Tetrasiklin Hidroklorida


Tetracycline Hydrochloride

 

(4S,4aS,5aS,6S,12aS)4-(Dimetilamino)-1,4,4a,5,5a,6,11,12a-oktahidro-3,6,10,12,12a-pentahidroksi-6-metil-1,11-diokso-2-naftasenakarboksamidamonohidro klorida [64-75-5]

C22H24N2O8.HCl                                          BM 480,90      

 

Tetrasiklin hidroklorida mempunyai potensi tidak kurang dari 900 µg C22H24N2O8.HCl per mg.                        

 

Pemerian Serbuk hablur, kuning; tidak berbau; agak higkroskopis. Stabil di udara tetapi pada pemaparan terhadap cahaya matahari yang kuat dalam udara lembab menjadi gelap. Dalam larutan dengan pH lebih kecil dari 2, potensi berkurang, dan cepat rusak dalam larutan alkali hidroksida.

 

Kelarutan Larut dalam air, dalam larutan alkali hidroksida dan  dalam larutan karbonat; sukar larut dalam etanol; praktis tidak larut dalam kloroform dan dalam eter.

 

Baku pembanding Tetrasiklin Hidroklorida BPFI; tidak boleh dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, dalam lemari pembeku. Higroskopik. 4-Epianhidrotetrasiklin Hidroklorida BPFI; lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60° selama 3 jam sebelum digunakan. Zat yang dikeringkan bersifat higroskopik. Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya, di tempat dingin dan kering. Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi]. Rekonstitusi seluruh isi, simpan larutan dalam lemari pendingin dan gunakan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dalam lemari pembeku.

 

Identifikasi

    A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Tetrasiklin Hidroklorida BPFI.

    B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (20 µg per mL) dalam natrium hidroksida 0,25 N, 6 menit setelah penyiapan, larutan menunjukkan maksimum dan minimum pada panjang gelombang yang sama seperti pada Tetrasiklin Hidroklorida BPFI; daya serap dihitung terhadap zat kering pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang 380 nm antara 96,0% dan 104,0% dari Tetrasiklin Hidroklorida BPFI, dengan memperhitungkan potensi baku pembanding.

    C. Waktu retensi puncak utama tetrasiklin dari Larutan uji sesuai dengan Larutan baku yang diperoleh pada Penetapan kadar.

    D. Tambahkan 2 mL asam sulfat P pada 0,5 mg zat; menunjukkan warna merah keunguan. Masukkan larutan ke dalam 1 mL air: warna menjadi kuning.

    E. Menunjukkan reaksi tetrasiklin Metode II seperti tertera pada Uji Identifikasi Tetrasiklin <271>; lakukan penetapan menggunakan larutan dalam metanol P yang mengandung 1 mg per mL.

    F. Menunjukkan reaksi Klorida cara A seperti  tertera pada Uji Identifikasi umum <291>.

 

Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat.

 

pH <1071> Antara 1,8 dan 2,8; lakukan penetapan menggunakan larutan yang mengandung 10 mg per mL.

 

Rotasi jenis <1081> Antara -240° dan -255°. Dihitung terhadap zat kering; lakukan penetapan menggunakan larutan 5 mg zat per mL asam hidroklorida 0,1 N.

 

Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 50 bpj.

 

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%; lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg pada suhu 60º selama 3 jam, menggunakan lebih kurang 100 mg zat.

 

4-Epianhidrotetrasiklin Tidak lebih dari 2,0%; lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Pengencer, Sistem kromatografi, Larutan uji dan Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar.

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah 4-Epianhidrotetrasiklin Hidroklorida BPFI, larutkan dalam Pelarut hingga kadar 10 µg per mL.

   Prosedur Menggunakan kromatogram Larutan baku dan Larutan uji, hitung persentase 4-epianhidrotetrasiklin hidroklorida dalam zat yang digunakan dengan rumus:

 

              

CE adalah kadar 4-Epianhidrotetrasiklin Hidroklorida BPFI dalam µg per mL Larutan baku; W adalah bobot dalam mg tetrasiklin  hidroklorida dalam Larutan uji; rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak 4-epianhidrotetrasiklin yang diperoleh dari Larutan uji dan Larutan baku.

 

Syarat lain Jika pada etiket tertera bahwa tetrasiklin hidroklorida adalah steril, memenuhi syarat Sterilitas <71> dan Endotoksin bakteri <201> seperti tertera pada Tetrasiklin Hidroklorida untuk Injeksi. Jika pada etiket tertera Tetrasiklin Hidroklorida harus diproses lebih lanjut untuk pembuatan sediaan injeksi, memenuhi syarat Endotoksin bakteri <201> seperti tertera pada Tetrasiklin Hidroklorida untuk Injeksi. Jika digunakan untuk  pembuatan sediaan obat selain parenteral, tidak harus memenuhi uji Endotoksin bakteri <201>.

 

Penetapan kadar Lakukan Penetapan kadar dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Pengencer Buat campuran 680 mL amonium oksalat 0,1 M dan 270 mL dimetilformamida P.

    Fase gerak Buat campuran 680 mL amonium oksalat 0,1 M, 270 mL dimetilformamida P dan 50 mL amonium fosfat dibasa 0,2 M. Jika perlu atur pH 7,6 sampai 7,7 menggunakan amonium hidroksida 3 N atau asam fosfat 3 N. Saring melalui penyaring membran dengan porositas 0,5 µm atau lebih halus dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.

      Larutan baku Timbang saksama, sejumlah Tetrasiklin Hidroklorida BPFI, larutkan dan encerkan secara kuantitatif dengan Pengencer hingga kadar lebih kurang 0,5 mg per mL.

    Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-mL, larutkan dan encerkan dengan Pengencer sampai tanda.

    Larutan resolusi Buat larutan dalam Pengencer yang mengandung lebih kurang 100 µg tetrasiklin  hidroklorida dan 25 µg 4-epianhidrotetrasiklin hidroklorida per mL.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 280 nm,  kolom pelindung 4,6 mm x 3 cm berisi bahan pengisi L7 10 µm, dan kolom analisis 4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L7 5 µm sampai 10 µm. Laju alir lebih kurang 2 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan resolusi, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif 4-epianhidrotetrasiklin dan tetrasiklin berturut-turut lebih kurang 0,9 dan 1,0; resolusi, R, antara puncak 4-epianhidrotetrasiklin dan puncak tetrasiklin tidak kurang dari 1,2. Lakukan kromatografi terhadap  Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 µL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung jumlah dalam µg tetrasiklin hidroklorida, C22H24N2O8.HCl, per mg  dengan rumus:

 

 

C adalah kadar Tetrasiklin Hidroklorida BPFI dalam mg per mL Larutan baku; P adalah potensi Tetrasiklin Hidroklorida BPFI dalam µg per mg; W adalah bobot dalam mg tetrasiklin hidroklorida dalam Larutan uji; rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak yang diperoleh dari Larutan uji dan Larutan baku.

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya.

 

Penandaan Jika digunakan untuk pembuatan injeksi atau sediaan steril lain, pada etiket harus dinyatakan steril atau harus diproses lebih lanjut untuk pembuatan sediaan injeksi.