Doksisiklin Hiklat


Doxycycline Hyclate

 

4-(Dimetilamino)-1,4,4a,5,5a,6,11,12a-oktahidro -3,5,10,12,12a-pentahidroksi-6-metil-1,11-diokso -2-naftasenakarboksamida monohidroklorida, bersenyawa dengan etanol (2:1), monohidrat [24390-14-5]

(C22H24N2O8.HCl)2.C2H6O.H2O      BM 1025,89

 

Doksisiklin Hiklat mempunyai potensi setara dengan tidak kurang dari 800 µg dan tidak lebih dari 920 µg doksisiklin, C22H24N2O8 per mg.

 

Pemerian Serbuk hablur, kuning.

 

Kelarutan larut dalam air dan dalam larutan alkali hidroksida dan dalam larutan alkali karbonat; sukar larut dalam etanol; praktis tidak larut dalam kloroform dan dalam eter.

 

Baku pembanding Doksisiklin Hiklat BPFI; tidak boleh dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya dan pada tempat dingin. Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi] Rekonstitusi seluruh isi,  simpan larutan dalam lemari pendingin dan gunakan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dalam lemari pembeku.Metasiklin hidroklorida BPFI; tidak boleh dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya dan dalam lemari pembeku.

 

Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Doksisiklin hiklat BPFI.

 

Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat.

 

pH <1071> Antara 2,0 dan 3,0; lakukan penetapan menggunakan suspensi dalam air yang mengandung 10 mg per mL.

 

Air <1031>Metode I Antara 1,4% dan 2,8%.

 

Cemaran organik Masing-masing cemaran tidak lebih dari batas yang tertera pada Tabel sebagai berikut:

Tabel

Cemaran

Batas

(%)

Metasiklin

2

Cemaran yang tereluasi sebelum metasiklin

0,5

6-epidoksisiklin

2

Cemaran lain yang tereluasi setelah puncak utama doksisiklin

0,5

 

    Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

Fase gerak dan Pengencer Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar.

Larutan kesesuaian sistem Lakukan seperti tertera pada Larutan resolusi dalam Penetapan kadar.

Larutan baku persediaan metasiklin Timbang saksama Metasiklin hidroklorida BPFI, larutkan dan encerkan dengan Pengencer secara kuantitatif dan jika perlu bertahap hingga kadar lebih kurang 1,2 mg per mL.

Larutan baku 1 Lakukan seperti tertera pada Larutan baku dalam Penetapan kadar.

Larutan baku 2 Pipet 2 mLLarutan baku 1 dan 2 mLLarutan baku persediaan metasiklin ke dalam labu tentukur 100-mL, encerkan dengan Pengencer sampai tanda. Larutan ini mengandung masing-masing lebih kurang 0,024 mg per mL Doksisiklin Hiklat BPFI dan Metasiklin Hidroklorida BPFI.

Larutan uji Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar.

Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar. Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif 4-epidoksisiklin (hasil degradasi utama), metasiklin, 6-epidoksisiklin dan doksisiklin berturut-turut lebih kurang 0,4; 0,6; 0,7 dan 1,0; resolusi, R, antara puncak 4-epidoksisiklin dan doksisiklin tidak kurang dari 3,0; faktor ikutan tidak lebih dari 2,0. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku 1, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.

Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 mL) Larutan baku 2 dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram selama 1,7 kali waktu retensi doksisiklin dan ukur respons puncak. Hitung persentase metasiklin dalam zat dengan rumus:

CM adalah kadar Metasiklin Hidroklorida BPFI dalam mg per mLLarutan baku 2; W adalah bobot zat dalam mg Larutan uji; rU dan r berturut-turut adalah respons puncak metasiklin dari Larutan uji dan Larutan baku 2.

Hitung persentase dari masing-masing senyawa sejenis, selain metasiklin, dengan rumus:

C adalah kadar Doksisiklin Hiklat BPFI dalam mg per mLLarutan baku 2; W adalah bobot zat dalam mg Larutan uji; radalah respons puncak setiap cemaran Larutan uji; dan rS adalah respons puncak doksisiklin Larutan baku 2.

 

Syarat lain Jika pada etiket tertera doksisiklin hiklat steril, memenuhi syarat uji Sterilitas <71> dan Endotoksin bakteri <201> seperti tertera pada Doksisiklin untuk Injeksi. Jika pada etiket tertera doksisiklin hiklat, harus diproses lebih lanjut untuk pembuatan sediaan injeksi, memenuhi syarat uji Endotoksin bakteri <201> seperti tertera Doksisiklin untuk Injeksi.

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Fase gerak Timbang dan masukkan 2,72 g kalium fosfat P; 0,74 g natrium hidroksida P; 0,50 g tetrabutilamonium hidrogen sulfat P dan 0,40 g dinatrium edetat P ke dalam labu tentukur 1000-mL. Tambahkan lebih kurang 850 mL air, aduk sampai larut. Tambahkan 60 g butil alkohol tersier P dengan bantuan air dan atur pH hingga 8,0 ± 0,1 dengan penambahan larutan natrium hidroksida 1 N. Saring melalui penyaring dengan porositas 0,5 µm atau lebih kecil dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>. Pengurangan jumlah butil alkohol tersier akan meningkatkan waktu retensi doksisiklin dan memperbaiki pemisahan doksisiklin dari senyawa sejenisnya.

    Pengencer Buat larutan asam hidroklorida 0,01 N.

    Larutan resolusi Larutkan Doksisiklin hiklat BPFI dalam Pengencer hingga kadar doksisiklin lebih kurang 6 mg per mL. Pipet 5 mL larutan ini ke dalam labu tentukur 25-mL, panaskan di atas tangas uap selama 60 menit, uapkan sampai kering di atas pemanas, jaga jangan sampai hangus. Larutkan dan encerkan residu dengan Pengencer sampai tanda. Saring melalui penyaring dengan porositas 0,5 atau lebih kecil. Larutan ini mengandung campuran 4-epidoksisiklin, 6-epidoksisiklin, dan doksisiklin. Bila disimpan di lemari es, larutan ini bisa digunakan selama 14 hari. [Catatan Selama melakukan prosedur ini, lindungi Larutan baku dan Larutan uji dari cahaya].

Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 12 mg Doksisiklin Hiklat BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 10-mL, tambahkan lebih kurang 6 mLPengencer, sonikasi selama 5 menit atau sampai larut dan tambahkan Pengencer sampai tanda.

Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 120 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-mL, larutkan dan encerkan dengan Pengencer sampai tanda. Saring melalui penyaring membran dengan porositas 0,5 µm atau lebih kecil.

Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 270 nm, kolom 4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L21, pertahankan suhu kolom pada 60 ± 1°. Laju alir lebih kurang 1 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan resolusi, ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif 4-epidoksisiklin (produk utama degradasi), 6-epidoksisiklin dan doksisiklin berturut-turut lebih kurang 0,4; 0,7  dan 1,0; resolusi, R, antara puncak 4-epidoksisiklin dan puncak doksisiklin tidak kurang dari 3,0; faktor ikutan puncak doksisiklin tidak lebih dari 2,0. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, ukur respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.

Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 ?L) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram selama 1,7 kali waktu retensi doksisiklin dan ukur respons puncak utama. Hitung kadar dalam µg doksisiklin, C22H24N2O8, per mg zat yang digunakan, dengan rumus:

C adalah kadar Doksisiklin hiklat BPFI dalam  mg per mLLarutan baku; P adalah potensi doksisiklin, C22H24N2O8 dalam µg per mg; W adalah bobot doksisiklin hiklat dalam mg Larutan uji; rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya.

 

Penandaan Bila dimaksudkan untuk penggunaan sediaan injeksi, pada etiket harus dinyatakan steril atau harus diproses lebih lanjut untuk sediaan injeksi.