Hidralazin Hidroklorida


Hydralazine Hydrochloride

1-Hidrazinoftalazin monohidroklorida [304-20-1]

C8H8N4.HCl                                                BM 196,64

 

Hidralazin Hidroklorida mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C8H8N4.HCl, dihitung terhadap zat kering.

 

Pemerian Serbuk hablur putih hingga hampir putih; tidak berbau. Melebur pada suhu lebih kurang 275º disertai peruraian.

Kelarutan Larut dalam air; sukar larut dalam etanol; sangat sukar larut dalam eter.

 

Baku pembanding Hidralazin Hidroklorida BPFI; lakukan pengeringan pada suhu 110° selama 15 jam sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat di tempat kering.

 

Identifikasi

    A. Spektrum serapan inframerah zat kering dan didispersikan dalam minyak mineral P menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Hidralazin Hidroklorida BPFI.

    B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam 100.000) menunjukkan maksimum dan minimum pada panjang gelombang yang sama seperti Hidralazin Hidroklorida BPFI; daya serap masing-masing dihitung terhadap zat kering pada gelombang serapan maksimum lebih kurang 260 nm: berbeda tidak lebih dari 3,0%.

    C. Larutan (1 dalam 4000) menunjukkan reaksi klorida cara A, B dan C seperti yang tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.

 

pH <1071> Antara 3,5 dan 4,2; lakukan penetapan menggunakan larutan  (1 dalam 50).

 

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; lakukan pengeringan pada suhu 110º selama 15 jam.

 

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.

 

Zat tak larut dalam air Tidak lebih dari 0,5%; lakukan penetapan sebagai berikut: Masukkan 2,0 g zat ke dalam labu Erlenmeyer 250 mL, tambahkan 100 mL air, kocok dengan pengocok mekanik selama lebih kurang 30 menit, saring melalui penyarig kaca masir yang telah ditara, bilas sisa tak larut yang tertinggal dalam penyaring 3 kali, tiap kali dengan 10 mL air, keringkan pada suhu 105º selama 3 jam, dinginkan dan timbang.

 

Logam berat <371>Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.

 

Batas hidrazin Tidak lebih dari 0,001%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi<931>.

    Larutan benzaldehida Masukkan 1,0 mL benzaldehida P ke dalam labu tentukur 100-mL, encerkan dengan campuran metanol P-air (9:1) sampai tanda.

    Larutan asetonitril Masukkan 300 mL air ke dalam labu tentukur 1000-mL, encerkan dengan asetonitril P  sampai tanda.

    Dapar fosfat Larutkan 5,82 gnatrium fosfat dibasa P dan 3,81 g kalium fosfat monobasa P dalam 1000 mL air, atur pH hingga 7,0 ±0,1 dengan penambahan natrium hidroksida 1 N atau asam fosfat 1 N.

Fase gerak Masukkan 300 mg dinatrium edetat P ke dalam labu tentukur 1000-mL. Larutkan dalam 300 mL air dan encerkan dengan asetonitril P sampai tanda. Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 65 mg Hidralazin Hidroklorida BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 100-mL, larutkan dan encerkan dengan air sampai tanda, kadar lebih kurang 0,65 mg per mL. Encerkan larutan ini secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan air hingga kadar lebih kurang 0,325 µg per mL.Pipet 1 mL larutan ke dalam tabung reaksi 10 mL. Tambahkan 4,0 mL Larutan benzaldehida, kocok secara mekanik selama 20 menit. Pipet 2 mL larutan ini ke dalam labu tentukur 5-mL, encerkan dengan Larutan asetonitril sampai tanda.

    Larutan uji [Catatan Kondisi kolom ekstraksi spesifik untuk prosedur ini. Cuci kolom 2 kali tiap kali dengan 2,0 mL heksana P, dan keringkan dengan bantuan pompa vakum selama 2 menit. Setelah pengeringan, segera cuci kolom 2 kali tiap kali dengan 2,0 mL metanol P, kemudian 2 kali tiap kali dengan 2,0 mL air, selanjutnya 2 kali tiap kali dengan 2,0 mL Dapar fosfat pH 7,0].Timbang saksama lebih kurang 20 mg zat, masukkan ke dalam tabung reaksi 10 mL, dan larutkan dengan 1,0 mL air. Tambahkan 4,0 mL Larutan benzaldehida, dan kocok secara mekanik selama 20 menit. Pipet 2 mL larutan ini ke dalam kolom ekstraksi fase padat yang dibuat segar mengandung penukar kation kuat asam benzen sulfonat, dengan perbandingan massa sorben terhadap volume kolom 500 mg per 3 mL atau setara, dan eluasi ke dalam labu tentukur 5-mL. Bilas kolom dua kali,tiap kali dengan 1,5 mL Larutan asetonitril, kumpulkan eluat, encerkan dengan Larutan asetonitril sampai tanda.

    Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 310 nm dan kolom 4,0 mm x 25 cm yang berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 10 µm. Laju alir lebih kurang 1 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif turunan hidralazin dan turunan hidrazin berturut-turut adalah lebih kurang1,0 dan 1,5; simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 µL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung persentase hidrazin dalam zat, dengan rumus:

32,05 dan 104,97 adalah bobot molekul hidrazin dan hidrazin dihidroklorida; C adalah kadarhidrazin dihidroklorida dalam µg per mL Larutan baku; W adalah bobot hidralazin hidroklorida dalam mg Larutan uji; rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak hidrazin dari Larutan uji dan Larutan baku.

 

Cemaran organik Total cemaran tidak lebih dari 1,0%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.

    Fase gerak dan Larutan resolusi Lakukan seperti yang tertera pada Penetapan kadar.

    Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg zat masukkan ke dalam labu tentukur 50-mL. Tambahkan lebih kurang 30 mL asam asetat 0,1 N, sonikasi hingga larut. Dinginkan dan encerkan dengan asam asetat 0,1 N sampai tanda.

    Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 230 nm dan kolom 4,0 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L10 dengan ukuran partikel 10 µm. Laju alir lebih kurang 1 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan resolusi, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif ftalazin dan hidralazin hidroklorida berturut-turut adalah lebih kurang 0,65 dan 1,0; dan resolusi, R, antara puncak ftalazin dan puncak hidralazin tidak kurang dari 4,0.

    Prosedur Suntikkan lebih kurang 20 µL Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram, dan ukur semua respons puncak. Hitung persentase masing-masing puncak, selain puncak hidralazin, dengan rumus:

r adalah respons puncak masing-masing cemaran; dan rtadalah jumlah semua respons puncak.

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi<931>.

    Fase gerak Larutkan 1,44 g natrium dodesil sulfat P dan 0,75 g tetrabutilamonium bromida P dalam 770 mL air, dan tambahkan 230 mL asetonitril P. Atur pH hingga 3,0 dengan penambahan asam sulfat 0,1 N, saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada Kromatografi<931>.

    Larutan bakuTimbang saksama sejumlah Hidralazin Hidroklorida BPFI, larutkan dalam asam asetat 0,1 N hingga kadar lebih kurang 0,4 mg per mL.  Pipet 10 mL larutan ke dalam labu tentukur 100-mL, encerkan dengan asam asetat 0,1 Nsampai tanda.

    Larutan resolusi Timbang sejumlah Hidralazin Hidroklorida BPFI dan ftalazin, larutkan dalam asam asetat 0,1 N hingga kadar berturut-turut lebih kurang 0,25 mg per mL dan 0,05 mg per mL. Pipet 5 mL larutan ini ke dalam labu tentukur 50-mL, encerkan dengan asam asetat 0,1 N sampai tanda,  kadar hidralazin hidroklorida dan ftalazin berturut-turut lebih kurang 25 µg per mL dan 5 µg per mL.

    Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg zat  masukkan ke dalam labu tentukur 250-mL. Larutkan dan encerkan dengan asam asetat 0,1 N sampai tanda. Pipet 10 mL larutan ke dalam labu tentukur 100-mL, encerkan dengan asam asetat 0,1 N sampai tanda dan saring, buang 10 mL filtrat pertama.

    Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 230 nm dan kolom 4,0 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L10 dengan ukuran partikel 10 µm.  Laju alir lebih kurang 1 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan resolusi, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif ftalazin dan hidralazin hidroklorida berturut-turut lebih kurang 0,65 dan 1,0; resolusi, R, antara puncak ftalazin dan puncak hidralazin tidak kurang dari 4,0. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 25µL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, hidralazin hidroklorida, C8H8N4.HCl, dalam zat yang digunakan dengan rumus:

C adalah kadar Hidralazin Hidroklorida BPFI dalam µg per mL Larutan baku; rUdan rS berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. Simpan pada suhu 25°, masih diperbolehkan pada suhu antara 15°dan 30°.