Kapsul Nitrofurantoin


Nitrofurantoin Capsule

 

Kapsul Nitrofurantoin mengandung nitrofurantoin, C8H6N4O5, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.

 

Baku pembanding Nitrofurantoin BPFI; tidak boleh dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya. Nitrofurazon BPFI.

 

Identifikasi

    A. Pada sejumlah isi kapsul setara dengan lebih kurang 100 mg nitrofurantoin, tambahkan 10 mL asam asetat 6 N, didihkan beberapa menit, saring selagi panas. Dinginkan hingga suhu ruang, kumpulkan endapan nitrofurantoin, dan keringkan pada suhu 105° selama 1 jam; spektrum serapan inframerah residu yang didispersikan dalam minyak mineral P, menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Nitrofurantoin BPFI.

    B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti diperoleh pada Penetapan kadar.

 

Disolusi <1231>

Uji 1 (Jika pada etiket tertera mengandung nitrofurantoin makrohablur)

    Media disolusi: 900 mL dapar fosfat pH 7,2 ± 0,05.

    Alat tipe 1: 100 rpm.

    Waktu : 1, 3 dan 8 jam

Lakukan penetapan zat terlarut menggunakan Spektrofotometri seperti tertera pada Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya <1191>.

   Larutan baku Larutan Nitrofurantoin BPFI dalam Media disolusi pada kadar yang diketahui.

    Larutan uji Saring sejumlah alikot melalui penyaring yang sesuai. Jika perlu encerkan dengan Media disolusi.

    Prosedur Ukur serapan Larutan baku dan Larutan uji pada panjang gelombang 375 nm.

    Toleransi Lihat Tabel 1. Pada titik pengambilan 1 jam, persentase C8H6N4O5 yang harus larut sesuai dengan Tabel penerimaan 2 pada Disolusi <1231>. Pada titik pengambilan 3 dan 8 jam, persentase C8H6N4O5, yang terlarut harus sesuai dengan kriteria uji akhir pada Tabel penerimaan 2.

 

Tabel 1

Waktu (jam)

Jumlah terlarut

1

20% - 60%

3

Tidak kurang dari 45%

8

Tidak kurang dari 60%

 

Uji 2 (Jika pada etiket tertera mengandung nitrofurantoin makrohablur monohidrat)

    Media asam: 900 mL asam hidroklorida 0,01 N, untuk waktu 1 jam.

Media dapar pH 7,5 Buat konsentrat dapar pH 7,5 dengan menimbang 62,2 g kalium hidroksida P dan 129,3 g kalium fosfat monobasa, larutkan dan encerkan dengan air hingga 1000 mL. Setelah 1 jam, ubah Media asam dengan menambahkan 50 mL konsentrat dapar pH 7,5 dan lanjutkan pengujian selama 6 jam.

    Alat tipe 2: 100 rpm dilengkapi “singker” terbuat dari kawat baja berlapis teflon 20 gauge dengan panjang lebih kurang 13 cm yang dibuat menjadi gulungan dengan panjang lebih kurang 22 mm (lihat Gambar 1).

    Waktu : 1, 3 dan 7 jam.

Lakukan penetapan zat terlarut menggunakan Spektrofotometri seperti tertera pada Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya <1191>.

    Larutan baku tahap asam Timbang sejumlah Nitrofurantoin BPFI, larutkan dalam Media asam hingga kadar lebih kurang 0,025 mg per mL.

    Larutan baku tahap dapar Timbang sejumlah Nitrofurantoin BPFI, larutkan dalam Media dapar pH 7,5 hingga kadar lebih kurang 0,075 mg per mL.

    Larutan uji Saring sejumlah alikot melalui penyaring yang sesuai. Jika perlu encerkan dengan Media disolusi.

    Prosedur Ukur serapan Larutan baku dan Larutan uji pada panjang gelombang 375 nm.

    Toleransi Lihat Tabel 2 berikut.

 

Tabel 2

Waktu

(jam)

Jumlah zat terlarut

(individual)

Jumlah zat terlarut

(rata-rata)

1

2% - 16%

5% - 13%

3

27% - 69%

39% - 56%

7

Tidak kurang dari 68%

Tidak kurang dari 81%

 

Persentase C8H6N4O5 yang harus larut pada waktu tertentu sesuai dengan Tabel 3 berikut.

 

Tabel 3

Tahap

Jumlah

uji

Kriteria

L1

12

Rata-rata zat terlarut terletak pada rentang yang ditetapkan pada tiap interval dan pada akhir uji memenuhi tidak kurang dari nilai yang ditetapkan. Semua individual zat terlarut terletak pada rentang yang ditetapkan pada tiap interval dan pada akhir uji semua  individual zat terlarut memenuhi tidak kurang dari nilai yang ditetapkan.

L2

12

Rata-rata zat terlarut terletak pada rentang yang ditetapkan pada tiap interval dan pada akhir uji memenuhi tidak kurang dari nilai yang ditetapkan. Tidak lebih 2 dari 24 nilai individual terletak diluar rentang yang ditetapkan pada tiap interval, dan tidak lebih 2 dari 24 nilai individual kurang dari nilai yang ditetapkan.

 

 

Uji 3 (Jika pada etiket tertera mengandung nitrofurantoin makrohablur monohidrat).

    Media asam, Media dapar 7,5, Alat tipe 2, Waktu, Larutan baku tahap asam, Larutan baku tahap dapar, Larutan uji dan Prosedur Lakukan seperti tertera pada Uji 2.

    Toleransi Lihat Tabel 4. Persentase C8H6N4O5 yang harus larut pada waktu tertentu sesuai dengan Tabel penerimaan 2 pada Disolusi <1231>.

 

Tabel 4

Waktu

(jam)

Jumlah zat terlarut

(individual)

Jumlah zat terlarut

(rata-rata)

1

2% - 16%

5% - 13%

3

50% - 80%

55% - 75%

7

Tidak kurang dari 85%

Tidak kurang dari 90%

 

Uji 4 (Jika pada etiket dicantumkan mengandung nitrofurantoin makrohablur monohidrat).

    Media asam 900 ml asam hidroklorida 0,01 N, untuk waktu 1 jam, awaudarakan.

    Media dapar pH 7,5 Buat konsentrat dapar pH 7,5 dengan menimbang 62,2 g kalium hidroksida P dan 129,3 g kalium fosfat monobasa P, larutkan dan encerkan dengan air hingga 1000 mL. Setelah 1 jam, ubah Media asam dengan menambahkan 50 mL konsentrat dapar pH 7,5 dan lanjutkan pengujian selama 9 jam.

    Alat tipe 2: 100 rpm dilengkapi “sinker helix

    Waktu : 1, 3 dan 10 jam

Lakukan penetapan zat terlarut menggunakan Spektrofotometri seperti tertera pada Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya <1191>.

    Larutan baku persediaan Timbang saksama lebih kurang 25 mg Nitrofurantoin BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 10-mL. Tambahkan 7,5 mL dimetilformamida P, sonikasi hingga larut. Dinginkan hingga suhu ruang dan encerkan dengan dimetilformamida P sampai tanda.

    Larutan baku tahap asam Pipet 2 mL Larutan baku persediaan, encerkan dengan Media asam sampai 200 mL.

    Larutan baku tahap dapar Pipet 3 mL Larutan baku persediaan, encerkan dengan Media dapar pH 7,5 sampai 100 mL.

    Blangko persediaan cangkang kapsul Tempatkan 10 kapsul kosong bersih dalam labu tentukur 900-mL, tambahkan 800 mL Media asam. Panaskan perlahan pada 37 ± 0,5°, aduk hingga kapsul terlarut. Dinginkan hingga suhu ruang dan encerkan dengan Media asam sampai tanda.

    Blangko cangkang kapsul tahap dapar Pipet 100 mL Blangko persediaan cangkang kapsul, masukkan ke dalam labu tentukur 1000-mL. Tambahkan 56 mL Media dapar pH 7,5, encerkan dengan Media asam sampai tanda dan campur. Saring, gunakan penyaring yang sama seperti pada Larutan uji.

    Larutan uji Saring larutan disolusi melalui penyaring gelas dengan porositas 1,2 ?m atau polietersulfon dengan porositas 0,45 ?m, buang beberapa mL filtrat pertama.

    Prosedur Ukur serapan Larutan baku tahap asam atau  Larutan baku tahap dapar dan Larutan uji pada panjang gelombang 375 nm. Lakukan koreksi dengan mengukur blangko cangkang kapsul.

    Toleransi Lihat Tabel 5. Persentase C8H6N4O5, yang terlarut pada waktu tertentu harus sesuai dengan kriteria pada Tabel penerimaan 2 pada Disolusi <1231>.

 

Tabel 5

Waktu (jam)

Jumlah zat terlarut

1

Tidak lebih dari 25%

3

25%-50%

10

Tidak kurang dari 80%

 

Uji 5 (Jika pada etiket tertera mengandung nitrofurantoin makrohablur monohidrat).

    Media asam 900 mL asam hidroklorida 0,01 N, untuk waktu 1 jam, awaudarakan.

    Konsentrat dapar Timbang 60,0 g kalium hidroksida P dan 129,3 g kalium fosfat monobasa P, larutkan dan encerkan dengan air hingga 1000 mL.

    Media dapar pH 7,5 Pipet 890 mL Media asam, encerkan dengan 60 mL Konsentrat dapar.

    Alat tipe 2: 100 rpm dilengkapi “sinkers

    Waktu: 1, 3, dan 7 jam

Lakukan penetapan zat terlarut menggunakan Spektrofotometri seperti tertera pada Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya <1191>.

    Larutan baku persediaan Timbang saksama sejumlah Nitrofurantoin BPFI, larutkan dan encerkan dengan asetonitril P. Sonikasi menggunakan 50% volume akhir asetonitril P untuk mengencerkan. Gunakan labu tentukur amber. Kadar larutan lebih kurang 2,48 mg per mL.

    Larutan baku tahap asam Pipet sejumlah Larutan baku persediaan, encerkan dengan Media asam hingga kadar lebih kurang 24,8 µg per mL. Gunakan labu tentukur amber.

    Larutan baku tahap dapar Pipet sejumlah Larutan baku persediaan, encerkan dengan Media dapar pH 7,5 hingga kadar lebih kurang 74,4 µg per mL. Gunakan labu tentukur amber.

    Larutan uji tahap asam Setelah 1 jam, saring 10 mL alikot melalui penyaring PVDF (polyvinylidene fluoride) dengan porositas 0,45 ?m, buang 5 mL filtrat pertama.

    Larutan uji tahap dapar Buang 10 mL Media asam, tambahkan 60 mL Media dapar pH 7,5. Lanjutkan disolusi selama 2 dan 6 jam. Pada tiap waktu pengumpulan, ambil 10 mL alikot saring melalui penyaring PVDF (polyvinylidene fluoride) dengan porositas 0,45 ?m, buang 5 mL filtrat pertama.

    Blangko tahap asam Gunakan Media asam.

    Blangko tahap dapar Gunakan Media dapar pH 7,5.

    Prosedur Ukur serapan Larutan baku tahap asam, Larutan baku tahap dapar, Larutan uji tahap asam, Larutan uji tahap dapar, Blangko tahap asam dan Blangko tahap dapar pada panjang gelombang 375 nm menggunakan sel 0,5-cm untuk tahap asam dan 0,1-cm untuk tahap dapar.  Hitung persentase nitrofurantoin (C8H6N4O5), pada tiap Larutan uji yang diambil dari bejana pada tiap waktu pengambilan dengan rumus:

 

 

AU dan AS masing-masing adalah serapan dari Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar Larutan baku dalam mg per mL.

Hitung persentase nitrofurantoin (C8H6N4O5), dalam etiket yang terlarut pada tiap waktu pengambilan dengan rumus:

 

 

 

 

Ci adalah kadar nitrofurantoin dalam sampel yang diambil pada waktu tertentu dalam mg per mL; V1 adalah volume media disolusi, 900 mL; L adalah kadar nitrofurantoin yang tertera pada etiket dalam mg per kapsul; V2 adalah volume media disolusi, 950 mL; VS adalah volume Larutan uji yang diambil pada waktu tertentu, 10 mL; V3 adalah volume media disolusi, 940 mL.

    Toleransi Lihat Tabel 6 berikut.

 

Tabel 6

Waktu tertentu (i)

Waktu

(jam)

Jumlah zat terlarut

(individual)

Jumlah zat terlarut

(rata-rata)

1

1

Tidak lebih dari 12%

Tidak lebih dari 12%

2

3

Tidak kurang dari 80%

80% - 100%

3

7

Tidak kurang dari 85%

Tidak kurang dari 90%

 

Persentase C8H6N4O5, yang terlarut pada waktu tertentu harus sesuai dengan Tabel 7.

 

Tabel 7

Tahap

Jumlah

uji

Kriteria

L1

12

Rata-rata zat terlarut terletak pada rentang yang ditetapkan pada tiap interval dan pada akhir uji memenuhi tidak kurang dari nilai yang ditetapkan. Semua individual zat terlarut terletak pada rentang yang ditetapkan pada tiap interval dan pada akhir uji semua  individual zat terlarut memenuhi tidak kurang dari nilai yang ditetapkan.

L2

12

Jika tidak memenuhi persyaratan pada tahap L1, uji kembali menggunakan 12 kapsul. Memenuhi persyaratan jika persentase jumlah zat terlarut rata-rata dari semua 24 kapsul yang diuji terletak pada rentang rata-rata yang ditetapkan pada tiap interval dan pada akhir uji memenuhi tidak kurang dari nilai yang ditetapkan. Tidak lebih 2 dari 24 nilai individual terletak diluar rentang yang ditetapkan pada tiap interval, dan tidak lebih 2 dari 24 nilai individual kurang dari nilai yang ditetapkan.

 

Uji 6 (Jika pada etiket tertera mengandung nitrofurantoin makrohablur monohidrat).

    Media asam 900 mL asam hidroklorida 0,01 N.

    Konsentrat dapar pH 7,5 Timbang 62,2 g kalium hidroksida P dan 129,3 g kalium fosfat monobasa P, larutkan dan encerkan dengan air hingga 1000 mL.

    Media dapar pH 7,5 Pipet 900 mL Media asam, encerkan dengan 50 mL Konsentrat dapar.

    Alat tipe 2: 100 rpm dilengkapi “sinker”

    Waktu

    Tahap asam: 1 jam

    Tahap dapar: 3, 4, dan 7 jam

Lakukan penetapan zat terlarut menggunakan Spektrofotometri seperti tertera pada Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya <1191>.

    Larutan baku persediaan tahap asam Timbang saksama sejumlah Nitrofurantoin BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur yang sesuai. Tambahkan N,N-dimetilformamida P sebanyak 2,5% dari volume labu. Sonikasi untuk melarutkan sempurna. Encerkan dengan Media asam sampai tanda, kadar larutan lebih kurang 0,11 mg per mL.

    Larutan baku tahap asam Pipet sejumlah Larutan baku persediaan tahap asam, encerkan dengan Media asam hingga kadar lebih kurang 4,4 µg per mL.

    Larutan baku persediaan tahap dapar Timbang saksama sejumlah Nitrofurantoin BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur yang sesuai. Tambahkan N,N-dimetilformamida P sebanyak 2,5% dari volume labu. Sonikasi untuk melarutkan sempurna. Encerkan dengan Media dapar pH 7,5 sampai tanda, kadar larutan lebih kurang 0,11 mg per mL.

    Larutan baku tahap dapar Pipet sejumlah Larutan baku persediaan tahap dapar, encerkan dengan Media dapar pH 7,5 hingga kadar lebih kurang 4,4 µg per mL.

    Larutan uji tahap asam Saring alikot melalui penyaring yang sesuai dan buang beberapa mL filtrat pertama. Jika perlu, encerkan dengan Media asam.

    Larutan uji tahap dapar Saring alikot melalui penyaring yang sesuai dan buang beberapa mL filtrat pertama. Jika perlu, encerkan dengan Media dapar pH 7,5.

    Prosedur Pipet 10 mL larutan setelah 1 jam dalam Media asam. Tambahkan 10 mL Media asam yang telah dipanaskan sebelumnya hingga suhu 37 ± 0,5°. Tambahkan 50 mL Konsentrat dapar pH 7,5 yang telah dipanaskan hingga suhu 37 ± 0,5° dan lanjutkan uji selama 6 jam kemudian. Pada waktu tertentu, pipet 10 mL larutan dan tukarkan dengan 1 mL Media dapar pH 7,5 yang telah dipanaskan hingga suhu 37 ± 0,5°.

Ukur serapan Larutan baku tahap asam, Larutan baku tahap dapar, Larutan uji tahap asam, dan Larutan uji tahap dapar pada panjang gelombang 375 nm.  Lakukan koreksi dengan mengukur blangko cangkang kapsul dan media sebagai blangko. Hitung persentase nitrofurantoin (C8H6N4O5), dari jumlah yang tertera pada etiket.

    Toleransi Lihat Tabel 8. Persentase C8H6N4O5, yang terlarut pada waktu tertentu harus sesuai dengan Tabel penerimaan 2 pada Disolusi <1231>.

 

Tabel 8

Waktu

(jam)

Jumlah zat terlarut

(individual)

Jumlah zat terlarut

(rata-rata)

1

2% - 16%

3% -11%

3

15% - 45%

22% - 37%

4

45% - 95%

65% - 85%

7

Tidak kurang dari 80%

Tidak kurang dari 85%

 

Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. Lakukan Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan A, Fase gerak, Larutan baku internal, Larutan baku, Sistem kromatografi dan Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar.

    Larutan uji Masukkan isi satu kapsul dalam wadah yang sesuai, larutkan dan encerkan dalam sejumlah dimetilformamida P hingga diperoleh kadar nitrofurantoin lebih kurang 1,2 mg per mL. Kocok selama 15 menit. Jika perlu homogenkan sampel menggunakan “disperser”. Untuk kapsul dengan kekuatan 50 atau 100 mg, pipet 40 mL larutan ke dalam labu yang sesuai, tambahkan 50,0 mL Larutan baku internal, campur, dan dinginkan sampai suhu ruang. Saring sebagian campuran melalui penyaring nilon dengan porositas 0,45 ?m, buang beberapa mL filtrat pertama. Untuk kapsul dengan kekuatan 25 mg, pipet 20 mL larutan, masukkan dalam labu yang sesuai, tambahkan 25,0 mL Larutan baku internal, selanjutnya lakukan seperti tertera pada kapsul 50 atau 100 mg.

 

Nitrofurazon Tidak lebih dari 0,01%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan A Lakukan seperti pada Penetapan kadar.

    Fase gerak Campuran Larutan A – tetrahidrofuran P (90:10). Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah Nitrofurazon BPFI, larutkan dan encerkan dengan dimetilformamida P, hingga kadar lebih kurang 5,0 µg per mL. Pipet 2 mL larutan ini ke dalam labu bersumbat kaca, tambahkan 20,0 mL air, campur.

    Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah Nitrofurazon BPFI dan Nitrofurantoin BPFI, larutkan dan encerkan dengan dimetilformamida P, hingga kadar masing-masing 0,5 ?g per mL. Encerkan larutan dengan Fase gerak (1:10).

    Larutan uji Timbang sejumlah isi kapsul setara dengan lebih kurang 100 mg nitrofurantoin, masukkan dalam labu bersumbat kaca 25-mL,  tambahkan 2,0 mL dimetilformamida P, kocok selama 5 menit. Tambahkan 20,0 mL air, campur dan biarkan selama 15 menit. Saring sebagian campuran melalui penyaring nilon dengan porositas 0,45 ?m.

    Sistem kromatografi  Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 375 nm dan kolom 3,9 mm x 30 cm yang berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1,6 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, atur parameter percobaan hingga waktu retensi puncak nitrofurantoin lebih kurang 10,5 menit dan tinggi lebih kurang 0,1 skala penuh resolusi; resolusi, R, antara puncak nitrofurazon dan nitrofurantoin tidak kurang dari 4,0. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume (60 ?L sampai 100 ?L) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur semua respons puncak. Respons puncak kromatogram Larutan uji pada waktu retensi yang sama tidak lebih dari Larutan baku.

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan A Larutkan 6,8 g kalium fosfat monobasa P dalam 500 mL air. Atur pH hingga 7,0 dengan penambahan sejumlah volume (lebih kurang 30 mL) natrium hidroksida 1 N, encerkan dengan air hingga 1000 mL.

    Fase gerak Campuran Larutan A – asetonitril P (22:3). Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan baku internal Timbang saksama sejumlah asetanilida P, larutkan dalam air hingga kadar lebih kurang 1 mg per mL.

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah lebih kurang 50 mg Nitrofurantoin BPFI, larutkan dalam 40,0 mL dimetilformamida P, tambahkan 50,0 mL Larutan baku internal.

    Larutan uji Keluarkan secara saksama isi 20 kapsul, masukkan dalam labu tentukur 500-mL. Tempatkan cangkang kapsul pada gelas piala, tambahkan 25 mL dimetilformamida P dan kocok selama 1 menit. Enap tuangkan ke dalam labu berisi serbuk kapsul. Bilas cangkang kapsul 2 kali dengan 25 mL dimetilformamida P dan enap tuangkan ke dalam labu yang sama. Tambahkan dimetilformamida P secukupnya hingga mendekati 250 mL. Tutup labu, kocok secara mekanik selama 15 menit. Encerkan dengan dimetilformamida P sampai tanda. Jika perlu lakukan homogenisasi menggunakan “disperser”. Saring melalui penyaring dengan porositas sedang ke dalam labu yang sesuai. Pipet sejumlah filtrat setara dengan lebih kurang 50 mg nitrofurantoin ke dalam labu yang sesuai. Tambahkan saksama dimetilformamida P sehingga diperoleh tepat sejumlah 40,0 mL larutan. Tambahkan 50,0 mL Larutan baku internal, campur dan dinginkan hingga suhu ruang. Saring sebagian campuran melalui penyaring nilon dengan porositas 0,45 ?m, buang beberapa mL filtrat pertama.

    Sistem kromatografi  Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 3,9 mm x 30 cm yang berisi bahan pengisi L1. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, atur parameter percobaan sehingga waktu retensi puncak nitrofurantoin lebih kurang 8 menit dan tinggi lebih kurang 0,5 skala penuh. Rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%; resolusi, R, antara asetanilida dan nitrofurantoin tidak kurang dari 3,0.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume (lebih kurang 5 ?L hingga 10 ?L) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung persentase nitrofurantoin, C8H6N4O5, dalam serbuk isi kapsul yang digunakan dengan rumus:

 

 

rU dan rS berturut-turut adalah perbandingan respons puncak Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar Nitrofurantoin BPFI dalam mg per mL Larutan baku; CU adalah kadar nitrofurantoin dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan jumlah yang tertera pada etiket.

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, simpan pada suhu ruang terkendali.

 

Penandaan Pada etiket harus dicantumkan jika kapsul mengandung nitrofurantoin bentuk makrohablur. Cantumkan uji disolusi yang digunakan jika tidak menggunakan Uji 1.