Larutan Klorheksidin Glukonat


 

Larutan Klorheksidin Glukonat adalah larutan klorheksidin glukonat dalam air. Mengandung tidak kurang dari 19,0% dan tidak lebih dari 21,0% C22H30Cl2N10.2C6H12O7.

 

Baku pembanding Klorheksidin BPFI; simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, dalam lemari pendingin. Klorheksidin Asetat BPFI; lakukan pengerjaan di tempat kering. Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, dalam lemari pendingin. Klorheksidin campuran untuk kesesuaian sistem BPFI, p-Kloroanilin BPFI, Kalium glukonat BPFI.

Identifikasi

    A. Spektrum serapan inframerah residu yang didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Klorheksidin BPFI.

    Penyiapan sampel Ke dalam 1 mL larutan klorheksidin glukonat tambahkan 40 mL air, dinginkan di dalam es, tambahkan natrium hidroksida 10 N tetes demi tetes dengan pengadukan hingga kertas kuning tiazol menjadi merah kemudian tambahkan 1 mL berlebih. Saring, cuci endapan dengan air sampai cucian bebas alkali. Hablurkan kembali residu dengan etanol P 70% dan keringkan pada suhu 105° selama 1 jam.

    Penyiapan baku Larutkan sejumlah Klorheksidin BPFI dalam etanol P 70% hingga kadar lebih kurang 5 mg per mL. Hablurkan kembali dan keringkan pada suhu 105° selama 1 jam.

    B. Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti yang tertera pada Identifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.

    Fase gerak Buat campuran etanol P– etil asetat P– amonium hidroksida P- air (5:1:1:3).

    Penjerap Campuran silika gel P setebal 0,25 mm.

    Penampak bercak Timbang lebih kurang 2,5 g amonium molibdat P masukkan ke dalam labu tentukur 100-mL, larutkan dalam 50 mL asam sulfat 2 N. Tambahkan 1 g serisulfat P, goyang hingga larut, dan encerkan dengan asam sulfat 2 N sampai tanda.

    Larutan baku Timbang sejumlah Kalium Glukonat BPFI, larutkan dan encerkan dengan air hingga kadar lebih kurang 20 mg per mL.

    Larutan uji Encerkan 10 mL larutan klorheksidin glukonat dalam air hingga 50 mL. Kadar larutan lebih kurang 40 mg per mL.

    Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 5 mL Larutan baku dan Larutan uji pada lempeng kromatografi. Biarkan bercak sampai kering, masukkan lempeng ke dalam bejana yang telah dijenuhkan dengan Fase gerak. Biarkan Fase gerak merambat hingga 10 cm dari titik penotolan. Angkat lempeng, tandai batas rambat dan keringkan pada suhu 110° selama 20 menit. Dinginkan dan semprot dengan Penampak bercak. Panaskan lempeng pada suhu 110° selama 10 menit. Amati bercak: harga Rf, warna dan ukuran bercak utama Larutan uji sesuai dengan Larutan baku.

 

pH <1071> Antara 5,5 dan 7,0; lakukan penetapan menggunakan enceran larutan 1 dalam 20.

 

Bobot jenis <991> Antara 1,06 dan 1,07.

 

Cemaran organik Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>. [Catatan Simpan Larutan uji persediaaan, Larutan uji, dan Larutan kesesuaian sistem pada suhu di bawah 12°].

    Larutan A Larutan asam trifluoroasetat P 0,1% dalam asetonitril P.

    Larutan B Larutan asam trifluoroasetat P 0,1% dalam air.

    Larutan C Campuran Larutan A dan Larutan B (20:80).

    Larutan D Campuran Larutan A dan Larutan B (90:10).

    Fase gerak Buat variasi campuran Larutan C dan Larutan D seperti yang tertera pada Sistem kromatografi.

    Larutan uji persediaaan Pipet 1 mL larutan klorheksidin glukonat ke dalam labu tentukur 100-mL dan encerkan dengan Larutan C sampai tanda.

    Larutan uji Pipet 1 mL Larutan uji persediaaan ke dalam labu tentukur 100-mL dan encerkan dengan Larutan C sampai tanda.

    Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah Klorheksidin campuran untuk kesesuaian sistem BPFI, larutkan dan encerkan dalam Larutan C hingga kadar lebih kurang 5,0 mg per mL.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 254  nm  dan kolom 4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L1 basa terdeaktivasi dengan ukuran partikel 5 ?m. Pertahankan suhu kolom pada 30°. Laju alir lebih kurang 1,0 mL per menit. Kromatograf diprogram sebagai berikut:

 

Waktu

(menit)

Larutan C

(%)

Larutan D

(%)

0

100

0

2

100

0

32

80

20

37

80

20

47

70

30

54

70

30

 

Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem dan rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak analog klorheksidin oksazison dan klorheksidin amina tidak kurang dari 3,0 dan perbandingan “peak to valley” antara klorheksidin urea dan klorheksidin guanidin tidak kurang dari 2,0.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 10 mL) Larutan uji persediaan dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur semua respons puncak. Hitung persentase tiap cemaran dalam larutan klorheksidin glukonat dengan rumus:

 

 

ri adalah respons puncak masing-masing cemaran dari Larutan uji persediaan; rS adalah respons puncak klorheksidin dari Larutan uji; D adalah faktor pengencer yang digunakan pada penyiapan Larutan uji, 0,01. Masing-masing cemaran dan total cemaran tidak lebih dari batas yang tertera pada Tabel berikut:

 

Tabel

Senyawa

Waktu Retensi Relatif

Batas

(%)

Analog klorheksidin oksazison

0,23

0,2

Cemaran 1 tidak teridentifikasi

0,24

0,2

Klorheksidin amina

0,25

0,3

Klorheksidin guanidin

0,35

1,0

Klorheksidin urea

0,36

0,2

p-Klorofenil urea

0,5

0,2

Klorheksidin nitril

0,6

0,4

Klorheksidin dimer

0,85

0,5

o-Klorheksidin dan Cemaran 2 tidak teridentifikasi a

0,90 – 0,91

0,4

Klorheksidin glusitil triazin

0,96

0,4

Klorheksidin

1,0

-

Oksolorheksidin

1,4

0,4

Cemaran lain tidak spesifik

-

0,10

Total cemaran

-

3,0

a o-Klorheksidin dan cemaran 2 tidak teridentifikasi tidak terpisah secara sempurna menggunakan metode ini.

 

p-Kloroanilina Tidak lebih dari 500 µg per mL. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Pengencer Larutkan 27,6 g natrium fosfat monobasa P dalam 1500 mL air. Atur pH hingga 3,0 dengan penambahan asam fosfat P, encerkan dengan air hingga 2000 mL.

    Larutan A, Larutan B, Fase gerak, Larutan kesesuaian sistem, Sistem kromatografi dan Kesesuaian sistem Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar.

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah p-kloroanilin BPFI, larutkan dalam Pengencer hingga kadar lebih kurang 1,0 µg per mL.

    Larutan uji persediaan Pipet 5 mL larutan klorheksidin glukonat ke dalam labu tentukur 100-mL dan encerkan dengan air sampai tanda.

    Larutan uji Pipet 10 mL Larutan uji persediaan ke dalam labu tentukur 250-mL dan encerkan dengan Pengencer sampai tanda. Larutan ini mempunyai kadar 0,4 mg per mL.

    Prosedur Suntikkan sejumlah volume sama (lebih kurang 50 µL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak p-kloroanilin. Hitung jumlah dalam µg per mL p-kloroanilin dalam Larutan klorheksidin glukonat dengan rumus:

 

 

rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak p-kloroanilin Larutan uji dan Larutan baku; D adalah faktor pengenceran Larutan uji, 500; dan CS adalah kadar p-kloroanilin Larutan baku dalam µg per mL.

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan A Buat larutan 27,6 g natrium fosfat monobasa P dan 10 mL trietilamin P dalam 1500 mL air. Atur pH hingga 3,0 dengan penambahan asam fosfat P, encerkan dengan air hingga 2000 mL. Campur larutan ini dengan asetonitril P (70:30).

    Larutan B Gunakan asetonitril P.

    Fase gerak Buat variasi campuran Larutan A dan Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi.

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah Klorheksidin Asetat BPFI, larutkan dan encerkan dengan Larutan A hingga kadar lebih kurang 50 µg per mL.

    Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah Klorheksidin Asetat BPFI dan Kloranilin BPFI, larutkan dalam Larutan A hingga kadar berturut-turut lebih kurang 50 µg dan 1 µg per mL.

    Larutan uji persediaan Pipet 5 mL larutan klorheksidin glukonat ke dalam labu tentukur 250-mL dan encerkan dengan air sampai tanda.

    Larutan uji Pipet 5 mL Larutan uji persediaan ke dalam labu tentukur 250-mL dan encerkan dengan Larutan A sampai tanda.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 239 nm dan kolom 4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L1 basa terdeaktivasi dengan ukuran partikel 5 ?m. Pertahankan suhu kolom pada 40°. Laju alir lebih kurang 1,5 mL per menit. Kromatograf diprogram sebagai berikut:

 

Waktu (menit)

Larutan A (%)

Larutan B (%)

0

100

0

9

100

0

10

45

55

15

45

55

16

100

0

21

100

0

 

Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem dan rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak klorheksidin dan  p-kloroanilin tidak kurang dari 3,0 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang untuk puncak klorheksidin dan kloroanilin berturut-turut tidak lebih dari 0,73% dan 5,0%. [Catatan Waktu retensi relatif klorheksidin dan p-kloroanilin berturut-turut lebih kurang 1,0 dan 1,3.]

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 50 mL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung persentase, klorheksidin glukonat, C22H30Cl2N10. 2C6H12O7 dengan rumus:

 

rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak klorheksidin dari Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar Klorheksidin Asetat BPFI dalam µg per mL Larutan baku; 897,76 dan 625,55 berturut-turut 

adalah bobot molekul klorheksidin glukonat dan klorheksidin asetat.

 

Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya, pada suhu ruang terkendali.