Trifluoperazin Hidroklorida


Trifluoperazine Hydrochloride 

 

 

10-[3-(4-Metil-1-piperazinil)propil]-2-(trifluorometil)fenotiazin dihidroklorida [440-17-5]

C21H24F3N3S.2HCl                                        BM 480,42

 

Trifluoperazin Hidroklorida mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0% C21H24F3N3S.2HCl dihitung terhadap zat kering dalam hampa udara pada suhu 60° selama 4 jam.

 

Pemerian Serbuk hablur, putih sampai kuning pucat; praktis tidak berbau; rasa pahit; melebur pada suhu lebih kurang 242° disertai peruraian.

 

Kelarutan Mudah larut dalam air; larut dalam etanol; agak sukar larut dalam kloroform; tidak larut dalam eter dan dalam benzen.

 

Baku pembanding Trifluoperazin Hidroklorida BPFI; lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60° selama 4 jam sebelum digunakan.

[Catatan Lakukan seluruh prosedur pengujian terhadap zat atau baku pembanding tanpa penundaan, lindungi terhadap cahaya langsung atau gunakan alat kaca aktinik rendah.]

 

Identifikasi

    A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah dikeringkan dan didispersikan dalam minyak mineral P, menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Trifluoperazin Hidroklorida BPFI.

    B. Spektrum serapan ultraviolet dari larutan 10 µg per mL dalam asam hidroklorida 0,1 N menunjukkan maksimum dan minimum pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang 255 nm, berbeda tidak lebih dari 2,0%.

    C. Larutan (1 dalam 100) menunjukkan reaksi Klorida cara A, B dan C seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.

    D. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi secara kromatografi lapis tipis <281>.

    Fase gerak Buat campuran aseton P-amonium hidroksida P (200:1).

    Penampak bercak Larutkan 100 mg asam kloroplatinat P dalam 1 mL asam hidroklorida 1 N, dan tambahkan 25 mL larutan kalium iodida P (1 dalam 25), encerkan dengan air hingga 100 mL, kemudian tambahkan 0,5 mL asam format P.

    Larutan baku Timbang sejumlah Trifluoperazin Hidroklorida BPFI larutkan dalam metanol P hingga kadar lebih kurang 1,2 mg per mL.

    Larutan uji Timbang sejumlah zat larutkan dalam metanol P hingga kadar lebih kurang 1,2 mg per mL.

    Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 5 µL Larutan baku dan Larutan uji pada lempeng kromatografi yang dilapisi dengan campuran silika gel P setebal 0,25 nm. Biarkan bercak kering, dan masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi berisi Fase gerak, biarkan merambat hingga tiga per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat dan biarkan fase gerak menguap. Semprot lempeng dengan Penampak bercak: harga Rf bercak utama kromatogram Larutan uji sesuai dengan dari Larutan baku.

 

pH <1071> Antara 1,7 dan 2,6; lakukan penetapan menggunakan larutan (1 dalam 20).

 

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,5%; lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60° selama 4 jam.

 

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.

 

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 500 mg zat yang telah dikeringkan, larutkan dalam 50 mL asam asetat glasial P dan tambahkan kristal violet LP dan 15 mL raksa(II) asetat LP. Titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV hingga titik akhir hijau-biru. Lakukan penetapan blangko.

 

Tiap mL asam perklorat 0,1 N

setara dengan 24,02 mg C21H24F3N3S.2HCl

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya. Simpan pada suhu 25º, masih diperbolehkan antara 15º dan 30º.