Alopurinol


 

Allopurinol

1H-Pirazolo[3,4-d]pirimidin-4-ol [315-30-0]

C5H4N4O                                                  BM 136,11

 

Alopurinol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0%, C5H4N4O, dihitung terhadap zat kering.

 

Pemerian Serbuk halus putih hingga hampir putih; berbau lemah.

 

Kelarutan Sangat sukar larut dalam air dan dalam etanol; larut dalam larutan kalium hidroksida dan dalam natrium hidroksida; praktis tidak larut dalam kloroform dan dalam eter.

 

Baku pembanding Alopurinol BPFI; tidak boleh dikeringkan; lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 105° selama 5 jam sebelum digunakan, simpan dalam wadah tertutup rapat; Senyawa Sejenis A Alopurinol BPFI; Senyawa Sejenis B Alopurinol BPFI; Senyawa Sejenis C Alopurinol BPFI; Senyawa Sejenis D Alopurinol BPFI; Senyawa Sejenis E Alopurinol BPFI.

 

Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang telah dikeringkan didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan maksimum pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Alopurinol BPFI.

 

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 105º selama 5 jam.

 

Hidrazin Tidak lebih dari 10 bpj. [Catatan Dalam kondisi berikut, hidrazin dalam zat uji akan bereaksi dengan benzaldehid membentuk benzalazin.] Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan natrium hidroksida 2 N Timbang lebih kurang 8,5 g natrium hidroksida P, larutkan dalam 100 mL air.

    Pengencer Campuran Larutan natrium hidroksida 2 N-metanol P (1:1).

    Larutan benzaldehid Buat larutan  benzaldehid P 40 mg per mL dalam Pengencer. Buat segera sebelum digunakan.

    Larutan hidrazin Timbang saksama lebih kurang 10 mg hidrazin sulfat P masukkan ke dalam labu tentukur 50-mL, larutkan dengan Pengencer, sonikasi selama 2 menit dan encerkan dengan  Pengencer sampai tanda. Encerkan larutan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan Pengencer hingga kadar lebih kurang 2,0 µg per mL.    

    Larutan baku Pipet 5 mL Larutan hidrazin masukkan ke dalam labu yang sesuai, tambahkan   4 mL Larutan benzaldehid, campur dan diamkan selama 2,5 jam pada suhu ruang. Tambahkan 5,0 mL heksan P dan kocok selama 1 menit. Diamkan hingga lapisan terpisah dan gunakan lapisan atas (heksan).

    Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 250 mg zat, masukkan ke dalam labu yang sesuai dan larutkan dengan 5,0 mL Pengencer. Tambahkan 4 mL Larutan benzaldehid, campur dan diamkan selama 2,5 jam pada suhu ruang. Tambahkan 5,0 mL heksan P dan kocok selama 1 menit. Biarkan hingga lapisan terpisah dan gunakan lapisan atas (heksan).

    Blangko Buat campuran 5,0 mL Pengencer dan 4 mL Larutan benzaldehid, diamkan selama 2,5 jam pada suhu ruang. Tambahkan 5,0 mL heksan P dan kocok selama 1 menit. Diamkan hingga lapisan terpisah dan gunakan lapisan atas (heksan).

    Fase gerak Campuran heksan P -isopropil alkohol P (95:5). Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 310 nm dan kolom berukuran 4,0 mm x 25 cm yang berisi bahan pengisi L10 dengan ukuran partikel 5 µm. Pertahankan suhu kolom pada 30°. Laju alir lebih kurang 1,5 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur semua respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara benzaldehid dan benzalazin tidak kurang dari 2,0; waktu retensi relatif benzaldehid dan benzalazin berturut-turut adalah 1,0 dan 0,8; simpangan baku relatif untuk puncak benzalazin pada penyuntikan ulang tidak lebih besar dari 15,0 %.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 ?L) Blangko, Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram tidak kurang dari dua kali waktu retensi puncak benzaldehid dan ukur semua respons puncak. Hitung jumlah dalam bpj hidrazin dalam zat menggunakan rumus:

rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak benzalazin  dari Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar dalam µg per mL hidrazin sulfat dalam Larutan hidrazin; CT  adalah kadar dalam mg per mL alopurinol dalam Larutan uji; 32,05 dan 130,12 berturut-turut adalah bobot molekul hidrazin dan hidrazin sulfat; 1000 adalah koefisien konversi dari µg per mL ke bpj.

 

Cemaran organik [Catatan Simpan dan masukkan Larutan kesesuaian sistem, Larutan baku, dan Larutan uji pada suhu 8°, menggunakan autosampler berpendingin.] Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan A Larutkan lebih kurang 1,25 g kalium fosfat monobasa P dalam 1000 mL air, saring dan awaudarakan.

    Larutan B Gunakan metanol P.

    Fase gerak Gunakan variasi campuran               Larutan A dan Larutan B seperti tertera pada               Sistem kromatografi.

    Pengencer Campuran Larutan ALarutan B (90:10).

    Larutan baku persediaan Timbang saksama masing-masing lebih kurang 5 mg Alopurinol BPFI, Senyawa Sejenis A Alopurinol BPFI, Senyawa Sejenis B Alopurinol BPFI, Senyawa Sejenis C Alopurinol BPFI, Senyawa Sejenis D Alopurinol BPFI, dan Senyawa Sejenis E Alopurinol BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur100-mL. Tambahkan 2,0 mL natrium hidroksida 0,1 N, segera sonikasi dengan digoyang selama tidak lebih dari 1 menit hingga larut, tambahkan 80 mL Pengencer, lanjutkan sonikasi selama 5 menit. Encerkan dengan Pengencer sampai tanda. [Catatan Larutan stabil selama 48 jam jika disimpan pada suhu 8°.]

    Larutan baku Pipet sejumlah Larutan baku persediaan, masukkan ke dalam labu tentukur yang sesuai, encerkan dengan Pengencer hingga kadar alopurinol lebih kurang 0,5 µg per mL dan masing-masing senyawa sejenis lebih kurang 0,5 µg per mL.

    Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-mL, tambahkan 5,0 mL natrium hidroksida 0,1 N untuk melarutkan, segera sonikasi sambil digoyang selama tidak lebih dari 1 menit, tambahkan 80 mL Pengencer dan sonikasi selama 5 menit. Encerkan dengan Pengencer sampai tanda.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom berukuran 4,6 mm x 25 cm yang berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 5 µm. Pertahankan suhu kolom pada 30°. Laju alir lebih kurang 1,0 mL per menit. Kromatograf diprogram sebagai berikut:

Waktu

(menit)

Larutan A

(%)

Larutan B

(%)

Eluasi

0-30

30-35

35-36

36-46

90®70

70

70®90

90

10®30

30

30®10

10

gradien linier

isokratik

gradien linier

kesetimbangan kembali

Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur semua respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara senyawa sejenis B alopurinol dan senyawa sejenis C alopurinol tidak kurang dari 0,8 dan faktor ikutan untuk puncak alopurinol tidak lebih dari 1,5.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 40 ?L) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur semua respons puncak. Hitung persentase masing-masing cemaran  dalam zat dengan rumus:

ri dan rs berturut-turut adalah respons puncak masing-masing cemaran dalam Larutan uji dan Larutan baku; Cs adalah kadar masing-masing cemaran dalam mg per ml Larutan baku; Cu adalah kadar alopurinol dalam mg per ml Larutan uji berdasarkan bobot yang ditimbang. [Catatan Untuk cemaran yang tidak diketahui, radalah respon puncak alopurinol dalam Larutan baku.] Masing-masing cemaran dan jumlah semua cemaran tidak lebih dari batas yang tertera pada Tabel.

Cemaran

Waktu Retensi Relatif

Batas

(%)

Senyawa Sejenis A Alopurinol

0,62

0,2

Senyawa Sejenis C Alopurinol

0,79

0,2

Senyawa Sejenis B Alopurinol

0,81

0,2

Alopurinol

1,0

-

Senyawa Sejenis D Alopurinol

4,4

0,2

Senyawa Sejenis E Alopurinol

4,8

0,2

Etil-(E/Z)-3-(2-karbetoksi-2-sianoetenil)amino-1H-pirazol-4-karboksilat

6,5

0,2

Cemaran lain

-

0,1

Total Cemaran

-

1,0

 

Penetapan kadar [Catatan Simpan dan masukkan Larutan kesesuaian sistem, Larutan baku, Larutan uji pada suhu 8°, menggunakan autosampler berpendingin.] Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Fase gerak Larutkan lebih kurang 1,25 g kalium fosfat monobasa P dalam 1000 mL air, saring dan awaudarakan.

    Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah Alopurinol BPFI, Senyawa Sejenis B Alopurinol BPFI, Senyawa Sejenis C Alopurinol BPFI, masukkan ke dalam tiga labu tentukur terpisah yang sesuai, larutkan dengan sejumlah kecil natrium hidroksida 0,1 N dan segera encerkan secara kuantitatif  dengan Fase gerak hingga kadar masing-maisng 0,05 mg per mL. Pipet 1 mL masing-masing ketiga larutan, masukkan ke dalam labu tentukur 100-mL yang sama, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda, kocok.

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah Alopurinol BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur yang sesuai, larutkan dengan sejumlah kecil natrium hidroksida 0,1 N dan encerkan segera dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang 0,5 mg per mL. Encerkan larutan secara kuantitatif dengan Fase gerak hingga kadar alopurinol lebih kurang 0,08 mg per mL.

    Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-mL, larutkan dalam 5,0 mL natrium hidroksida 0,1 N, encerkan segera dengan Fase gerak sampai tanda dan kocok. Encerkan larutan secara kuantitatif dengan Fase gerak hingga kadar zat lebih kurang 0,08 mg per mL.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 230 nm dan kolom berukuran 4,6 mm x 25 cm yang berisi bahan pengisi L1.Laju alir lebih kurang 1,8 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur semua respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara senyawa sejenis B alopurinol dan senyawa sejenis C alopurinol tidak kurang dari 1,1 dan antara senyawa sejenis C alopurinol dan alopurinol tidak kurang dari 6,0 [Catatan Untuk tujuan identifikasi, waktu retensi relatif senyawa sejenis B alopurinol, senyawa sejenis C alopurinol dan alopurinol berturut-turut 0,7, 0,8 dan 1,0.] Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur semua respons puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih besar dari 2,0 %.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 ?L) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung persentase alopurinol, C5H4N4O, dalam zat dengan rumus:

rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak dari Larutan uji dan Larutan baku; CS dan CU berturut-turut adalah kadar alopurinol dalam mg per mL Larutan baku dan Larutan uji.

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, dalam suhu ruang.