Isoniazid


Isoniazid

Asam isonikotinat hidrazida [54-85-3]

C6H7N3O                                                    BM 137,14

 

Isoniazid mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C6H7N3O, dihitung terhadap zat kering.

 

Pemerian Hablur tidak berwarna atau putih, atau serbuk hablur putih; tidak berbau, perlahan-lahan dipengaruhi oleh udara dan cahaya.

 

Kelarutan Mudah larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol; sukar larut dalam kloroform dan sangat sukar larut dalam eter.

 

Baku pembanding Isoniazid BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan, simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya, dalam lemari pendingin.

 

Identifikasi

    A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Isoniazid BPFI.

    B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan baku, seperti diperoleh pada Penetapan kadar.

 

pH <1071> Antara 6,0 dan 7,5; lakukan penetapan menggunakan larutan (1 dalam 10).

 

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam.

 

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%.

 

Logam berat <371> Metode III Tidak lebih 20 bpj.

 

Cemaran organik Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Dapar dan Fase gerak Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar.

    Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah Isoniazid BPFI, isoniasin, isonikotinamida, pikolinohidrazida dan isonikotinonitril, larutkan dan encerkan dengan Fase gerak hingga kadar masing-masing lebih kurang 1,0 mg per mL.

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah Isoniazid BPFI, larutkan dan encerkan dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang 1,0 mg per mL.

    Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan dan encerkan dengan Fase gerak hingga kadar 1,0 mg per mL.

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar [Catatan  Kecuali untuk kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 266 nm]. Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara pasangan puncak yang berdekatan tidak kurang dari 2,0. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 5,0%.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 µL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur semua respons puncak. Hitung persentase masing-masing cemaran dalam zat dengan rumus:

ri adalah respons puncak masing-masing senyawa sejenis lain dari Larutan uji; rS adalah respons puncak isoniazid dari Larutan baku; CS adalah kadar Isoniazid BPFI dalam mg per mL Larutan baku; CU adalah kadar zat dalam mg per mL Larutan uji; F adalah faktor respons relatif seperti tertera pada Tabel.  Masing-masing cemaran dan total cemaran tidak lebih dari batas yang tertera pada Tabel. Abaikan semua puncak yang kurang dari 0,05%.

 

Tabel

Nama

Waktu retensi relatif

Faktor respons relatif

Batas

(%)

Isoniasin

0,50

0,69

0,1

Isoniazid

1,0

1,0

-

Isonikotinamida

1,4

0,70

0,1

Pikolinohidrazida

2,1

1,2

0,1

Isonikotinonitril

3,9

0,74

0,1

Cemaran yang tidak diketahui

-

1,0

0,10

Total cemaran

-

-

2,0

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Dapar Buat larutan kalium fosfat monobasa P 13,6 g per Liter. Atur pH hingga 6,9 dengan penambahan natrium hidroksida 10 N. Tambahkan trietanolamin P 30 mg per Liter.

    Fase gerak Campuran Dapar-metanol P (95:5). Saring dan awaudarakan.

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah Isoniazid Klorida BPFI, larutkan dan encerkan dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang          0,32 mg per mL.

    Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan dan encerkan dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang 0,32 mg per mL.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 5 mm. Laju alir lebih kurang 1,5 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor ikutan tidak lebih dari 2 untuk puncak isoniazid dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 0,73%.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 µL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung persentase isoniazid, C6H7N3O, dalam zat dengan rumus:

rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak isoniazid dalam Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar Isoniazid BPFI dalam mg per mL Larutan baku; CU adalah kadar zat dalam mg per mL Larutan uji.

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya. Simpan pada suhu 25º, masih diperbolehkan antara 15º dan 30º.