Riboflavin


Riboflavin

 

 

Riboflavin [83-88-5]

C17H20N4O6                                                  BM 376,36

 

Riboflavin mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C17H20N4O6, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.

 

Pemerian Serbuk hablur; kuning hingga kuning jingga; bau lemah. Melebur pada suhu lebih kurang 280°. Larutan jernihnya netral terhadap lakmus. Jika kering tidak begitu dipengaruhi oleh cahaya terdifusi, tetapi dalam larutan cahaya sangat cepat menyebabkan peruraian, terutama jika ada alkali.

 

Kelarutan Sangat sukar larut dalam air, dalam etanol, dan dalam larutan natrium klorida 0,9%; sangat mudah larut dalam larutan alkali encer; tidak larut dalam eter dan dalam kloroform.

 

Baku pembanding Riboflavin BPFI; tidak boleh dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya dan dalam lemari pendingin.

 

Identifikasi Larutan 1 mg zat dalam 100 mL air dilihat dengan cahaya yang ditransmisikan larutan berwarna kuning pucat kehijauan, berflouresensi hijau kekuningan intensif, yang dengan penambahan asam mineral atau alkali, fluoresensi hilang.

Rotasi jenis <1081> Antara -115° dan -135°, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetapan dengan menggunakan larutan dalam natrium hidroksida 0,05 M bebas karbonat yang mengandung 50 mg per 10 mL, diukur dalam waktu 30 menit setelah disiapkan.

 

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,5%; lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam menggunakan 500 mg.

 

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,3%.

 

Lumiflavin Buat kloroform bebas etanol P segar. Kocok 20 mL kloroform P secara hati-hati dengan 20 mL air selama 3 menit, alirkan lapisan kloroform dan bilas dua kali lagi dengan masing-masing 20 mL air. Saring kloroform melalui kertas saring, kemudian kocok selama 5 menit dengan 5 g natrium sulfat anhidrat P, biarkan selama 2 jam, dan dekantasi atau saring kloroform yang jernih. Lakukan penetapan sebagai berikut: Kocok 25 mg zat dengan 10 mL kloroform bebas etanol P selama 5 menit, saring; ukur serapan filtrat pada panjang gelombang 440 nm terhadap blangko kloroform bebas etanol P: tidak lebih dari 0,025.

 

Penetapan kadar Lakukan seluruh penetapan terlindung cahaya matahari langsung.

    Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur 1000 mL yang berisi lebih kurang 50 mL air. Tambahkan 5 mL asam asetat 6 N dan air secukupnya hingga lebih kurang 800 mL. Panaskan di atas tangas uap, terlindung cahaya sambil sering dikocok sampai larut. Dinginkan hingga suhu lebih kurang 25º, encerkan dengan air sampai tanda. Encerkan larutan secara kuantitatif dan bertahap dengan air hingga sesuai dengan sensitifitas dari fluorometer yang digunakan.

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah Riboflavin BPFI dan dengan cara yang sama buat larutan hingga kadar setara dengan Larutan uji. Ukur intensitas fluoresensi pada panjang gelombang lebih kurang 530 nm (lebih baik pada panjang gelombang eksitasi lebih kurang 444 nm). Segera setelah pembacaan, tambahkan lebih kurang 10 mg natrium hidrosulfit P, aduk dengan pengaduk kaca hingga larut, dan ukur lagi fluoresensinya. Perbedaan kedua pembacaan menunjukkan intensitas fluoresensi Larutan baku. Dengan cara yang sama, ukur intensitas fluoresensi dari Larutan uji yang ditetapkan pada lebih kurang 530 nm, sebelum dan sesudah penambahan natrium hidrosulfit P. Hitung jumlah dalam µg Riboflavin, C17H20N4O6, per mL pada Larutan uji dengan rumus :

 

 

 

IU dan IS berturut-turut adalah harga fluoresensi yang telah dikoreksi dari Larutan uji dan Larutan baku; C adalah kadar Riboflavin BPFI dalam µg per mL Larutan baku.

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya.