Setil Alkohol


Cetyl Alcohol

 

CH3(CH2)14 CH2OH

 

1-Heksadekanol [124-29-8; 36653-82-4]

C16H34O                                                          BM 242,44

 

Setil Alkohol mengandung tidak kurang dari 90,0% C16H34O, selebihnya terdiri dari alkohol lain yang sejenis.

 

Pemerian Serpihan putih licin, granul, atau kubus, putih; bau khas lemah; rasa lemah

 

Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam etanol dan dalam eter, kelarutan bertambah dengan naiknya suhu.

 

Baku pembanding Stearil Alkohol BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan. Setil Alkohol BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan

 

Identifikasi Waktu retensi puncak utama kromatogram  Larutan ujisesuaidengan Larutan baku seperti tertera pada Penetapan kadar

 

Jarak lebur <1021> Metode I Antara 45° dan 50°; kecuali zat uji dimasukkan ke dalam tangas pada suhu lebih kurang sama dengan suhu kamar.

 

Bilangan asam Tidak lebih dari 2; lakukan penetapan seperti tertera pada Lemak dan Minyak Lemak <491>

 

Bilangan iodum Tidak lebih dari 5; lakukan penetapan seperti tertera pada Lemak dan Minyak Lemak <491>.

 

Bilangan hidroksil Antara 218 dan 238. Timbang saksama lebih kurang 2 g masukkan ke dalam labu 250-mL yang kering bersumbat kaca, tambahkan 2 mL piridina P, kemudian 10 mL toluena P. Tambahkan ke dalam campuran ini 10,0 mL larutan asetil klorida yang dibuat dengan mencampur 10 mL asetil klorida P dan 90 mL toluena P. Tutup dan celupkan ke dalam tangas air pada suhu antara 60° dan 65° selama 20 menit. Tambahkan 25 mL air, tutup kembali dan kocok kuat-kuat selama beberapa menit untuk menguraikan kelebihan asetil klorida. Netralkan dengan natrium hidroksida 1 M LV menggunakan indikator 0,5 mL fenolftalein LP sampai warna merah muda yang tidak berubah, kocok kuat-kuat menjelang akhir titrasi untuk menjaga agar larutan tetap dalam kondisi teremulsi. Lakukan penetapan blangko. Selisih jumlah mL natrium hidroksida 1 M LV yang digunakan pada penetapan Larutan uji dan Larutan blangko, dikalikan dengan 56,1 dan hasilnya dibagi dengan bobot dalam g setil alkohol yang digunakan, adalah bilangan hidroksil dari setil alkohol.

 

Penetapan kadarLakukan penetapan dengan cara Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi <931>.

     Larutan kesesuaian sistem  Timbang lebih kurang 90 mg Setil Alkohol BPFI dan 10 mg Stearil Alkohol BPFI, larutkan dalam 10,0 mL etanol P.

    Uji kesesuaian sistem Suntikkan 2 µl Larutan kesesuaian sistem dan hitung resolusi, R, setil alkohol dan stearil alkohol: tidak kurang dari 4,0. Lakukan penyuntikan ulang 2 µl Larutan kesesuaian sistem hingga diperoleh perbandingan luas puncak antara setil alkohol dan stearil alkohol pada lima kali penyuntikan ulang masing-masing sekitar 1,5% terhadap rata-rata dari perbandingan luas puncak pada kelima penyuntikan.

    Sistem kromatografi  Kromatograf gas dilengkapi dengan detektor ionisasi nyala dan kolom 3 mm  x 2 m berisi bahan pengisi 10% fase diam G2 pada partikel penyangga S1A. Gunakan helium P kering sebagai gas pembawa. Pertahankan suhu kolom, injektor dan detektor berturut-turut pada lebih kurang 205°, 275° dan 250°.

    Prosedur Suntikkan sejumlah volume (lebih kurang 2 µl) larutan setil alkohol dalam etanol mutlak P (1 dalam 100). Ukur luas puncak dari komponen alkohol berantai panjang di dalam kromatogram dan tetapkan persentase C16H34O dalam setil alkohol yang digunakan dengan rumus:

 

 

C adalah luas puncak yang dihasilkan oleh setil alkohol; B adalah jumlah luas puncak semua alkohol berantai panjang dalam kromatogram.

 

Wadah dan penyimpananDalam wadah tertutup baik.