Ekstrak Daging Sapi P


Kaldu daging sapi konsentrat diperoleh dengan mengekstraksi daging sapi segar tanpa lemak, dengan cara merebus dalam air dan menguapkan kaldu pada suhu rendah dalam hampa udara sampai terbentuk residu kental berbentuk pasta. Masa berbentuk pasta, berwarna cokelat kekuningan sampai cokelat tua, bau dan rasa seperti daging, sedikit asam. Simpan dalam wadah tidak tembus cahaya, tertutup rapat.

    Larutan uji Larutkan 25 g zat dalam air hingga 250 mL. Diperoleh larutan yang jernih dan bebas endapan.

    Penetapan kadar nitrogen dari zat larut dalam etanol  Tidak kurang dari 60 mg; lakukan penetapan sebagai berikut: masukkan sejumlah filtrat etanol, dan hasil pencucian dari uji Zat tak larut dalam etanol, setara dengan 1 g zat padat larut dalam etanol, ke dalam labu Kjeldahl 500 mL. Tambahkan lebih kurang 10 g serbuk kalium sulfat P dan 20 mL asam sulfat P. Panaskan campuran pada suhu rendah hingga busa berkurang, kemudian naikkan suhu dan didihkan sampai campuran menjadi kuning pucat atau hampir tidak berwarna. Dinginkan labu, tambahkan lebih kurang 250 mL air dan tambahkan hati-hati larutan natrium hidroksida P (3 dalam 10) sampai bersifat basa, kemudian tambahkan lagi 5 mL. Sambungkan segera labu dengan pendingin hingga ujung pipa tempat destilat menetes terbenam di bawah permukaan 50 mL asam sulfat 0,1 N LV di dalam labu penampung. Destilasi campuran hingga diperoleh lebih kurang 100 mL destilat yang ditampung dalam larutan asam. Tambahkan merah metil LP dan titrasi kelebihan asam dengan natrium hidroksida 0,1 N LV.

 

Tiap mL asam sulfat 0,1 N

setara dengan 1,401 mg N

 

    Penetapan kadar nitrogen sebagai amonia Masukkan 100 mL Larutan uji ke dalam labu Kjeldahl 500 mL, tambahkan 5 g barium karbonat P dan 100 mL air, sambungkan labu pada pendingin hingga ujung pipa tempat destilat menetes terbenam di bawah larutan 50 mL asam sulfat 0,1 N LV di dalam labu penampung. Destilasi campuran hingga diperoleh lebih kurang 100 mL destilat yang ditampung dalam larutan asam, tambahkan merah metil LP, dan titrasi kelebihan asam dengan natrium hidroksida 0,1 N LV.

 

Tiap mL asam sulfat 0,1 N

setara dengan 1,703 mg NH3

 

Jumlah amonium hidroksida tidak lebih dari 0,35% dari padatan jumlah dalam Larutan uji yang digunakan.

    Padatan jumlah Tidak kurang dari 75%; ratakan 10 mL Larutan uji di atas pasir atau asbes bersih dan kering, yang telah ditara dalam cawan porselen, dan keringkan pada suhu 105º selama 16 jam. Residu tidak kurang dari 750 mg.

    Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 30% dari padatan jumlah. Pijarkan residu yang diperoleh dari uji Padatan jumlah.

    Klorida terhitung sebagai natrium klorida Larutkan abu yang diperoleh dari uji Sisa pemijaran dalam lebih kurang 50 mL air dan masukkan secara hati-hati ke dalam labu tentukur 100-mL. Tambahkan beberapa tetes asam nitrat P dan 10 mL perak nitrat 0,1 N LV. Tambahkan air sampai tanda, kocok. Saring ke dalam labu kering melalui penyaring kering, buang 10 mL filtrat pertama. Pada 50 mL filtrat berikutnya, tambahkan 1 mL besi(III) amonium sulfat LP dan titrasi dengan amonium tiosianat 0,1 N LV.

 

Tiap mL perak nitrat 0,1 N

setara dengan 5,844 mg NaCl

 

Bobot klorida yang terhitung sebagai natrium klorida, jika dikalikan 2, tidak lebih dari 6% dari padatan jumlah.

    Zat tak larut dalam etanol  Pipet 25 mL Larutan uji ke dalam labu Erlenmeyer 100 mL, tambahkan 50 mL etanol P, kocok kuat. Kumpulkan endapan dalam penyaring seimbang, cuci tiga kali, tiap kali dengan campuran 2 volume etanol P dan 1 volume air, keringkan pada suhu 105º selama 2 jam. Bobot endapan, menunjukkan zat padat tidak larut dalam etanol: tidak lebih dari 10% dari padatan jumlah dari Larutan uji yang digunakan.

    Nitrat Didihkan 10 mL Larutan uji selama 1 menit dengan 1,5 g arang aktif P, tambahkan air untuk mengganti bagian air yang menguap, saring. Tambahkan 1 tetes filtrat pada 3 tetes larutan difenilamina P (1 dalam 100) dalam asam sulfat P: tidak terjadi warna biru.