Gelatin


Gelatin

 

Gelatin adalah  suatu zat yang diperoleh dari hidrolisa parsial  kolagen dari kulit, jaringan ikat putih dan tulang hewan. Gelatin yang berasal dari prekursor yang diasamkan dikenal sebagai Tipe A dan yang berasal dari prekursor yang dibasakan dikenal sebagai Tipe B.

Gelatin yang digunakan dalam pembuatan kapsul atau untuk penyalut tablet dapat diwarnai dengan pewarna yang diijinkan; dapat mengandung sulfur dioksida tidak lebih dari 0,15% dan dapat mengandung natrium lauril sulfat dengan kadar yang sesuai serta zat antimikroba yang sesuai.

 

Pemerian Lembaran, kepingan atau potongan, atau serbuk kasar sampai halus; kuning lemah atau coklat terang; warna bervariasi tergantung  ukuran partikel. Larutannya berbau lemah seperti kaldu. Jika kering stabil di udara, tetapi mudah terurai oleh mikroba jika lembab atau dalam bentuk larutan. Gelatin Tipe A menunjukkan titik isoelektrik antara pH 7 dan pH 9, gelatin Tipe B menunjukkan titik isoelektrik antara pH 4,7 dan pH 5,2.

 

Kelarutan Tidak larut dalam air dingin; mengembang dan lunak bila dicelup dalam air; menyerap air secara bertahap sebanyak 5 sampai 10 kali beratnya; larut dalam air panas, asam asetat 6 N dan campuran panas gliserin dan air; tidak larut dalam etanol, kloroform, eter, minyak lemak dan minyak menguap.

 

Identifikasi

   A. Pada larutan (1 dalam 100) tambahkan trinitrofenol LP atau larutan kalium dikromat P (1 dalam 15) yang sebelumnya telah dicampur dengan asam klorida 3 N lebih kurang seperempat volume: terbentuk endapan kuning.

    B. Pada larutan (1 dalam 5000) tambahkan asam tanat LP: terjadi kekeruhan.

 

Batas mikroba <51> Jumlah bakteri tidak lebih dari 1000 per g; uji terhadap Salmonella sp dan Escherichiacoli memberikan hasil negatif.

 

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 2,0%; lakukan penetapan sebagai berikut: Pijarkan 5,0 g zat, tanpa penambahan asam sulfat P, tetapi tambahkan 1,5 sampai 2,0 g parafin P untuk menghindari kehilangan zat akibat pengembangan. Lanjutkan pengabuan dalam tanur pada suhu 550º selama 15 sampai 20 jam.

 

Bau dan zat tak larut dalam air Panaskan larutan (1 dalam 40): tidak tercium bau tidak enak dan larutan setebal 2 cm hanya menunjukkan sedikit opalesensi.

 

Sulfur dioksida Larutkan 20,0 g zat dalam 150 mL air panas dalam labu alas bulat leher panjang, tambahkan 5 mL asam fosfat P dan 1 g natrium bikarbonat P, segera hubungkan labu dengan pendingin. [Catatan Busa yang berlebihan dapat dikurangi dengan penambahan beberapa tetes zat anti busa yang sesuai.] Destilasi hingga diperoleh 50 mL destilat yang ditampung di bawah permukaan 50 mL iodum 0,1 N. Asamkan destilat dengan beberapa tetes asam klorida P, tambahkan 2  mL barium klorida LP dan panaskan di atas tangas uap hingga cairan hampir tidak berwarna. Saring endapan barium sulfat bila ada, bilas dan pijarkan; bobot tidak lebih dari 3 mg setara dengan tidak lebih dari 0,004% sulfur dioksida. Lakukan penetapan blangko.Gelatin yang digunakan dalam pembuatan kapsul atau untuk penyalutan tablet,  memberikan tidak lebih dari 109,3 mg barium sulfat yang setara dengan tidak lebih dari 0,15% sulfur dioksida.

 

Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 0,8 bpj.

    Larutan pepsin Larutkan 500 mg pepsin P dalam   80 mL asam klorida 0,1 N, encerkan dengan asam klorida 0,1 N sampai 100 mL.

    Larutan baku Masukkan 3,0 mL Larutan baku Arsen  ke dalam labu generator arsin, encerkan dengan Larutan pepsin hingga 52  mL, tambahkan 3 mL asam klorida P dan 4 mL isopropanol P, campur.

    Larutan uji Campur 3,75 g zat dengan 40 mL Larutan pepsin dalam labu generator arsin. Panaskan hati-hati hingga suhu antara 65º dan 70º, pertahankan suhu selama 30 menit sambil disonikasi selama 2 menit setiap 10 menit. Dinginkan, bilas dinding labu generator dengan Larutan pepsin dan encerkan dengan Larutan pepsin hingga 52 mL. Tambahkan 3 mL asam klorida P dan 4 mL isopropanol P, campur.

    Prosedur Lakukan penetapan seperti tertera pada Prosedur dalam Uji Batas Arsen <321> Metode I tanpa penambahan 20 mL asam sulfat 7 N dan 1 mL isopropanol P, pada Larutan baku dan Larutan uji.

 

Logam berat <371> Tidak lebih dari 50 bpj; lakukan penetapan menggunakan Larutan uji yang dibuat sebagai berikut: Pada sisa yang diperoleh dari Sisa pemijaran tambahkan 2 mL asam klorida P dan 0,5 mL asam nitrat P, uapkan di atas tangas uap hingga kering. Pada sisa tambahkan 1 mL asam klorida 1 N dan 15 mL air, hangatkan selama beberapa menit. Saring dan bilas dengan air hingga diperoleh filtrat sebanyak 100 mL. Encerkan 8 mL larutan tersebut dengan air hingga 25 mL.

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, di tempat kering.