Parafin


Paraffin

 

Parafin adalah campuran hidrokarbon padat yang dimurnikan, yang diperoleh dari minyak tanah. Dapat mengandung antioksidan yang sesuai.

 

Pemerian Hablur tembus cahaya atau agak buram; tidak berwarna atau putih; tidak berbau; tidak berasa; agak berminyak.

 

Kelarutan Tidak larut dalam air dan dalam etanol; mudah larut dalam klorofrom, dalam eter, dalam minyak menguap, dalam hampir semua jenis minyak lemak hangat; sukar larut dalam etanol mutlak.

 

Baku pembanding Parafin BPFI; NaftalenBPFI.

 

Identifikasi

    A. Spektrum serapan inframerah, gunakan lapis tipis parafin yang dilelehkan. [Catatan  Pastikan pelelehan sempurna untuk menghindari puncak ganda pada bilangan gelombang yang diamati lebih kurang pada 1460 cm-1 dan 730-1].

    B. Memenuhi syarat seperti tertera pada Jarak Beku <1101>.

 

Jarak beku <1101>Antara 47° dan 65°.

 

KeasamanTimbang dan masukkan 15 g zat ke dalam corong pisah, tambahkan 30 mL air mendidih, kocok kuat selama 1 menit. Dinginkan dan saring lapisan air. Pada 10 mL filtrat tambahkan 0,1 mL fenolftalein LP: tidak terjadi warna merah muda. Tidak lebih dari  dari 1,0 mL natrium hidroksida 0,01 M diperlukan untuk merubah warna indikator menjadi merah muda.

 

Kebasaan Pada 10 mL filtrat dari uji Keasaman  tambahkan 0,1 mL merah metil LP : terjadi warna kuning. Tidak lebih dari 0,5 mL asam hidroklorida 0,01 M untuk mengubah warna indikator menjadi merah.

 

Zat mudah terarangkan <411> Gunakan tabung reaksi bersumbat kaca tahan panas, kering dan bersih dengan panjang 140 ± 2 mm, diameter antara 14,5 sampai 15,0 mm dan dikalibrasi setinggi 5 mL dan 10 mL. Kapasitas tabung bertutup antara 13,6 dan 15,6 mL. Masukkan 5 mL parafin pada suhu sedikit diatas suhu lebur, tambahkan 5 mL asam sulfat P 94,5 % sampai 94,9 %, dan panaskan di atas tangas air pada suhu 70º selama 10 menit. Setelah pemanasan 5 menit, dan tiap menit berikutnya, angkat tabung, tekan sumbat dengan jari, dan kocok kuat tiga kali secara vertikal dengan amplitudo lebih kurang 12 cm, letakkan kembali ke atas tangas air dalam waktu 3 detik sejak tabung diangkat. Pada akhir 10 menit sejak awal tabung diletakkan  di atas tangas air, warna lapisan asam tidak lebih gelap dari warna campuran 3 mL besi(III) klorida LK, 1,5 mL kobalt(II) klorida LK dan 0,50 mL tembaga(II) sulfat LK, dilapis dengan 5 mL minyak mineral P. Warna emulsi asam sulfat yang terdispersi dalam parafin leleh, tidak lebih gelap dari warna campuran pembanding yang dikocok kuat.

 

Hidrokarbon aromatik polisiklik

    Dimetilsulfoksida Gunakan dimetilsulfoksida P kualitas spektrofotometri.

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah Naftalen BPFI, larutkan dalam Dimetil sulfoksida hingga kadar lebih kurang 7,0 µg. Tentukan serapan larutan dalam sel 1 cm pada panjang gelombang serapan maksimum 278 nm menggunakan Dimetil sulfoksida sebagai blangko.

    Prosedur Timbang saksama 0,5 g zat, masukkan ke dalam corong pisah 125 mL tanpa pelicin pada sumbat kaca, campur dengan 25 mL n-heptan P  Tambahkan 5,0 mL Dimetilsulfoksida dan kocok kuat selama 1 menit. Biarkan sampai terbentuk dua lapisan. Pindahkan lapisan bawah ke corong pisah 125 mL yang lain, tambahkan 2 mL n-heptan P kemudian kocok kuat. Biarkan sampai terbentuk dua lapisan. Pisahkan lapisan bawah dan ukur  serapan dalam sel 1-cm pada panjang gelombang 265 nm sampai 350 nm. Gunakan campuran  Dimetilsulfoksida -n-heptan P (1:5) yang sudah dikocok kuat selama 1 menit sebagai blangko. Serapan pada setiap panjang gelombang dalam rentang yang diukur tidak lebih dari sepertiga serapan Larutan baku pada 278 nm.

 

Kandungan sulfur Pada 4,0 g zat tambahkan 2 mL etanol mutlak P, kemudian tambahkan 2 tetes campuran larutan jenuh timbal(II)oksida P dalam natrium hidroksida P(1:5). Panaskan campuran pada suhu 70º selama 10 menit sambil sering dikocok dan dinginkan. Tidak terjadi warna coklat gelap.

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat terlindung cahaya dan cegah pemaparan terhadap panas berlebih.

 

Penandaan Pada etiket tertera nama dan jumlah antioksidan.