catatan Rentang pengukuran pada 1 - 25 bpj.]

 

Tabung detektor hidrogen sulfida Tabung kaca bertutup yang dibuat agar dapat dilalui gas dan dilengkapi penyaring serapan dan bahan penyangga untuk indikator yang mengandung garam timbal yang sesuai.

[Catatan Rentang pengukuran pada 1 - 20 bpj].

 

Tabung detektor karbon monoksida Tabung kaca bertutup yang dibuat agar dapat dilalui gas dan dilengkapi penyaring serapan dan bahan penyangga untuk indikator iodum pentoksida, selenium oksida dan uap asam sulfat.

[Catatan Rentang pengukuran pada 5 - 150 bpj].

 

Tabung detektor nitrogen oksida-nitrogen dioksida Tabung kaca bertutup yang dibuat agar dapat dilalui gas dan dilengkapi penyaring serapan dan bahan penyangga untuk lapisan oksidasi dan indikator difenil benzidin.

[Catatan Rentang pengukuran pada 0,5 - 10 bpj].

 

Tabung detektor uap air Tabung kaca bertutup yang dibuat agar dapat dilalui gas dan dilengkapi penyaring serapan dan bahan penyangga untuk indikator yang mengandung suspensi selenium dalam asam sulfat.

[Catatan Rentang pengukuran pada 5 - 250 mg per m3].

 

Talk P Gunakan Talk seperti tertera pada monografi Farmakope Indonesia VI.

 

Tanah fuller untuk kromatografi P Sangat halus dan agak kasar.

    Pemerian Serbuk atau granul, abu-abu atau putih keabu-abuan, terutama mengandung alumunium-magnesium silikat hidrat.

    Derajat halus serbuk Seperti tertera pada Pengayak dan Derajat Halus Serbuk <1141>.

    Zat larut Larutkan 20 g zat dalam 50 mL air dingin dan saring: residu penguapan dari filtrat tidak lebih dari 60 mg (0,3%). Larutkan lagi 20 g zat dalam      50 mL etanol P dingin dan saring: residu penguapan dari filtrat tidak lebih dari 14 mg (0,07%).

    Susut pengeringan <1121> Antara 7,0% dan 10,0%; lakukan pengeringan pada suhu 105º selama  6 jam.

    [Catatan Jika perlu kadar air diatur dengan cara mengeringkan dalam hampa udara pada suhu ruang, kembalikan air yang diperlukan dan seimbangkan dengan pengocokan selama 2 jam].

 

Tanah silika untuk kromatografi P

    Untuk Kromatografi gas, gunakan mutu yang disiapkan khusus dengan memenuhi pemerian umum sebagai berikut: Tanah silika yang dimurnikan dengan ukuran mesh yang sesuai, yang telah dicuci dengan asam dan/atau basa, disilanisasi atau tanpa disilanisasi.

    Untuk Kromatografi partisi kolom, sangat penting bahwa bahan bebas dari senyawa pengganggu. Jika senyawa pengganggu diketahui atau diperkirakan ada, murnikan bahan sebagai berikut: Letakkan segumpal wol kaca pada dasar kolom kromatografi dengan diameter 100 mm atau lebih besar dan tambahkan Tanah silika yang dimurnikan setinggi 5 kali diameter kolom. Tambahkan asam hidroklorida P setara sepertiga volume tanah silika dan biarkan asam memperkolasi kolom dan lanjutkan pencucian dengan metanol P hingga cucian akhir netral terhadap kertas lakmus basah. Keluarkan isi kolom yang telah dicuci ke dalam cawan dangkal, panaskan di atas tangas uap untuk menghilangkan sisa metanol dan keringkan pada suhu 105° hingga bahan menjadi serbuk dan bebas dari sisa metanol.

    Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, dalam bentuk bahan kering.

 

Tanin P Gunakan asam tanat P.

 

Tembaga P Cu; BA 63,55; [7440-50-8]; murni pereaksi.

 

Tembaga karbonat P CuCO3Cu(OH)2.H2O; [12069-69-1]; murni pereaksi.

 

Tembaga klorida P CuCl2.2H2O; BM 170,48.Gunakanpereaksi pro analisis

    Pemerian Hablur “deliquescent”, hijau kebiruan.

    Kelarutan Mudah larut dalam air, larut dalam etanol, sukar larut dalam eter.

 

Tembaga(II) nitrat P Cu(NO3)2; BM 187,5; [3251-23-8]; murni pereaksi. Dapat berbentuk trihidrat dan heksahidrat.

 

Tembaga(II) iodida alkali LP Larutkan 7,5 g tembaga(II) sulfat P (CuSO4.5H2O) dalam lebih kurang 100 mL air. Dalam wadah lain larutkan 25 g natrium karbonat anhidrat P, 20 g natrium bikarbonat P dan 25 g kalium natrium tartrat P dalam lebih kurang 600 mL air. Dengan pengocokan yang tetap, tambahkan larutan tembaga(II) sulfat P ke dasar larutan alkali tartrat melalui corong yang ujungnya mengenai dasar wadah. Tambahkan 1,5 g kalium iodida P, 20 g natrium sulfat anhidrat P, 50 - 150 mL kalium iodat 0,02 M dan air hingga 1000 mL.

 

Tembaga(II) oksida amoniakal LP Pereaksi Schweitzer Larutkan 10 g tembaga(II) sulfat P dalam 100 mL air, tambahkan secukupnya larutan natrium hidroksida P (1 dalam 5) untuk mengendapkan tembaga hidroksida, kumpulkan dengan penyaringan dan cuci dengan air dingin hingga bebas sulfat. Larutkan endapan, endapan harus selalu basah selama perlakuan, jika perlu tambahkan sedikit amonia LP agar larutan sempurna.

 

Tembaga(II) oksida amoniakal LP (A) Triturat      500 mg tembaga karbonat P dengan 10 mL air, kemudian tambahkan 10 mL amonium hidroksida P  secara bertahap.

 

Tembaga(II) sitrat alkali LP Dengan pemanasan, larutkan 173 g natrium sitrat dihidrat P dan 117 g natrium karbonat monohidrat P dalam lebih kurang 700 mL air, jika perlu saring melalui kertas saring untuk memperoleh larutan jernih. Dalam wadah terpisah larutkan 17,3 g tembaga(II) sulfat P dalam lebih kurang 100 mL air dan tambahkan perlahan-lahan ke dalam larutan pertama, sambil diaduk. Dinginkan, tambahkan air hingga 1000 mL dan campur.

 

Tembaga(II) sulfat pentahidrat P CuSO4.5H2O; BM 249,69; [7758-99-8]; murni pereaksi.

 

Tembaga(II) sulfat LP Larutkan 12,5 g tembaga(II) sulfat P dalam air hingga 100 mL.

 

Tembaga(II) sulfat anhidrat P CuSO4; BM 159,61; [7758-98-7].

    Pemerian Serbuk putih atau keabuan, bebas dari sedikit warna biru. Penambahan sedikit air, mengakibatkan perubahan warna menjadi biru.

    Kelarutan Larut dalam air.

    Klorida Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi, menggunakan 1 g zat.

    Senyawa tak mengendap dengan hidrogen sulfida Berat residu tidak lebih dari 6 mg (0,15%); lakukan penetapan seperti pada tembaga(II) asetat.

    Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup kedap.

 

Tembaga(II) tartrat alkali LP Larutan Fehling.

    Larutan tembaga (A) Larutkan perlahan-lahan 34,66 g hablur tembaga(II) sulfat P yang tidak mengembang jika menyerap lembap dalam air hingga 500 mL. Simpan larutan dalam wadah kecil tertutup kedap.

    Larutan alkali tartrat (B) Larutkan 173 g hablur kalium natrium tartrat P dan 50 g natrium hidroksida P dalam air hingga 500 mL. Simpan larutan dalam wadah tahan alkali.

  Penggunaan Campurkan larutan A dan larutan B sejumlah volume yang sama pada saat akan digunakan.

 

Tetrabutilamonium hidrogen sulfat P    C16H37NSO4; [32503-27-8]; BM 339,54; murni pereaksi. Mengandung tidak kurang dari 97,0% C16H37NSO4.

    Pemerian Serbuk hablur, putih.   

    Kelarutan Larut dalam etanol membentuk larutan tidak berwarna yang agak berkabut.

    Jarak lebur <1021> Antara 169º dan 173º.

    Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 170 mg zat, larutkan dalam 40 mL air. Titrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N LV, tetapkan titik akhir secara potensiometrik. Lakukan penetapan blangko.

 

Tiap mL natrium hidroksida 0,1 N

setara dengan 33,95 mg C16H37NO4S

 

Tetrabutilamonium hidroksida P Tetrabutilamonium hidroksida 1,0 M dalam metanol P. [2052-49-5]; gunakan pereaksi yang sesuai.

 

Tetrabutilamonium iodida P (C4H9)4NI; [311-28-4]; BM 369,37. Mengandung tidak kurang dari 99,0% (C4H9)4NI.

    Pemerian Keping hablur, putih mengkilat.

    Kelarutan Larut dalam etanol dan dalam eter; sukar larut dalam air.

    Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 370 mg zat, larutkan dalam 60 mL aseton P, aduk kuat secara mekanik, tambahkan 10 mL larutan asam sulfat P 16%, titrasi dengan perak nitrat 0,1 N LV. Tetapkan titik akhir secara potensiometrik menggunakan elektroda kaca-perak dan tambahkan titran setiap kali 0,1 mL mendekati titik akhir. Lakukan penetapan blangko.

 

Tiap mL perak nitrat 0,1 N

setara dengan 36,94 mg (C4H9)4NI

 

Tetrabutilamonium fosfat P (C4H9)4NH2PO4; [5574-97-0]; BM 339,46. Mengandung tidak kurang dari 97,0% (C4H9)4NH2PO4.

    Pemerian Serbuk putih atau hampir putih.

    Kelarutan Larut dalam air.

    Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 1,5 g zat, larutkan dalam 100 mL air. Tampa penundaan titrasi dengan natrium hidroksida 0,5 N LV, tetapkan titik akhir secara potensiometrik. Lakukan penetapan blangko dan hitung koreksi yang diperlukan.

 

Tiap mL natrium hidroksida 0,5 N

setara dengan 169,7 mg (C4H9)4NH2PO4

 

Tetradekana P C14H30; BM 198,39. Mengandung tidak kurang dari 98 % C14H30.

   Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna.

  Jarak lebur <1021> Metode II antara 4° dan 8° dengan jarak 2° .

  Indeks bias <1001> Antara 1,4280 dan 1,4300; lakukan penetapan pada suhu 20°.

  Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara kromatografi gas seperti tertera pada kromatografi <931>. Kromatograf dilengkapi dengan detektor ionisasi nyala dan kolom baja tahan karat 3 mm x   2,4 m berisi fase diam G16 pada partikel penyangga S1, suhu kolom 250°, suhu injektor 200° dan suhu detektor 280°. Gunakan helium P sebagai gas pembawa dengan laju alir 27,5 mL per menit.

 

Tetraetilamonium perklorat P (C2H5)4NClO4;     BM 229,70; murni pereaksi.

  Pemerian Hablur, putih.

  Kelarutan Larut dalam air.

 

Tetrahidrofuran P C4H8O; BM 72,1; [109-99-9]; murni pereaksi.

 

Tetraheptilamonium bromida P (C7H15)4NBr; BM490,70.

    Pemerian Serpihan serbuk, putih.

    Jarak lebur <1021> Antara 89º - 91º

Tetrametilamonium hidroksida P (CH3)4NOH;  BM 91,15. Terdapat sebagian larutan dalam air dengan kadar lebih kurang 10% atau lebih kurang 25%, atau sebagai hablur pentahidrat.

  Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna; berbau kuat seperti amonia. Tetrametilamonium hidroksida merupakan basa yang lebih kuat dari amonia dan dengan cepat menyerap karbon dioksida dari udara.

  Sisa penguapan Tidak lebih dari 0,02%; lakukan penetapan sebagai berikut: Uapkan 5 mL zat di atas tangas uap dan keringkan pada suhu 105° selama 1 jam.

  Amonia dan amina lain Timbang saksama sejumlah larutan zat yang setara dengan lebih kurang 300 mg (CH3)4NOH dalam botol timbang bentuk rendah yang telah ditara dengan 5 mL air. Tambahkan asam hidroklorida 1 N sedikit berlebih (lebih kurang 4 mL) uapkan di atas tangas uap sampai kering dan keringkan pada suhu 105° selama 2 jam: bobot tetrametilamonium klorida yang diperoleh dikalikan 0,8317 menunjukkan jumlah dalam mg (CH3)4NOH dalam zat yang digunakan dan dalam batas 0,2% lebih tinggi atau lebih rendah dari hasil yang diperoleh pada Penetapan kadar.

   Penetapan kadar Timbang saksama labu bersumbat kaca yang berisi lebih kurang 15 mL air. Tambahkan sejumlah zat setara dengan 200 mg (CH3)4NOH dan timbang kembali. Tambahkan merah metil LP dan titrasi larutan dengan asam hidroklorida 0,1N LV.

 

Tiap mL asam hidroklorida 0,1 N

setara dengan 9,115 mg (CH3)4NOH

 

 Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat

 

Tetrametilamonium hidroksida LP Gunakan larutan zat dalam air yang tiap 100 mL mengandung setara dengan 10 g tetrametilamonium hidroksida P anhidrat.

 

Tetrametilamonium nitrat P (CH3)4NNO3; BM 136,15.

    Pemerian Hablur, putih.

    Kelarutan Mudah larut dalam air.

 

N,N,N’,N’-Tetrametiletilendiamin P Tetrametiletan-1,2-diamin; (CH3)2NCH2.CH2.N(CH3)2; BM 116,2; murni pereaksi.

  Pemerian Cairan tidak berwarna.

  Titik didih Lebih kurang 121o.

  Bobot per mL Lebih kurang 780 mg.

 

Tiamin hidroklorida P Gunakan Tiamin Hidroklorida seperti tertera pada monografi Farmakope Indonesia VI.

 

Timah P Sn; BA 118,71; [7440-31-5]; murni pereaksi.

 

Timah(II) klorida P, SnCl2.2H2O; BM 225,65; [10025-69-1]; murni pereaksi. Mengandung tidak kurang dari 97,0%.

 

Timah(II) klorida LP Panaskan 20 g timah P dengan 85 mL asam hidroklorida P sampai tidak ada lagi hidrogen yang diubah.

 

Timah(II) klorida asam LP Larutkan 8 g timah(II) klorida P dalam 500 mL asam hidroklorida P.

    Wadah dan penyimpanan Dalam wadah kaca dan gunakan dalam 3 bulan.

 

Timah(II) klorida pekat asam LP Larutkan 40 g timah(II) klorida P dalam 100 mL asam hidroklorida P.

    Wadah dan penyimpanan Dalam wadah kaca dan gunakan dalam 3 bulan.

 

Timbal dioksida P Gunakan timbal(IV) oksida P.

 

Timbal monoksida P PbO; BM 223,20; [1317-36-8] Mengandung tidak kurang dari 98% PbO.

    Pemerian Serbuk berat, kekuningan atau kuning kemerahan.

    Kelarutan Tidak larut dalam air dan dalam etanol; larut dalam asam asetat, dalam asam nitrat encer dan dalam larutan hangat alkali hidroksida.

    Zat tak larut dalam asam asetat Tidak lebih dari  10 mg (0,5%). Larutkan 2 g zat dalam 30 mL larutan asam asetat glasial P (1 dalam 2), didihkan perlahan-lahan selama 5 menit, saring, cuci residu dengan asam asetat encer LP dan keringkan pada suhu 105º selama  2 jam.

    Zat tak mengendap dengan hidrogen sulfida Tidak lebih dari 5 mg (0,5%). Sempurnakan endapan timbal dari filtrat yang diperoleh pada uji terhadap Zat tak larut dalam asam asetat dengan melewatkan hidrogen sulfida P ke dalamnya, saring dan cuci endapan dengan 20 mL air. Tambahkan 5 tetes asam sulfat P pada tengah bagian campuran filtrat dan bilasan, uapkan sampai kering dan pijarkan pada suhu 800º± 25º selama 15 menit.

    Zat menguap Tidak lebih dari 2% dari bobot zat. Timbang saksama lebih kurang 5 g zat dan panaskan kuat-kuat dalam krus porselen bertutup.

    Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 300 mg zat, pijarkan dalam tanur pada suhu 600º± 50º, larutkan dengan 10 mL air hangat dan 1 mL asam asetat glasial P. Encerkan dengan 75 mL air, panaskan sampai mendidih, tambahkan 50,0 mL kalium dikromat 0,1 N LV dan panaskan selama 2 - 3 menit. Dinginkan, masukkan ke dalam labu tentukur 200-mL dengan bantuan air, encerkan dengan air sampai tanda, campur dan diamkan. Ambil 100,0 mL cairan jernih dan masukkan dalam labu bersumbat kaca. Tambahkan 10 mL asam sulfat encer LP dan 1 g kalium iodida P, tutup, aduk perlahan dan biarkan selama   10 menit. Titrasi iodum bebas dengan kalium dikromat 0,1 N LV, kemudian kelebihan dikromat dititrasi dengan natrium tiosulfat 0,1 N LV, tambahkan 3 mL kanji LP pada saat mendekati titik akhir.

 

Tiap mL kalium dikromat 0,1 N

setara dengan 7,440 mg PbO

 

Timbal(II) asetat P Pb(C2H3O2).3H2O; BM 379,33; [6080-56-4]; murni pereaksi.

 

Timbal(II) asetat LP Larutkan 9,5 g hablur jernih dan transparan timbal(II) asetat P dalam air yang baru didihkan hingga 100 mL.

    Wadah dan penyimpanan Dalam botol bersumbat yang baik.

 

Timbal(II) nitrat P Pb(NO3)2; BM 331,2; [10099-74-8]; murni pereaksi.

 

Timbal(IV) oksida P Timbal dioksida P; PbO2; BM 239,2; murni pereaksi.

 

Timbal(II) perklorat P Pb(ClO4)2.3H2O; BM 460,15; murni pereaksi.

 

Timbal(II) subasetat LP Larutkan 40,0 g timbal(II) asetat P dalam 90 mL air bebas karbon dioksida P. Atur pH 7,5 dengan natrium hidroksida 10 M, sentrifus dan gunakan beningan. Mengandung tidak kurang dari 16,7% (b/b) dan tidak lebih dari 17,4% (b/b) Pb dalam bentuk C8H14O10Pb3.

    Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.

 

Timbal(II) subasetat LP (A) Triturat 14 g timbal monoksida P dengan 10 mL air hingga terbentuk pasta halus, pindahkan campuran ke dalam botol, dengan 10 mL air untuk membilas. Larutkan 22 g timbal(II) asetat P dalam 70 mL air, tambahkan larutan ini ke dalam campuran timbal(II) oksida. Kocok kuat selama 5 menit, kemudian simpan, sambil sering dikocok, selama 7 hari. Saring dan tambahkan air yang baru dididihkan melalui penyaring hingga      100 mL.

 

Timolftalein P Gunakan Timolftalein P seperti tertera pada Indikator dan Kertas Indikator.

 

Timolftalein LP Larutkan 100 mg timolftalein P dalam 100 mL etanol P, saring jika perlu.

 

Tingtur guaiakum LP Maserasi 20 g resin guaiakum P dengan 100 g etanol P 80%, dalam labu bersumbat selama 24 jam, sambil sesekali dikocok, saring.

 

Tioasetamida P C2H5NS; BM 75,13; [62-55-5]; murni pereaksi.

 

Tioasetamida LP Larutkan 4 g Tioasetamida P  dalam 100 mL air.

 

Tioasetamida gliserin basa LP Campur 0,2 mL tioasetamida LP dan 1 mL gliserin basa LP, dan panaskan dalam penangas air mendidih selama 20 detik. Segera gunakan campuran.

 

Tioasetamida, pereaksi Tambahkan 1 mL campuran 15 mL natrium hidroksida P 8,5%, 5 mL air dan 20 mL gliserol P 85% ke 0,2 mL tioasetamida LP, panaskan dalam penangas air selama 20 detik, dinginkan dan gunakan segera.

 

Tiourea P (NH2)2CS; BM 76,12 ; [62-56-6]; murni pereaksi.

 

Titan(III) klorida P Gunakan titan triklorida P.

 

Titan triklorida P Titan(III) klorida P; TiCl3; BM 154,23; [7705-07-9].

    Pemerian Serbuk, hitam; higroskopik, tidak stabil di udara.

    Kelarutan Larut dalam air, larutan membebaskan endapan asam titanat oleh pengaruh udara. Umumnya dapat diperoleh sebagai larutan 15% - 20% dalam air berwarna biru lembayung tua.

    Wadah dan penyimpanan Simpan larutan dalam botol bersumbat kaca, tertutup rapat, terlindung cahaya.

 

Titanium tetraklorida TiCl4; BM 189,68; [7550-45-0]. Mengandung tidak kurang dari 99,5% TiCl4.

    Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna, berasap di udara. [Perhatian Bereaksi kuat dengan air].

    Jarak didih Antara 135° dan 140°.

    Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 750 mg zat, masukkan ke dalam buret Smith berisi 100 mL asam sulfat 2 N. Tuang larutan melalui kolom reduksi zink-raksa ke dalam 50 mL besi(III) amonium sulfat 0,1 N LV. Eluasi dengan 100 mL asam sulfat 2 N dan 100 mL air. Tambahkan 10 mL asam fosfat P dan titrasi dengan kalium permanganat 0,1 N LV. Lakukan penetapan blangko.

 

Tiap mL kalium permanganat 0,1 N

setara dengan 18,97 TiCl4

 

o-Tolidin P 4,4’-Diamino-3,3’-dimetilbifenil; (NH2)(CH3)C6H3.C6H3(CH3)(NH2); BM 212,29; [119-93-7].

    Pemerian Hablur atau serbuk hablur, putih hingga kemerahan.

    Kelarutan Sukar larut dalam air; larut dalam etanol, dalam eter dan dalam asam encer. Gunakan pereaksi yang sesuai, mengandung tidak kurang dari 98%.

    [Perhatian Hindari kontak dengan o-tolidin dan campuran yang mengandung o-tolidin dan lakukan semua pengujian di dalam lemari asam].

    Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, terlindung cahaya.

 

p-Tolualdehida P C8H8O; BM 120,15; [104-87-0]. Mengandung tidak kurang dari 98% C8H8O.

    Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna hingga kuning.

    Indeks bias <1001> Antara 1,544 dan 1,546; lakukan penetapan pada suhu 20º.

    Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi dengan detektor ionisasi nyala dan kolom baja tahan karat 3 mm x   1,8 m berisi bahan pengisi 5% fase diam G4 pada partikel penyangga S1. Suhu detektor dan kolom lebih kurang 125º, suhu injektor lebih kurang 205º. Gunakan larutan zat 5% dalam karbon disulfida P dan nitrogen P sebagai gas pembawa dengan laju alir lebih kurang 12 mL per menit.

 

Toluen P Toluol; C6H5CH3; BM 92,14; [108-88-3]; murni pereaksi.

 

p-Toluenasulfonil-L-arginina metil ester hidroklorida P. C14H22N4O4S.HCl; BM 378,88; [1784-03-8]. Lakukan kesesuaian seperti tertera pada uji Tripsin dalam Kimotripsin seperti yang tertera pada monografi Farmakope Indonesia VI.

 

o-Toluidina P (2-Aminotoluen; 2-Metilanilin; C6H4(CH3)(NH2)-1,2; BM 107,15; [95-53-4].

    Pemerian Cairan berwarna kuning muda, menjadi coklat kemerahan jika terpapar udara dan cahaya.

    Kelarutan Sukar larut dalam air; larut dalam etanol, dalam eter dan dalam asam encer.

    Bobot jenis <981> 1,008; lakukan penetapan pada suhu 20º.

    Jarak didih Antara 200º dan 202º; lakukan penetapan seperti yang tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi.

    Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.

 

Torium nitrat P Th(NO3)4.4H2O; BM 552,12; [13470-07-0]; murni pereaksi.

 

Torium nitrat LP Larutkan 1 g torium nitrat P dalam air hingga 100 mL, saring jika perlu.

 

L-Tosilaminofenetil klorometil keton P Tosilfenilala-niklorometana; C17H18ClNO3S; BM 351,9; murni pereaksi.

    Pemerian Hablur padat, putih.

    Suhu lebur Lebih kurang 105º.

    Rotasi jenis Lebih kurang -87º; lakukan penetapan menggunakan larutan 1% dalam etanol P.

 

Trietanolamina P Gunakan Trolamina P.

 

Trietilamin P (C2H5)3N; BM 101,19; [121-44-8]; Megandung tidak kurang dari 99,5%.

    Pemerian Cairan tidak berwarna

    Kelarutan Sukar larut dalam air; dapat bercampur dengan etanol, dengan eter dan dengan air dingin.

 

Triketohidrinden hidrat P Ninhidrin P; C9H4O3.H2O; BM 178,14; [485-47-2]; murni pereaksi.

 

Triketohidrinden hidrat LP Ninhidrin LP Larutkan 200 mg triketohidrinden hidrat P dalam air hingga 10 mL. Larutan dibuat segar.

 

Trikloroetan P Gunakan metil kloroform P.

 

Trikloroetilen P ClCH=CCl2; BM 131,4; [79-01-6].  pereaksi teknis.

    Pemerian Cairan tidak berwarna; bau seperti kloroform.

    Bobot per mL Lebih kurang 1,46 g.

 

n-Trikosan P C23H48; BM 324,63 ; [638-67-5].

    Pemerian Struktur seperti hablur, massa hampir tembus cahaya, tidak berwarna atau putih, rasa agak seperti lemak.

    Kelarutan Tidak larut dalam air dan dalam etanol; larut dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak menguap dan dalam minyak lemak panas; sukar larut dalam etanol mutlak.

    Jarak lebur <1021> Lebih kurang 48º.

 

Trimetilklorosilan P Gunakan klorometilsilan P.

 

2,2,4-Trimetilpentan P Isooktan P; C8H18; BM 114,23; [540-84-1];  murni pereaksi.

 

N-(Trimetilsilil)-imidazol P C6H12N2Si; BM 140,26; [18156-74-6].

    Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna sampai kuning muda.

    Indeks bias <1001> Antara 1,4744 dan 1,4764; lakukan penetapan pada suhu 20°.

 

Trinatrium sitrat dihidrat P  Natrium sitrat dihidrat; asam 2-hydroksi-1,2,3-propantri karboksilat; Na3C6H5O7.2H2O; BM 294,10; [6132-04-3]; murni pereaksi.

 

Trinitrofenol P Gunakan asam pikrat P.

 

Trinitrofenol LP Asam pikrat LP; Larutkan sejumlah zat setara dengan 1 g trinitrofenol P anhidrat dalam 100 mL air panas. Dinginkan larutan, saring jika perlu.

 

Trioktilfosfin oksida P C24H51PO; BM 386,64; [78-50-2]

    Pemerian Serbuk hablur, putih.

    Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam pelarut organik.

    Jarak lebur <1021> Antara 54° dan 56°.

 

L-Triptofan P C11H12N2O2; BM 204,23; [73-22-3]. Mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C11H12N2O2, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.

    Pemerian Serbuk, putih atau sedikit kuning.

    Kelarutan 1 g larut dalam lebih kurang 100 mL air; sukar larut dalam etanol; larut dalam asam encer dan dalam larutan alkali hidroksida.

    Rotasi jenis <1081> Antara -30,0º dan -33,0º; lakukan penetapan pada larutan yang mengandung 1,0 g zat yang telah dikeringkan pada suhu 105º selama 3 jam dalam 100 mL.

    Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,3%; lakukan pengeringan pada suhu 105 selama 3 jam.

    Sisa pemijaran Tidak lebih dari 0,1%; lakukan penetapan seperti yang tertera pada Uji Umum untuk Pereaksi.

    Tirosin Encerkan 100 mg zat dalam 3 mL asam sulfat encer LP, tambahkan 10 mL raksa(II) sulfat LP, dan panaskan di atas tangas uap selama 10 menit. Saring, cuci dengan 5 mL raksa(II) sulfat LP dan tambahkan ke dalam kumpulan filtrat 0,5 mL larutan natrium nitrit P (1 dalam 20): tidak terjadi warna merah selama 15 menit.

    Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 300 mg zat, larutkan dalam campuran 3 mL asam format P dan 50 mL asam asetat glasial P, tambahkan 2 tetes kristal violet LP, dan titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV hingga titik akhir berwarna hijau.

 

Tiap mL asam perklorat 0,1 N

setara dengan 20,42 mg C11H12N2O2

 

Tris(hidroksimetil)aminometan P; [77-86-1]  murni pereaksi. Gunakan trometamin P.

 

Tris(hidroksimetil)metilamin P Gunakan trometamin P.

 

Trometamin P Tris(hidroksimetil)aminometan P; THAM P; 2-amino-2-(hidroksimetil)-1,3-propandiol; C4H11NO3; BM 121,14; murni pereaksi.

 

Ungu bromokresol P Gunakan Ungu bromokresol P seperti yang tertera pada Indikator dan Kertas Indikator.

 

Ungu bromokresol LP Larutkan 250 mg ungu bromokresol P dalam 20 mL natrium hidroksida 0,05 N, encerkan dengan air hingga 250 mL.

 

Ungu metil LP Gunakan merah metil-biru metilen LP.

 

Uranil asetat P Uranium asetat; UO2(C2H3O2)2.2H2O; BM 424,15; [541-09-3]; murni pereaksi.

 

Urasil P C4H4N2O2; BM 112,09 ; [66-22-8].

    Pemerian Serbuk hablur putih hingga krem.

    Kelarutan 1 g zat larut dalam 500 mL air; sukar larut dalam etanol; larut dalam larutan ammonium hidroksida dan dalam larutan natrium hidroksida. Larutan tidak membentuk endapan dengan penambahan pengendap alkaloid umum.

    Suhu lebur <1021> Di atas suhu 300°.

    Sisa pemijaran Dapat diabaikan; lakukan penetapan menggunakan 100 mg zat.

    Susut pengeringan Tidak lebih dari 2%; lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 2 jam.

 

Urea P NH2CONH2; BM 60,06; [57-13-6]; murni pereaksi.

 

Uridin P 1-?-D-Ribofuranosilurasil P; C9H12N2O6; BM 244,2; [58-96-8]; murni pereaksi.

    Pemerian Serbuk putih.

    Suhu lebur <1021> Antara 166° dan 171°.

    Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Fase gerak Campuran metanol P- amonium asetat 0,2 M (10:90), atur pH hingga 7,0 dengan penambahan asam fosfat P.

    Larutan uji Buat larutan zat 0,5 mg per mL dalam air.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan  detektor 280 nm  dan kolom 4,6 mm x 15 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 2,0 mL per menit.

               Prosedur Suntikkan lebih kurang 20 µl Larutan uji ke dalam kromatograf, hitung luas puncak C9H12N2O6 tidak kurang dari 99,0% luas puncak total.

 

Valser, pereaksi Gunakan Raksa(II) iodida LP.

 

Vanadium pentoksida P V2O5; BM 181,88 ; [1314-62-1]. Mengandung tidak kurang dari 99,5% V2O5.

    Pemerian Serbuk halus, kuning sampai kuning jingga.

    Kelarutan Sukar larut dalam air; larut dalam asam pekat dan dalam basa; tidak larut dalam etanol.

    Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 400 mg zat, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 500 mL, tambahkan 150 mL air dan 30 mL larutan asam sulfat P (1 dalam 2). Didihkan larutan di atas lempeng pemanas selama 5 menit, tambahkan 50 mL air dan didihkan hingga larutan berwarna kuning. Pindahkan lempeng pemanas dan labu ke dalam lemari asam yang berventilasi baik dan alirkan gas belerang dioksida P pada larutan selama 10 menit atau hingga larutan jernih: berwarna biru cerah. Bilas pipa pengalir gas yang dimasukkan dalam labu dengan sedikit air, kemudian alirkan gas karbon dioksida P ke dalam larutan selama 30 menit sambil dididihkan hati-hati. Dinginkan hingga lebih kurang 80° dan titrasi dengan kalium permanganat 0,1 N LV hingga titik akhir berwarna kuning jingga. Lakukan penetapan blangko.

 

Tiap mL kalium permanganat 0,1 N

setara dengan 9,095 mg V2O5

 

Vanilin P 4-hidroksi-3-asam metoksibenzoik; C8H8O3; BM 152,2; [121-33-5]. murni pereaksi.

 

Xilen P C8H10; BM 106,17; [1330-20-7]; murni pereaksi.

 

o-Xilen P C8H10; BM 106,17; [95-47-6]. Mengandung tidak kurang dari 95% C8H10.

    Pemerian Cairan jernih mudah terbakar, tidak berwarna.  

    Kelarutan Tidak larut dalam air: dapat bercampur dengan etanol dan dengan eter.

    Indeks bias <1001> Antara 1,5040 dan 1,5060; lakukan penetapan pada suhu 20º.

    Penetapan kadar Lakukan Kromatografi cair gas seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair-gas dilengkapi dengan kolom baja tahan karat 3 mm x 1,8 m berisi bahan pengisi silikat ammonium hidrat 1,75% ditambah diisodesilftalat 5,0% pada bahan penyangga S1. Gunakan helium P sebagai gas pembawa dengan kecepatan 27,5 mL per menit. Pertahankan suhu detektor, injektor dan kolom berturut-turut pada lebih kurang 280º, 180º dan 80º. Gunakan detektor ionisasi nyala.

 

Xilosa P C5H10O5; BM 150,13; [58-86-6]; murni pereaksi.

 

Zink P Zn; BA 65,39; [7440-66-6]; murni pereaksi.

 

Zink aktif P Masukkan sejumlah zink P dalam bentuk butiran, pelet atau silinder ke dalam larutan 50 µg asam kloroplatinat P per mL. Diamkan selama 10 menit, tiriskan, cuci dan keringkan segera.

    Arsen <321> Metode III Pada 5 g tambahkan 15 mL asam hidroklorida P dan 25 mL air. Tambahkan 0,1 mL larutan timah(III) klorida AsT, 5 mL kalium iodida   0,1M: tidak terjadi warna pada kertas raksa(II)bromida P.

 

Zink butiran P Zink granul P; Zn; BA 65,38; murni pereaksi.

 

Zink granul P Gunakan zink butiran P.

 

Zink klorida P ZnCl2; BM 136,3; [7646-85-7]; murni pereaksi.

    Pemerian Serbuk granul, putih atau hampir putih

 

Zink sulfat P ZnSO4.7H2O; BM 287,5; [7446-20-0]

    Pemerian Serbuk granul, putih atau hampir putih murni pereaksi.

    Jarak lebur <1021> Lebih kurang 100°.

    Bobot jenis Lebih kurang 1,97.

 

Zirkonil nitrat Garam dari basa yang sesuai dengan rumus ZrO(NO3)2.2H2O; [14985-18-3].

    Pemerian Serbuk atau hablur, putih atau hampir putih, higroskopik, larut dalam air. Larutan dalam air jernih atau sedikit opalesen. Simpan dalam wadah tertutup rapat.

 

Zirkonil nitrat LP Larutan zirkonil nitrat P 0,1% dalam campuran 40 mL air dan 60 mL asam klorida P.