Dekstran 40


Dextran 40

 

Dekstran [9004-54-0]

 

Dekstran 40 adalah hasil hidrolisis terkendali dan fraksinasi dari polisakarida yang diperoleh dari hasil fermentasi strain tertentu Leuconostoc mesenteroides (NRRL; B.512F; NCTC 10817) dalam substrat sukrosa; merupakan polimer glukosa yang pengikatan antara unit-unit glukosa hampir semua a-1: 6 jenis. Bobot molekul rata-rata antara 35.000 - 45.000.

 

Pemerian Serbuk amorf, warna putih; tidak berbau dan tidak berasa; higroskopis.

 

Kelarutan Mudah larut dalam air panas; larut secara bertahap dalam air; praktis tidak larut dalam etanol dan dalam eter.

 

Baku pembanding Dekstran 40 BPFI, Dekstran 4 kalibrasi BPFI; tidak boleh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat, pada suhu ruang. Dekstran 10 kalibrasi BPFI; tidak boleh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat, pada suhu ruang. Dekstran 40 kalibrasi BPFI; tidak boleh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat, pada suhu ruang. Dekstran 70 kalibrasi BPFI; tidak boleh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat, pada suhu ruang. Dekstran 250 kalibrasi BPFI; tidak boleh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat, pada suhu ruang. Penanda Dekstran V0 BPFI; Dekstran 40 kesesuaian sistem BPFI; Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi]. Rekonstitusi semua isi, gunakan larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan dalam lemari pendingin.

 

Identifikasi

    A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti Dekstran 40 BPFI.

    B. Larutkan zat dalam air untuk membuat empat larutan uji dengan kadar yang akurat dan terdistribusi merata dalam kisaran 2%-0,5%. Gunakan viskosimeter pipa kapiler dengan dimensi sedemikian rupa sehingga waktu alir air tidak kurang dari 100 detik; ukur waktu alir air dan larutan uji pada suhu 20°. Hitung angka viskositas masing-masing larutan uji dengan rumus:

RD adalah perbandingan kerapatan masing-masing larutan uji dibandingkan dengan air; t dan tberturut-turut adalah waktu alir larutan uji dan air; dan C adalah kadar dekstran 40 dalam g per mL larutan uji. Buat kurva antara viskositas masing-masing larutan uji dan kadarnya, buat garis lurus melalui titik-titik tersebut dan ekstrapolasikan ke kadar nol; nilai intersep antara 18 sampai 23 mL per gram.

 

Warna larutan Ukur serapan larutan 1 dalam 10 menggunakan sel 4-cm pada panjang gelombang 375 nm dengan air sebagai blangko. Serapan larutan tidak lebih dari 0,20.

 

Rotasi jenis <1081> Antara +195,0º dan +203,0º; lakukan penetapan menggunakan larutan 20 mg per mL; bila perlu larutkan di atas tangas air.

 

Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 1,0 unit Endotoksin FI per mL injeksi dalam natrium klorida 10%. (Bila pada etiket tertera digunakan untuk sediaan injeksi).

 

Keamanan Siapkan larutan steril 10% dari Larutan Dekstran 40 10% dalam salin LP. Suntikkan secara intravena 1,0 mL larutan steril pada 5 ekor mencit dengan kisaran bobot badan 18 sampai 20 g. Lamanya penyuntikan tidak kurang dari 10 detik dan tidak lebih dari 15 detik. Memenuhi syarat apabila tidak ada kematian dalam 72 jam. Jika satu atau lebih mencit mati, lanjutkan pengujian dengan menggunakan 10 ekor mencit dengan bobot badan 20 ± 0,5 g. Memenuhi syarat apabila tidak ada kematian dalam 72 jam.

 

pH <1071> Antara 4,5 dan 7,0; menggunakan larutan 1,0 g dalam 10 mL air.

 

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 7,0%; lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 5 jam.

 

Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,03%; lakukan penetapan menggunakan 1,5 g zat, bandingkan kekeruhan dengan 0,45 mL asam sulfat 0,020 N.

 

Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 5 bpj.

 

Nitrogen (Bila pada etiket tertera digunakan untuk sediaan injeksi) Tidak lebih dari 0,010%; dihitung sebagai N.

    Larutan sulfat Tambahkan 5 g tembaga(II) sulfat anhidrat P dan 500 g kalium sulfat P ke dalam 1000 mL asam sulfat P; larutkan dengan pemanasan; simpan pada suhu 60°. [Catatan Jika penyimpanan pada suhu 60° tidak memungkinkan, buat Larutan sulfat sesuai kebutuhan pada hari pengujian].

    Indikator Encerkan 20 mL larutan hijau bromokresol P 1% dalam etanol P dan 4 mL merah metil LP dengan air hingga 100 mL.

    Prosedur Timbang saksama lebih kurang 200 mg zat; masukkan ke dalam labu Kjeldahl. Tambahkan 4 mL Larutan sulfat; panaskan hingga larutan berwarna hijau terang dan tidak tampak bekas karbon kehitaman di sekeliling permukaan labu; dinginkan; pindahkan ke dalam unit destilasi uap; bilas labu Kjeldahl tiga kali, tiap kali dengan 5 mL air; tambahkan air bilasan tersebut ke dalam larutan. Tambahkan 15 mL larutan natrium hidroksida P 45%; tutup dan mulai proses destilasi uap sesegera mungkin. Tampung destilat dalam labu 100 mL yang telah berisi 1 mL Indikator; jaga agar ujung pipa kondensasi berada di bawah permukaan larutan selama 5 menit dan berada di atas permukaan larutan selama 1 menit. Setelah proses destilasi selesai, pindahkan labu penampung dan bilas ujung pipa kondensasi dengan sejumlah air; tambahkan air bilasan tersebut ke dalam larutan destilat; titrasi dengan asam hidroklorida 0,010 N LV sampai warna berubah dari biru menjadi ungu kemerahan. Lakukan penetapan blangko dan jika perlu lakukan koreksi: volume asam hidroklorida 0,010 N LV terkoreksi yang digunakan untuk titrasi tidak lebih dari 0,14 mL.

 

Alkohol dan senyawa sejenis Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi <931>.

Larutan uji Larutkan tanpa pemanasan 5,0 g zat dalam 100 mL air; destilasi; tampung 45 mL destilat pertama. Encerkan destilat dengan air hingga 50 mL.

    Larutan baku Tambahkan 0,5 mL larutan n-propilalkohol P 2,5% (b/v) ke dalam 25,0 mL Larutan uji.

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi dengan detektor ionisasi nyala, dan kolom 2 mm x 1,8 m berisi bahan penyangga S3. Pertahankan suhu kolom, injektor dan detektor berturut-turut pada lebih kurang 160°, 240° dan 210°. Gunakan nitrogen P sebagai gas pembawa dengan laju alir lebih kurang 25 mL per menit. [Catatan Septum pada injektor akan rusak setelah beberapa kali penyuntikan Larutan baku dan Larutan uji Perhatikan septum sebelum melakukan satu seri penyuntikan].

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 1 mL) Larutan uji, Larutan baku, larutan n-propilalkohol P 0,05 % (b/v) dan air; rekam kromatogram dan ukur semua respons puncak. Setelah koreksi cemaran dalam larutan n-propilalkohol dan air, respons puncak semua cemaran dalam Larutan uji tidak lebih besar dari respons puncak Larutan n-propilalkohol.

 

Cemaran antigenik (Jika pada etiket dicantumkan penggunaan untuk sediaan injeksi)

Siapkan larutan steril yang mengandung 100 mg per mL zat dalam Injeksi natrium klorida. Dalam interval lebih kurang 48 jam, suntikkan secara intraperitoneal tiga dosis sebesar 0,5 mL pada masing-masing dari 6 ekor marmut. Pada hari ke-14 setelah penyuntikan pertama, suntikkan secara intravena 0,20 mL pada 3 ekor marmut dan pada hari ke-21 lakukan pada 3 ekor sisanya. Amati hewan-hewan tersebut selama 30 menit setelah setiap suntikan intravena dan amati lagi 24 jam kemudian. Uji dinyatakan memenuhi syarat jika hewan uji tidak menunjukkan reaksi anafilaksis seperti batuk, bulunya berdiri atau kesulitan pernafasan.

 

Antigenesitas Larutkan 10,0 g zat dalam larutan natrium klorida P 0,9% hingga 100 mL, sterilkan. Lanjutkan penetapan seperti tertera pada Antigenisitas dalam Injeksi Dekstran 40.

 

Distribusi bobot molekul, bobot dan jumlah rata-rata bobot molekul Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

Fase gerak Larutkan 7,1 g natrium sulfat anhidrat P dalam 1000 mL air, saring dan awudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.

Larutan kalibrasi Larutkan secara terpisah Dekstran 4 Kalibrasi BPFI, Dekstran 10 Kalibrasi BPFI, Dekstran 40 Kalibrasi BPFI, Dekstran 70 Kalibrasi BPFI, dan Dekstran 250 Kalibrasi BPFI, dalam Fase gerak hingga kadar masing-masing lebih kurang 20 mg per mL.

Larutan penanda Buat larutan yang mengandung    3 mg dekstrosa dan 3 mg Penanda Dekstran V0 BPFI per mL Fase gerak.

    Larutan kesesuaian sistem Buat larutan Dekstran 40 Kesesuaian Sistem BPFI dalam Fase gerak dengan kadar 20 mg per mL.

    Larutan uji Buat larutan zat dalam Fase gerak dengan kadar 20 mg per mL.

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor indeks bias dan tiga kolom 7,5 mm x 30 cm berisi bahan pengisi L38 dan suhu dijaga agar tidak berubah. Lakukan kromatografi terhadap Larutan penanda, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: profil eluasi menunjukkan dua puncak, yang pertama adalah penanda V0 sedangkan yang kedua adalah dekstrosa. Tetapkan volume celah sistem, V0, yaitu titik infleksi bagian menaik dari puncak pertama. Tentukan volume total VT, yaitu titik maksimal puncak kedua; faktor ikutan, t, puncak dekstrosa tidak lebih dari 1,3; dan simpangan baku relatif dari perbandingan Vo/VT tidak lebih dari 1%. Lakukan kromatografi terhadap masing-masing Larutan kalibrasi, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: Bagi setiap profil menjadi paling sedikit 60 bagian vertikal dengan kenaikan volume yang sebanding. (Jumlah bagian tersebut dilambangkan dengan a pada persamaan di bawah). Rekam yi, ketinggian di atas garis dasar, sesuai dengan setiap nilai vi, yaitu volume eluasi pada sesi tersebut. Untuk tiap nilai vi, hitung koefisien distribusi Ki, dengan rumus:

Cari nilai b1, b2, b3, b4 dan b5 dengan metode yang sesuai (metode Gauss-Newton, dimodifikasi oleh Hartley, program kurva untuk regresi “nonlinear” juga bisa digunakan). Kemudian, substitusikan angka-angka tersebut ke dalam persamaan berikut:

Masukkan nilai Mi yang diperoleh dari persamaan di atas dan nilai yi ke dalam persamaan berikut:

Nilai bobot molekul rata-rata tidak lebih dari 5% dari yang tertera pada etiket untuk setiap Larutan kalibrasi dan 180 ± 2 untuk dekstrosa.

Lakukan kromatografi pada Larutan kesesuaian sistem, rekam krimatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur. Hitung dari distribusi bobot molekul total dengan menggunakan prosedur seperti tertera pada Larutan kalibrasi, dan masukkan nilai-nilai b1, b2, b3, b4 dan b5 yang kini telah diketahui. Nilai antara 39.000 dan 46.000. Dengan cara yang sama, hitung   dari dekstran fraksi tinggi yang tereluasi melalui bagian n dengan rumus:

 nilai n ditentukan dengan hubungan berikut:

Nilai antara 111.000 dan 135.000.

Dengan cara yang sama, hitung   dari dekstran fraksi rendah yang tereluasi dalam dan setelah bagian m dengan rumus berikut:

Nilai m ditentukan dengan:

Nilai antara 6.000 dan 9.000.

    Prosedur Lakukan kromatografi terhadap 50 ?L Larutan uji, rekam kromatogram dan ukur respons puncak. Hitung bobot molekul rata-rata, , distribusi bobot molekul dari dekstran fraksi tinggi dan distribusi bobot molekul fraksi rendah seperti tertera pada Kesesuaian sistem pada Kromatografi <931>. Nilai berturut-turut adalah 35.000 - 45.000, tidak lebih dari 120.000 dan tidak kurang dari 5.000. Dengan nilai b1, b2, b3, b4 dan b5 yang didapat dari Larutan kalibrasi dan Sistem kromatografi, hitung nilai bobot molekul rata-rata,   , distribusi bobot molekul total dari Larutan uji dengan memasukkan nilai Mi dan yi dalam persamaan:

Nilai rata-rata bobot molekul,   antara 16.000 sampai 30.000. Jika pada etiket dinyatakan dekstran 40 adalah untuk sediaan injeksi, rasio         adalah 1,4 sampai 1,9.

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. Simpan pada suhu 25° masih diperbolehkan pada suhu antara 15° dan 30°.