Kalsium Karbonat


Calcium Carbonate

Kalsium karbonat (1:1) [471-34-1]

CaCO3                                                                                           BM 100,09

Kalsium Karbonat yang telah dikeringkan pada suhu 200° selama 4 jam mengandung kalsium setara tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 100,5% CaCO3.

 

Pemerian Serbuk halus mikro hablur, putih; tidak berbau; tidak berasa; stabil di udara.

Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; kelarutan dalam air meningkat dengan adanya sedikit garam amonium atau karbon dioksida; adanya alkali hidroksida menurunkan kelarutan; tidak larut dalam etanol; larut dalam asam asetat 1 N, asam hidroklorida 3 N dan asam nitrat 2 N dengan membentuk gelembung gas.

Identifikasi Pada sejumlah zat tambahkan asam asetat P terbentuk gelembung gas, setelah dididihkan larutan menunjukkan reaksi Kalsium cara A, B seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%; lakukan pengeringan pada suhu 200° selama 4 jam.

Senyawa tidak larut asam Tidak lebih dari 0,2%; lakukan penetapan sebagai berikut: Campur 5,0 g zat dengan 10 mL air, tambahkan asam hidroklorida P tetes demi tetes sambil dikocok, sampai tidak terbentuk gelembung gas, kemudian tambahkan air sampai 200 mL dan saring. Cuci residu dengan air hingga air cucian terakhir tidak mengandung klorida dan pijarkan. Bobot residu tidak lebih dari 10 mg.

Fluorida Tidak lebih dari 0,005% [Catatan Siapkan dan simpan semua larutan dalam wadah plastik.]

    Larutan dapar, Larutan baku dan Sistem elektroda Lakukan seperti tertera pada uji Fluorida dalam Kalsium Fosfat Dibasa Anhidrat.

    Garis respons baku Lakukan seperti tertera pada uji Fluorida dalam Kalsium Fosfat Dibasa Anhidrat, gunakan 4,0 mL asam hidroklorida P sebagai pengganti 2,0 mL asam hidroklorida P.

    Prosedur Lakukan seperti tertera pada uji Fluorida dalam Kalsium Fosfat Dibasa Anhidrat, gunakan 4,0 mL asam hidroklorida P.

Arsen <321>Metode I Tidak lebih dari 3 bpj; lakukan penetapan menggunakan Larutan uji yang dibuat sebagai berikut: Larutkan sedikit demi sedikit 1,0 g zat dalam 15 mL asam hidroklorida P dan encerkan dengan air hingga 55 mL. Larutan memenuhi Uji Batas Arsen, tanpa penambahan 20 mL asam sulfat 7 N, seperti tertera pada Prosedur.

Barium Celupkan kawat platina ke dalam filtrat yang diperoleh dari uji Senyawa tidak larut asam, bakar: nyala tidak berwarna hijau.

Timbal <401> Tidak lebih dari 3 bpj; lakukan penetapan menggunakan larutan uji yang dibuat sebagai berikut: Campur 1,0 g zat dengan 5 mL air, tambahkan sedikit demi sedikit 8 mL asam hidroklorida 3 N, uapkan di atas tangas uap hingga kering, larutkan residu dalam 5 mL air.

Besi Tidak lebih dari 0,1%; lakukan penetapan sebagai berikut: Buat Larutan uji dengan melarutkan 40 mg zat dalam 5 mL asam hidroklorida 2 N, masukkan ke dalam gelas piala dan encerkan dengan air hingga 10 mL. Buat Larutan baku menggunakan 4,0 mL Larutan baku besi seperti tertera pada Uji batas besi <331> dalam gelas piala dan encerkan dengan air hingga 10 mL. Pada masing-masing gelas piala tambahkan 2 mL larutan asam sitrat P (1 dalam 5) dan 2 tetes asam tioglikolat P, atur pH hingga 9,5 ± 0,1 dengan penambahan amonia LP, encerkan dengan air hingga 20 mL, campur, diamkan selama 5 menit. Encerkan dengan air hingga 50 mL. Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang 530 nm menggunakan air sebagai blangko: serapan Larutan uji tidak lebih dari Larutan baku.

Raksa <381> Metode IIa Tidak lebih dari 0,5 bpj; lakukan penetapan menggunakan larutan yang dibuat sebagai berikut: Pindahkan 4,0 g zat ke dalam gelas piala 100 mL, larutkan hati-hati dalam 14 mL asam hidroklorida 6 N. Gunakan 3 mL asam hidroklorida 6 N sebagai pengganti 3 mL asam sulfat P pada pembuatan Larutan baku dan Larutan uji.

Logam berat <371> Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan penetapan menggunakan larutan yang dibuat sebagai berikut: Campur 1,0 g zat dalam 5 mL air, tambahkan sedikit demi sedikit 8 mL asam hidroklorida 3 N dan uapkan di atas tangas uap hingga kering. Larutkan residu dalam 20 mL air, saring dan tambahkan air pada filtrat hingga 25 mL.

Magnesium dan garam alkali Tidak lebih dari 1,0%; lakukan penetapan sebagai berikut: Campur 1,0 g zat dengan 35 mL air, tambahkan hati-hati 3 mL asam hidroklorida P, panaskan larutan dan didihkan selama 1 menit. Segera tambahkan 40 mL asam oksalat LP dan aduk kuat sampai terbentuk endapan.  Segera tambahkan pada campuran hangat 2 tetes larutan merah metil LP dan tetes demi tetes amonium hidroksida 6 N sampai campuran tepat basa, dinginkan hingga suhu ruang. Masukkan ke dalam gelas ukur, encerkan dengan air hingga 100 mL dan diamkan selama 4 jam atau semalam. Saring, masukkan 50 mL filtrat ke dalam cawan platina, tambahkan 0,5 mL asam sulfat P, uapkan di atas tangas uap sampai hampir kering. Panaskan perlahan-lahan di atas api bebas sampai kering, lanjutkan pemanasan sampai garam-garam amonium terurai dan menguap. Pijarkan residu sampai bobot tetap. Bobot residu tidak lebih dari 5 mg.

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang  200 mg zat kering pada suhu 200° selama 4 jam. Masukkan ke dalam gelas piala 250 mL, basahkan dengan beberapa mL air, tambahkan tetes demi tetes asam hidroklorida 3 N secukupnya hingga larut sempurna. Tambahkan 100 mL air, 15 mL natrium hidroksida 1 N dan 300 mg biru hidroksinaftol P. Titrasi dengan dinatrium edetat 0,05 M LV sampai titik akhir berwarna biru.

 

Tiap mL dinatrium edetat 0,05 M

setara dengan 5,004  mg CaCO3

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.