Ketokonazol


Ketoconazole

 

(±) cis-1-Asetil-4-[p-[[2-(2,4-diklorofenil)-

2-(imidazol-1-ilmetil)-1,3-dioksolan-4-il] metoksi]fenil) piperazina [65277-42-1]

C26H28Cl2N4O4                                                      BM 531,43

 

Ketokonazol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C26H28Cl2N4O4, dihitung terhadap zat kering.

 

Baku pembanding Ketokonazol BPFI; tidak boleh dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat. Terkonazol BPFI.

 

Identifikasi

A.   Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Ketokonazol BPFI.

B.   Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti diperoleh pada Penetapan kadar.

 

Rotasi jenis <1081> Antara -1 dan +1; lakukan penetapan pada suhu 20º menggunakan larutan yang mengandung 40 mg per mL zat dalam metanol P.

 

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 80º selama 4 jam.

 

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%; lakukan penetapan menggunakan 2 g zat.

 

Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.

 

Cemaran organik  Masing-masing cemaran tidak lebih dari 0,10%, total cemaran tidak lebih dari 2,0%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Dapar, Larutan A, Larutan B, Fase gerak dan Pengencer lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar.

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah Ketokonazol BPFI dan Terkonazol BPFI, larutkan dan encerkan dengan Pengencer hingga kadar masing-masing lebih kurang  0,01 mg per mL.

   Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat,  larutkan dan encerkan dengan Pengencer hingga kadar lebih kurang 10,0 mg per mL.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 225 nm dan kolom berukuran 4,6 mm × 10 cm, berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 3 µm. Laju alir lebih kurang 2 mL per menit. Kromatograf diprogram sebagai berikut:

 

Waktu

Larutan A

Larutan B

(menit)

(%)

(%)

0

100

0

20

0

100

25

0

100

26

100

0

30

100

0

 

Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara ketokonazol dan terkonazol tidak kurang dari 2,0; simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang untuk puncak ketokonazol tidak lebih dari 5,0%.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 10 µL) Larutan uji dan Larutan baku ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur semua respons puncak utama. Abaikan puncak yang kurang dari 0,05%. Hitung persentase masing-masing cemaran, dalam zat dengan rumus:

 

 

ri adalah respons puncak masing-masing cemaran dari Larutan uji; rS adalah respons puncak ketokonazol dari Larutan baku; CS adalah kadar Ketokonazol  BPFI dalam mg per mL Larutan baku dan CU adalah kadar ketokonazol dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan bobot yang ditimbang.

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Dapar Buat larutan tetrabutil amonium hidrogen sulfat P dalam air dengan kadar 3,4 mg per mL.

    Larutan A Campuran asetonitril PDapar (5:95).

    Larutan B Campuran asetonitril PDapar (50:50).

    Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan A dan Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Pengencer Gunakan metanol P.

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah Ketokonazol BPFI,  larutkan dan encerkan dengan metanol P hingga kadar lebih kurang 0,1 mg per mL.

    Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan dan encerkan dengan metanol P hingga kadar lebih kurang 0,1 mg per mL.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 225 nm dan kolom berukuran 4,6 mm × 10 cm, berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 3 µm. Laju alir lebih kurang 2 mL per menit. Kromatograf diprogram sebagai berikut:

 

Waktu

Larutan A

Larutan B

(menit)

(%)

(%)

0

100

0

20

0

100

25

0

100

26

100

0

30

100

0

 

Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor ikutan tidak lebih dari 2,0 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 0,73%.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 10 µL) Larutan uji dan Larutan baku ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung persentase ketokonazol, C26H28Cl2N4O4 dalam zat dengan rumus:

 

 

rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak dari Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar Ketokonazol BPFI dalam mg per mL Larutan baku dan CU adalah kadar ketokonazol dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan bobot yang ditimbang.

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.