Laktulosa Pekat


Lactulose Concentrate

 

 

 

4-O-?-D-Galaktopiranosil-D-fruktofuranosa [4618-18-2]

C12H22O11                                                      BM 342,30

 

Laktulosa Pekat adalah larutan gula dari laktosa. Laktulosa terdiri dari sejumlah kecil laktosa, galaktosa dan mengandung bagian lain dari gula dan air. Mengandung tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 105,0%, C12H22O11, dari jumlah yang tertera pada etiket. Tidak mengandung zat tambahan.

 

Pemerian Cairan kental seperti sirup; tidak berwarna sampai cokelat muda, membentuk endapan berwarna gelap jika dibiarkan.

 

Kelarutan Bercampur dengan air.

 

Baku pembanding Laktosa anhidrat BPFI; tidak boleh dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, dalam lemari pendingin. Bersifat higroskopis diatas 60% RH. Epilaktosa BPFI; tidak boleh dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat. Fruktosa BPFI; tidak boleh dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya. Galaktosa BPFI; tidak boleh dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat. Laktulosa BPFI; simpan dalam wadah tertutup rapat, dalam lemari pendingin. Keringkan pada suhu 70° selama 4 jam pada saat akan digunakan. Lakukan penanganan di tempat kering. Tagatosa BPFI; simpan dalam wadah tertutup rapat. Keringkan pada suhu 102? selama 2 jam pada saat sebelum digunakan.

 

Identifikasi

    A. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh pada Penetapan kadar.

    B. Encerkan laktulosa pekat dalam air (1 dalam 20), tambahkan beberapa tetes larutan ini ke dalam 5 mL tembaga(III) tartrat basa LP panas: terbentuk endapan merah tembaga(II) oksida.

 

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.

 

Cemaran organik Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

   Dapar, Fase gerak, Larutan uji, Sistem kromatografi, dan Kesesuaian sistem lakukan seperti pada Penetapan kadar. [Catatan Untuk mengevaluasi persyaratan kesesuaian sistem, gunakan Larutan baku, seperti tertera pada Penetapan kadar.]

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah Galaktosa BPFI, Laktosa anhidrat BPFI, Epilaktosa BPFI, Tagatosa BPFI, dan Fruktosa BPFI, larutkan dan encerkan dengan campuran asetonitril P-air (1:1) hingga kadar berturut-turut lebih kurang 6,4 mg per mL; 4,8 mg per mL; 3,2 mg per mL; 1,2 mg per mL; dan 0,4 mg per mL.

     Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 µL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram, dan ukur semua respons puncak. [Catatan waktu retensi relatif dapat dilihat pada tabel 1.] Hitung persentase galaktosa, laktosa, epilaktosa, tagatosa, dan fruktosa menggunakan rumus :

 

 

ri dan rS berturut-turut adalah respons puncak cemaran organik dari Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar Galaktosa BPFI, Laktosa BPFI, Epilaktosa BPFI, Tagatosa BPFI, dan Fruktosa BPFI yang sesuai dalam mg per mL Larutan baku; CU adalah kadar laktulosa dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan bobot yang ditimbang. Masing-masing cemaran tidak lebih dari batas yang tertera pada Tabel 1.

 

Tabel 1

Nama

Waktu retensi relatif

Batas (%)

Tagatosa

0,30

3

Fruktosa

0,34

1

Galaktosa

0,47

16

Epilaktosa

0,90

8

Laktulosa

1,0

-

Laktosa

1,17

12

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Dapar Timbang sejumlah natrium fosfat monobasa P, larutkan, dan encerkan dengan air hingga kadar lebih kurang 1,15 g per L.

    Fase gerak Campuran asetonitril P-Dapar (82:18). Pastikan kadar asetonitril P dalam Fase gerak lebih kurang antara 78% dan 85% untuk memperoleh waktu retensi yang sesuai.

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah Laktulosa BPFI, Laktosa anhidrat BPFI, dan Epilaktosa BPFI, larutkan, dan encerkan dengan  campuran  asetonitril P-air (1:1) hingga kadar berturut-turut lebih kurang 40 mg per  mL; 4,8 mg per mL dan 3,2 mg per mL.

    Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat setara dengan lebih kurang 2 gram laktulosa ke dalam labu tentukur 50-mL, encerkan dengan 20 mL air. Tambahkan 25,0 mL asetonitril P, diamkan larutan hingga mencapai suhu ruang, encerkan dengan air sampai tanda. Kadar larutan lebih kurang 40 mg per mL.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor indeks bias dan  kolom 4,6 mm x 15 cm berisi bahan pengisi L8 dengan ukuran partikel 3 mm. Pertahankan suhu kolom dan suhu detektor masing-masing pada suhu 40 ± 1°. Laju alir lebih kurang 1,3 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam komatogram, dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara laktulosa dan laktosa tidak kurang dari 1,5 dan antara laktulosa dan epilaktosa tidak kurang dari 0,9; simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. [Catatan waktu retensi relatif dapat dilihat pada tabel 1.]

     Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 µL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram, dan ukur respons puncak utama. Hitung persentase laktulosa, C12H22O11, seperti yang tertera pada etiket menggunakan rumus :

 

 

 

rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar Laktulosa BPFI dalam mg per mL Larutan baku; CU adalah kadar laktulosa dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan bobot yang ditimbang.

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, sebaiknya pada suhu antara 2? dan 30?. Hindarkan suhu hampir beku.

 

Penandaan Pada etiket cantumkan tidak untuk penggunaan langsung pada manusia atau hewan.