Fludarabin Fosfat


Fludarabine Phosphate

9-?-D-Arabinofuranosil-2-fluoroadenin 5’-(dihidrogen fosfat) [75607-67-9]

C10H13FN5O7P                                               BM 365,21

 

Fludarabin fosfat mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0%, C10H13FN5O7P, dihitung terhadap zat anhidrat bebas pelarut.

[Perhatian Fludarabin fosfat berpotensi sitotoksik. Lakukan pengerjaan dengan sangat hati-hati untuk mencegah terhirupnya partikel dan kontak dengan kulit].

 

Pemerian Serbuk hablur higroskopik, putih atau hampir putih.

 

Kelarutan  Sukar larut dalam air dan dalam asam hidroklorida 0,1 N; praktis tidak larut dalam etanol; mudah larut dalam dimetilformamida.

 

Baku pembanding Fludarabin Fosfat BPFI; Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya. Lindungi dari kelembapan, dalam lemari pendingin.

 

Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang  yang sama seperti pada Fludarabin Fosfat  BPFI.

 

Klorida Tidak lebih dari 0,2%.

    Larutan baku persediaan Timbang saksama sejumlah natrium klorida P, larutkan, dan encerkan dengan air hingga kadar lebih kurang 82,4 µg per mL.

    Larutan baku Pipet lebih kurang 2,0 mL Larutan baku persediaan, masukkan ke dalam tabung reaksi, tambahkan 13,0 mL air, dan campur.

    Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50,0 mg zat, masukkan ke dalam tabung reaksi, tambahkan 15 mL air hingga larut. Jika perlu panaskan secara hati-hati.

    Prosedur Tambahkan 1,0 mL asam nitrat P ke dalam masing-masing Larutan uji dan Larutan baku dalam tabung terpisah, tambahkan ke masing-masing tabung 1,0 mL perak nitrat LP; Larutan uji tidak lebih keruh dibandingkan Larutan baku.

 

Fosfat Tidak lebih dari 0,1%.

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah kalium dihidrogen fosfat P, larutkan, dan encerkan dengan air hingga kadar lebih kurang 7,16 µg per mL. Pipet 2,0 mL larutan ke dalam tabung reaksi.

    Larutan uji Timbang saksama lebih  kurang 10 mg zat, masukkan ke dalam tabung reaksi, tambahkan 2,0 mL air, panaskan secara hati-hati.

    Blangko Masukkan 2,0 mL air ke dalam tabung reaksi.

    Pereaksi Masukkan 4 g serbuk halus ammonium molibdat P dan 0,1 g serbuk halus ammonium vanadat P ke dalam gelas piala 150-mL. Tambahkan 70 mL air dan aduk menggunakan batang pengaduk: larutan jernih dalam beberapa menit. Tambahkan 20 mL asam nitrat P, diamkan pada suhu ruang dan encerkan dengan air hingga 100 mL.

    Prosedur Pada masing-masing tabung yang berisi Larutan baku, Larutan uji, dan Blangko, tambahkan 2,0 mL Pereaksi: Warna Larutan baku harus lebih intensif dibandingkan Blangko. Lihat kembali di bawah sinar matahari dengan latar belakang putih: warna kuning Larutan uji harus tidak lebih intensif dibandingkan Larutan baku.

 

Natrium Tidak lebih dari 0,2%.

    Larutan baku persediaan Timbang saksama sejumlah natrium klorida P, larutkan, dan encerkan dengan air hingga kadar lebih kurang 2,54 mg per mL. Natrium klorida P sebelumnya dikeringkan pada suhu 105° selama lebih kurang 2 jam.

    Larutan baku Pipet sejumlah Larutan baku persediaan, encerkan dengan air hingga kadar lebih kurang 1 µg per mL.

    Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan, dan encerkan dengan air hingga kadar lebih kurang 0,5 mg per mL fludarabin fosfat.

    Blangko Gunakan air.

    Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku pada panjang gelombang lebih kurang 589 nm menggunakan fotometer nyala; respons emisi Larutan uji tidak lebih besar dari Larutan baku.

 

Batas mikroba <51> Jumlah mikroba aerobik total tidak lebih dari 103 koloni per g.

 

Rotasi optik <1081> +10º sampai +14°. Lakukan penetapan menggunakan zat 5 mg per mL.

 

Air <1031> Metode I  Tidak lebih dari 3,0%.

 

Logam berat Metode I Tidak lebih dari 20 bpj.

 

Cemaran organik Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Uji 1 (Cemaran elusi awal)

    Fase gerak, Larutan baku, dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar.

    Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama 10 mg zat, larutkan dalam 10 mL asam hidroklorida 0,1 N. Panaskan pada tangas air dengan suhu 80° selama lebih kurang 15 menit.

    Larutan sensitivitas Pipet sejumlah Larutan baku, encerkan dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang 0,5 µg per mL.  

    Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan, dan encerkan dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang 1 mg per mL.

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar. Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram, dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak iso-ara-guanin monofosfat dan isoguanin tidak kurang dari 2,0. Lakukan kromatografi terhadap Larutan sensitivitas, rekam kromatogram, dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: perbandingan “signal to noise” tidak  kurang dari 10. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram, dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.

    Prosedur Suntikkan lebih kurang 10 µL Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur semua respons puncak. Hitung persentase masing-masing cemaran elusi awal dalam zat, dengan  rumus:

ri adalah respons puncak masing-masing cemaran dari Larutan uji; rs adalah respons puncak fludarabin fosfat dari Larutan uji; Fadalah faktor respons relatif (seperti tertera pada Tabel 1). Masing-masing cemaran dan total cemaran tidak lebih dari batas yang tertera pada Tabel 1.

 

Tabel 1 

Nama

Waktu retensi relatif

Faktor respons relatif

Batas (%)

Iso-ara-guanin-monofosfat

0,26

0,25

0,8

Isoguanin

0,34

0,40

0,2

Analog 3’,5’-Difosfat

0,42

0,53

0,4

Cemaran lain

<1,0

1,0

0,1

Fludarabin fosfat

1,0

-

-

 

   Uji 2 (Cemaran elusi akhir)

    Pelarut A Gunakan larutan kalium fosfat monobasa 10 mM.

    Fase gerak Campuran metanol P-Pelarut A (1:4), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan baku dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar.

    Larutan uji dan Larutan sensitivitas lakukan seperti tertera pada Uji 1 dalam Cemaran organik.

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar. Lakukan kromatografi terhadap Larutan sensitivitas, rekam kromatogram, dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: perbandingan “signal to noise” tidak  kurang dari 10. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram, dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor ikutan tidak lebih dari 2,0; simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.

    Prosedur Suntikkan lebih kurang 10 µL Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur semua respons puncak. Hitung persentase masing-masing cemaran elusi akhir dalam zat, dengan  rumus:

ri adalah respons puncak masing-masing cemaran dari Larutan uji; rs adalah respons puncak fludarabin fosfat dari Larutan uji; F2 adalah faktor respons relatif (seperti tertera pada Tabel 2). Masing-masing cemaran dan total cemaran tidak lebih dari batas yang tertera pada Tabel 2.

 

Tabel 2

 

Nama

Waktu retensi relatif

Faktor respons relatif

Batas (%)

Fludarabin fosfat

1,0

-

-

2-Fluoroadenin

1,5

2,0

0,1

2-Fluoro-ara-adenin

1,9

1,7

0,2

Analog

2-Etoksifosfat

2,5

0,56

0,2

Cemaran lain

>1,0

1,0

0,1

Total cemaran lain

-

-

0,5

Total cemaran

-

-

1,5

 

Alkohol Tidak lebih dari 1,0%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi <931>. [Catatan Masukkan masing-masing 2 mL larutan uji ke dalam vial, gunakan segel vial menggunakan flanged cap agar cap tidak dapat bergeser. Atur suhu pada 80° selama 60 menit].

    Larutan baku Buat larutan etanol P dalam dimetilformamida P dengan kadar 0,50 mg per mL.

    Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan, dan encerkan dengan dimetilformamida P hingga kadar fludarabin fosfat lebih kurang 50 mg per mL.

    Blangko Gunakan dimetilformamida P.

    Sistem kromatografi Kromatograf gas dilengkapi dengan injektor headspace, detektor ionisasi nyala dan kolom kapiler dari leburan silika 0,25 mm x 30 m, berisi bahan pengisi G43 dengan tebal lapisan 1,4 µm, Gunakan helium P sebagai gas pembawa dengan laju alir lebih kurang 27 cm per detik. Pertahankan suhu injektor dan detektor berturut-turut pada 160° dan 250° serta atur suhu kolom sebagai berikut:

 

Suhu (°)

Suhu “ramp” (°)

Suhu akhir (°)

Waktu yang ditahan pada suhu akhir (menit)

40

0

40

10

40

5

70

-

70

30

220

-

 

Lakukan kromatografi terhadap Blangko, rekam kromatogram, dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: tidak ada puncak pada waktu retensi etanol. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram, dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada tiga kali penyuntikan ulang tidak lebih dari 4,0%. [Catatan Waktu retensi etanol lebih kurang 3 menit].

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 1 mL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram, dan ukur respons puncak utama. Hitung persentase etanol dalam zat uji dengan rumus:

rU dan rs berturut-turut adalah respons puncak etanol dari Larutan uji dan Larutan baku; Cs adalah kadar etanol dalam mg per mL Larutan baku; CU adalah kadar fludarabin fosfat dalam mg per mL Larutan uji. [Catatan Gunakan persentase yang diperoleh untuk menghitung hasil penetapan kadar bebas pelarut].

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan A Gunakan kalium fosfat monobasa 10 mM.

    Fase gerak Campuran metanol P-Larutan A (6:94). Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah Fludarabin Fosfat BPFI, larutkan, dan encerkan dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang 0,02 mg per mL.

    Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan, dan encerkan dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang 0,02 mg per mL.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 260 nm dan kolom 4,6 mm x 15 cm berisi bahan pengisi L1, dengan ukuran partikel 5 µm.  Laju alir lebih kurang 1,0 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram, dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,0%. 

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 10 µL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram, dan ukur respons puncak utama.  Hitung persentase fludarabin fosfat,  C10H13FN5O7P, dalam zat dengan rumus:

rU dan rs berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji dan Larutan baku; Cs adalah kadar Fludarabin Fosfat BPFI dalam mg per mL Larutan baku; CU adalah kadar fludarabin fosfat dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan bobot yang ditimbang.

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, terlindung cahaya, dalam lemari pendingin.