Leuprorelin


Leuprorelin

 

 

5-okso-L-propil-L-histidil-L-triptopil-L-seril-L-tirosil-D-leusil-L-leusil-L-arginil-N-etil-L-prolinamida [53714-56-0]

C59H84N16O12                                                               BM 1209,42             

 

Leuprorelin mengandung tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari 103,0%, C59H84N16O12, dihitung terhadap zat anhidrat dan bebas asam asetat.

 

Pemerian Serbuk putih sampai putih. Bersifat higroskopis.

 

Baku pembanding Leuprorelin BPFI Simpan pada suhu -20°±5°, terlindung dari cahaya. Endotoksin BPFI; [Catatan bersifat pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi]. Rekonstitusi seluruh isi, simpan larutan dalam lemari pendingin dan gunakan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dalam lemari pembeku.

 

Identifikasi

    A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Leuprorelin BPFI.

    B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti diperoleh pada Penetapan kadar.

   

Air <1031> Tidak lebih dari 5,0%.

 

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,3%.

 

Endotoksin Bakteri <201> Tidak lebih dari                  16,7 unit Endotoksin FI per mg leuprorelin, jika digunakan untuk pembuatan sediaan parenteral tanpa prosedur sterilisasi lebih lanjut.

 

Asam asetat Antara 4,7% dan 9,0%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan A Encerkan 0,7 mL asam fosfat P dengan 1000 mL air, atur pH hingga 3,0 dengan penambahan natrium hidroksida LP.

    Larutan B Gunakan metanol P.

    Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan A dan Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi.

    Pengencer Campuran Larutan A- Larutan B (95:5).

    Larutan baku Encerkan asam asetat glasial P dengan Pengencer hingga kadar 0,10 g per liter.

    Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 10,0 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur 10-mL, larutkan dan encerkan dengan Pengencer sampai tanda.    

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 210 nm dan kolom berukuran 4,6 mm x 25 cm yang berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang 1,2 mL per menit. Kromatograf diprogram sebagai berikut:

 

Waktu

menit

Larutan A

 (%)

Larutan B

 (%)

0-5

95

5

5-10

95 à 50

5 à 50

10-20

50

50

20-22

50 à 95

50 à 5

22-30

95

5

 

Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi asam asetat adalah antara 3 dan 4 menit.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 10 µL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur semua respons puncak. Hitung persentase asam asetat dalam zat.

 

Cemaran organik Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Fase gerak Larutkan lebih kurang 15,2 g trietilamina P dalam 800 mL air. Atur pH hingga 3,0 dengan penambahan asam fosfat P dan encerkan dengan air hingga 1000 mL. Masukkan 850 mL larutan ini, ke dalam 150 mL campuran propanol P-asetonitril P (2:3). Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan baku A Timbang saksama sejumlah Leuprorelin BPFI, larutkan dan encerkan dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang 1,0 mg per mL.

    Larutan baku B Pipet lebih kurang 0,5 mL Larutan baku A, masukkan ke dalam labu tentukur 10-mL, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.

    Larutan uji A Timbang saksama sejumlah zat, larutkan dan encerkan dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang 1,0 mg per mL.

    Larutan uji B Pipet lebih kurang 0,5 mL Larutan uji A, masukkan ke dalam labu tentukur 10-mL, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.

    Larutan resolusi Larutkan 5,0 mL Larutan baku A ke dalam 50,0 mL air. Pipet 5 mL larutan ini, tambahkan 100 µL natrium hidroksida 1 N dan kocok kuat. Panaskan dalam oven pada suhu 100º selama 60 menit dinginkan segera dan tambahkan 50 µL asam fosfat encer LP, kocok kuat.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom berukuran 4,6 mm x 10 cm yang berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 3 µm. Laju alir lebih kurang antara 1,0 dan 1,5 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan resolusi, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi leuprorelin adalah antara 41 dan 49 menit; resolusi, R, antara puncak cemaran B dan leuprorelin tidak kurang dari 1,5.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 µL) Larutan resolusi  dan Larutan uji A ke dalam kromatograf, rekam kromatogram selama 90 menit dan ukur semua respons puncak. Hitung persentase cemaran dengan prosedur normalisasi.

    Masing-masing cemaran dan total cemaran tidak lebih dari batas yang tertera pada Tabel.

 

Nama

Waktu retensi relatif

Batas

(%)

Cemaran A

(X= L-His, Y= D-Ser: [4-D-serine]leuprorelin

0,8

0,5

Cemaran B

(X= L-His, Y= D-Ser: [2-D-histidin]leuprorelin

0,9

0,5

Cemaran C

(X3= L-Trp, X5= L-Tyr, X6 = X7 = L-leu: [6-L-leusin]leuprorelin

1,2

0,5

Cemaran D

[4-(O-asetil-L-serin)] leuprorelin

1,5

1,0

Cemaran E

(X3= D-Trp, X5= L-Tyr, X6 = D-Leu, X7 = L-Leu: [3-D-triptofan]leuprorelin

0,7

-

Cemaran F

(X= D-His, Y= D-Ser: [2-D-histidin,4-D-serin]leuprorelin

0,7

-

Cemaran G

(X3= L-Trp, X5= D-Tyr, X6 = D-Leu, X7 = L-Leu:    [5-D-tirosin]leuprorelin

1,3

-

Cemaran H

(X3= L-Trp, X5= L-Tyr, X6 = D-Leu, X7 = X7 = D-Leu: [7-D-leusin]leuprorelin

0,78

-

Cemaran I

[1-(5-okso-D-prolin)]leuprorelin

0,94

-

Cemaran J

[8-[5-N-[imino(1H-pirazl-1-il)metil]-L-ornitin]]leuprorelin

1,09

-

Cemaran K

[4-dehidroalina] leuprorelin

1,31

-

Cemaran lain tidak spesifik

-

0,5

Total cemaran

-

2,5

    Abaikan cemaran dengan puncak kurang dari 0,1%.

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Fase gerak Larutkan lebih kurang 15,2 g trietilamina P dalam 800 mL air. Atur pH hingga 3,0 dengan penambahan asam fosfat P dan encerkan dengan air hingga 1000 mL. Masukkan 850 mL larutan ini, ke dalam 150 mL campuran propanol P-asetonitril P (2:3). Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan baku A Timbang saksama sejumlah Leuprorelin BPFI, larutkan dan encerkan dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang 1,0 mg per mL.

    Larutan baku B Pipet lebih kurang 0,5 mL Larutan baku A, masukkan ke dalam labu tentukur 10-mL, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.

    Larutan uji A Timbang saksama sejumlah zat, larutkan dan encerkan dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang 1,0 mg per mL.

    Larutan uji B Pipet lebih kurang 0,5 mL Larutan uji A, masukkan ke dalam labu tentukur 10-mL, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.

    Larutan resolusi Larutkan 5,0 mL Larutan baku A ke dalam 50,0 mL air. Pipet 5 mL larutan ini, tambahkan 100 µL natrium hidroksida 1 M dan kocok kuat. Panaskan dalam oven pada suhu 100º selama 60 menit. dinginkan segera dan tambahkan 50 µL asam fosfat encer P, kocok kuat.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom berukuran 4,6 mm x 10 cm yang berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 3 µm. Laju alir lebih kurang antara 1,0 dan 1,5 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan resolusi, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi leuprorelin adalah antara 41 dan 49 menit; resolusi, R, antara puncak cemaran B dan leuprorelin tidak kurang dari 1,5.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 µL) Larutan baku B  dan Larutan uji B ke dalam kromatograf, rekam kromatogram selama 60 menit dan ukur respons puncak utama. Hitung persentase leuprorelin, C59H84N16O12 dalam zat dengan rumus:

 

 

 

rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak leuprorelin dari Larutan uji B dan Larutan baku B; CS adalah kadar Leuprorelin BPFI dalam mg per mL Larutan baku B; CU adalah kadar leuprorelin dalam mg per mL Larutan uji B berdasarkan bobot yang ditimbang.

   

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya, pada suhu tidak lebih dari 30º. Jika zat steril, simpan dalam wadah kedap dan tutup bersegel.

 

Penandaan Pada etiket cantumkan bobot leuprorelin dalam wadah.