Uji Bahan Tambahan Dalam Vaksin Dan Imunoserum


Fenol Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, vaksin dan imunoserum yang mengandung fenol sebagai pengawet tidak lebih dari 0,25% bila ditetapkan dengan cara sebagai berikut. Kocok homogen, ukur saksama sejumlah zat uji, encerkan dengan air hingga larutan mengandung fenol lebih kurang 0,0015%. Ke dalam 5 mL larutan tambahkan masing-masing 5 mL Dapar borat pH 9,0, larutan 4-aminofenazon P 0,1% dan larutan kalium heksa sianoferat(III) P 5%. Biarkan larutan selama 10 menit dan ukur serapan pada 546 nm. Hitung kadar fenol dalam zat uji, menggunakan kurva kalibrasi yang diperoleh dengan cara yang sama dari 5 mL larutan baku fenol yang masing-masing mengandung 0,0005%; 0,0010%; 0,0015; 0,0020% dan 0,0030%.

 

    Formaldehida bebas Tidak lebih dari 0,02% jika ditetapkan dengan cara sebagai berikut [Catatan Jika metabisulfit digunakan untuk menetralkan kelebihan formaldehida, metode ini tidak dapat digunakan]. Encerkan sediaan uji 10 kali dengan air, ambil 1 mL tambahkan 4 mL air dan 5 mL asetilaseton LP. Hangatkan dalam tangas air pada suhu 40° selama 40 menit. Warna yang terjadi tidak lebih kuat dari warna larutan pembanding yang dibuat dengan cara dan dalam waktu yang sama, menggunakan 1 mL larutan yang mengandung formaldehida P, CH2O, 0,002% sebagai pengganti larutan uji. Pada saat membandingkan, amati tabung dalam posisi vertikal dari atas.

 

    Aluminium Kecuali dinyatakan lain dalam masing -masing monografi, vaksin jerap mengandung aluminium tidak lebih dari 1,25 mg per dosis bila ditetapkan dengan cara sebagai berikut. Kocok homogen sediaan uji, pindahkan sejumlah sediaan  mengandung 5 mg hingga 6 mg aluminium ke dalam labu destruksi 50 mL. Tambahkan 1 mL asam sulfat P, 0,3 mL asam nitrat P dan sejumlah batu didih. Panaskan larutan hingga terbentuk asap berwarna putih. Bila terjadi pengarangan, tambahkan beberapa tetes asam nitrat P dan lanjutkan pendidihan hingga pengarangan hilang. Biarkan dingin selama beberapa menit, tambahkan hati-hati 10 mL air dan didihkan hingga larutan jernih. Biarkan dingin, tambahkan 0,1 mL jingga metil LP dan netralkan dengan natrium hidroksida 10 N (lebih kurang 6,5 mL hingga 7,0 mL). Bila terbentuk endapan, larutkan endapan dengan penambahan asam sulfat 1 M tetes demi tetes. Pindahkan larutan ke dalam labu, bilas labu destruksi dengan 25 mL air. Tambahkan 25 mL dinatrium edetat 0,02 M LV, 10 mL dapar asetat pH 4,4 dan beberapa batu didih. Didihkan perlahan-lahan selama 3 menit. Tambahkan 0,25 mL larutan piridilazonaftol P dan titrasi kelebihan dinatrium edetat dalam keadaan panas dengan tembaga(II) sulfat 0,02 M LV hingga warna berubah menjadi coklat keunguan. Lakukan penetapan blangko. Perbedaan volume titran menunjukkan volume dinatrium edetat 0,02 M setara dengan jumlah aluminium.

 

Tiap mL dinatrium edetat 0,02 M

setara dengan 0,5396 mg Al

 

    Kalsium Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, vaksin jerap mengandung kalsium tidak lebih dari 1,3 mg per dosis bila ditetapkan dengan cara berikut. Kocok homogen sediaan uji, ambil 1,0 mL tambahkan 0,2 mL asam hidroklorida P dan encerkan dengan air hingga 3,0 mL. Tetapkan kadar kalsium dengan Spektrofotometri Emisi Atom seperti tertera pada Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya <1191> pada 620 nm menggunakan Larutan baku kalsium, jika perlu encerkan dengan air