Alfa Toko Ferol


Vitamin E

Tocopherol

 

Vitamin E adalah bentuk dari alfa tokoferol (C29H50O2) termasuk d- atau dl-alfa tokoferol (C29H50O2); d-atau dl-alfa tokoferol asetat (C31H52O3); d-atau dl-alfa tokoferol asam suksinat (C33H54O5). Mengandung tidak kurang dari 96,0% dan tidak lebih dari 102,0% masing-masing C29H50O2, C31H52O3, atau C33H54O5.

 

Pemerian Praktis tidak berbau dan tidak berasa bentuk alfa tokoferol dan alfa tokoferol asetat berupa minyak kental jernih, warna kuning atau kuning kehijauan. d-Alfa tokoferol asetat dapat berbentuk padat pada suhu dingin. Alfa tokoferol asam suksinat berupa serbuk warna putih; bentuk d-isomer melebur pada suhu lebih kurang 75° dan bentuk dl-melebur pada suhu lebih kurang 70°. Golongan alfa tokoferoltidak stabil terhadap udara dan cahaya. Bentuk ester stabil terhadap udara dan cahaya. Golongan alfa tokoferol dan esternya tidak stabil dalam suasana alkalis. Senyawa dengan asam suksinat juga tidak stabil bila dalam bentuk leburan.

 

Kelarutan Alfa tokoferol asam suksinat tidak larut dalam air; sukar larut dalam larutan alkali; larut dalam etanol, dalam eter, dalam aseton dan dalam minyak nabati. Sangat mudah larut dalam kloroform. Bentuk vitamin E lain tidak larut dalam air; larut dalam etanol; dapat bercampur dengan eter dengan aseton dengan minyak nabati dan dengan kloroform.

 

Baku pembanding Alfa Tokoferol BPFI; simpan dalam wadah tertutup rapat terlindung cahaya; setelah ampul dibuka segera ambil zat dan simpan ampul yang berisi sisa zat dibawah gas inert, dalam wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya, tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan. Alfa Tokoferol Asetat BPFI; simpan dalam wadah tertutup rapat terlindung cahaya, tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan, setelah ampul dibuka segera ambil zat dan simpan ampul yang berisi sisa zat di bawah gas inert, dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya. Alfa Tokoferol Asam Suksinat BPFI; simpan dalam wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya, tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan.

 

Identifikasi

    Larutan uji untuk alfa tokoferol asetat [Catatan gunakan alat kaca aktinik rendah]. Timbang saksama lebih kurang 220 mg d- atau dl-alfa tokoferol asetat, masukkan kedalam labu alas bulat bersumbat kaca 150 mL, larutkan dalam 25 mL etanol mutlak P. Tambahkan 20 mL larutan asam sulfat P dalam etanol P (1 dalam 7), refluks dalam alat yang semua terdiri dari kaca selama 3 jam, terlindung cahaya matahari. Dinginkan pindahkan ke dalam labu tentuktur 200-mL, encerkan dengan larutan asam sulfat P dalam etanol P (1 dalam 72 ) sampai tanda dan campur.

    Larutan uji untuk alfa tokoferol asam suksinat [Catatan gunakan alat kaca aktinik rendah]. Timbang saksama sejumlah zat uji setara dengan lebih kurang 200 mg alfa tokoferol, masukkan kedalam labu alas bulat bersumbat kaca 250 mL, larutkan dalam 50 mL etanol mutlak P dan refluks selama 1 menit. Bila larutan sudah mendidih tambahkan 1 g kepingan kalium hidroksida P melalui kondensor satu persatu untuk menghindari terbentuknya panas berlebihan [Perhatian gunakan kacamata pelindung]. Lanjutkan refluks selama 20 menit, tanpa didinginkan, tambahkan hati-hati 2 mL asam hidroklorida P tetes demi tetes melalui kondensor [Catatan untuk menghindari oksidasi udara karena zat dalam pelarut alkali], dinginkan, pindahkan isi labu kedalam corong pisah 500 mL bilas labu dengan 100 mL air, kemudian dengan 100 mL eter P. Masukkan bilasan dalam corong pisah. Kocok kuat biarkan memisah, masukkan tiap lapisan kedalam dua corong pisah yang berbeda. Ekstraksi lapisan air dua kali, tiap kali dengan 50 mL eter P. Tambahkan ekstrak eter ini pada ekstrak eter pertama. Kumpulan ekstrak eter dibilas empat kali, tiap kali dengan 100 mL air, kemudian uapkan ekstrak eter diatas tangas air dibawah tekanan atau aliran gas nitrogen P hingga tersisa lebih kurang 7 atau 8 mL. Uapkan sisa eter tanpa pemanasan. Larutkan segera residu dalam larutan asam sulfat P dalam etanol P (1 dalam 72), pindahkan kedalam labu tentukur 200-mL, encerkan dengan larutan asam sulfat P dalam etanol P sampai tanda, campur.

    A. Buat larutan mengandung 10 mg alfa tokoferol tak teresterifikasi dalam 10 mL etanol mutlak P atau gunakan 10 mL larutan uji untuk alfa tokoferol asetat atau larutan uji untuk alfa tokoferol asam suksinat. Tambahkan dengan digoyang 2 mL asam nitrat P, dan panaskan pada suhu lebih kurang 75° selama 15 menit: terjadi warna merah terang atau jingga.

    B. Timbang saksama lebih kurang 100 mg alfa tokoferol tak teresterifikasi larutkan dalam 50 mL eter P. Untuk ester d-tokoferol, pipet Larutan uji untuk alfa tokoferol asetat atau Larutan uji untuk alfa tokoferol asam suksinat setara dengan lebih kurang 100 mg zat uji, masukkan ke dalam corong pisah dan tambahkan 200 mL air. Ekstraksi dua kali, pertama dengan 75 mL eter P, kemudian dengan 25 mL eter P. Masukkan kumpulan ekstrak eter ke dalam corong pisah yang lain. Pada ekstrak eter dari bentuk tak teresterifikasi atau alfa tokoferol terhidrolisis tambahkan 20 mL larutan kalium heksasianoferat(III) P (1 dalam 10) dan larutan natrium hidroksida P (1 dalam 25), kocok selama 3 menit. Bilas ekstrak eter empat kali, tiap kali dengan 50 mL air, buang cairan bilasan dan keringkan dengan natrium sulfat anhidrat P. Uapkan ekstrak eter diatas tangas air di bawah tekanan atau aliran gas nitrogen P hingga tersisa lebih kurang 7-8 mL, kemudian lanjutkan penguapan tanpa pemanasan. Larutkan segera residu dalam 5,0 mL isooktana P dan tetapkan rotasi jenis. Hitung rotasi jenis sesuai tertera pada Penetapan Rotasi Optik <1081>; c adalah jumlah gram tokoferol total yang diperoleh pada Penetapan kadar dalam tiap 100 mL larutan uji: bentuk d-isomer mempunyai rotasi jenis tidak kurang dari +240 sedangkan bentuk dl tidak menunjukan rotasi optik.

    C. Waktu retensi relatif puncak utama kromatogram terhadap baku internal dari larutan uji yang diperoleh dari penetapan kadar sama seperti pada Larutan baku.

 

Keasaman Alfa tokoferol asam suksinat memerlukan antara 18,0 dan 19,3 mL natrium hidroksida 0,1 N: bentuk vitamin E lain memerlukan tidak lebih dari 1,0 mL natrium hidroksida 0,1 N. Lakukan penetapan dengan melarutkan 1,0 g zat uji dalam 25 mL campuran sama banyak etanol P dan eter P (yang telah dinetralkan terhadap Fenolftalein dengan natrium hidroksida 0,1 N LV), tambahkan 0,5 mL Fenolftalein LP titrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N LV hingga terjadi warna merah muda lemah yang tidak hilang setelah dikocok 30 detik.

 

Penetapan kadar alfa tokoferol Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan baku internal Timbang sejumlah heksadesil heksadekanoat P, larutkan dalam n-heksana P hingga kadar lebih kurang 1 mg per mL.

    Larutan baku [Catatan gunakan alat kaca aktinik rendah]. Timbang saksama sejumlah alfa tokoferol BPFI, larutkan dalam sejumlah larutan baku internal hingga kadar lebih kurang 1 mg  per mL.

    Larutan uji [Catatan gunakan alat kaca aktinik rendah]. Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat (d-atau dl alfa tokoferol), masukan ke dalam labu tentukur 50-mL, larutkan dalam larutan baku internal, encerkan dengan larutan baku internal sampai tanda.

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi dengan detektor ionisasi nyala dan kolom kaca borosilikat 4 mm x 2m berisi bahan pengisi 2% - 5% fase cair G2 pada partikel penyangga S1AB80 80 - 100 mesh. Pertahankan suhu kolom pada suhu antara 2450 dan 2650, suhu injektor dan detektor lebih kurang 100 lebih tinggi dari suhu kolom; laju alir gas pembawa kering disesuaikan hingga diperoleh puncak heksadesil heksadekanoat, lebih kurang 18 hingga 20 menit setelah penyuntikan larutan contoh bila digunakan kolom 2% atau 30 hingga 32 menit bila digunakan kolom 5% [Catatan kondisikan kolom dengan cara seperti tertera pada Kromatografi <931>].

    Uji zat pengganggu Timbang saksama zat uji, larutkan dalam n-heksana P hingga diperoleh larutan dengan kadar lebih kurang 1 mg per mL. Suntikkan sejumlah volume larutan ini yang diukur saksama hingga diperoleh kromatogram dengan puncak utama tidak kurang dari 50% respon maksimum perekam. Dengan cara yang sama suntikkan sejumlah volume larutan baku internal yang diukur saksama. Bila sebuah puncak kromatogram zat uji mempunyai waktu retensi sama dengan heksadesil heksadekanoat, buat suatu faktor koreksi pengenceran atau atenuasi dan tentukan luas yang disebabkan oleh komponen penggangu yang harus dikurangkan dari luas puncak larutan baku internal yang diperoleh pada larutan uji seperti tertera pada Prosedur.

    Kesesuaian sistem Suntikkan sejumlah larutan campuran dalam n-heksana P dengan kadar 1 mg per mL masing-masing Alfa Tokoferol BPFI dan Alfa Tokoferol Asetat BPFI seperti tertera pada prosedur hingga diperoleh resolusi, R, tidak kurang dari 1,0.

    Kalibrasi Suntikkan sejumlah larutan baku, rekam luas puncak seperti tertera pada prosedur. Hitung faktor respons relatif, F, dari Larutan baku dengan rumus:

CD dan CS berturut-turut adalah kadar heksadesil heksadekanoat P dan Alfa Tokoferol BPFI dalam mg per mL Larutan baku. Kemudian suntikkan berturut-turut sejumlah sediaan baku untuk memastikan bahwa faktor respon relatif, F, tetap sekitar 2,0%.

    Prosedur Suntikkan sejumlah volume (2 hingga 5 ?L) Larutan uji ke dalam kromatograf gas yang sesuai, rekam kromatogram hingga diperoleh sekurang-kurangnya 50% respon maksimum perekam. Ukur luas dari puncak utama pertama alfa tokoferol dan luas puncak utama kedua heksadesil heksadekanoat, rekam harga berturut-turut sebagai aU dan aD. Hitung kadar dalam mg alfa tokoferol dalam vitamin E dengan rumus:

CD adalah kadar heksadisil heksadekanoat dalam mg per mL Larutan baku; F adalah faktor respons relatif.

 

Penetapan kadar alfa tokoferol asetat Lakukan penetapan seperti tertera pada Penetapan kadar alfa tokoferol dengan mengganti alfa tokoferol dengan alfa tokoferol asetat dan Alfa Tokoferol BPFI dengan Alfa Tokoferol Asetat BPFI.

 

Penetapan kadar alfa tokoferol asam suksinat Lakukan penetapan seperti tertera pada Penetapan kadar alfa tokoferol dengan mengganti alfa tokoferol asam suksinat dan Alfa Tokoferol BPFI dengan Alfa Tokoferol Asam Suksinat BPFI. Kromatogram yang diperoleh pada penetapan kadar menunjukkan waktu retensi relatif lebih kurang 0,53 untuk alfa tokoferol, 0,62 untuk alfa tokoferol asetat, 0,54 untuk alfa tokoferol asam suksinat dan 1,0 untuk heksadesil heksadekanoat.

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya. Bentuk d-atau dl-alfa tokoferol dilindungi dengan gas inert.

 

Penandaan Pada etiket tertera bentuk kimia d- atau dl-. Aktivitas vitamin E dapat dinyatakan sebagai jumlah eqivalen d-alfa tokoferol dalam mg per g berdasarkan hubungan unit dan bobot.