Bupivakain Hidroklorida Dalam Injeksi Dekstrosa


Bupivacaine Hydrochloride in Dextrose Injection 

 

Bupivakain Hidroklorida dalam Injeksi Dekstrosa adalah larutan steril bupivakain hidroklorida dan dekstrosa dalam Air untuk Injeksi. Mengandung bupivakain hidroklorida, C18H28N2O.HCl dan dekstrosa, C6H12O6, masing-masing tidak kurang dari 93,0% dan tidak lebih dari 107,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. Tidak mengandung pengawet.

 

Baku pembanding Bupivakain Hidroklorida BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat. Dekstrosa BPFI; lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 16 jam sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat. Higroskopis, dalam kelembapan relatif di atas 70%. Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik, penanganan vial dan isinya harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi seluruh isi,  simpan larutan dalam lemari pendingin dan gunakan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dalam lemari pembeku.

 

Identifikasi

    A. Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada Identifikasi secara Kromatografi lapis tipis <281>.

    Fase gerak Campuran butil alkohol P-air-etanol mutlak P-asam asetat glasial P (6:2:1:1).

    Larutan baku A Larutkan dan encerkan Bupivakain Hidroklorida BPFI dalam air hingga kadar seperti tertera pada etiket.

    Larutan baku B Larutkan dan encerkan  Dekstrosa BPFI dalam air hingga kadar seperti tertera pada etiket.

    Larutan baku C Campur Larutan baku A dan Larutan baku B hingga diperoleh kadar bupivakain hidroklorida dan dekstrosa seperti tertera pada etiket.

    Penampak bercak 1 Larutkan 20 mg 1,3-naftalendiol P dalam 10 mL etanol mutlak P yang berisi 0,2 mL asam sulfat P.

    Penampak bercak 2 Campurkan sejumlah volume sama larutan platina klorida P  (3 dalam 1000) dan larutan kalium iodida P (6 dalam 100).

    Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 10 ?L Larutan uji, Larutan baku A dan Larutan baku C serta 1 ?L masing-masing  Larutan uji dan Larutan baku B pada lempeng kromatografi yang dilapisi campuran silika gel P setebal 0,25 mm, keringkan dengan aliran udara hangat. Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatograf berisi Fase gerak dan biarkan Fase gerak merambat hingga tiga per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat, keringkan dengan aliran udara hangat. Amati lempeng di bawah sinar ultraviolet 254 nm: harga Rf   bercak utama Larutan uji sesuai dengan bercak utama Larutan baku A dan Larutan baku C yang berdekatan. Semprot lempeng dengan Penampak bercak 1, panaskan pada suhu 90º selama 5 menit, dan amati lempeng: harga Rf   bercak utama Larutan uji berwarna ungu biru sesuai dengan bercak utama Larutan baku B yang berdekatan. Dinginkan lempeng semprot lempeng dengan Penampak bercak 2, amati lempeng: bupivakain menunjukkan bercak ungu biru pada latar belakang merah muda kekuning-kuningan dan dekstrosa menunjukkan bercak agak memudar: harga Rf   bercak bupivakain pada Larutan uji sesuai dengan bercak yang diperoleh pada Larutan baku A dan Larutan baku C yang berdekatan.

    B. Waktu retensi relatif puncak utama kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh pada Penetapan kadar

 

Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 1,8 unit Endotoksin FI per mg bupivakain hidroklorida.

 

pH <1071> Antara 4,0 dan 6,5.

 

Persyaratan lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.

 

Penetapan kadar bupivakain hidroklorida Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Dapar Larutkan 1,94 g kalium fosfat monobasa P dan 2,48 g kalium fosfat dibasa P dalam 1000 mL air. Jika perlu atur pH hingga 6,8.dengan kalium hidroksida 1 N atau asam fosfat 1 M.

    Fase gerak Campuran asetonitril P-Dapar (65:35). Jika perlu atur pH hingga 7,7 ± 0,2 dengan penambahan asam fosfat 1 M. Saring melalui penyaring membran 1 mm atau lebih kecil dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan baku internal Buat larutan dibutil ftalat P dalam metanol P dengan kadar lebih kurang 1,3 mg per mL.

    Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 50 mg Bupivakain Hidroklorida BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 100-mL, larutkan dalam 10,0  mL air, jika perlu sonikasi. Tambahkan 10,0 mL Larutan baku internal dan encerkan dengan metanol P sampai tanda.

    Larutan uji Pipet saksama sejumlah volume injeksi setara dengan 50 mg bupivakain hidroklorida, masukkan ke dalam labu tentukur 100-mL, tambahkan 10,0 mL Larutan baku internal, encerkan dengan metanol P sampai tanda dan campur.

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 263 nm, kolom 4 mm x 30 cm, berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 2 mL per menit. Suntikkan Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R,  antara bupivakain hidroklorida dan dibutil ftalat tidak kurang dari 2,0 dan simpangan baku relatif perbandingan puncak bupivakain hidroklorida terhadap puncak dibutil ftalat tidak lebih dari 1,0%.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 mL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Waktu retensi relatif bupivakain hidroklorida dan dibutil ftalat berturut-turut adalah lebih kurang 1,0 dan 1,2. Hitung persentase bupivakain hidroklorida, C18H28N2O.HCl, dalam volume injeksi dengan rumus:

RU dan Rberturut-turut adalah perbandingan respons puncak bupivakain hidroklorida terhadap baku internal Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar Bupivakain Hidroklorida BPFI dihitung terhadap zat anhidrat dalam mg per mL Larutan baku; CU adalah kadar bupivakain hidroklorida dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan jumlah yang tertera pada etiket.

 

Penetapan kadar dekstrosa Tetapkan sudut putar injeksi menggunakan tabung polarimeter yang sesuai seperti tertera pada Penetapan Rotasi <1081>. Hitung persentase (g per 100 mL) dekstrosa, C6H12O6, dalam injeksi dengan rumus:

100 adalah persentase; 52,9 adalah titik tengah dari rentang rotasi jenis untuk dekstrosa anhidrat, dalam derajat; A adalah 100 mm dibagi dengan panjang tabung polarimeter dalam mm; R adalah rotasi yang diamati, dalam derajat.

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal, sebaiknya dari kaca Tipe I.