Injeksi Sulfametoksazol DAN Trimetoprim


Injeksi Kotrimoksazol

Sulfamethoxazole and Trimethoprim Injection

 

Injeksi Sulfametoksazol dan Trimetoprim adalah larutan steril sulfametoksazol dan trimetoprim dalam Air untuk injeksi yang jika diencerkan dengan Injeksi Dekstrosa sesuai untuk infus intravena. Mengandung sulfametoksazol, C10H11N3O3S dan trimetoprim, C14H18N4O3, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. 

 

Baku pembanding Sulfametoksazol BPFI; lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam sebelum digunakan, simpan dalam wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya. Trimetoprim BPFI; tidak boleh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya. Sulfanilamida BPFI; lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 3 jam sebelum digunakan, simpan dalam wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya. Asam Sulfanilat BPFI; lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 4 jam sebelum digunakan, simpan dalam wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya.

 

Identifikasi Harga Rf bercak utama Larutan uji sesuai  dengan  Larutan  baku 2 Uji 1 (Rlebih kurang 0,5) dan Larutan baku 1 Uji 2 (Rf lebih kurang 0,7) seperti yang diperoleh pada Cemaran organik.

 

Pirogen <231> Memenuhi syarat; lakukan penetapan menggunakan dosis uji 0,5 mL per kg.

 

pH <1071> Antara 9,5 dan 10,5.

 

Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi volume kecil.

 

Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.

 

Cemaran organik

    Prosedur 1 (Untuk produk urai trimetoprim)

    Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Fase gerak Buat campuran kloroform P-metanol P-amonium hidroksida P (97:7,5:1).

    Penampak bercak Buat campuran sejumlah volume sama larutan besi(III)klorida P (1 dalam 10) dan larutan kalium besi(III)sianida P (1 dalam 20) yang dibuat segar.

    Larutan asam hidroklorida Encerkan 2,0 mL asam hidroklorida 3 N dengan air hingga 100 mL.

    Pelarut Buat campuran kloroform P-metanol P (1:1).

    Larutan baku 1 Timbang saksama sejumlah Trimetoprim BPFI, larutkan dan encerkan dengan Pelarut hingga kadar 48 mg per mL.

    Larutan baku 2 Encerkan sejumlah volume Larutan baku 1 dengan Pelarut hingga kadar 240 mg per mL.

    Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi setara dengan lebih kurang 48 mg trimetoprim dan 240 mg sulfametoksazol, masukkan ke dalam tabung sentrifuga 50 mL bersumbat kaca. Tambahkan 15 mL Larutan asam hidroklorida dan campur. Tambahkan 15 mL kloroform P, kocok selama 30 detik dan sentrifus pada kecepatan tinggi selama 3 menit. Masukkan beningan ke dalam corong pisah 125 mL. Ekstraksi lapisan kloroform dalam tabung sentrifuga dengan 15 mL Larutan asam hidroklorida, sentrifus pada kecepatan tinggi dan tambahkan beningan ke dalam corong pisah. Tambahkan 2 mL larutan natrium hidroksida P (1 dalam 10) ke dalam corong pisah ini dan ekstraksi 4 kali, tiap kali dengan 20 mL kloroform P, kumpulkan lapisan organik dalam labu Erlenmeyer 125mL. Uapkan kloroform dengan aliran nitrogen P sampai kering. Larutkan residu dalam 1 mL Pelarut.

    Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 10 mL Larutan uji, Larutan baku 1 dan Larutan baku 2 pada lempeng kromatografi yang dilapisi dengan campuran silika gel P setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang telah dijenuhkan dengan Fase gerak dan biarkan merambat hingga tidak kurang dari 12 cm. Angkat lempeng, tandai batas rambat dan biarkan kering di udara. Amati dibawah cahaya ultraviolet 254 nm. Semprot lempeng dengan Penampak bercak dan amati secara visual. Harga Rf bercak trimetoprim dan produk urainya berturut-turut adalah lebih kurang 0,5 dan 0,6 hingga 0,7. Ukuran dan intensitas seluruh bercak pada Rf lebih kurang 0,6 sampai 0,7 dari Larutan uji tidak lebih besar dari bercak pada Rf lebih kurang 0,5 dari Larutan baku 2 dengan perbedaan tidak lebih dari 0,5%. [Catatan Mungkin ada bercak dari bahan eksipien pada Rf lebih kurang 0,1].

 

    Prosedur 2 (Untuk sulfanilamida dan asam sulfanilat)

    Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Campuran etanol-metanol Buat campuran etanol mutlak P-metanol P (95:5).

    Fase gerak Buat (Campuran etanol–metanol)-heptan P-kloroform P-asam asetat glasial P (30:30:30:10).

    Penampak bercak modifikasi Ehrlich Larutkan lebih kurang 100 mg p-dimetil aminobenzaldehid P dalam 1 mL asam hidroklorida P dan encerkan dengan etanol P hingga 100 mL.

    Larutan amonium hidroksida Encerkan 1,0 mL amonium hidroksida P dengan Campuran etanol-metanol hingga 100 mL.

    Larutan baku 1 Timbang saksama lebih kurang 50 mg Sulfametoksazol BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 5-mL, larutkan dan encerkan dengan Larutan amonium hidroksida sampai tanda.

    Larutan baku 2 Timbang saksama lebih kurang 25 mg Sulfanilamida BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 250-mL, larutkan dan encerkan dengan Larutan amonium hidroksida sampai tanda.Pipet 5 mL larutan ke dalam labu tentukur 10-mL dan encerkan dengan Larutan amonium hidroksida sampai tanda.

    Larutan baku 3 Timbang saksama lebih kurang 25 mg Asam Sulfanilat BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 250-mL, larutkan dan encerkan dengan Larutan amonium hidroksida. Pipet 3 mL larutan ini ke dalam labu tentukur 10-mL dan encerkan dengan Larutan amonium hidroksida sampai tanda.

    Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksisetara dengan lebih kurang 32 mg trimetoprim dan 160 mg sulfametoksazol, masukkan ke dalam gelas ukur 25 mL, encerkan dengan Larutan amonium hidroksida hingga 16 mL.

    Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 10 mL Larutan uji, Larutan baku 1, Larutan baku 2 dan Larutan baku 3 pada lempeng kromatografi yang dilapisi dengan campuran silika gel P setebal 0,25 cm. Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang telah dijenuhkan dengan Fase gerak dan biarkan merambat tidak kurang dari 12 cm. Angkat lempeng, tandai batas rambat dan biarkan di udara hingga kering. Semprot dengan Penampak bercak modifikasi Ehrlich dan biarkan lempeng selama 15 menit. Harga Rf bercak sulfametoksazol lebih kurang 0,7. Ukuran dan intensitas seluruh bercak pada Rf lebih kurang 0,5 atau 0,1 dari Larutan uji tidak lebih besar dari berturut-turut bercak Larutan baku 2 dan Larutan baku 3, dengan perbedaan tidak lebih dari 0,5% sulfanilamida dan 0,3% asam sulfanilat.

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Fase gerak, Larutan baku dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar dalam Suspensi Oral Sulfametoksazol dan Trimetoprim.

    Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi setara dengan lebih kurang 80 mg sulfametoksazol, masukkan ke dalam labu tentukur 50-mL. Tambahkan metanol P sampai tanda. Pipet 5 mL larutan ke dalam labu tentukur 50-mL, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda, saring.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 mL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg sulfametoksazol, C10H11N3O3S dan trimetoprim, C14H18N4O3, dalam tiap mL injeksi dengan rumus:

 

 

C adalah kadar Sulfametoksazol BPFI atau Trimetoprim BPFI dalam mg per mL Larutan baku; V adalah volume injeksi dalam mL Larutan uji; rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak sulfametoksazol atau trimetoprim dari Larutan uji dan Larutan baku.

 

Wadah dan penyimpanan  Dalam wadah dosis tunggal, tidak tembus cahaya, sebaiknya dari kaca Tipe I dan dapat dikemas dalam wadah dosis ganda 50 mL.

 

Penandaan Padaetiket dicantumkan injeksi harus diencerkan dengan Injeksi Dekstrosa 5% sebelum digunakan.