Injeksi Irinotekan Hidroklorida


Irinotecan Hydrochloride Injection

Injeksi Irinotekan Hidroklorida adalah larutan steril irinotekan hidroklorida dalam Air untuk Injeksi. Mengandung irinotekan hidroklorida, C33H38N4O6.HCl.3H2O, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.

 

Baku pembanding Irinotekan Hidroklorida BPFI; tidak boleh dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup, terlindung dari cahaya, dalam lemari pendingin. Senyawa Sejenis E Irinotekan BPFI. Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi]. Rekonstitusi semua isi, simpan larutan dalam lemari pendingin dan gunakan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dalam lemari pembeku

 

Identifikasi

    A. Spektrum serapan ultraviolet larutan 4 µg per mL dalam metanol P, menunjukkan maksimum dan minimum  pada panjang gelombang yang sama seperti pada Irinotekan Hidroklorida BPFI.

    B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti diperoleh pada Penetapan kadar.

 

Endotoksin bakteri <201>Tidak lebih dari 0,83 unit Endotoksin FI per mg irinotekan hidroklorida.

 

Sterilitas <71> Memenuhi syarat, lakukan penetapan dengan Penyaringan membran seperti tertera pada Uji Sterilitas dari produk yang diuji.

 

pH <1071> Antara 3,0 dan 3,8.

 

Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat untuk Injeksi volume kecil.

 

Syarat lain Memenuhi persyaratan seperti tertera pada Injeksi.

 

Cemaran organik Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan A Larutkan 2 g Natrium 1-heksanasulfonat P dan 1 mL trietanolamin P dalam 1 Liter air. Atur pH hingga 2,5 dengan penambahan asam fosfat P .

    Larutan B Gunakan asetonitril P.

    Fase gerak  Gunakan variasi campuran Larutan A dan Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi.

    Pengencer Campuran asetonitril P-asam fosfat P-Larutan A (500:15:500).

    Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah Irinotekan hidroklorida BPFI dan Senyawa Sejenis E Irinotekan BPFI, larutkan dan encerkan secara bertahap dengan Pengencer  hingga kadar berturut-turut  lebih kurang 0,2 mg per mL dan 0,4 mg per mL. Sonikasi untuk membantu kelarutan.

    Larutan uji Pipet sejumlah volume injeksi, encerkan dengan Pengencer, hingga kadar lebih kurang 0,2 mg per mL.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan  kolom 4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 5 mm. Pertahankan suhu kolom pada 55? dan suhu zat uji pada 15?. Laju alir lebih kurang 1 mL per menit. Kromatograf diprogram sebagai berikut:

 

Waktu

(menit)

Larutan A

(%)

Larutan B

(%)

0

80

20

20

80

20

50

65

35

63

50

50

64

80

20

70

80

20

 

Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam komatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak irinotekan dan senyawa sejenis E irinotekan tidak kurang dari 4,0.

    Prosedur Suntikkan sejumlah volume Larutan uji (lebih kurang  25 µL) ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur semua respons puncak. Hitung persentase masing-masing cemaran dengan rumus:

 

ri adalah respons puncak masing-masing cemaran dari Larutan Uji; rT adalah jumlah semua respons puncak dari Larutan uji; F adalah faktor respons relatif. Masing-masing cemaran dan total cemaran tidak lebih dari batas yang tertera pada Tabel.

 

Tabel

Nama

Waktu retensi relatif (menit)

Faktor respon relatif

 

Batas

(%)

Senyawa sejenis B irinotekan

0,53

0,74

0,2

Kamtotekin

0,65

-

-

Irinotekan

1,00

-

-

7-Etilkamtotekin

1,16

-

-

Cemaran lain

-

1,0

0,2

Total cemaran

-

-

1,0

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Dapar Larutkan 2 g natrium 1-heksanasulfonat P dan 2 mL trietanolamin P dalam 1 Liter air.

    Fase gerak Campuran asetonitril P-Dapar (34:66). Atur pH hingga 2,5 dengan penambahan asam fosfat P. Jika perlu lakukan penyesuaian seperti tertera pada Kesesuaian sistem dalam Kromatografi <931>

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah Irinotekan hidroklorida BPFI, larutkan dan encerkan dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang 0,04 mg per mL. Sonikasi dan kocok untuk membantu kelarutan.

    Larutan uji  pipet sejumlah volume injeksi, encerkan dengan Fase gerak, hingga kadar lebih kurang 0,04 mg per mL.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan  kolom 4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L7 dengan ukuran partikel 5 mm. Laju alir lebih kurang 1 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam komatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor ikutan tidak lebih dari 2,5; simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,0%.

     Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang  10 µL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung persentase irinotekan hidroklorida, C33H38N4O6.HCl.3H2O, dalam injeksi dengan rumus:

rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak utama Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar Irinotekan Hidroklorida BPFI dalam mg per mL Larutan baku; CU adalah kadar irinotekan hidroklorida dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan bobot yang tertera  pada etiket. Mr1 adalah bobot molekul irinotekan hidroklorida trihidrat, 677,18; Mr2 adalah bobot molekul irinotekan hidroklorida anhidrat, 623,14.

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal, tidak tembus cahaya, pada suhu ruang terkendali.

 

Penandaan Pada etiket harus tertera bahwa larutan harus diencerkan dengan larutan dekstrosa 5% atau injeksi natrium klorida 0,9% yang sesuai sebelum digunakan sebagai larutan infus intravena.