Fluorourasil


Fluorouracil

5- Fluorourasil [51-21-8]

C4H3FN2O2                                                                          BM 130,08

 

Fluorourasil mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C4H3FN2O2 , dihitung terhadap zat kering.

    [Perhatian Penanganan harus hati-hati untuk mencegah terhirupnya partikel fluorourasil dan hindari pemaparan terhadap kulit.]

Pemerian Serbuk hablur; putih hingga hampir putih; praktis tidak berbau; terurai pada suhu lebih kurang 282º.

 

Kelarutan Agak sukar larut dalam air; sukar larut dalam etanol; praktis tidak larut dalam kloroform dan eter.

 

Baku pembanding Fluorourasil BPFI; lakukan pengeringan dalam hampa udara di atas fosfor pentoksida P pada suhu 80° selama 4 jam sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya.

 

Identifikasi

    A. Spektrum serapan inframerah zat kering dan didispersikan dalam minyak mineral P menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Fluorourasil BPFI.

    B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam 100.000) dalam Dapar asetat pH4,7 (dibuat dari 8,4 g natrium asetat P dan 3,35 mL asam asetat glasial P, encerkan dengan air hingga 1000 mL); menunjukkan maksimum dan minimum pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang 266 nm berbeda tidak lebih dari 3,0%.

    C. Pada 5 mL larutan (1 dalam 100) Tambahkan 1 mL air brom LP: warna brom hilang.

 

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; lakukan pengeringan dalam hampa udara di atas fosfor pentoksida P pada suhu 80° selama 4 jam.

 

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.

 

Logam berat <371>Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.

 

Kandungan fluor Tidak kurang dari 13,9% dan tidak lebih dari 15,0%, dihitung terhadap zat kering. [Catatan Semua alat-alat laboratorium yang digunakan harus benar-benar bersih dan bebas residu fluorida. Dianjurkan menggunakan alat yang terbuat dari plastik untuk membuat, menyimpan larutan dan mengukur potensial.]

    Larutan isopropanol Encerkan 295 mL isopropanol P dengan air hingga 500 mL.

    Dapar Masukkan 55 g natrium klorida P ke dalam labu tentukur 1000-mL, tambahkan 500 mg natrium sitrat P, 255 g natrium asetat P dan 300 mL air. Kocok hingga larut, Tambahkan 115 mL asam asetat glasial P, dinginkan hingga suhu ruang, tambahkan 300 mL isopropanol P dan encerkan  dengan air sampai tanda. pH larutan antara 5,0 dan 5,5.

    Larutan blangko Pipet 15 mL 1,2-dimetoksietana P ke dalam labu refluks alas datar 500-mL dan lakukan seperti tertera pada Larutan uji, mulai dari “Tambahkan natrium bifenil P dari vial 15 mL”.

    Elektrode kalomel yang dimodifikasi Campur 70 mL larutan segar kalium klorida P jenuh dengan 30 mL isopropanol P, isi elektrode dengan beningan dan biarkan terendam dalam sisa larutan selama tidak kurang dari 2 jam sebelum digunakan. Jika elektrode tidak digunakan, simpan dengan cara merendam dalam campuran kalium klorida P- isopropanol P.

    Larutan baku persediaan Timbang saksama 2,211 g natrium fluorida P yang telah dikeringkan pada suhu 150º selama 4 jam, masukkan ke dalam labu tentukur 1000-mL dan larutkan dalam 200 mL air. Tambahkan   1 mL larutan natrium hidroksida P (1 dalam 25), encerkan dengan air sampai tanda. Simpan dalam wadah plastik. Satu mL setara dengan 1 mg fluorida.

    Kurva baku Encerkan 10,0 mL Larutan baku persediaan dengan air hingga 100 mL. Pipet ke dalam 4 buah labu tentukur 100-mL, masing-masing 0,8; 1,0 ; 1,2 dan 1,6 mL larutan di atas. Tambahkan ke dalam tiap labu 15 mL Larutan blangko, encerkan dengan Dapar sampai tanda. Gunakan berturut-turut larutan tersebut yang mengandung 0,8; 1,0; 1,2 dan 1,6 µg per mL untuk membuat kurva baku: Tentukan potensial tiap larutan seperti tertera pada Prosedur. Pada kertas grafik semilogaritmik, buat kurva dengan kadar fluor dalam mg per 100 mL sebagai absis dan potensial sebagai ordinat. Tarik garis lurus melalui titik yang diperoleh.

    Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 200 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur 250-mL, tambahkan lebih kurang 150 mL 1,2-dimetoksietana P, kocok hingga larut, encerkan dengan pelarut yang sama sampai tanda. Pipet 15 mL larutan ini ke dalam labu refluks alas datar 500 mL, tambahkan natrium bifenil P dari vial 15 mL melalui corong bertangkai panjang  untuk mencegah percikan, goyangkan labu dengan hati-hati dan tutup dengan kaca arloji, biarkan pada suhu kamar selama 20 menit. Dengan hati-hati, tambahkan 50,0 mL isopropanol P, sambil digoyang, tambahkan 10,0 mL hidrogen peroksida P 30%, 4,0 mL natrium hidroksida 1 N, hubungkan labu dengan pendingin balik yang sebelumnya telah dibilas dengan air dan isopropanol P kemudian dikeringkan. Letakkan labu pada lempeng pemanas dengan suhu lebih kurang 245º dan refluks selama 1 jam. Dinginkan hingga suhu ruang, bilas pendingin balik dengan 15  mL Larutan isopropanol, pindahkan isi labu ke dalam labu tentukur 250-mL dengan Larutan isopropanol sebagai pembilas, encerkan dengan pelarut yang sama sampai tanda. Pipet 15 mL larutan ini ke dalam labu tentukur 100-mL dan  encerkan dengan Dapar sampai tanda.

   Prosedur Ukur potensi Larutan uji dalam mV menggunakan pH meter dengan reprodusibilitas minimum ± 0,2 mV yang dilengkapi dengan elektrode ion fluorida spesifik dan Elektrode pembanding kalomel yang termodifikasi terbungkus kaca. Pada pengukuran, rendam elektrode dalam larutan yang telah dimasukkan ke dalam gelas piala plastik 100 mL berisi batang pengaduk berlapis plastik yang sesuai, letakkan gelas piala di atas pengaduk magnetik, hati-hati jangan sampai timbul panas, aduk selama 2 menit sebelum membaca hasil. Keringkan elektrode sebelum pengukuran berikutnya, hati-hati jangan menggores permukaan elektrode ion spesifik. Hitung jumlah fluor dalam mg per 100 mL Larutan uji menggunakan Kurva baku. Hasil dalam persen diperoleh dengan mengalikan jumlah fluor di atas dengan faktor 138,9.

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Fase gerak Gunakan air yang telah diawaudarakan dan saring.

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah Fluorourasil BPFI, larutkan dalam air. Jika perlu encerkan hingga kadar lebih kurang 10 mg per mL.

    Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 20 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur 200-mL, larutkan dan encerkan dengan air sampai tanda. Encerkan sejumlah volume larutan ini dengan air hingga kadar lebih kurang 10 mg per mL.

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 4 mm x 30 cm, berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: efisiensi kolom tidak kurang dari 2500 lempeng teoritis dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 10 µL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg fluorourasil, C4H3FN2O2, dengan rumus:

C adalah kadar Fluorourasil BPFI dalam mg per mL Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak fluorourasil dari Larutan uji dan Larutan baku.

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya.