Lamivudin


Lamivudine

 

 

(-)-1-[(2R,5S)-2-(Hidroksimetil)-1,3-oksatiolan-5-il]sitosin [134678-17-4]

C8H11N3O3S                                                  BM 229,26

C8H11N3O3S . 0,2CH3OH                            BM 235,66

C8H11N3O3S . 0,2H2O                                  BM 232,86

 

Lamivudin mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C8H11N3O3S, dihitung terhadap zat anhidrat bebas pelarut. Jika pada etiket dicantumkan dalam bentuk metanol solvat, mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C8H11N3O3S, dihitung terhadap zat anhidrat bebas metanol dan bebas pelarut.

 

Pemerian Padat, putih atau hampir putih. Melebur pada suhu lebih kurang 176°.

 

Kelarutan Larut dalam air.

 

Baku pembanding Lamivudin BPFI; tidak boleh dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya, dalam lemari pendingin, Campuran Resolusi A Lamivudin BPFI; Campuran Resolusi B Lamivudin BPFI. Asam Salisilat BPFI; tidak boleh dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat.

 

Identifikasi

    A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan dalam minyak mineral P, menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Lamivudin BPFI.

    B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan kesesuaian sistem, yang diperoleh pada uji batas Lamivudin enantiomer.

 

Serapan cahaya Tidak lebih dari 0,0015, lakukan seperti pada Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya <1191> menggunakan larutan 50 mg per mL dalam air, dalam sel 4 cm pada panjang gelombang 440 nm.

 

Air <1031> Metode 1c Tidak lebih dari 2,0%.

 

Lamivudin enantiomer. Tidak lebih dari 0,3%, lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Dapar Larutkan 7,7 g amonium asetat P dalam air dan encerkan hingga 1000 mL.

    Fase gerak Campuran metanol P-Dapar (5:95), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah Campuran Resolusi A Lamivudin BPFI, larutkan dan encerkan dengan air hingga kadar lebih kurang 0,25 mg per mL.

    Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat masukkan ke dalam labu tentukur yang sesuai, larutkan dan encerkan dengan air hingga kadar 0,25 mg per mL.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 270 nm dan kolom 4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L45. Pertahankan suhu kolom antara 15º dan 30º. Laju alir lebih kurang 1 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara lamivudin dan lamivudin enansiomer tidak kurang dari 1,5 [Catatan Waktu retensi relatif lamivudin dan lamivudin enansiomer berturut-turut lebih kurang 1,0 dan 1,2].

    Prosedur Suntikkan sejumlah volume (lebih kurang 10 µL) Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung persentase lamivudin enansiomer dalam zat dengan rumus :

 

 

ru dan rS berturut-turut adalah respons puncak lamivudin enansiomer dan lamivudin dari Larutan uji.

 

Residu pelarut Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan baku internal Pipet 1 mL 2-pentanon ke dalam labu tentukur 100-mL, encerkan dengan campuran dimetil sulfoksida P-air (1:1) sampai tanda.

    Larutan baku Pipet 10 mL Larutan baku internal ke dalam labu tentukur 100-mL. Tambahkan masing-masing lebih kurang 100 µL etanol anhidrat P, isopropilasetat P, metanol P dan trietilamina P. Encerkan dengan campuran dimetil sulfoksida P-air (1:1) sampai tanda.

    Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 5 g zat, masukkan kedalam labu tentukur 100-mL, tambahkan 10 mL Larutan baku internal, encerkan dengan campuran dimetil sulfoksida P-air (1:1) sampai tanda.

    Sistem kromatografi Kromatograf gas dilengkapi detektor ionisasi nyala dengan kolom 0,53 mm x 50 m berisi bahan pengisi G1 setebal 5 mm dan suatu sistem injektor split. Gunakan hidrogen P sebagai gas pembawa pada tekanan 5 psig, laju alir lebih kurang 320 mL per menit. Kromatograf diprogram sebagai berikut:

 

Suhu awal

(º)

Kenaikan suhu

(º/menit)

Suhu akhir

(º)

Waktu tahan pada suhu akhir

(menit)

70

-

70

3

70

30

200

6,5

Pertahankan suhu injektor dan detektor masing-masing pada 150° dan 250°.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 0,5 µL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromotograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak. Hitung persentase masing-masing residu pelarut dalam zat dengan rumus:

 

 

 

Ru dan RS berturut-turut adalah perbandingan respons puncak masing-masing analit terhadap baku internal yang diperoleh dari Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar masing-masing analit dalam mg per mL Larutan baku; CU adalah kadar lamivudin dalam mg per mL Larutan uji. Masing-masing residu tidak lebih dari batas yang tertera pada Tabel 1.

 

Tabel 1

Nama

Batas (%)

Alkohol

0,2

Isopropil Asetat

0,2

Metanol

0,1

Trietilamin

0,1

Total sisa pelarut

0,3

 

Metanol Antara 2,0% dan 3,0%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi <931>. [Catatan Jika pada etiket dicantumkan sebagai lamivudin metanol solvat.]

    Pengencer Campuran N,N-dimetilformamida-       (t-butanol) (500:1).

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah metanol P, larutkan dalam pengencer hingga kadar 0,625 mg per mL. Pipet 2 mL larutan ini ke dalam vial headspace­ dan segera ditutup dengan segel.

    Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat, masukkan ke dalam vial headspace­, tambahkan 2,0 mL Pengencer dan segera ditutup dengan segel.

    Sistem kromatografi Kromatograf gas dilengkapi detektor ionisasi nyala dengan kolom 0,53 mm x 75 m berisi bahan pengisi G43 setebal 3 mm dan sistem injektor split dengan perbandingan 15:1. Kondisi headspace­ sampler, suhu oven 95° dan suhu Loop 175°. Suhu Transfer Line 175° dengan waktu kesetimbagan 10 menit. Gunakan helium P sebagai gas pembawa. Laju alir lebih kurang 6 mL per menit. Kromatograf diprogram sebagai berikut:

 

Suhu awal

(º)

Kenaikan suhu

(º/menit)

Suhu akhir

(º)

Waktu tahan pada suhu akhir

(menit)

40

-

40

13

40

40

240

12

 

Pertahankan suhu injektor dan detektor masing-masing pada 180° dan 250°. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram, ukur respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur: faktor ikutan untuk metanol tidak lebih dari 2,0; efisiensi kolom untuk metanol tidak kurang dari 25.000 lempeng teoritis dan simpangan baku relatif untuk metanol pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 5,0%. [Catatan Waktu retensi relatif untuk metanol dan  t-butanol berturut-turut 1,0 dan 1,9.]

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 1,0 mL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromotograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung persentase metanol dalam zat sebagai lamivudine metanol solvat dengan rumus:

 

 

Ru dan RS berturut-turut adalah perbandingan respons puncak metanol terhadap t-butanol dari Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar metanol dalam mg per mL Larutan baku; CU adalah kadar lamivudin (sebagai metanol solvat) dalam mg per mL Larutan uji.

 

Cemaran Organik Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi<931>.

    Dapar, Fase gerak, Larutan kesesuaian sistem, Larutan baku dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar.

    Larutan baku asam salisilat Timbang saksama sejumlah Asam Salisilat BPFI, larutkan dan encerkan dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang 0,625 mg per mL.

    Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan dan encerkan dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang 0,25 mg per mL.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 10 µL) Larutan baku asam salisilat dan Larutan uji ke dalam kromotograf, rekam kromatogram dan ukur semua respons puncak. Hitung persentase asam salisilat dalam zat dengan rumus:

 

 

ru  dan rS berturut-turut adalah respons puncak asam salisilat yang diperoleh dari Larutan uji dan Larutan baku asam salisilat; CS adalah kadar asam salisilat dalam mg per mL Larutan baku asam salisilat; CU adalah kadar lamivudin dalam mg per mL Larutan uji. Hitung persentase masing-masing cemaran dalam zat dengan rumus:

 

 

 

radalah respons puncak masing-masing cemaran selain asam salisilat yang diperoleh dari Larutan uji; rT adalah jumlah semua respons puncak. Masing-masing cemaran dan total cemaran tidak lebih dari batas yang tertera pada Tabel 2.

 

Tabel 2.

Nama

Waktu retensi relatif

Batas

 (%)

Asam lamivudin karboksilat

0,4

0,3

Lamivudin-trans

(lamivudin diastereomer)

0,9

0,2

Lamivudin

1,0

-

Asam salisilat

2,7

0,1

Cemaran lain

-

0,1

Total cemaran

-

0,6

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Dapar Timbang lebih kurang 1,9 g amonium asetat P, masukkan ke dalam labu tentukur 1000-mL, larutkan dalam lebih kurang 900 mL air, atur pH hingga 3,8 ± 0,2 dengan penambahan asam asetat P, encerkan dengan air sampai tanda dan campur.

    Fase gerak Campuran metanol P-Dapar (5:95), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah Campuran Resolusi B Lamivudin BPFI, larutkan dan encerkan dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang 0,25 mg per mL.

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah Lamivudin BPFI, larutkan dan encerkan dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang 0,25 mg per mL.

   Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan dan encerkan dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang 0,25 mg per mL.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 277 nm dan kolom 4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1 mL per menit. Pertahankan suhu kolom pada 35°. Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem dan rekam kromatogram, ukur respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara lamivudin dan lamivudin diastereomer tidak kurang dari 1,5 [Catatan Waktu retensi relatif Lamivudin dan Lamivudin diastereomer berturut-turut lebih kurang 1,0 dan 0,9]. Lakukan kromotografi terhadap Larutan baku dan rekam kromatogram, ukur respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 10 µL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung persentase lamivudin, C8H11N3O3S, dalam zat yang digunakan dengan rumus:

 

 

rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar Lamivudin BPFI dalam mg per mL Larutan baku; CU adalah kadar lamivudin dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan bobot yang ditimbang.

 

Wadah  dan  penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, tidak tembus cahaya, pada suhu ruang.

 

Penandaan  Jika sediaan dalam bentuk metanol solvat, harus dicantumkan pada etiket.