Kalsium Folinat


Tambahan  Monografi
KALSIUM FOLINAT
Calcium Folinate

Kalsium(2S)-2-[[4[[[(6RS)-2-amino-5-formil-4- okso1,4,5,6,7,8-heksahidropteridin-6- il]metil]amino]benzoil]amino]pentandioat [1492-18-8]

C20H21CaN7O         BM 511,5
C20H21CaN7O7,  

                                                           

 

Kalsium folinat mengandung tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari 102,0%, C20H21CaN7O7, dihitung terhadap zat anhidrat. Mengandung tidak kurang dari 7,54% dan tidak lebih dari 8,14% kalsium, Ca, dihitung terhadap zat anhidrat. Dapat mengandung variasi air hidrat.

Pemerian Serbuk hablur atau amorf, putih atau kuning muda, higroskopik.

Kelarutan Agak sukar larut dalam air; praktis tidak larut dalam aseton dan dalam etanol. Bentuk amorf dapat membentuk larutan lewat jenuh dalam air.

Baku pembanding Kalsium Folinat BPFI; tidak boleh dikeringkan, simpan dalam wadah terlindung cahaya, dalam lemari pendingin. Asam formilfolat BPFI (Senyawa Sejenis D Kalsium Folinat BPFI) Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik. Penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi]. Rekonstitusi seluruh isi, simpan larutan dalam lemari pendingin dan gunakan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dalam lemari pembeku.

[Catatan Lakukan semua penetapan secepat mungkin dan dalam wadah aktinik rendah]

Identifikasi Lakukan identifikasi A, B, dan D atau A, C dan D.

  1. Memenuhi syarat uji Rotasi jenis.
  2. Spektrum serapan   inframerah   zat   yang didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Kalsium Folinat BPFI. Jika spektrum yang diperoleh berbeda, lakukan penetapan sebagai berikut: Larutkan secara terpisah sejumlah zat dan Kalsium Folinat BPFI dalam air dan teteskan aseton P secukupnya hingga terbentuk endapan. Diamkan selama 15 menit, sentrifus sampai terbentuk endapan. Kumpulkan endapan dan cuci endapan dua kali, tiap kali dengan sejumlah kecil aseton P dan keringkan. Lakukan penetapan menggunakan residu.
  3. Lakukan   penetapan   seperti   tertera   pada Identifikasi secara kromatografi lapis tipis <281>.

Penjerap Gunakan lempeng Selulosa F254.

Fase gerak Buat campuran isoamil alkohol P- asam sitrat monohidrat P 50 g per L, yang telah di atur pH hingga 8 dengan penambahan amonia P (1:10). Campur, diamkan dan gunakan lapisan bawah.

Larutan baku Timbang lebih kurang 15 mg Kalsium Folinat BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 5-mL, larutkan dan encerkan dengan amonia P 3% sampai tanda.

Larutan uji Timbang lebih kurang 15 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur 5-mL, larutkan dan encerkan dengan amonia P 3% sampai tanda.

Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 5 μL Larutan baku dan Larutan uji pada lempeng kromatografi. Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang telah dijenuhkan dengan Fase gerak, biarkan merambat hingga 15 cm. Angkat lempeng, tandai batas rambat, biarkan kering di udara. Amati bercak di bawah cahaya ultraviolet 254 nm: ukuran dan harga RF bercak utama yang diperoleh dari Larutan uji sesuai dengan bercak utama Larutan baku.

  1. Menunjukkan reaksi Kalsium seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.

Kejernihan larutan <881> Jernih; serapan pada panjang gelombang 420 nm tidak lebih dari 0,60. Lakukan penetapan menggunakan larutan 2,5% dalam air bebas karbon dioksida P, jika perlu panaskan pada suhu 40°.

pH <1071> Antara 6,8 dan 8,0; lakukan penetapan menggunakan larutan 2,5% dalam air bebas karbon dioksida P, jika perlu panaskan pada suhu 40°.

Rotasi jenis <1081> Antara +14,4º dan +18,0º terhadap zat anhidrat, lakukan penetapan menggunakan larutan 2,5% dalam air bebas karbon dioksida P, jika perlu panaskan pada suhu 40°.

Air <1031> Metode Ia Tidak lebih dari 17,0%. Lakukan penetapan dengan cara sebagai berikut: larutkan 100 mg zat dalam 50 mL pelarut dan 15 mL formamida P. Aduk selama 6 menit sebelum titrasi dan gunakan pentiter yang sesuai yang tidak mengandung piridin.

Endotoksin bakteri <201>     Tidak lebih dari 0,5 unit Endotoksin FI per mg kalsium folinat, jika digunakan untuk pembuatan sediaan parenteral tanpa prosedur sterilisasi lebih lanjut.

Aseton, Etanol dan Metanol Aseton tidak lebih dari 0,5%; etanol tidak lebih dari 3,0% dan metanol tidak lebih dari 0,5%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi <931>. [Catatan Gunakan metode standar adisi untuk aseton, etanol, dan metanol.]

Larutan baku Timbang saksama masing-masing 0,125 g aseton P, 0,750 g etanol anhidrat P, dan 0,125 g metanol P, masukkan ke dalam labu tentukur 1000-mL, encerkan dengan air sampai tanda.

Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 0,25 g zat, masukkan ke dalam labu tentukur 10-mL, larutkan dan encerkan dengan air sampai tanda.

Sistem kromatografi Kromatograf gas dilengkapi dengan injektor headspace, detektor ionisasi nyala dan kolom dengan   penyangga   leburan   silika dan fase diam kopolimer stirena-divinilbenzena 0,32 mm x 10 m. Suhu injektor dan detektor pada 250°. Kondisikan headspace sampler dengan suhu kesetimbangan 80°, waktu kesetimbangan 20 menit dan waktu presurisasi 30 detik. Suhu kolom diprogram sebagai berikut:

 
Waktu (menit)
Suhu (°C)
Kolom
0-6
6-15
125 -->185
185
Injektor
 
250
Detektor
 
250

Gunakan nitrogen P sebagai gas pembawa dengan laju alir lebih kurang 4 mL per menit.

Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama yang sesuai Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung persentase aseton, etanol, dan metanol dalam zat.

Klorida <361> Tidak lebih dari 0,5%. Timbang saksama lebih kurang 300 mg zat, larutkan dalam 50 mL air. Jika perlu panaskan pada suhu 40°. Tambahkan 10 mL asam nitrat 2N, titrasi dengan perak nitrat 0,005 N LV sambil diaduk. tetapkan titik akhir secara potensiometrik. Hitung jumlah klorida dalam mg.

Tiap mL perak nitrat 0,005 N setara dengan 0,177 mg klorida.

Platinum Tidak lebih dari 20 bpj.

Larutan uji persediaan Timbang saksama lebih kurang 1 g zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-mL, larutkan dan encerkan dengan air sampai tanda.

Larutan baku Buat Larutan baku platina 30 bpj dalam campuran asam nitrat P-air (1:99). Buat beberapa konsentrasi Larutan baku.

Prosedur Ukur serapan Larutan baku dan Larutan uji pada garis emisi platinum 265,9 nm dengan spektrofotometer serapan atom seperti tertera pada Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya <1191> dilengkapi dengan lampu hollow katoda platina. Ukur penetapan blangko dan lakukan koreksi. Buat kurva yang menggambarkan hubungan antara serapan Larutan baku terhadap kadar platinum dan buat garis regresi. Dari kurva yang diperoleh, tentukan kadar platinum dalam Larutan uji. Hitung kadar platinum dalam bpj dalam zat menggunakan kurva kalibrasi.

Cemaran organik Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

Dapar Timbang lebih kurang 2,2 g natrium fosfat dibasa dodekahidrat P, larutkan dalam air, tambahkan 2,0 mL Larutan tetrabutilamonium hidroksida P 40%, atur pH hingga 7,8 dengan penambahan asam ortofosfat P. Encerkan dengan air hingga 780 mL.

Fase gerak Campuran metanol P-Dapar (220:780), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.

Larutan uji   Timbang saksama   lebih kurang 10 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur 10-mL, larutkan dan encerkan dengan air sampai tanda.

Larutan baku persediaan Timbang saksama lebih kurang 10 mg Kalsium Folinat BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 10-mL, larutkan dan encerkan dengan air sampai tanda.

Larutan baku A Pipet 1 mL Larutan baku persediaan ke dalam labu tentukur 100-mL, encerkan dengan air sampai tanda.

Larutan baku B Timbang saksama lebih kurang 10 mg Asam formilfolat BPFI (Senyawa Sejenis D Kalsium Folinat BPFI) masukkan ke dalam labu tentukur 100-mL, larutkan dan encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Pipet 1 mL larutan ini, masukkan ke dalam labu tentukur 10-mL, encerkan dengan air sampai tanda.

Larutan pembanding Pipet 1 mL Larutan baku A ke dalam labu tentukur 10-mL, encerkan dengan air sampai tanda.

Larutan kesesuaian sistem Pipet 5 mL Larutan baku B ke dalam labu tentukur 10-mL, encerkan dengan Larutan baku A sampai tanda.

Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom 4 mm x 25 cm, berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang 1 mL per menit. Pertahankan suhu kolom pada 40º. Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara Senyawa Sejenis D Kalsium Folinat BPFI dan kalsium folinat tidak kurang dari 2,2.

Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 10 µL) Larutan uji, Larutan baku A, Larutan baku B, Larutan pembanding, dan Larutan kesesuaian sistem ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram 2,5 kali waktu retensi folinat dan ukur semua respons puncak. Hitung persentase masing-masing cemaran dalam zat. Masing-masing cemaran dan total cemaran tidak lebih dari batas seperti tertera pada Tabel.

Tabel

Cemaran

Batas

Senyawa sejenis D kalsium folinat

Tidak lebih dari respons puncak Larutan baku B (1%)                

Senyawa sejenis A, B, C, E, F, G kalsium folinat

Masing-masing tidak lebih dari respons puncak utama Larutan baku A (1%)                   

Total cemaran (selain senyawa sejenis D kalsium folinat)

Tidak lebih dari 2,5 kali respons puncak Larutan baku A (2,5%)

Abaikan respons puncak lebih kecil dari respons puncak utama Larutan pembanding (0,1%).

Penetapan kadar kalsium Timbang saksama lebih kurang 400 mg zat, larutkan dalam 150 mL air dan encerkan dengan 300 mL air. Titrasi dengan natrium edetat 0,1 M LV.

Tiap mL natrium edetat 0,1 M setara dengan 4,008 mg Ca

Penetapan kadar kalsium folinat Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

Dapar Timbang lebih kurang 2,2 g natrium fosfat dibasa dodekahidrat P, larutkan dalam air, tambahkan 2,0 mL Larutan tetrabutilamonium hidroksida P 40%. atur pH hingga 7,8 dengan penambahan asam ortofosfat P. Encerkan dengan air hingga 780 mL.

Fase gerak Campuran metanol P-Dapar (220:780), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.

Larutan uji Timbang   saksama   lebih kurang 10 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur 10-mL, larutkan dan encerkan dengan air sampai tanda.

Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 10 mg Kalsium Folinat BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 10-mL, larutkan dan encerkan dengan air sampai tanda.

Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom 4 mm x 25 cm, berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang 1,0 mL per menit. Pertahankan suhu kolom pada 40º. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada enam kali penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.

Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 10 µL) Larutan uji dan Larutan baku ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung persentase kalsium folinat, C20H21CaN7O7, dengan rumus:

ru dan rS berturut-turut adalah respons puncak kalsium folinat dari Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar Kalsium folinat BPFI dalam mg per mL Larutan baku; CU adalah kadar kalsium folinat dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan bobot yang ditimbang.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah kedap udara, terlindung cahaya. Jika digunakan untuk sediaan steril, simpan dalam wadah steril, kedap udara dan disegel.