Amoksisilin


Amoxicillin

Asam (2S,5R,6R)-6[(R)-(-)-2-amino-2-(p-hidroksifenil)-asetamido]-3,3-dimetil-7 -okso-4-tia-1-azabisiklo[3.2.0]heptan-2-karboksilat trihidrat [61336-70-7]

C16H19N3O5S.3H2O                                  BM 419,45

Anhidrat [26787-78-0]                             BM 365,41

 

Amoksisilin mengandung tidak kurang dari 900 µg per mg dan tidak lebih dari 1050 µg per mg, C16H19N3O5S, dihitung terhadap zat anhidrat.

 

Pemerian Serbuk hablur; putih; praktis tidak berbau.

 

Kelarutan Sukar larut dalam air dan dalam metanol; tidak larut dalam benzen, dalam karbon tetraklorida dan dalam kloroform.

 

Baku pembanding Amoksisilin BPFI; tidak boleh dikeringkan, merupakan bentuk trihidrat. Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya, dalam lemari pembeku. Senyawa Sejenis A Amoksisilin BPFI. Senyawa Sejenis D Amoksisilin BPFI. Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi semua isi, simpan larutan dalam lemari pendingin dan gunakan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dalam lemari pembeku.

 

Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti Amoksisilin BPFI.

 

Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,25 unit Endotoksin FI per mg amoksisilin, jika pada etiket tertera amoksisilin steril atau harus dilakukan proses sterilisasi untuk pembuatan sediaan injeksi.

 

Sterilitas <71> Memenuhi syarat. Jika pada etiket dinyatakan amoksisilin steril, lakukan penetapan dengan Inokulasi langsung ke dalam Media seperti tertera pada Uji sterilitas sediaan, sebagai ganti menggunakan Media Cair Tioglikolat yang mengandung larutan polisorbat 80 (5 mg per mL) dan sejumlah penisilinase steril secukupnya untuk menginaktivasi amoksisilin pada masing-masing tabung, gunakan “Soybean-Casein Digest Medium” mengandung polisorbat 80 (5 mg per mL) dan sejumlah penisilinase steril yang cukup untuk menginaktivasi amoksisilin pada masing-masing tabung dan goyang labu sampai larut sempurna sebelum disaring.

 

Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat.

 

pH <1071> Antara 3,5 dan 6,0; lakukan penetapan menggunakan larutan 2 mg per mL.

 

Air <1031>Metode I Antara 11,5% dan 14,5%.

 

Dimetilanilin <362> Memenuhi syarat.

 

Cemaran Organik Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan A Buat larutan kalium fosfat monobasa P 2,72 mg per mL, atur pH hingga 5,0 ± 0,1 dengan penambahan kalium hidroksida 1 N atau larutan asam fosfat P 20%, saring dan awaudarakan.

    Larutan B Gunakan metanol P.

    Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan A dan Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi.

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah Amoksisilin BPFI, larutkan, dan encerkan dengan Larutan A hingga kadar lebih kurang 12,5 mg per mL.

    Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama masing-masing sejumlah Senyawa Sejenis A Amoksisilin BPFI dan Senyawa Sejenis D Amoksisilin BPFI, larutkan dan encerkan dengan Larutan A hingga kadar masing-masing 12,5 mg per mL.

    Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan, dan encerkan dengan Larutan A hingga kadar lebih kurang 1,25 mg per mL [Catatan simpan larutan ini pada suhu 4º dan gunakan dalam waktu 4 jam.]

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 210 nm dan kolom berukuran 4,6 mm × 10 cm berisi bahan pengisi L1 dengan  ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang 1,5 mL per menit. Pertahankan suhu kolom dan autoinjektor berturut-turut pada 40° dan 4°. Kromatograf diprogram sebagai berikut:

 

Waktu

(menit)

Larutan A

(%)

Larutan B

(%)

0

97

3

10

97

3

22

75

25

26

97

3

 

Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram, dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara kedua puncak senyawa sejenis A amoksisilin dan senyawa sejenis D amoksisilin tidak lebih dari 1,5. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram, dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 10%.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 10 ?L) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur semua respons puncak. Hitung persentase masing-masing cemaran dalam zat dengan rumus:

 

ri adalah respons puncak masing-masing cemaran dalam Larutan uji; rS adalah respons puncak amoksisilin dalam Larutan baku; CS adalah kadar Amoksisilin BPFI dalam mg per mL Larutan baku; CU adalah kadar amoksisilin dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan bobot yang ditimbang; dan F adalah faktor konversi 0,001 mg per µg. Masing-masing cemaran tidak lebih dari batas yang tertera pada Tabel dan total cemaran tidak lebih dari 5,0%.

Tabel

Cemaran

Waktu Retensi Relatif

Batas

(%)

Senyawa sejenis I amoksisilin  (D-hidroksifenilglisin)

0,32

1,0

Senyawa sejenis D amoksisilin (Amoksisilin cincin terbuka)

0,53

1,0

0,68

1,0

Senyawa sejenis A amoksisilin (asam 6-aminopenisilanat)

0,78

0,5

Senyawa sejenis B amoksisilin (L-amoksisilin)

0,87

-

Amoksisilin

1,0

-

Senyawa sejenis G amoksisilin (D-hidroksifenil-glisilamoksilin)

2,9

0,1

Senyawa sejenis E amoksisilin (derivat amoksisilin peniloik)

4,5

1,0

Senyawa sejenis M (N-(penisilan-6-il) cincin terbuka amoksilinamida)

6,0

1,0

Senyawa sejenis F amoksisilin  (Fenilpirazinediol)

6,3

-

Senyawa sejenis C (Produk penyusunan ulang amoksisilin)

6,4

1,0

Senyawa sejenis E amoksisilin (derivat amoksisilin peniloik)

6,7

1,0

Senyawa sejenis J amoksisilin (cincin terbuka dimer amoksisilin)

8,8

1,0

Senyawa sejenis L amoksisilin(N-(penisilan-6-il) amoksisilinamida)

9,0

1,0

Cemaran lain

-

1,0

Abaikan respons puncak cemaran yang lebih kecil dari 0,03% respons puncak amoksisilin dalam Larutan baku.

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Pengencer Buat larutan kalium fosfat monobasa P dengan kadar 6,8 mg per mL, atur pH hingga 5,0 ± 0,1 dengan penambahan kalium hidroksida P 45%.

    Fase gerak Campuran Pengencer - asetonitril P (24:1), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah Amoksisilin BPFI, larutkan, dan encerkan dengan Pengencer hingga kadar lebih kurang 1,2 mg per mL. Gunakan larutan dalam waktu 6 jam.

    Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan, dan encerkan dengan Pengencer hingga kadar setara dengan lebih kurang 1,2 mg per mL. Gunakan larutan dalam waktu 6 jam.

    Sistem Kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 230 nm dan kolom berukuran 4 mm × 25 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1,5 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram, dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor ikutan puncak utama tidak lebih dari 2,5 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 10 ?L) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung jumlah amoksisilin, C16H19N3O5S, dalam ?g per mg zat dengan rumus:

rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak utama Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar Amoksisilin BPFI dalam mg per mL Larutan baku; CU adalah kadar amoksisilin dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan bobot yang ditimbang; dan P adalah potensi amoksisilin dalam mg per mg Amoksisilin BPFI.

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, pada suhu ruang terkendali.

Penandaan Jika digunakan untuk sediaan injeksi, pada etiket tertera hanya untuk hewan dan steril atau harus mengikuti proses selanjutnya dalam pembuatan sediaan injeksi. Pada etiket amoksisilin lain harus dicantumkan hanya digunakan dalam pembuatan obat non parenteral.