Flufenazin Dekanoat


Fluphenazine Decanoate 

 

2-[4-[3-(2-Trifluoro-metilfenotiazin-10-il)-

propil] piperazin-1-il] etil dekanoat [5002-47-1]

C32H44F3N3O2S                                           BM 591,77

 

Flufenazin Dekanoat mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C32H44F3N3O2S, dihitung terhadap zat kering.

 

Pemerian Cairan kental kuning pucat atau hablur kuning; padat berminyak; bau lemah seperti ester.

 

Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; tidak tercampur dengan etanol mutlak, kloroform dan eter; larut dalam minyak lemak.

 

Baku pembanding Flufenazin Dekanoat Dihidroklorida BPFI; tidak boleh dikeringkan; lakukan Penetapan Kadar Air <1031> Metode I sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya. [Catatan Selama melakukan prosedur berikut ini, lindungi zat uji, Baku Pembanding dan larutan yang mengandung bahan tersebut dengan melakukan prosedur langsung tanpa penundaan, di bawah cahaya redup atau menggunakan peralatan kaca aktinik rendah].

 

Identifikasi

    A. Masukkan lebih kurang 50 mg zat dan 50 mg Flufenazin Dekanoat Dihidroklorida BPFI masing-masing ke dalam tabung sentrifuga kecil bersumbat kaca dan perlakukan tiap tabung sebagai berikut: Tambahkan 1,5 mL larutan natrium hidroksida P (1 dalam 250) dan campur. Tambahkan 2 mL karbon disulfida P, kocok kuat selama 2 menit dan sentrifus. Keringkan bagian bawah berupa lapisan bening dengan menyaring melewati 2 g natrium sulfat anhidrat P. Spektrum serapan inframerah zat dalam sel 0,1 mm menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Flufenazin Dekanoat Dihidroklorida BPFI.

    B. Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan dan encerkan dengan etanol P hingga kadar 20 mg per mL.

    Larutan baku Timbang saksama Flufenazin Dekanoat Dihidroklorida BPFI, larutkan dan encerkan dengan etanol P hingga kadar lebih kurang 20 mg per mL.

    Penjerap Campuran silika gel P setebal 0,25 mm yang telah diimpregnasi dengan larutan tetradekana P dalam heksan P (1 dalam 20).

    Fase gerak Campuran metanol P-air (9:1).

    Prosedur Totolkan masing-masing 1 µL Larutan uji dan Larutan baku pada lempeng kromatografi. Totolkan 1,0 µL natrium hidroksida 0,1 N pada totolan Larutan baku. Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatograf yang telah dijenuhkan dengan Fase gerak, biarkan merambat 15 cm di atas garis penotolan. Angkat lempeng, biarkan Fase gerak menguap. Amati bercak di bawah cahaya ultraviolet 254 nm; Harga Rbercak utama Larutan uji sesuai dengan yang diperoleh dari Larutan baku.

 

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60º selama 3 jam.

 

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%.

 

Cemaran umum <481>

    Larutan uji Gunakan pelarut metanol P.

    Larutan baku Gunakan pelarut metanol P.

    Volume penotolan Gunakan 10 µL.

    Fase gerak Buat campuran aseton P-sikloheksan P-amonium hidroksida P (16:6:1) dalam bejana kromatograf yang tidak dijenuhkan.

    Penampak bercak Gunakan teknik penampak bercak nomor 1, kemudian semprot lempeng dengan asam sulfat P 50%.

    Interpretasi Tidak ada cemaran umum yang diamati lebih dari 1,0% dan total cemaran umum yang diamati tidak lebih dari 2,0%.

 

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 500 mg zat, larutkan dalam 50 mL asam asetat glasial P, tambahkan 1 tetes kristal violet LP dan titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV hingga warna biru-hijau. Lakukan penetapan blangko.

 

Tiap mL asam perklorat 0,1 N

setara dengan 29,59 mg C32H44F3N3O2S

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya.