Injeksi Amiodaron Hidroklorida


Amiodarone Hydrochloride Injection

 

Injeksi Amiodaron hidroklorida adalah larutan steril Amiodaron hidroklorida. Mengandung Amiodaron hidroklorida,  C25H29I2NO3.HCl, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. Dapat mengandung pengawet yang sesuai.

 

Baku pembanding Amiodaron Hidroklorida BPFI; tidak boleh dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya, dalam lemari pendingin. Senyawa Sejenis D Amiodaron BPFI. Senyawa Sejenis E Amiodaron BPFI. Benzil alkohol BPFI. Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi semua isi, simpan larutan dalam lemari pendingin dan gunakan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dalam lemari pembeku.

 

Identifikasi

    A. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh pada Penetapan kadar.

 

Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 8,33 unit Endotoksin FI per mg Amiodaron hidroklorida.

 

Sterilitas <71> Memenuhi syarat.

 

pH <1071> Antara 3,0 dan 5,0.

 

Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat, seperti tertera pada Injeksi volume kecil.

 

Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.

 

Iodida Tidak lebih dari 250 bpj [Catatan Larutan dibuat segar dalam wadah coklat]. Lakukan penetapan dengan cara Spektrofotometri UV-Vis seperti tertera pada Spektrofotometri dan hamburan cahaya <1191>.

    Larutan kalium iodat Timbang saksama sejumlah kalium iodat, larutkan dan encerkan dengan air hingga kadar 10,7 gram per L.

    Larutan kalium iodida Timbang saksama sejumlah kalium iodida, larutkan dan encerkan dengan air hingga kadar 88,2 mg per L.

   Larutan persediaan Amiodaron Pipet sejumlah volume zat ke dalam labu tentukur yang sesuai, encerkan dengan air dengan kadar 5 mg per mL.

    Larutan baku  Pipet masing-masing 15 mL Larutan persediaan amiodaron; 1 mL asam hidroklorida 0,1 N; 1 mL Larutan kalium iodida, 1 mL Larutan kalium iodat dan 2 mL air, campur dan diamkan selama 4 jam, terlindung cahaya.

    Larutan uji Pipet 15 mL Larutan persediaan amiodaron, masing-masing 1 mL asam hidroklorida 0,1 N, 1 mL Larutan kalium iodat, dan 3 mL air, campur dan diamkan selama 4 jam, terlindung cahaya.   

    Blangko Pipet masing-masing 15 mL Larutan persediaan amiodaron, 1 mL asam hidroklorida 0,1 N, dan 4 mL air, campur dan diamkan selama 4 jam, terlindung cahaya.   

    Prosedur Ukur serapan Larutan baku, Larutan uji dan Blangko menggunakan sel 1-cm pada panjang gelombang 420 nm. Hitung jumlah iodida dalam zat  yang digunakan, dengan rumus:

AU, AB dan AS berturut-turut adalah serapan dari Larutan uji, Blangko, dan Larutan baku; CS adalah kadar kalium iodida dalam µg per mL Larutan baku; CU adalah kadar amiodaron hidroklorida dalam g per mL Larutan uji berdasarkan jumlah yang tertera pada etiket; 126,90 dan 166,00 berturut-turut adalah bobot molekul iodida dan kalium iodida.

 

Benzil Alkohol (Jika ada) Antara 90 dan 110 %. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan baku internal Timbang sejumlah fenol P, larutkan dan encerkan dalam isopropil alkohol P hingga kadar 1 mg per mL.

    Blangko Pipet 5 mL Larutan baku internal, masukkan ke dalam labu tentukur 25-mL, encerkan dengan isopropil alkohol P sampai tanda. Kadar larutan 0,2 mg per mL.

    Larutan baku persediaan Timbang sejumlah Benzil alkohol BPFI, larutkan dan encerkan dalam isopropil alkohol P hingga kadar lebih kurang 1,62 mg per mL.

    Larutan baku Pipet masing-masing 5 mL Larutan baku internal dan 3 mL Larutan baku persediaan, masukkan ke dalam labu tentukur 25-mL, encerkan dengan isopropil alkohol P sampai tanda.

    Larutan uji persediaan Pipet 2 mL injeksi ke dalam labu tentukur 25-mL, encerkan dengan isopropil alkohol P sampai tanda. Kadar larutan lebih kurang 1,61 mg per mL berdasarkan jumlah yang tertera pada etiket.

    Larutan uji Pipet masing-masing 5 mL Larutan baku internal dan 3 mL Larutan uji persediaan ke dalam labu tentukur 25-mL, encerkan dengan isopropil alkohol P sampai tanda. Kadar fenol dan benzil alkohol berturut-turut lebih kurang 0,2 dan 0,19 mg per mL.

    Sistem kromatografi Kromatograf gas dilengkapi dengan detektor ionisasi nyala dan kolom 0,32 mm x 30 m dilapisi 1 µm fase diam G16, dengan split rasio lebih kurang 10:1. Pertahankan suhu injektor pada 200º, detektor pada 200º, dan suhu kolom 150º. Gunakan nitrogen P sebagai gas pembawa dengan laju alir 10 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang untuk benzil alkohol terhadap fenol tidak lebih dari 2,0%. 

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 1 mL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung persentase benzil alkohol dalam injeksi dengan rumus:

rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak benzil alkohol terhadap fenol dari Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar Benzil alkohol BPFI dalam mg per mL Larutan baku; CU adalah kadar benzil alkohol dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan jumlah yang tertera pada etiket.

 

Cemaran organik Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Dapar Buat larutan 3 mL per L asam asetat glasial P yang dibuat sebagai berikut: pada sejumlah volume asam asetat glasial P tambahkan 80% air dari volume total labu tentukur yang sesuai. Atur pH hingga 4,9 dengan penambahan amonia P, encerkan dengan air sampai tanda.

    Fase gerak  Campuran asetonitril P–metanol P- Dapar (400:300:300), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Pengencer Campuran asetonitril P– metanol P- air (50:30:20).

    Larutan baku A Timbang saksama sejumlah Amiodaron Hidroklorida BPFI, larutkan dan encerkan dengan Pengencer hingga kadar lebih kurang 0,001 mg per mL.

     Larutan baku B Timbang saksama sejumlah Senyawa sejenis D Amiodaron BPFI dan Senyawa sejenis E Amiodaron BPFI larutkan dengan Pengencer hingga kadar masing-masing lebih kurang 0,03 mg per mL dan 2 µg per mL.

    Larutan uji Pipet sejumlah volume zat ke dalam labu tentukur yang sesuai, encerkan dengan Pengencer hingga kadar lebih kurang 1 mg per mL berdasarkan jumlah yang tertera pada etiket.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor UV 240 nm dan kolom berukuran 4,6 mm x 15 cm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 5 µm. Pertahankan suhu kolom pada 30° dan laju alir lebih kurang 1,0 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku A, rekam kromatogram, dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor ikutan tidak lebih dari 2,0 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 5%.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 10 ?L) Larutan baku A, Larutan baku B, dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram tidak kurang dari 1,5 kali waktu retensi amiodaron dari Larutan baku, dan tidak kurang dari 2 kali waktu retensi amiodaron dari Larutan uji dan ukur semua respons puncak. Hitung persentase Senyawa sejenis D amiodaron atau Senyawa sejenis E amiodaron dalam zat dengan rumus:

ri dan rS berturut-turut adalah respons puncak masing-masing senyawa sejenis D amiodaron atau senyawa sejenis E amiodaron dari Larutan uji dan Larutan baku B; CS adalah kadar Senyawa sejenis D Amiodaron BPFI atau Senyawa sejenis E Amiodaron BPFI dalam mg per mL Larutan baku B; CU adalah kadar amiodaron hidroklorida dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan jumlah yang tertera pada etiket. Hitung persentase cemaran dengan rumus:

ri dan rS berturut-turut adalah respons puncak masing-masing cemaran dari Larutan uji dan Larutan baku A; CS adalah kadar Amiodaron Hidroklorida BPFI dalam mg per mL Larutan baku A; CU adalah kadar amiodaron hidroklorida dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan jumlah yang tertera pada etiket. Masing-masing cemaran dan total cemaran tidak lebih dari batas yang tertera pada Tabel.

 

 Tabel

Cemaran

Waktu        retensi relatif

(menit)

Batas

(%)

Senyawa sejenis E Amiodaron

0,39

0,2

Senyawa sejenis D Amiodaron

0,55

3,0

Amiodaron

1,00

-

Cemaran lain

-

0,2

Total cemaran

-

3,5

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Dapar Timbang lebih kurang 1,36 g kalium fosfat monobasa P, masukkan ke dalam labu tentukur 1-L, tambahkan 900 mL air dan 1 mL trietilamin P.  atur pH hingga 6,0 dengan penambahan asam fosfat P, encerkan dengan air sampai tanda.

    Fase gerak Campuran asetonitril P-Dapar (800:200), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Pengencer Campuran asetonitril P–air (60:40).

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah Amiodaron Hidroklorida BPFI, larutkan, dan encerkan dengan Pengencer hingga kadar lebih kurang 0,025 mg per mL.

    Larutan uji Pipet sejumlah volume injeksi, encerkan dengan Pengencer hingga kadar lebih kurang 0,012 mg per mL.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 240 nm dan kolom berukuran 4,6 mm × 10 cm berisi bahan pengisi L1 dengan  ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang 2,0 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor ikutan tidak lebih dari 2,0; simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 mL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dua kali waktu retensi amiodaron dan ukur respons puncak utama. Hitung persentase Amiodaron hidroklorida, C25H29I2NO3.HCl,  dalam zat dengan rumus:

rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak utama Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar Amiodaron Hidroklorida BPFI dalam mg per mL Larutan baku; CU adalah kadar amiodaron hidroklorida dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan jumlah yang tertera pada etiket.

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal atau ganda, tidak tembus cahaya dan panas berlebih, pada suhu terkendali.

 

Penandaan Cantumkan pada etiket untuk  dilarutkan dengan pembawa parenteral yang sesuai hingga mencapai kekuatan yang diinginkan sebelum digunakan. Cantumkan pada etiket, jenis dan jumlah pengawet yang digunakan, jika tidak menggunakan pengawet cantumkan “tidak mengandung pengawet”.